Bahan Buku Pemilu
Bahan Buku Pemilu
Pemilihan Umum
Pilkada Serentak
Perubahan UU Pemda
Adapun mengenai substansi RUU perubahan atas UU No.2 Tahun
2015 tentang Penetapan Perppu No.2 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, lebih sebagai implikasi dari hasil
pembahasan RUU tentang perubahan Atas UU No.1 Tahun 2015
tentang Pilkada.
Penyelenggaraan
C. Sistem Semi-Proporsional
Saat ini berbagai macam usulan tentang sistem pemilu mana yang
patut diterapkan di Indonesia untuk Pemilu DPR & DPD lebih
mengarah pada sistem-sistem mayoritas pluralitas atau representasi
proporsional. Tidak ada satupun usulan yang mendukung
penerapan sistem semi-proporsional yang disebutkan di atas.
1. Sistim Mayoritas/Pluralitas
Sistem-sistem mayoritas/pluralitas didasarkan pada daerah-
daerah pemilihan (distrik) didalam wilayah yang berada dibawah
wewenang sebuah badan terpilih, seperti DPRD II . Sistem ini
dapat secara efektif diterapkan di distrik dengan wakil tunggal atau
majemuk. Kandidat atau partai yang memenangkan jumlah suara
terbanyak (pluralitas) atau, mayoritas (apapun definisinya) dalam
suatu daerah pemilihan memenangkan semua posisi perwakilan
untuk daerah pemilihann tersebut.
a. First Past The Post (FPTP)
Sistem tipe ini secara menonjol diterapkan di Inggris dan
daerah-daerah bekas jajahannya.
Sistem ini didasarkan pada ‘distrik-distrik wakil tunggal’ –
satu wakil dipilih dari setiap daerah pemilihan.
Pemenang di setiap daerah pemilihan merupakan kandidat
yang mendapatkan suara terbanyak. Ini tidak selalu berarti
kandidat yang memperoleh suara mayoritas.
Daftar Terbuka
Pemilih memilih partai politik yang mereka sukai dan
dalam daftar partai politik tersebut, juga memilih kandidat
yang mereka inginkan untuk mengisi kursi yang
dimenangkan oleh partai tersebut. Biasanya, jumlah
kandidat dalam daftar partai yang ditampilkan dalam surat
suara adalah dua kali jumlah kursi yang tersedia. Para
pemilih secara umum dapat memilih kandidat-kandidat
dalam daftar kandidat suatu partai sebanyak kursi yang
tersedia. Memilih kandidat dari partai-partai yang berbeda
(Ticket splitting) biasanya tidak diperbolehkan.
Daftar Bebas
Contoh dari sistem ini diterapkan di Swiss. Tiap-tiap partai
politik menentukan daftar kandidatnya, dengan partai dan
tiap-tiap kandidat ditampilkan secara terpisah dalam surat
suara. Pemilih dapat memilih dari daftar partai sebagaimana
adanya, atau mencoret atau mengulangi namanama,
membagi pilihan mereka diantara daftar-daftar partai atau
memilih nama-nama dari daftar manapun dengan membuat
daftar mereka sendiridi dalam sebuah surat suara kosong.
Pe
ny
gg
ar
el
a
DPS buata
i
n
Pem
T
DPT
Kontestan