BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat
Deficiency Syndrome (AIDS) dengan cara menyerang sel darah putih yang
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV
sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih
Jumlah kematian HIV dan AIDS di kalangan remaja di seluruh dunia yang
meningkat sebesar 50% antara tahun 2005 dan 2012 menunjukkan tren
meninggal dunia karena virus HIV pada tahun 2005. Jumlah itu meningkat menjadi
Pada saat ini telah ditemukan HIV jenis baru yang sangat agresif. Seorang
virus (HIV) yang jauh lebih agresif dari kebanyakan varian virus yang sebelumnya
Survailans HIV dan AIDS 2
diidentifikasi. Strain yang dikenal sebagai A3/02 adalah rekombinan, yang berarti
persilangan antara dua jenis HIV yang diidentifikasi sebelumnya. Strain ini berubah
dari HIV menjadi AIDS dalam waktu sekitar lima tahun, hampir dua sampai dua
setengah tahun lebih cepat dari strain kebanyakan yang sebelumnya dikenal. Sejauh
ini infeksi strain baru itu tampaknya terbatas hanya di Afrika Barat. Namun
dikhawatirkan bahwa rekombinan menjadi lebih umum dan bisa mulai menyebar
tinggi seperti Eropa dan Amerika Serikat. Para peneliti mengatakan rekombinan
berkembang lebih cepat dari yang sudah ada. Meskipun demikian strain terbaru ini
masih 'tunduk' pada pengobatan yang selama ini digunakan (Kompas, 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peningkatan tercepat dalam
kasus HIV dan AIDS di Asia. Penderita HIV dan AIDS di Indonesia telah sampai
tahap yang menghkhawatirkan karena telah merambah semua provinsi yang ada di
Indonesia. Percepatan penderita HIV maupun AIDS dapat terjadi pada siapa saja
tidak terbatas pada orang yang memilki perilaku yang menyimpang seperti resiko
seks bebas namun telah merambah kepada mereka yang sama sekali tidak mengerti
tentang HIV dan AIDS dan mereka yang berperilaku baik, misalnya ibu rumah
tangga yang setiap hari di rumah namun ia tertular dari suaminya. Selain itu
seorang bayi yang tidak berdaya bahkan baru dilahirkan harus menderita HIV
positif karena ditularkan dari ibu penderita HIV yang didapat dari suami atau ayah
tinggi, yang meliputi pengguna narkoba suntik, perempuan dan laki-laki pekerja
seks dan klien mereka, pria yang berhubungan seks dengan laki-laki dan orang-
orang transgender dan populasi rentan lainnya termasuk migran, tahanan, dan
transportasi.
menghentikan penyebaran HIV-AIDS. Namun Jumlah kasus HIV dan AIDS dari
tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya
Afrika, lebih dari dua pertiga (69 persen) dari semua orang yang hidup dengan
HIV, 23,5 juta diantaranya, tinggal di sub-Sahara Afrika dan termasuk 91 persen
mencapai 1,1 juta jiwa. Pada tahun 2012, sekitar 1,8 juta orang di wilayah itu
menjadi baru terinfeksi. Di Asia dan Pasifik, hampir 550.000 orang yang baru
terinfeksi pada tahun 2012 dan mengalami penurunan sebesar 26 % sejak tahun
2001 yang disebabkan karena penderita HIV yang mengakses pengobatan sudah
lebih banyak mencapai 1,25 juta pada tahun 2012. Berdasarkan Laporan WHO
sehingga jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS di Asia dan Pasifik
mencapai 4. 734.000 orang. Kematian akibat AIDS di seluruh wilayah Asia dan
Pasifik telah menurun 18 % sejak tahun 2005 menjadi sekitar 270.000 pada tahun
Survailans HIV dan AIDS 4
2012. Hal ini menggambarkan bahwa bagi sekitar 4,9 juta jiwa penderita HIV,
penyakit HIV ini tidak lagi sebagai hukuman mati, tetapi merupakan kondisi kronis
12 negara di Asia Pasifik mencapai lebih dari 90 % dan infeksi baru HIV di Asia
dan Pasifik mencapai lebih dari 90 % di negara Kamboja, Cina, India, Indonesia,
Vietnam. Berdasarkan laporan UNAIDS HIV di Asia dan Pasifik tahun 2012,
diperkirakan tertinggi pada negara India sebanyak 2,1 juta jiwa. Indonesia
termasuk urutan ketiga dengan jumlah penderita diperkirakan sebanyak 610 ribu
jiwa.
Asia dan Pasifik masih rendah. Namun, hal ini menggambarkan bahwa sebagaian
besar orang hidup dengan HIV. Prevalensi secara nasional rendah tetapi prevalensi
HIV dan tingkat insiden lebih tinggi di daerah geografis tertentu dan di antara
populasi yang berisiko tinggi. Ada variasi yang signifikan dalam epidemi HIV di
bahwa Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak
859, tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009
(9.793), tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511), dan pada
Tahun 2013 ditemukan kasus HIV: sebanyak 29.037 kasus. Jumlah kumulatif
infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Desember 2013 sebanyak 127.427
Survailans HIV dan AIDS 5
kasus, sedangkan jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (28.790),
diikuti Jawa Timur (16.253, Papua (14.087), Jawa Barat (10.198) dan Bali (8.059).
Data penderita AIDS dilaporkan bahwa AIDS sampai dengan tahun 2005
dilaporkan sebanyak 5.003, tahun 2006 (3.531), tahun 2007 (4.462), tahun 2008
(4.995), tahun 2009 (5.986), tahun 2010 (6.867) dan tahun 2011 (7.286), tahun
2102 (8.610), dan Desember 2013 (5.608). Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987
sampai dengan Desember 2013 sebanyak 52.348 orang. Persentase kumulatif kasus
AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (34,2%), kemudian diikuti
kelompok umur 30-39 tahun (29%), 40-49 tahun (10,8%), 15-19 (3,3%), dan 50-59
tahun (3,3%). Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 55,1% dan perempuan
29,7%. Sementara itu 15,2% tidak melaporkan jenis kelamin. Jumlah AIDS
tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (6.230), diikuti wiraswasta (5.892), tenaga
(2.047), penjaja seks (2.021), pegawai negeri sipil (1.601), dan anak
(10.116), Jawa Timur (8.725), DKI Jakarta (7.477), Jawa Barat (4.131), Bali
(3.985), Jawa Tengah (3.339), Sulawesi Selatan (1.703), Kalimantan Barat (1.699),
Sumatera Utara (1.301) dan Banten (1.042). Angka kematian (CFR) menurun dari
3,79% pada tahun 2012 menjadi 1,67% pada bulan Desember tahun 2013
(Kemenkes RI,2014).
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan sistem surveilans
analisis, dan analisis data secara terus menerus dan sistematis yang kemudian
mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit ini, dapat dilihat dari sistem
surveilans yang dilakukan dari tingkat bawah dan dilaporkan sampai ke tingkat
makalah ini untuk melihat sistem surveilans dan gambaran epidemiologi penyakit
B. Rumusan Masalah
di Indonesia
D. Manfaat
1. Akademik
Menambah pengetahuan terutama dalam memahami proses survailans penyakit
2. Ilmiah
Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan
terhadap penyakit HIV dan AIDS.
Survailans HIV dan AIDS 8
BAB II
a. Berdasarkan umur
Tabel 1
Estimasi Jumlah ODHA pada Semua Kelompok Umur
Secara Global
Negara 2001 2012
Carribean 280.000 250.000
Asia Timur 370.000 880.000
Eropa Timur Dan Asia Tengah 860.000 1.300.000
Amerika Latin 1.300.000 1.500.000
Asia Tengah dan Afrika Utara 150.000 260.000
Amerika Utara 970.000 1.300.000
Oceania 37.000 51.000
Asia Utara dan Selatan 3.700.000 3,900.000
Sub-Sahara, Afrika 21.700.000 25.000.000
Eropa Barat dan Tengah 590.000 860.000
Global 30.000.000 35.300.000
Sumber : UNAIDS, 2012
Tabel 2
Estimasi Jumlah ODHA pada usia dewasa (>15 tahun)
Secara Global
Negara 2001 2012
Carribean 250.000 230.000
Asia Timur 370.000 880.000
Eropa Timur Dan Asia Tengah 850.000 1.300.000
Amerika Latin 1.300.000 1.400.000
Asia Tengah dan Afrika Utara 130.000 250.000
Amerika Utara 970.000 1.300.000
Oceania 35.000 48.000
Asia Utara dan Selatan 3.600.000 3.700.000
Sub-Sahara, Afrika 19.400.000 22.100.000
Eropa Barat dan Tengah 590.000 860.000
Global 27.500.000 32.100.000
Sumber : UNAIDS, 2012
Tabel 3
Survailans HIV dan AIDS 9
Tabel 4
Persentase ODHA pada usia 15-24 tahun
Secara Global
Negara 2001 2012
Carribean 0.5 0.3
Asia Timur <0.1 <0.1
Eropa Timur Dan Asia Tengah 0.2 0.3
Amerika Latin 0.1 0.2
Asia Tengah dan Afrika Utara <0.1 <0.1
Amerika Utara 0.1 0.3
Oceania <0.1 <0.1
Asia Utara dan Selatan 0.1 0.1
Sub-Sahara, Afrika 2.5 1.2
Eropa Barat dan Tengah <0.1 <0.1
Global 0.5 0.3
Sumber : UNAIDS, 2012
penderita HIV dan AIDS sampai tahun 2001 berada pada kelompok usia
dewasa (>15 tahun) dan menurun menjadi 90,9% pada tahun 2012 di
Gambar 1
Prevalensi HIV Rata-Rata Di Antara Pekerja Seks,
Menurut wilayah, 2007-2012
Gambar 2
Prevalensi HIV di Kalangan Pekerja Seks di Afrika,
2007-2012
Gambar 3
Laporan Penggunaan Kondom Pada Seks Komersial Terakhir,
Menurut Wilayah, 2009-2012
Gambar 4
Prevalensi Rata-rata HIV pada Homoseksual,
Menurut Wilayah, 2007-2012
Gambar 5
Persentase Homoseksual yang Hidup dengan HIV
di Amerika Latin, 2003-2012
Gambar 6
Prevalensi Rata-rata HIV pada IDU,
Menurut Wilayah, 2007-2012
Gambar 7
Prevalensi HIV pada IDU di Eropa Timur, Asia Tengah, Asia Timur
dan Asia Tenggara, 2005-2012
Survailans HIV dan AIDS 14
suntik (IDU’s), dan pekerja seks memiliki resiko yang tinggi. Hal tersebut
HIV dari tahun ke tahun pada pekerja seks, homoseks, dan IDUs.
Jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan dari 1 Januari sampai 31
Desember 2013 yaitu kasus HIV sebanyak 29.037 orang dan yang sampai pada
tahap AIDS sebanyak 5.608 orang (Kemenkes RI, 2014). Adapun secara
kumulatif jumlah HIV dan AIDS sejak pertama kali muncul di Indonesia pada
tahun 1987 sampai 31 Desember 2013 yaitu sebanyak 127.416 orang dan yang
sampai pada tahap AIDS sebanyak 52.348 orang (Kemenkes RI, 2014).
Survailans HIV dan AIDS 15
Grafik 1
Frekuensi Kumulatif Penderita AIDS
Berdasarkan Jenis Kelamin di Indonesia Tahun 1987-2013
28846
30000
25000
20000 15565
Frekuensi
15000
7937
10000
5000
0
Laki-Laki Perempuan Tidak diketahui
Sumber: Kemenkes RI, 2014
tabel berikut :
Survailans HIV dan AIDS 16
Tabel 5
Frekuensi Kumulatif Penderita HIV dan AIDS
Berdasarkan Kelompok Umur di Indonesia
Tahun 1987-2013
Kelompok Umur Jumlah Penderita
<1 234
1-4 921
5-14 418
15-19 1.710
20-29 17.892
30-39 15.204
40-49 5.628
50-59 1.733
>60 522
Tidak diketahui 8.086
Jumlah 52.348
Indonesia berada pada kelompok umur 20-29 tahun sebesar 17.892 orang
(34,18%), sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur <1
Tabel 6
Frekuensi Kumulatif Penderita HIV dan AIDS
Berdasarkan Faktor Resiko di Indonesia
Tahun 1987-2013
Faktor Resiko Jumlah Penderita
Heteroseksual 32.719
Survailans HIV dan AIDS 17
Homo-Biseksual 1.274
IDU 8.407
Transfusi Darah 123
Transmisi Perinatal 1.438
Tidak Diketahui 7.954
Jumlah 51.915
Sumber : Kemenkes RI, 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor risiko HIV dan
63,02%. Penularan virus melalui cara ini biasanya terjadi pada kegiatan
prostitusi, dimana banyak pekerja seks komersial yang menderita HIV dan
AIDS dan menularkannya pada partner yang menggunakan jasanya. Bisa juga
atau istri yang telah terjangkit virus tidak mengetahui bahwa dirinya
mengidap HIV dan AIDS. Sehingga penularan pun berlanjut kepada anak
manakala sang istri hamil tanpa mengetahui dirinya juga telah mengidap HIV
dan AIDS.
B. Menurut Waktu
Grafik 2
Distribusi Estimasi Orang yang Hidup dengan HIV dan AID
Secara Global Tahun 2001-2012
Grafik 3
Distribusi Estimasi Kasus Baru HIV dan AID
Secara Global Tahun 2001-2012
Survailans HIV dan AIDS 19
Grafik 4
Distribusi Estimasi Orang yang Meninggal dengan HIV dan AID
Secara Global Tahun 2001-2012
orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2012, meningkat dari 29,4 juta pada tahun
Survailans HIV dan AIDS 20
2001. Peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya karena lebih banyak orang yang
menengah, infeksi baru telah menurun sebesar 50 % atau lebih . Namun, dari hail
estimasi UNAIDS juga menjelaskan ada sekitar 2,3 juta infeksi baru pada tahun
2012 atau lebih dari 6.300 infeksi HIV baru per hari (Grafik 2).
Umumnya faktor utama yang menjadi sumber penularan infeksi baru HIV
bervariasi. Di beberapa negara lain, pria yang berhubungan seks dengan laki-laki
(homoseks), pengguna narkoba suntik, dan pekerja seks juga berisiko secara
signifikan. Meskipun kapasitas tes HIV telah meningkat dari waktu ke waktu,
kemungkinan sebagian besar orang dengan HIV yang masih tidak menyadari
bagi orang dengan HIV worldwide.Pada tahun 2012 , sekitar 13 % kasus TB baru
terjadi pada orang yang hidup dengan HIV . Namun, antara tahun 2004 dan 2012
Pada saat yang sama jumlah kematian akibat AIDS juga menurun dengan 1,6
( 1,4-1,9 ) juta kematian AIDS pada tahun 2012 , turun dari 2,3 ( 2,1-2,6 ) juta pada
tahun 2005. Tingkat prevalensi dunia ( rata – rata persentase usia 15-49 yang
terinfeksi ) telah diratakan sejak tahun 2001 dan pada tahun 2012 menunjukkan
Survailans HIV dan AIDS 21
prevalensi HIV dan AIDS sebanyak 0,8%. Dari 1,6 juta orang yang meninggal
karena AIDS pada tahun 2012, terjadipenurunan 30% sejak tahun 2005. Kematian
Benua Asia menunjukkan jumlah orang yang hidup dengan HIV juga mengalami
peningkatan, dan jumlah kasus baru dan jumlah orang yang meninggal dengan HIV
mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 5
Distribusi Estimasi Kasus Baru, Jumlah Orang yang Meninggal dan Dapat
Bertahan Hidup Dengan HIV dan AIDS dI Benua Asia dan Pasifik
Survailans HIV dan AIDS 22
Tahun 2001-2012
(220.000-550.000) infeksi HIV baru di Asia dan Pasifik pada tahun 2012, dimana
terjadi penurunan sebesar 26% sejak tahun 2001. Hal ini dikarenkan lebih banyak
orang dari sebelumnya mengakses pengobatan sebanyak 1,25 juta pada tahun 2012.
cakupan pengobatan secara keseluruhan adalah 51% (43-63%) di Asia dan Pasifik,
dimana terjadi peningkatan 46% sejak tahun 2009. AIDS terkait kematian di seluruh
Survailans HIV dan AIDS 23
wilayah telah menurun 18% sejak tahun 2005 menjadi sekitar 270.000 (190.000-
360.000) pada tahun 2012. Sehingga, bagi banyak penderita dari 4,9 juta (3,7-6,3
juta) orang yang hidup dengan penyakit HIV, dimana penyakit ini tidak lagi
memvonis mati penderita, tetapi bagaimana mengelola kondisi kronis dari peyakit
ini.
C. MENURUT TEMPAT
Tabel 5
Distribusi Insidensi dan Prevalensi HIV dan AIDS Berdasarkan Negara
di Dunia Tahun 2012
Orang hidup Jumlah Prevalensi
Negara
dengan HIV (%) Kasus Baru Kasus (%)
Sub – Sahara Afrika 25,0juta jiwa (71 1,6 juta jiwa 4,7 %
%)
Asia Selatan / Tenggara 4,0juta jiwa (11 %) 270.000 0,3 %
jiwa
Amerika Latin 1,5juta jiwa (4 %) 86.000 jiwa 0,4 %
EropaTimur / Asia 1,3juta jiwa (4 %) 130.000 0,7 %
Tengah jiwa
Amerika Utara 1,3juta jiwa (4 %) 48.000 jiwa 0,5 %
Eropa Barat / Tengah 860.000 jiwa (2 %) 29.000 jiwa 0,2 %
Asia Timur 880.000 jiwa (2 %) 81.000 jiwa < 0,1 %
Timur Tengah / Arika 260.000 jiwa (0,7 32.000 jiwa 0,1 %
Utara %)
Cariiba 250.000 jiwa(0,7 12.000 jiwa 1,0 %
%)
Oceania 51.000 jiwa (0,7 %) 2.100 jiwa 0,2 %
Secara Global 35,3 juta jiwa (100 2,3 juta 0,8 %
%) jiwa
Sumber : UNAIDS, 2013
negara Sub-Sahara Afrika dengan jumlah kasus sebanyak 1,6 juta jiwa (prevalensi
4,7%) dan orang yang hidup dengan HIV-AIDS sebanyak 25,0 juta (71%).
Survailans HIV dan AIDS 24
Sedangkan negara yang terendah jumlah kasus HIV dan AIDS adalah Negara
Oceania deengan jumlah kasus baru 2.100 jiwa (prevalensi 0,2 %) dan jumlah orang
yang hidup dengan HIV dan AIDS sebanyak 51.000 jiwa (0,7%).
a. Sub-Sahara Afrika
Dari semua negara Sub-Sahara Afrika, wilayah paling parah, adalah rumah bagi
71% dari orang yang hidup dengan HIV tetapi hanya sekitar 12% dari populasi. Dari
jumlah keseluruhan kasus, sebagian besar adalah anak - anak dengan HIV hidup di
wilayah ini (88%). Hampir semua negara-negara di kawasan itu telah umum terjadi
epidemi HIV yaitu dimana tingkat prevalensi HIV nasional mereka lebih besar dari
1% . Di 8 negara bagian, 10% atau lebih orang dewasa diperkirakan positif HIV.
Afrika Selatan memiliki jumlah tertinggi orang yang hidup dengan HIV di dunia
(4,3 juta). Swaziland memiliki tingkat prevalensi tertinggi di dunia (24,8%) . Data
kestabilan jumlah kasus baru (tidak meningkat) atau bahkan menurun di banyak
negara bagiannya
Sekitar 1,6 juta orang diperkirakan hidup dengan HIV di Amerika Latin dan Karibia
gabungan, termasuk 98.000 yang baru terinfeksi pada tahun 2012. Di Negara
Karibia itu sendiri, dengan tingkat prevalensi HIV pada orang dewasa dari 1%,
merupakan daerah paling terpukul kedua di dunia setelah Afrika sub-Sahara. Tujuh
negara di Amerika Latin dan Karibia telah mengalami epidemi umum, dengan
Bahama memiliki tingkat daerah prevalensi tertinggi (3,4-3,5%), dan Negara Brazil
Survailans HIV dan AIDS 25
merupakan salah satu negara dengan jumlah terbesar orang yang hidup dengan
penyakit HIV.
Diperkirakan 1,3 juta orang hidup dengan HIV di wilayah ini, termasuk 130.000
kasus baru terinfeksi HIV pada tahun 2012. Epidemi tersebut terutama disebabkan
sebagai faktor risiko yang memainkan peranan penting. Federasi Rusia dan Ukraina
memiliki tingkat prevalensi tertinggi di wilayah ini, dan Rusia memiliki jumlah
d. Asia
Diperkirakan 4,8 juta orang hidup dengan HIV di seluruh Asia Selatan/Tenggara
dan Asia Timur. Daerah ini juga rumah bagi dua negara yang paling padat
penduduknya di dunia - China dan India dan tingkat prevalensi bahkan relatif
peningkatan kasus baru seperti yang terjadi di Indonesia, Pakistan, Malaysia dan
Grafik 6
Distribusi Estimasi Negara-Negara dengan Kasus Baru HIV dan AIDS di
Benua Asia dan Pasifik Tahun 2001 dan 2012
Survailans HIV dan AIDS 26
mencapai lebih dari 90% dari orang yang hidup dengan HIV dan lebih dari 90%
infeksi HIV baru di Asia dan Pasifik yang terdiri dari Negara Kamboja, Cina, India,
dan Vietnam. Prevalensi nasional secara keseluruhan dari HIV di sebagian besar
negara di Asia dan Pasifik masih tergolong rendah. Namun, prevalensi nasional
yang rendah menutupi prevalensi HIV yang tinggi dan tingkat insidensi di wilayah
geografis tertentu dan di antara populasi kunci pada risiko yang lebih tinggi.
Grafik 7
Distribusi Estimasi Negara -Negara yang Terjadi Peningkatan Kasus Baru
HIV dan AIDS di Benua Asia dan Pasifik Tahun 2001-2012
Survailans HIV dan AIDS 27
secara keseluruhan masih tergolong rendah namun jumlah kasus baru tetap
jumlah kasus baru sebanyak 26% sejak tahun 2001 telah mencakup beberapa
penurunan jumlah kasus baru HIV sejak tahun 2001, termasuk India (57%),
Namun dalam lima tahun terakhir, jumlah keseluruhan kasus baru di sebagian
jelas dalam sejumlah negara. Sebagai contoh, antara tahun 2001 dan 2012, infeksi
kasus HIV baru mengalami peningkatan 2,6 kali di Indonesia; Pakistan telah
menyaksikan peningkatan delapan kali lipat dan infeksi baru di Filipina telah lebih
kelompok penduduk tertentu pada risiko HIV lebih tinggi atau rentan. Sulitnya
mengukur jumlah kasus baru infeksi HIV sehingga sebagian besar negara di Asia
dan Pasifik tidak memantau secara langsung. Selain itu system pelaporan kasus pasif
masih lemah, dan tren fokus area untuk mengurangi infeksi baru karena itu paling
kumulatif HIV dan AIDS pada tahun 2013. Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa
Jumlah kasus HIV dan AIDS tiga besar terbanyak di Indonesia berasal dari tiga
provinsi yaitu, Provinsi Papua, Jawa Timur dan Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 5
Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS Berdasarkan Provinsi
Cumulative HIV &AIDS Cases by Cases by Province
Survailans HIV dan AIDS 29
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS tiga besar
DKI Jakarta. Angka AIDS di Papua, tertinggi di antara seluruh provinsi yang ada di
Indonesia yaitu 7.795 kasus, menyusul Jawa Timur 6.900 kasus dan DKI Jakarta
Survailans HIV dan AIDS 30
sebanyak 6.299 kasus AIDS. Sedangkan untuk kasus HIV, Papua berada pada
peringkat ketiga sebanyak 10.113, setelah DKI Jakarta 22.925 dan Jawa Timur
Tingginya kasus HIV dan AIDS di wilayah tersebut tidak terlepas dari
heteroseksual. Perilaku seksual seperti itu merupakan salah satu penyebab terbesar
yang mendukung terjadinya perilaku berisiko dikalangan remaja dan golongan usia
produktif. Banyaknya lokalisasi PSK dan laki-laki yang menjadi langganan dari
PSK tidak menggunakan kondom, kaum gay dan masih kurang kesadaran dan
BAB III
Survailans HIV dan AIDS 31
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Survailans Epidemiologi
Ada banyak definisi surveilans yang dijabarkan oleh para ahli, namun
demikian, di dalam suatu system surveilans, hal yang perlu digaris bawahi
adalah:
waktu.
namun yang jauh lebih penting dari itu perlu adanya suatu analisis,
yang baik karena data ini merupakan dasar yang esensial dalam
dasarnya meliputi:
a. Pengumpulan data
penerimaan data.
c. Umpan balik dan diseminasi informasi yang baik serta respon yang tepat
laporan.
1. Tujuan Surveilans
Survailans HIV dan AIDS 33
masyarakat
2. Jenis-Jenis Surveilans
Amiruddin,2013).
a. Surveilans individu
sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama
2013).
1980an dan SARS. Dikenal dua jenis karantina: (1) Karantina total; (2)
b. Surveilans penyakit
laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus
surveilans vertikal dapat berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang tidak
c. Surveilans sindromik
sederhana (demam dan batuk atau sakit tenggorok) dan membuat laporan
umur dan jenis kelamin, dan jumlah total kasus yang teramati. Surveilans
sumber daya yang terbatas (DCP2; Erme dan Quade dalam Amiruddin,
2013).
e. Surveilans terpadu
Amiruddin, 2013).
f. Surveilans kesehatan
minimal 2 tanda mayaor seperti diare kronis selama 1 bulan, berat badan
disertai dengan 1 tanda minor yaitu seperti salah satunya batuk menetap
sensasi gatal.
serta sesudah test terhadap subjek dan yang terpenting harus rahasia agar
subjek yag diambil darahnya merasa nyaman dan tidak timbul rasa
khawatir misalnya tidak di beri nama bisa langsung nama kota atau nama
samara saja.
terkena AIDS seperti terdapat 2 tanda mayor serta 1 tanda minor, kedua
formulir penderita AIDS agar semua kasus dapat dilaporkan baik yang
Survailans HIV dan AIDS 40
sudah meninggal atau yang masih hidup, untuk yang sudah meninggal
meskipun sebelumnya sudah lapor pada saat meninggal juga wajib lapor,
karena penguburan mayat positif AIDS berbeda dengan yang biasa. d).
dari laporan penderita positif AIDS yang kemudian laporan kasus ini
dilaporkan pada saat menemukan penderita positif AIDS bisa melalui fax
atau email untuk sementara tetapi kemudian disusul dengan data secara
tertulis.
penyakit tertentu seperti HIV misalanya pada tempat lokalisasa atau pada
nama samaran, yang tidak ada kaitannya dengan subjek agar dapat
dianggap sebagai penyakit kutukan dari tuhan terhadap balasan apa yang
telah diperbuat, dan itu persepsi yang salah karena penularan HIV/AIDS
bisa saja dari pisau cukur yang sebelumnya di gunakan oleh penderita
HIV/ AIDS, atau mendapatkan donor darah dari penderita HIV/ AIDS
dll.
sebagai informasi dan menjelaskan tren HIV pada pada suatu populasi.
membuat suatu program agar terpusat dan tepat pada sasaran, serta
diseminasi data.
Sentinel.
Keterangan:
Distribusi data survailans dari unit survailans kepada unit survailans yang
sektor kesehatan, namun juga sektor lainnya di luar sektor kesehatan. Bagan
Indonesia.
menanggulangi HIV/AIDS.
Tabel
Matriks Pemetaan Program Pencegahan & Penanggulangan HIV dan AIDS
Lintas Sektor
Kerangka Program
Perawatan,
Peningkatan
Nama Lembaga dukungan, Mitigasi
Pencegahan Lingkungan
pengobatan Dampak
Kondusif
Pembuatan
PERDA
Kerjasama HIV/AIDS,
Survailans kasus
KPAD klinik koordinasi
HIV/AIDS
setempat stakeholder
&monev
Penambahan
kapasistas
pengelola
program,
Perluasan Harm
Survailans & advokasi &
Dinas akses reduction:
sosialisasi pembuatan
Kesehatan layanan penanggulanga
HIV/AIDS, regulasi,
VCT n dampak buruk
pelatihan &
revitalisasi
konselor
Penyuluhan
Kantor KB & Kespro, PIKR,
Pemberdayaan Pendidik & - - -
Perempuan Konselor sebaya
Pembinaan
ekstrakulikuler
pelajar untuk
Dinas
bahaya narkoba, - - -
Pendidikan
pendidik &
konselor sebaya
berupa lapangan
n kerja baru
Pembentukan
Sosialisasi Komunitas
Harm
HIV/AIDS di Warga/Keluarga
reduction, TOT
LSM sekolah,pesantren, - Peduli AIDS,
petugas &
kajian HIV/AIDS advokasi
relawan Lapas,
dll kebijakan
Penyuluhan &
pembinaan
Kantor &
rohani, calon
kelompok - - -
pengantin, remaja
Agama
dll
Penguatan
Dana
Parpol-DPR Kebijakan/Perda
operasional - -
Kota penanggulangan
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jika program pada matriks di atas dilihat lebih rinci lagi, program
program ini terutama adalah Kantor KB dan PP dan juga Dinas Kesehatan
resiko, kelompok rentan, dan kelompok umum. Kelompok resiko tinggi yaitu
wanita pekerja seks dan pengguna jasanya, penasun, waria, dan narapidana.
Kelompok rentan yang telah disasar program yaitu remaja sekolah dan
2. Penderita ODHA
3. Keluarga ODHA
4. Penasun
6. Klien WPS
7. Tenaga kesehatan
9. Petugas LAPAS
kelompok terinfeksi dan kelompok resiko tinggi. Untuk kelompok terinfeksi dan
Sampai dengan Desember 2013, layanan HIV dan AIDS yang aktif
melaporkan di Indonesia:
1. 990 layanan Konseling dan Tes HIV (KT), termasuk Tes HIV dan Konseling
melakukan pengobatan ARV, terdiri dari 284 RS Rujukan PDP (induk) dan
134 satelit.
dan Edukasi).
adalah 95,95% (37.820 orang) menggunakan Lini 1 dan 3,01% (1.186 orang)
INDONESIA
Setelah ada penderita yang dicurigai HIV dan AIDS maka petugas
2) Kompilasi Data
kejadian HIV dan AIDS. Kompilasi data kejadian HIV dan AIDS di
Report).
3) Analisis Data
situasi yang ada dalam masyarakat. Analisis data yang digunakan adalah
4) Interpretasi Data
HIV dan AIDS) dengan sistem online maka pelaporan untuk kejadian HIV
jumlah kasus HIV dan AIDS. Sedangkan untuk laporan mengenai tindakan
Program (IHPCP).
5) Diseminasi Data
penelitian secara pasif, hanya dilakukan apabila ada permintaan data dari
digunakan.
Survailans HIV dan AIDS 53
a. Simplicity
b. Fleksibilitas
dan personil.
c. Acceptability
sistem tersebut.
d. Sensitivitas
akurat.
f. Representative
g. Timeliness
a. Manfaat Umum:
HIV/AIDS.
b. Manfaat Khusus:
distribusinya.
sebagai berikut :
penelitian epidemiologi.
terjadinya dari waktu ke waktu (musiman, dari tahun ke tahun), dan cara
yang cepat dan tepat, yaitu melakukan perencanaan yang sesuai dengan
permasalahannya.
Wabah HIV / AIDS di Thailand merupakan salah satu yang paling luas dan
di dunia. Dari waktu wabah HIV pertama di antara pria yang berhubungan seks
dengan sistem surveilans dengan aktif dan cepat mampu menekan evolusi
epidemi HIV.
HIV telah menjadi kunci keberhasilan Program Thai AIDS. Baik pemerintah dan
sektor swasta telah menunjukkan komitmen yang luar bia dan fleksibilitas dalam
kesadaran tren dan pola dari HIV menyebar dan perilaku berisiko, dan yang
Thailand untuk memerang epidemi HIV dimulai pada tahun 1989. GTZ telah
perilaku di beberapa propinsi di Utara dan Selatan Thailand. Proyek ini juga
1. Surveilans Sentinel
bahwa kekuatan HIV menyebar dari IDU melalui transmisi seksual lainnya
laki-laki dan perempuan pekerja dan pasien STD di 14 dari 73 provinsi ANC
peserta dan donor darah juga termasuk dalam sistem surveilans pada saat itu
menutupi beberapa tinggi dan rendah – risiko populasi (wanita hamil , donor
darah , jenis kelamin pekerja , pasien STD pria , pengguna narkoba suntik )
Data yang dikumpulkan pada status HIV, usia, jenis kelamin dan tempat
Survei dilakukan secara teratur setiap 6 bulan sampai tahun 1995, ketika
standar dan Perubahan cepat dalam tingkat infeksi yang tidak lagi
sekitar 60.000 militer yang berusia 21 tahun direkrut dari seluruh negeri diuji
untuk HIV setiap tahun. Dalam rangka untuk mendapatkan wawasan tentang
pola geografis penyebaran HIV, data agregat sesuai dengan tempat tinggal
terbaru.
3. Studi Cohort
Selain itu calon anggota militer yang terbukti positif akan dilakukan atau
berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), STD pengunjung klinik dan donor
darah telah diikuti untuk menentukan tingkat infeksi HIV baru dan faktor
Pada tahun 1990, sepertiga dari propinsi melaporkan infeksi HIV di antara
peserta ANC, dan itu menjadi jelas bahwa a) jangkauan geografis epidemik
dan perempuan yang berisiko tinggi terinfeksi. Survei perilaku nasional ini
Data pada pengguna narkoba suntik dan perilaku sksual, seperti onset
berbagi jarum dan desinfeksi praktek , dikumpulkan dari sampel lebih dari
penggunaan narkoba dan perilaku seks sebagai hasil dari upaya pencegahan
Survailans HIV dan AIDS 60
HIV. Tahun 1993, survei perilaku nasional diulang dan sistem surveilans
survei perilaku telah sejak dilakukan setiap tahun, untuk melacak perilaku
seksual di kalangan 15-29 tahun wajib militer, pria dan wanita buruh pabrik,
sekolah menengah pria dan wanita siswa dan ANC peserta. Di Bangkok,
sistem telah melibatkan tatap muka wawancara singkat untuk ikuti sejumlah
indikator kunci perilaku termasuk seks komersial, seks dengan tanpa ikatan
dengan pasangan dan penggunaan kondom dengan teratur dan pasangan seks
Survailans HIV dan AIDS 61
dengan ikatan jika ada yang berpotensi menularkan. Sekitar 1.400 laki-laki,
dengan kuesioner.
Selain survailans sero HIV dan surveilans perilaku, kasus STD pelaporan
G. SISTEM SURVEILANS HIV DAN AIDS SAAT INI DAN MASA DEPAN
sebagai alat pemantauan utama, dalam dua pelaporan contoh kasus lain yang
dan kelemahan. Sebuah kekuatan Pelaporan kasus AIDS adalah bahwa hal
dasar untuk memperkiraka beban penyakit terkait HIV dan permintaan untuk
bahwa kasus AIDS merupakan infeksi yang didapat beberapa tahun di masa
terbatas pola penularan HIV saat ini. Oleh karena itu hampir tidak relevan
B. Suveilans Sentinel
Terutama karena keterbatasan yang melekat pada kasus berpotensi
padapelaporan dengan biaya yang tinggi, metode yang sesuai seperti survei
Program Global AIDS dan penelitian berafiliasi lembaga lebih dari satu
perawatan HIV,
a. Masukan
terampil
1 roda dua.
b. Proses
setahun
c. Keluaran
layanan.
diskriminasi
kesehatan,
persalinan yang tepat dan aman, sesuai kondisi ibu hamil dengan
HIV.
Layanan
HIV
pengobatan
pelaksana program
Survailans HIV dan AIDS 68
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Distribusi kejadian HIV dan AIDS secara global pada tahun 2001 sekitar
91,7% dari akumulasi penderita HIV dan AIDS sampai tahun 2001 berada
pada kelompok usia dewasa (>15 tahun) dan menurun menjadi 90,9% pada
tahun 2012 di kelompok umur yang sama dengan infeksi HIV terbesar di
28.846 orang (55,1%), dengan terbanyak berada pada kelompok umur 20-29
tahun sebesar 17.892 orang (34,18%), sedangkan yang paling sedikit berada
pada kelompok umur <1 tahun sebesar 234 orang (0,45%), sedangkan
berdasarkan faktor risiko HIV dan AIDS, terbesar pada faktor hubungan
peningkatan, dan jumlah kasus baru dan jumlah orang yang meninggal
4. Jumlah kasus baru yang tertinggi secara global adalah di negara Sub-Sahara
Afrika dengan jumlah kasus sebanyak 1,6 juta jiwa (prevalensi 4,7%) dan
5. Jumlah kasus HIV dan AIDS tiga besar terbanyak di Indonesia berasal dari
Representative, Timeliness.
pelaporan dan sumber data awal ≥ 80 %, ketepatan laporan unit pelapor dan
kali atau lebih setahun, umpan balik sebesar 80 % atau lebih), dan Keluaran
B. Saran
perhatian khusus agar angka penderitanya tidak tinggi. Hal ini dapat
Survailans HIV dan AIDS 70
pasangan.
penularan HIV dan AIDS, sehingga petugas kesehatan bisa lebih fokus
melakukan kunjungan dan pemeriksaan rutin di daerah itu. Hal ini karena
menerus.
Survailans HIV dan AIDS 71
DAFTAR PUSTAKA
Kompas, 2013. Ilmuwan Temukan HIV Jenis Baru yang Sangat Agresif.
http://www.forum.kompas.com. Diunduh pada 4 April 2014
UNAID. 2013. UNAIDS Report On The Global AIDS Epidemic 2013. Diakses
pada
http://www.unaids.org/en/media/unaids/contentassets/documents/epidemiolo
Survailans HIV dan AIDS 72
UNAIDS, 2013. HIV in Asia and The Pasific-UNAIDS report 2013. situs :
http://www. unaids.org. Diunduh pada 3 April 2014