Pembelajaran dikatakan suatu proses yang dibangun oleh guru dan siswa,
siswa ke siswa dengan membangun sebuah komunikasi. bukan hanya pembelajaran
namun belajar juga merupakan suatu proses dimana tingkah laku itu dapat berubah
dengan seringnya latihan dan juga dengan pengalaman ucap James O. Wittaken (Ii,
2007). (Gil & Luton, 2009) Berpendapat pembelajaran matematika merupakan segala usaha
guru dalam membantu siswa memahami dan juga terampil dalam matematika. (Nila, 2008)
peran guru adalah salah satu bagian penting dalam proses pembelajaran berlangsung,
dimana guru bukan hanya memberikan sebuah informasi ke siswa melainkan guru
lebih mengarahkan siswa nya dan juga menjadi fasilitator siswa dalam belajar.
Perbedaan akan terlihat melalui beberapa penjelasan tentang dua teori dasar
yang digunakan atau berlaku di indonesia. Teori behavior yang di angkat pertama kali
oleh Gagne dan Berliner menekankan individu untuk belajar sebagai individu yang
pasif. Tingkah laku adalah satu hal yang penting untuk kaum behaviorisme, dimana
tingkah laku ini menjadi sebuah tolak ukur. behaviorisme sendiri akan melihat adakah
perubahan yang terjadi setelah individu mendapatkan beberapa pengalaman belajar
secara aktual. Behavior sendiri dikaitkan juga dengan stimulus dan respon, dalam
artikel (Amsari, 2018) perubahan tingkah laku yang terjadi kepada individu dalam
belajar merupakan hasil dari stimulus dan respon yang bekerja dalam mengambil
pengalaman secara aktual. Menurut (Latif, 2020) individu akan dianggap telah belajar
jika menujukan sebuah perubahan dari tingkah lakunya. Behaviorisme sendiri
percaya bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai dan membuahkan hasil yang
memuaskan dengan baik dan tepat dengan latihan secara berkelanjutan sampai hafal
seperti yang dipaparkan oleh (Gil & Luton, 2009) secara singkat dikatan bahwa
behaviorisme adalah menghafal.
Teori tingkah laku ini juga memiliki teori yang terkenal dikalangan
behaviorisme yaitu teori dari Thorndike yang membawa teori koneksionisme dengan
poin penting yaitu “Trial and Error” dalam eksperimennya Thorndike
mengemukakan tiga hukum yang terjadi akibat stimulus dan respon dari
eksperimennya. tiga hukum yang berlaku antara lain hukup kesiapan, hukum latihan
dan hukum akibat. seiring berkembangnya pendidikan di Indonesia paham
behaviorisme mengalami pergeseran sebagai dasar pembelajaran disekolah. menurut
(Gil & Luton, 2009) behavior ini dikatakan belum mencapai atau memenuhi harapan
untuk membuah siswa belajar aktif dan sesuai dengan pemahaman dan perkembangan
mereka. Pergeseran terjadi pada kurikulum di Indonesia yang tadinya behavior
menjadi teori Konstruktivisme sebagai acuan dasar yang diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah.
Konten Matematika
1. Pemilihan dan penamaan topik yang diajarkan.
2. Mengidentifika tujuan matematika dalam topik.
3. Penyusunan semua topik secara hirarki.
Tujuan Pembelajaran
4. Mengidentifikasi tujuan kognitif.
5. Pemilihan tujuan afektif.
6. Mengomunikasikan tujuan tujuan dengan siswa.
Sumber Belajar
7. Menyiapkan bahan bahan yang akan digunakan oleh siswa.
8. Menetapkan sumber sumber tambahan yang diperlukan.
Strategi Pre-Assesment
9. Mengidentifikasi materi prasyarat.
10. Menilai kesiapan siswa dalam mempelajari topik.
Strategi Pembelajaran
11. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.
12. Pengaturan lingkungan pembelajaran.
Strategi Post-Assesmet
13. Menilai kemampuan hasil belajar siswa.
14. Mengevaluasi keefektifan dalam pembelajaran.
Refrensi
Gil, J. S., & Luton, J. W. (2009). Iberian explorations in Eastern North America
during the 1500s: A lost chapter in U.S. history. International Journal of
Interdisciplinary Social Sciences, 4(9), 51–57. https://doi.org/10.18848/1833-
1882/cgp/v04i09/51542