Anda di halaman 1dari 12

HUKUM TERMODINAMIKA DALAM KEHIDUPAN 

SEHARI-
HARI
Di zaman modern ini, kebutuhan semakin meningkat dan harga semakin melunjak tinggi.
Terutama BBM (Bahan Bakar Minyak) yang sekarang ini akan mengalami kenaikan. Hal ini di
sebabkan karena harga minyak dunia naik oleh karena itu berdampak pada kenaikan BBM
terutama di Indonesia. Salah satu dampak dari kenaikan BBM ini adalah semakin sakitnya hidup
rakyat kecil atau rakyat miskin. Menurut saya, adapun tindakan yang dapat kita lakukan dalam
mengurangi penggunaan energi di tengah mahalnya harga BBM salah satunya dengan
menggunakan produk full additive yaitu MPG Caps yang merupakan produk untuk menghemat
pengeluaran para pengguna kendaraan bermotor.

MPG Caps (Mileages Per Gallon Capsule) adalah produk yang berbentuk kapsul di
gunakan untuk merawat mesin yang di produksi oleh Fuel Freedom Internasional di Amerika
Serikat yang 100% terbuat dari bahan organik aktif yang tidak mengandung filter. MPG Caps
dapat digunakan untuk semua jenis bahan bakar seperti bensin, solar dan biodiesel. MPG Caps
berfungsi untuk meningkatkan mileage per gallon kendaraan, meningkatkan umur klep mesin
dan busi mesin, mencegah pembentukan limbah sisa-sisa pembakaran yang tidak diinginkan
dalam mesin, mengurangi peningkatan karbondioksida setelah mesin bekerja.
Hubungan antara termodinamika dengan suatu mesin adalah relasi termodinamik yang
menunjukkan bahwa efisiensi termal dalam suatu sistem mesin motor adalah presentasi
perbandingan kuantitas tenaga mekanik keluaran dan kuantitas tenaga panas masukan yang bila
di jabarkan secara matematika fisika berdasarkan hukum termodinamika adalah :

TE = W
Q1 x 100%=[(Q1-Q2)/Q2] x 100%=[1-Q2/Q1] x 100%

Di mana :
Q1 : kuantitas tenaga panas masukan
Q2 : kuantitas tenaga panas keluaran
W : energi mekanik keluaran / tenaga mesin
TE : efisiensi termal
Kuantitas BBM pada kendaraan bermotor yang berhasil di ubah mesin menjadi gerakan mesin
sekitar 70%. Berdasarkan pada rumus di atas efisiensi dapat di perbesar dengan dua cara yaitu :
1. memperkecil kuantitas input pada kuantitas output efektif tetap atau sebaliknya.
2. memperbesar kuantitas output efektif pada kuantitas output efektif pada kuantitas input tetap.
Adapun cara untuk meningkatkan efisiensi termal mesin antara lain adalah sebagai berikut :
• Meningkatkan rasio kompersi mesin menjadi lebih besar daripada 9.
• Meningkatkan suhu penyalaan dan pembakaran via peningkatan tegang elektroda busi, dengan
mengganti koil penyalaan atau menambahkan SPB antara koil dan busi dan mengganti busi
dengan yang lebih tahan panas.
• Meniadakan endapan kerak arang dalam ruang silinder mesin dengan cara meningkatkan
pembakaran BBM.

MPG Caps bekerja sebagai suatu katalis yang mempercepat mesin dalam melakukan
pembakaran sehingga meningkatkan efisiensi mesin. Di dalam bahan bakar terdapat cairan yang
dapat membawa dan menghantarkan kapsul ke ruang pembakaran mesin. Hal ini mengakibatkan
mempercepat dan menyempurnakan reaksi pembakaran BBM. Bahan bakar akan semakin efisien
sehingga mesin lebih irit. Penggunaan MPG Caps ini dapat mengirit penggunaan bahan bakar
sekitar 12%. Manfaat lainnya adalah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, yang mengurangi
efek global warning. Jadi, pada saat keadaan Indonesia mengalami kenaikan BBM ini, MPG
Caps sangat membantu dalam proses pengiritan BBM hingga 12%.

http://fosfaterz.wordpress.com/2008/05/26/hukum-termodinamika-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Apa konsep hukum termodinamika?Ada berapa hukumnya?Apa
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari?
Ada 3 hukum termodinamika. Dalam bahasa yg mudah dicerna, nggak bikin sembelit ato mencret,
kurang lebih sbb:

1. Hukum kekekalan energi:


Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihancurkan/dihilangkan. Tetapi dapat ditransfer dengan
berbagai cara.

Aplikasi: Mesin-mesin pembangkit energi dan pengguna energi. Semuanya hanya mentransfer energi,
tidak menciptakan dan menghilangkan.

Catatan: Dengan adanya kesetaraan massa dan energi dari Einstein, energi "seolah-olah" bisa diciptakan
dari materi (massa). Sehingga sekarang diamandemen menjadi "Hukum kekekalan massa-energi". Ketiga
hukum tetmodinamika untuk energi jadi berlaku juga untuk massa.

2. Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang
lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan
ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah.
Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.

Aplikasi: Kulkas harus mempunyai pembuang panas di belakangnya, yang suhunya lebih tinggi dari udara
sekitar. Karena jika tidak Panas dari isi kulkas tidak bisa terbuang keluar.

3. Hukum suhu 0 Kelvin (-273,15 Celcius): Teori termodinamika menyatakan bahwa panas (dan tekanan
gas) terjadi karena gerakan kinetik dalam skala molekular. Jika gerakan ini dihentikan, maka suhu
material tsb akan mencapai 0 derajat kelvin.

Aplikasi: Kebanyakan logam bisa menjadi superkonduktor pada suhu sangat rendah, karena tidak banyak
keacakan gerakan kinetik dalam skala molekular yang menggangu aliran elektron.

Hukum-hukum termodinamika pada prinsipnya menjelaskan peristiwa perpindahan panas dan kerja
pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-hukum ini telah menjadi salah satu hukum
terpenting dalam fisika dan berbagai cabang ilmu lainnya yang berhubungan dengan termodinamika.
Hukum-hukum ini sering dikaitkan dengan konsep-konsep yang jauh melampau hal-hal yang dinyatakan
dalam kata-kata rumusannya.

Hukum-hukum Dasar Termodinamika

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
* Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka
ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.

* Hukum Pertama Termodinamika

Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu
sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam
sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.

* Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari
suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya.

* Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa
pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi
sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur
kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20080120182259AAG8yFv
Fisika dalam hidup sehari-hari: Termodinamika di alam bebas
Oleh : Leo Sutrisno

Termodinamika merupakan salah satu cabang dari fisika yang mempelajari hubungan
timbal-balik antara perubahan panas dan perubahan usaha dalam suatu sistem baik sistem buatan
maupun sistem alam. Mesin sepeda motor atau mesin mobil merupakan merupakan salah satu
contoh sistem buatan yang bekerja atas prinsip-prinsip termodinamika.

Panas yang timbul dari pembakaran premium di dalam piston digunakan untuk
menggerakan tangkai piston yang selanjutnya diteruskan untuk menggerakkan bagian-bagian
lain dari mesin sehingga kendaraan itu dapat bergerak. Dalam mesin ini, energi panas diubah
menjadi energi gerak. Benda yang bergerak berarti melakukan usaha. Dalam mesin sepeda motor
ada proses mengubah energi panas menjadi energi gerak. Agar dapat bergerak terus-menerus ke
dalam mesin harus selalu ditambahkan energi panas (ditambah bahan bakar). Apa yang akan
terjadi apabila tambahan bahan bakar dihentikan? Motor akan berhenti (tidak dapat bergerak).
Jadi, jika bergerak perlu energi panas.

Bagaimana dengan sistem alam?

Gas asam arang (CO2), air, dan cahaya matahari diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan
melakukan potosintesis. Salah satu hasil potosintesis adalah oksigen. Secara global, oksigen yang
dihasilkan dalam proses potosintesis ini sebanyak 20%. Oksigen dan karbohidrat yang tersedia
membuat tumbuh-tumbuhan berkembang dan bernapas. Pada saat bernapas, gas asam arang
dihasilkan. Secara global asam arang ini dihasilkan juga oleh pembakaran bahan bakar fosil
(minyak tanah misalnya), serta penguraian senyawa dari bangkai binatang. Selanjutnya, asam
arang itu diperlukan lagi untuk proses potosintesis. Selain itu, kebutuhan oksigen untuk bernapas
dan pertumbuhan menurunkan jumlah ketersediaan energi bebas yang tersedia di alam.
Syukurlah hingga saat ini, matahari dan bumi masih membentuk suatu sistem tertutup dalam
kehidupan kita dalam keadaan yang setimbang. Keseimbangan matahari-bumi semacam ini akan
tetap berlangsung hingga matahari mulai mengembang hingga 'menelan bumi.

Perhatian tentang keseimbangan sistem alam ini, pada mulanya hanya dimiliki oleh para
filosof dan sejumlah ilmuwan. Tetapi, kini sebagian besar warga masyarakat pembayar pajak pun
telah mempunyai perhatian yang sama. Mereka telah menyadari bahwa bumi yang diselimuti
lapisan atmosfir setebal 15 km ini merupakan sebuah kendaraan 'luar angkasa' kapasitasnya
terbatas. Sebagai contoh, kenaikkan temperatur bumi dua derajad Celcius dapat membuat es di
kutup mencair. Keniakan temperatur bumi ini dapat terjadi karena pembakaran bahan abakar
fosil yang tak tertendali terlalu banyak menghasilkan CO2. Pada gilirannya, CO2 ini menyerap
radiasi matahari. Akibatnya bumi semakin panas.

Sayangnya, penambahan panas di permukaan bumi ini tidak mudah diubah menjadi usaha.
Akibatnya, semua proses fisika yang dibuat oleh manusia tidak membuat hukum termodinamika
sistem alam menjadi lebih baik. Bahkan, ke depan diperkirakan bakal terjadi 'panas yang
mematikan'. Pada keadaan semacam ini, suhu bumi mencapai titik tertinggi yang masih
memungkinkan kehidupan berlangsung. Di atas itu, kehidupan akan lenyap karena panas
permukaan bumi yang tidak dapat diubah lagi menjadi usaha seluruhnya.
Bumi kita memang cukup luas. Tetapi, dalam kerangka termodinamika, bumi-matahari
membentuk sistem tertutup. Jumlah massa dan energi konstan. Karena itu, kita tidak dapat
melakukan proses-proses fisika secara tak terkendali begitu saja. Jika diabaikan, niscaya
kehidupan di bumi akan lenyap lebih awal dari yang semestinya (yang telah dirancang oleh Sang
Pembuat Blueprint alam semesta).

Potosintesis menghasilkan oksigen dan karbohidrat. Dengan demikian makhluk hidup<


Termodinamika merupakan salah satu cabang dari fisika yang mempelajari hubungan timbal-
balik antara perubahan panas dan perubahan usaha dalam suatu sistem baik sistem buatan
maupun sistem alam. Mesin sepeda motor atau mesin mobil merupakan merupakan salah satu
contoh sistem buatan yang bekerja atas prinsip-prinsip termodinamika.

http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Edukasi&id=117975
Reformasi Pemikiran Ekonomi : Perlunya Re-integrasi Ilmu Alam dengan Ilmu
Ekonomi
Oleh : Luky Adrianto Sekitar dua puluh tahun lalu, Wassily Leontief, seorang pemenang hadiah Nobel di
bidang ekonomi pernah bertanya : "How long will researchers working in adjoining fields....abstain from
expressing serious concern about the splendid isolation in which academic economics now find itself ?"
(Leontief, 1982).

Pertanyaan Leontief di atas sangat penting karena ekonomi pada dasarnya merupakan
pondasi bagi hampir semua keputusan yang menyangkut kehidupan kita sebagai manusia di
muka bumi ini. Lebih lanjut, kehidupan manusia tidak bisa lepas dari ekosistem yang besar
(biosphere) sebagai penyedia jasa dan produk dari kehidupan manusia itu sendiri. Mengutip
pernyataan seorang militer Prussia, Carl von Clausewitz, ekonomi terlalu penting untuk
diserahkan pengelolaannya kepada para ekonom saja.

Sementara itu, arus utama pemikiran ekonomi (neoklasik) terlalu menitikberatkan pada
pelaku sosial (social sphere/anthropocentric) dengan mendiskusikan persoalan yang terkait
dengan nilai keputusan (value decisions), tingkah laku pelaku ekonomi (economic actors/agents)
dan mekanisme pasar (market mechanism). Namun, para pemikir ekonomi neoklasik sering lupa
atau bahkan melupakan diri bahwa distribusi kesejahteraan yang dihasilkan dari pasar itu berasal
dari hardsphere atau dunia material alias ekosistem alam, lingkungan dan sistem biosphere.

Namun demikian, penafikan peran ekologi sesungguhnya tidak ditermukan dalam sejarah
pemikiran ekonomi. Pada abad 18 misalnya, seorang intelektual Perancis bernama Quesnay telah
lama memfokuskan diri pada keterkaitan antara penggunaan radiasi matahari oleh organisma
biotik terhadap kesejahteraan manusia melalui produksi pertanian. Sementara itu, pada jaman
ekonomi klasik, para pemikir besar seperti Adam Smith (1937), David Ricardo (1891) dan Karl
Marx (1906) telah membahas peran dunia fisik (materialism) dalam distribusi kesejahteraan.
Selain itu, Cleveland and Ruth (1997) juga menyebutkan peran penting beberapa peneliti biologi
dan fisika abad 19 dan awal abad 20 seperti Podolinsky, Geddes, Soddy, dan Hoghen dalam
beberapa isu ekonomi.

Singkat kata, peningkaran fenomena alam oleh aliran neoklasik ??ang notebene
menggantikan aliran klasik- pantas disebut sebagai kecelakaan sejarah (Hall, et.al, 2001).
Kontributor terbesar dari mis-displacement menurut Hall, etl.al (2001) adalah superioritas
matematik dan perkembangan teori marjinal utiliti di dalam aliran neoklasik di mana keduanya
mampu memecahkan paradoks water vs diamond sementara aliran klasik tidak. Konsekuensinya,
banyak keputusan publik yang dihasilkan banyak menggunakan model-model matematik yang
memuaskan (sophisticated) namun mengabaikan atau setidaknya kurang memperhatikan
berlakunya hukum alam. Dengan kata lain, pemikiran neoklasik meletakkan alam sebagai bagian
dari sistem ekonomi, yang diwujudkan dalam ikon internalisasi atau problem eksternalitas.

Sedangkan pemikiran yang berkembang kemudian adalah bahwa ekonomi sebagai wujud
dari human households sesungguhnya merupakan bagian dari ekosistem besar (whole of
ecosystem) sehingga senantiasa ada batas (steady-state economy). Hal ini mengakibatkan
beberapa kebijakan yang dihasilkan hanya berorientasi pada pertumbuhan (growth oriented)
sehingga berpotensi mengancam prinsip-prinsip keberlanjutan pembangunan.

Tiga Argumen Kritik terhadap Pemikiran Neoklasik

Dalam sejarah perkembangannya, telah banyak ilmuwan baik dari kalangan ecologists
maupun economists yang mengkritik pemikiran ortodoks neoklasik. Sebut saja beberapa
diantaranya misalnya Soddy (1926), Boulding (1966), Georgescu-Roegen (1966), Daly (1971),
Ayres (1999) dan yang terbaru Daly and Foshua (2003). Paling tidak ada tiga argument yang
mendasari kritik mereka terhadap pemikiran ekonomi neoklasik.

Pertama, argumen termodinamika. Dalam konteks ini, konsepsi pemikiran neoklasik


dalam melihat sistem ekonomi dianggap tidak realistis karena tidak berbasis pada batas
biosphere dan hukum yang berlaku di alam, khususnya hukum termodinamika. Hukum pertama
dan kedua termodinamika menyebutkan bahwa dunia tanpa konversi energi dan produksi entopi
adalah tidak mungkin. Argumen kritik ini menyebutkan bahwa pemikiran ekonomi neoklasik
adalah seperti mesin statis (a perpetual motion machine), khususnya ketika membicarakan
tentang bagaimana ekonomi bekerja yang dalam model paling sederhananya melibatkan faktor
rumah tangga (households) sebagai pemasok tenaga kerja, lahan, sumberdaya alam kepada
perusahaan (firms) yang kemudian menukarnya dengan biaya sewa, upah, profit (factor
payments) seperti yang dapat dilihat dalam buku-buku teks standar ekonomi. Mekanisme seperti
ini dianggap menafikan pentingnya faktor sistem alam sebagai pembatas (limitation) maupun
pensuplai energi bermanfaat (exergy) untuk sistem ekonomi tersebut.

Kedua, argumen batasan sistem (system boundaries). Pada standar pemikiran ekonomi
neoklasik, sistem ekonomi hanya dibatasi oleh perilaku aktor-aktor ekonomi. Dengan kata lain,
titik berat sistem ekonomi neoklasik adalah sistem manusia (antroprocentric) dan mengabaikan
peran ekosistem sebagai penyedia sumberdaya dan penerima limbah dari kegiatan ekonomi
(Daly, 1977; Dasgupta, 2000). Lebih lanjut, sistem ekonomi seharusnya memasukkan pentingnya
peran ekosistem dalam setiap proses ekonomi yang terjadi karena pada dasarnya proses tersebut
terjadi dalam delineasi sistem alam. Dengan demikian, konsep ini semestingya diajarkan dalam
setiap mata kuliah pengantar ekonomi sehingga mampu memberikan gambaran yang
komprehensif dan kompleks tentang bagaimana sebenarnya sistem ekonomi bekerja.

Ketiga, kritik terhadap konsep validasi. Kritik ini muncul karena menganggap bahwa
pemikiran neoklasik banyak menggantungkan keputusannya pada model yang reliability-nya
masih dipertanyakan. Model-model dalam ekonomi neoklasik memang meyakinkan dan diterima
secara luas, namun jarang ada validasi terhadapnya sebelum digunakan dalam praktek nyata.
Kroeger and Montagne (2000) misalnya mengklaim bahwa dalam praktek pengambilan
keputusan ekonomi di negara-negara berkembang seringkali hanya mengikuti model yang sudah
pernah ada. Dalam konteks model ekonomi ini, seorang pemenang hadiah Nobel Ekonomi,
Wassily Leontief, bahkan sampai berpendapat bahwa banyak model ekonomi yang tidak mampu
menyajikan pengertian yang sistematik (systematic understanding) tentang struktur dan operasi
dari sistem ekonomi yang sebenarnya, melainkan hanya mendasarkan pada seperangkat asumsi
yang akhirnya menghasilkan kesimpulan yang precisely stated namun tidak relevan (Leontief,
1972). Dalam konteks ini, juga jarang ada validasi terhadap model-model pengambilan
keputusan ekonomi yang dikaitkan dengan proses keterkaitannya (interlinkages) dengan sistem
alam.

Hal ini lumrah karena pemikiran neoklasik memberikan seringkali??enilaian yang


rendah??terhadap proses-proses ekosistem sebagai penyedia sumberdaya maupun sebagai
penyerap limbah kegiatan ekonomi. Salah satu alasan penting dari sikap ini adalah karena
pendewaan terhadap mekanisme pasar sehingga misalnya harga sumberdaya akan rendah apabila
memang pasar menghendakinya demikian. Padahal konsep pasar dalam pemikiran neoklasik
tidak terlepas dari paradigma rasionalitas yang menitikberatkan pada kebutuhan individu
(utilitarianism) sementara dalam kenyataannya, individu seringkali bersikap irasional (Stiglitz,
2002).

Visi Alternatif

Dari tiga kritik tersebut di atas, pemikiran alternatif yang memberikan penjelasan
bagaimana sistem ekonomi bekerja dalam sebuah delineasi ekosistem (biosphere) sangat
diperlukan. Alternatif ini ditawarkan oleh mainstream ecological economics (EE), sebuah school
of taught yang dipelopori oleh filsuf Rusia Sergey Podolinsky (1850-1891) ketika mereformulasi
teori Marx tentang nilai lebih (surplus value) dalam konteks keterbatasan ekosistem
(Mirovitskaya and Ascher, 2001) dan kemudian dikembangkan oleh Georgescu-Roegen dan
muridnya, Herman Daly. Mainstream ini memfokuskan diri pada hubungan yang kompleks, non-
linier dengan time-frame yang lebih panjang antara sistem alam dan sistem ekonomi. Komitmen
normatif dari mainstream ini adalah berusaha mewujudkan terciptanya ??asyarakat yang bukan
tanpa batas??(frugal society), dalam arti bahwa kehidupan masyarakat berada dalam keterbatasan
sistem alam baik sebagai penyedia sumberdaya maupun penyerap limbah.

Paling tidak ada enam visi alternatif di masa depan yang terkait dengan hal ini
(Constanza, 2001). Pertama, kemajuan teknis sebaiknya selaras dengan daya dukung ekologi.
Hal ini tidak berarti bahwa visi ini anti terhadap kemajuan teknologi, namun cenederung
menempatkan kemajuan teknologi untuk kepentingan yang lebih luas dan tidak menimbulkan
dampak pada sistem ekologi. Kedua, visi kerjasama (cooperation). Berbeda dengan pandangan
neoklasik bahwa kompetisi (competition) adalah hal yang prinsip, dalam mainstream EE,
kerjasama (cooperation) menjadi petunjuk utama yang harus menjadi jiwa dalam aktifitas
manusia. Ketiga, sistem ekonomi tidak bergerak linier melainkan kompleks, non-linier dan
mengenal faktor ireversibilitas. Visi ini menjadi alternatif kritis terhadap visi neoklasik yang
hampir selalu liner, optimistik, dan memandang bahwa reversibilitas itu sebuah keniscayaan.
Keempat, manusia berada dalam hubungan yang harmonis dengan alam, bukan sebaliknya
bahwa manusia mendominasi alam. Kelima, bahwa kepentingan masyarakat mesti lebih
didahulukan daripada keinginan individu. Keenam, mekanisme pasar harus mampu melayani
kepentingan yang lebih besar, dan tidak semata menjadikannya sebagai prinsip dalam
pengambilan keputusan (guiding principles).

Bagaimana konteksnya dengan Indonesia ? Tentu saja kita bisa menggunakan visi EE ini
sebagai alternatif bagi filosofi pembangunan ekonomi nasional. Kita memiliki hampir semua
modal pembangunan. Modal sumberdaya alam yang besar, modal sosial yang khas, dll yang
semuanya perlu dijaga keharmonisannya dalam sebuah aransemen pembangunan yang pas.
Dengan meletakkan fungsi ekonomi secara ??enar??sesuai dengan visi EE di atas maka
pembangunan berkelanjutan dalam segala aspek adalah suatu keniscyaan. Yaitu sebuah konsep
pembangunan pembangunan yang lebih arif, yaitu dengan tetap menjaga keharmonisan peran
manusia sebagai bagian dari komunitas dan ekosistem, meletakkan fungsi pasar sebagai penjaga
kepentingan yang lebih besar dan sadar bahwa ekonomi bukan tak terbatas. Dalam konteks ini
langkah beberapa aktifis lingkungan didukung oleh beberapa akademisi yang menginisiasi
perlunya Kongres Pembangunan Berkelanjutan di tingkat Indonesia dalam rangka memberikan
arahan praktis bagi hasil-hasil Earth Summit di Johannesburg, Afrika Selatan yang lalu menjadi
sangat penting.
TUGAS FISIKA
“PERANAN DAN FUNGSI TERMODINAMIKA
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA”
D

OLEH
ASNILAWATI
09.731
1B
AKPER PEMDA KOLAKA
T.A 2009/2010

Anda mungkin juga menyukai