Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MID

SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

OLEH :

LINA ANDRIANI
A1N119031

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
Terjadinya Pertempuran di Ambarawa
Peristiwa Pertempuran di Ambarawa ini terjadi pada tanggal 20 November
1945. Dan berakhir hingga tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR
(Indonesia) melawan pasukan sekutu (Inggris). Ambarawa merupakan sebuah kota
yang terletak di antara dua kota yaitu Semarang dan Magelang, juga di antara
Semarang dan Salatiga. Peristiwa Ambarawa ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh
mendaratnya pasukan Inggris dari Divisi India ke-23 di Kota Semarang pada tanggal
20 oktober 1945. Pemerintah Indonesia memperkenankan sekutu untuk mengurus
tawanan perang yang saat itu berada di penjara Magelang dan Ambarawa.
Terjadinya Pertempuran Ambarawa Kedatangan pasukan Inggris yang
kemudian diikuti oleh pasukan NICA (Nederlandsch Indië Civiele
Administratie). Sekutu lalu mempersenjatai para bekas tawanan perang Eropa
tersebut. Sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah insiden di Kota
Magelang. Dan kemudian sampai pada puncaknya terjadi pertempuran antara
pasukan TKR melawan pasukan sekutu (Inggris). Insiden tersebut dapat diredakan
dan berakhir setelah Presiden Ir. Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell dari Sekutu
datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945.
Pada akhirnya mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan
memperoleh kata sepakat antara kedua pihak yang dituangkan dalam 12 pasal.
Naskah persetujuan tersebut berisi antara lain sebagai berikut.
1. Pihak Sekutu dan para pasukannya akan tetap ditempatkan di Magelang.
Dengan tujuan untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus
evakuasi pasukan Sekutu yang ditawan oleh pasukan Jepang (RAPWI)
2. Palang Merah atau Red Cross yang menjadi bagian dari pasukan Inggris.
3. Jumlah pasukan Sekutu harus dibatasi sesuai dengan tugasnya.
4. Pihak Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan di
bawahnya
5. Jalan Raya Ambarawa hingga Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas
Indonesia dan Sekutu.
Tokoh Pertempuran Ambarawa
Adapun tokoh – tokoh terkenal yang terlibat dalam pertempuran di Ambarawa
adalah sebagai berikut.
1. Letkol Isdiman yang gugur dalam medan pertempuran Ambarawa.
2. Kolonel Sudirman, yang merupakan pemimpin pasukan Indonesia
menggantikan Letkol Isdiman yang gugur dahulu.
3. M Sarbini, yang merupakan Pemimpin TKR Resimen dari Magelang.
4. Brigadir Bethel,  yang merupakan pemimpin tentara Inggris.
Penyebab Pertempuran Ambarawa
Penyebab terjadinya pertempuran ambarawa adalah karena pihak sekutu
ternyata tidak menepati perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Sehingga pada
tanggal 20 November 1945, meletuslah pertempuran Ambarawa yaitu pertempuran
antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak sekutu dari Inggris. Dan
pada tanggal 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik
mundur ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur.
Namun, tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan
pasukan Inggris melakukan genjaran terhadap perkampungan di sekitar Ambarawa.
Pasukan TKR yang berada di Ambarawa bersama dengan pasukan TKR lainnya dari
Salatiga, Boyolali, dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda. Sehingga mereka
semua membentuk garis medan di sepanjang rel kereta api yang membelah dua Kota
Ambarawa.
Pemimpin Pertempuran Ambarawa
Pertempuran di Ambarawa dipimpin oleh Kolonel Sudirman. Sedangkan dari
arah Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto dipimpin oleh Imam Androngi
yang melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945.
Serangan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memukul mundur pasukan Inggris
yang berada di Desa Pingit. Pasukan yang dipimpin oleh Imam Androngi ini berhasil
menduduki Desa Pingit dan melakukan perebutan terhadap desa – desa yang berada
di sekitarnya.
Batalion Imam Androngi kemudian meneruskan gerakan pengejarannya
terhadap Sekutu. Lalu Batalion Imam Androngi diperkuat oleh tiga Batalion dari
Yogyakarta, yaitu Batalion Sugeng Batalion 10 di bawah pimpinan Mayor Soeharto
dan Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono. Pada akhirnya pihak sekutu
terkepung, meskipun demikian pasukan musuh mencoba untuk menerobos kepungan
itu dengan cara melakukan gerakan melambung. Dan mengancam kedudukan
pasukan TKR menggunakan alat-alat berat seperti tank dari arah belakang. Untuk
mencegah terjadinya jatuhnya korban jiwa, pasukan TKR mundur ke Bedono.
Dengan bantuan Resimen 2 yang dipimpin oleh M. Sarbini, Batalion Polisi Istimewa
dipimpin oleh Onie Sastroatmojo dan Batalion dari Yogyakarta Dan hal ini
mengakibatkan gerakan sekutu berhasil ditahan di Desa Jambu. Di desa Jambu inilah,
para komandan pasukan melakukan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kolonel
Holland Iskandar. Rapat tersebut menghasilkan pembentukan komando yang disebut
“Markas Pimpinan Pertempuran”, yang bertempat di Kota Magelang.
Sejak saat itulah, Ambarawa dibagi menjadi empat sektor yaitu sektor utara,
sektor selatan, sektor barat, dan sektor timur . Kekuatan pasukan tempur disiagakan
secara berganti – gantian.Tepat pada tanggal 26 November 1945, Letnan Kolonel
Isdiman yang merupakan pimpinan pasukan dari Purwokerto gugur. Pada saat itulah
Kolonel Sudirman Panglima dari Divisi V di Purwokerto mengambil alih pimpinan
pasukan. Situasi pertempuran menguntungkan pasukan TKR Indonesia.
Kronologi Terjadinya Puncak Pertempuran Ambarawa
Pada akhirnya tanggal 5 Desember 1945, sekutu dan pasukannya terusir dari
Banyubiru. Pada tanggal 11 Desember 1945 Kolonel Sudirman mengambil prakarsa
untuk mengumpulkan setiap komandan sektor, setelah mempelajari situasi medan
pertempuran. Dalam kesimpulan Kolonel Sudirman,  dinyatakan bahwa sekutu telah
terdesak sehingga perlu dilaksanakan serangan yang terakhir. Rencana serangan yang
terakhir tersebut disusun sebagai berikut.
1. Serangan dilakukan serentak dan mendadak dari semua sektor.
2. Setiap komandan sektor memimpin pelaksanaan serangan.
3. Pasukan badan perjuangan atau laskar menjadi tenaga cadangan.
4. Hari serangan dilangsungkan pukul 04.30 tanggal 12 Desember 1945.
Akhir dari Pertempuran Ambarawa ini terjadi pada tanggal 12 Desember 1945
dini hari, yang kemudian pasukan TKR Indonesia bergerak menuju pos-posnya
masing-masing. Hanya dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung
pasukan musuh yang ada di dalam kota. Pertahanan Sekutu yang terakhir dan terkuat
diperkirakan di Benteng Willem yang terletak di tengah – tengah Kota Ambarawa.
Lalu, Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Sekutu merasa
kedudukannya semakin terdesak dan berusaha keras untuk mundur dari medan
pertempuran. Hingga pada akhirnya tanggal 15 Desember 1945, sekutu meninggalkan
Kota Ambarawa dan mundur ke Kota Semarang.

Anda mungkin juga menyukai