Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HERAWATI

NIM : 181821535
PRODI : AKUNTANSI
SEMESTER/KELAS : VI/A
MATA KULIAH : METODE PENELITIAN

DESAIN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

1. KRITERIA INSTRUMEN YANG BAIK

Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh
instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian
dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Satu lagi secara eksternal, yaitu
dengan melakukan test-resest.
 Konsistensi Butir
Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataan ekivalen. Misalnya:
“Berapa tahun usia Anda?” adalah sama saja dengan “Anda lahir tahun berapa?”. Lakukan
pengujian data instrumen ini pada responden dan pada waktu yang sama, tetapi sekali saja.
Selanjutnya korelasikan data dari kedua instrumen tersebut. Bila korelasinya positif dan
signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel. Masih ada teknik lain yang tidak penulis
sajikan.
 Tes-retest
Cara ini adalah sengan mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.

Validitas
Validitas adalah penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian
tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam
menentukan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi
dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran.

Sensitivitas
Sensitivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instrumen untuk
melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila reliabilitas dan
validitas suatu test tinggi, tampaknya test tersebut juga sensitive, mempertajam perbedaan
dalam derajat variasi-variasi karakkkteristik yang diukur.

Obyektivitas
Obyektivitas dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai derajat di mana pengukuran yang
dilakukan bebas dari pendapat dan penelitian subyektif, bebas dari bias dan perasaan orang-
orang yang menggunakan test.

Fisibilitas
Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan sumberdaya dan waktu.

LANGKA LANGKA PENYUSUNAN INSTRUMEN

 Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-


jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang
diinginkan peneliti.

 Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel atau


subvariabel dan indikator-indikatornya.

 Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi
pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang
dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek
yang diteliti, misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut
dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman,

 Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah
yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah
ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya
gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, perkiraan jawaban yang betul atau
diinginkan harus dibuat peneliti.

 Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi intrumen,
misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang
baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya.

2. METODE ATAU TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Beberapa metode pengumpulan data
antara lain:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber.misalnya telepon, email, atau skype.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi artinya tidak hanya
mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-
gejala alam.

3. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Artinya
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah
mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden.

4. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:

a. Dokumen primer

Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa, misalnya: autobiografi

b. Dokumen sekunder

Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain,
misalnya: biografi.

3. TEKNIK MEMBUAT SKALA

Teknik membuat skala tidak lain dari teknik mengurutkan sesuatu dalam suatu domain 
kontinyu.  Teknik  membuat  skala  ini  penting  sekali  artinya  dalam  penelitiani ilmu ilmu
sosial, karena banyak data  dalam ilmu-ilmu sosial mempunyai sifat kualitatif Sehingga  ada 
ahli  yang  berpendapat  bahwa  teknik  membuat  skala  adalah  cara mengubah fakta fakta 
kualitatif  (atribut)  menjadi  suatu  urutan  kuantitatif  (variabel).Mengubah  fakta  kualitatif 
menjadi  urutan  kuantitatif  telah  menjadi  satu  kelaziman, karena  beberapa  alasan. 
Pertamatama,  ilmu  pengetahuan  akhir-akhir  ini  lebih cenderung  menggunakan 
matematika  sehingga  menuntut  kuantitatif  variabel.  Kedua ilmu  pengetahuan  semakin 
meminta  tingkat  presisi  yang  lebih  baik,  sehingga dikehendaki fakta yang lebih terukur.

4. CARA MEMBUAT KUESINOR


1. Perkenalkan diri Anda. Sebutkan nama dan latar belakang Anda; jelaskan pula
apakah Anda bekerja sendirian atau berkelompok. Jika kuesioner tersebut
disebarkan untuk kepentingan akademis atau profesional, sebutkan pula nama
institusi pendidikan atau perusahaan yang menaungi Anda.
Contohnya : Perkenalkan, nama saya Kelly Smith, mahasiswa tahun ketiga di
Program Sarjana Universitas New Mexico. Kuesioner ini saya buat dalam rangka
mengumpulkan data untuk kepentingan ujian akhir Statistik di universitas terkait.
2. Jelaskan tujuan kuesioner Anda.

cukup jelaskan tujuan kuesioner tersebut dalam kalimat yang singkat dan padat. contohnya:

 Kuesioner ini berisi 15 pertanyaan mengenai pola makan dan olahraga Anda. Kami
sedang mengumpulkan data mengenai korelasi antara pola makan dan olahraga yang
sehat dengan statistik penderita kanker pada orang dewasa.

3. Pahami dan jelaskan tujuan pengumpulan data. Apakah data tersebut digunakan untuk
kepentingan proyek kelas atau publikasi penelitian? Apakah data tersebut justru digunakan
untuk meneliti pasar? Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatian sebelum menyebarkan
kuesioner yang sangat bergantung pada tujuan pengumpulan data Anda.

 Jika kuesioner tersebut digunakan untuk kepentingan publikasi universitas, pastikan


Anda terlebih dahulu meminta izin dewan peninjau (yang juga dikenal dengan nama
Institutional Review Board/IRB) sebelum memulai proses pembuatan kuesioner.
Sebagian besar universitas memiliki staf IRB yang ditunjuk untuk meninjau kualitas
penelitian di skala universitas.
 Utamakan keterbukaan. Sangat penting bagi responden untuk mengetahui proses yang
terjadi setelah data berhasil terkumpul.
 Jika perlu, lampirkan lembar persetujuan. Ingat, Anda tidak akan bisa menjamin
kerahasiaan responden, namun setidaknya Anda perlu melakukan upaya yang terbaik
untuk melindungi informasi pribadi mereka.[19]

4. Ukur waktu pengisian kuesioner. Sebelum responden mulai mengisi kuesioner, ada
baiknya Anda memberitahukan estimasi waktunya terlebih dahulu. Memberikan informasi
tersebut kepada responden memperbesar kemungkinan Anda untuk menerima kuesioner yang
terisi lengkap setelahnya.

 Cobalah mengisi kuesioner yang Anda buat sendiri dan ukur waktunya. Beberapa
orang mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama atau lebih sebentar daripada
Anda.
 Alih-alih waktu yang spesifik, berikan estimasi rentang waktu yang dibutuhkan
responden. Misalnya, katakan kepada responden bahwa mereka memiliki waktu 15-30
menit untuk mengisi kuesioner. Jika Anda meminta mereka untuk mengisi kuesioner
dalam waktu yang spesifik (misalnya 15 menit), kemungkinan besar akan ada
beberapa responden yang tidak menyelesaikan proses pengisian kuesioner.
 Sebisa mungkin, buat kuesioner yang singkat, padat, dan jelas! Akan jauh lebih baik
jika Anda hanya menyita 20 menit alih-alih 3 jam waktu responden, bukan?

5. Jelaskan insentif yang akan diterima responden. Insentif adalah “ucapan terima kasih”
yang akan diterima responden setelah selesai mengisi kuesioner. Bentuknya tidak harus uang;
Anda juga bisa memberikan hadiah-hadiah unik dan menarik, sertifikat hadiah, permen, dsb.
Namun sebelumnya, pahamilah kekurangan dan kelebihan pemberian insentif terlebih
dahulu.
 Insentif berisiko menarik responden yang salah. Beberapa orang cenderung akan
mengisi kuesioner dengan asal-asalan hanya agar cepat selesai dan mendapatkan
insentif yang Anda tawarkan. Ini merupakan salah satu bahaya pemberian insentif
yang harus Anda pertimbangkan.[20]
 Insentif bisa mendorong orang-orang yang tadinya enggan mengisi kuesioner Anda
untuk berpartisipasi. Dalam situasi ini, insentif dapat membantu Anda memenuhi
jumlah responden yang dibutuhkan.[21]
 Pertimbangkan strategi yang digunakan oleh SurveyMonkey. Alih-alih membayar
responden untuk mengisi kuesioner, pihak SurveyMonkey menawarkan program
donasi sebesar 50 sen untuk kegiatan sosial pilihan responden yang bersedia mengisi
kuesioner. Menurut mereka, strategi ini mampu mengurangi kemungkinan terlibatnya
responden yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri.[22]
 Tawarkan kesempatan mengundi hadiah kepada responden yang bersedia
menyelesaikan kuesioner. Anda bisa memberikan berbagai tawaran hadiah seperti
kupon diskon di restoran terkenal, iPod terbaru, atau tiket menonton di bioskop.
Dengan cara ini, responden tahu bahwa mereka memiliki kesempatan untuk menerima
hadiah, namun kesempatan itu tidak mutlak.

6. Pastikan kuesioner Anda terlihat profesional.[23] Raih kepercayaan responden dengan


tampilan kuesioner yang profesional.

 Selalu cek dan perbaiki kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca dalam kuesioner
Anda.
 Beri judul pada kuesioner. Judul membantu memudahkan responden untuk
memahami tujuan kuesioner.
 Berikan ucapan terima kasih kepada responden di akhir kuesioner. Berterima kasihlah
kepada responden atas waktu dan usaha yang mereka berikan untuk menyelesaikan
kuesioner tersebut.

5. SIMBOL SIMBOL DESAIN

 Membuat simbol-simbol standar yang d pakai untuk alur dokumen dan input process
output (ipo)

6. FORMULIR

 Merinci dan menjelsakan prinsip-prinsip dasar merancang formulir

Anda mungkin juga menyukai