Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PRAKTIKUM I

Tanggal Praktikum : 17 September 2021

Dosen Pengampu:

apt. M. Ikhwan Setiawan, M. Farm

Disusun Oleh:

Meidina Tria Kusherawati (19011009)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2021
A. Membuat Media Agar Padat dan Cair
I. Dasar Teori
Kelangsungan hidup organisme tergantung dari persediaan makanan yang cukup dan
lingkungan yang memungkinkan untuk berkembang biak. Makanan yang komplek
terdegradasi secara enzimatik menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Suatu larutan yang
mengandung nutrisi-nutrisi ini disebut media kultur (Culture Medium). Secara fisik media
kultur terbagi dalam tiga bagian yaitu media cair (nutrient broth), media semi padat dan media
padat (nutrient agar). Jika media cair dibubuhi agar-agar akan terbentuk media padat atau semi
padat tergantung dari banyaknya agar-agar yang ditambahkan ke dalamnya.
Untuk membuat media padat, penambahan agar-agar 1,5-1,8%, sedangkan untuk media
semi padat penambahan agar-agar kurang dari 1%. Agar-agar adalah hasil ekstrak ganggang
laut yang merupakan karbohidrat dari gugus galaktosa. Agar-agar mempunyai sifat antara lain
dapat cair pada suhu 100°C dan mulai membeku pada suhu 40°C. sifat inilah yang mendukung
pertumbuhan mikroorganisme terutama yang pathogen dapat tumbuh pada suhu 37°C tanpa
mengalami pencairan. Selain itu media agar mempunyai permukaan yang keras dan halus,
sehingga dapat digunakan untuk teknik isolasi koloni.
Media agar dapat ditempatkan dalam tabung reaksi atau piggan petri. Dalam tabung
reaksi media agar dapat dibentuk dalam posisi miring yang disebut Agar Miring (Agar Slant),
sedangkan yang dibentuk dalam posisi tegak disebut Agar Tegak (Agar Deep Tube). Agar
tegak digunakan khusus untuk mempelajari mikroorganisme yang membutuhkan gas. Media
agar yang ditempatkan dalam piggan petri disebut Agar Pinggan (Agar Plates) yang
mempunyai area permukaan relatif besar digunakan untuk isolasi mikroorganisme, sedangkan
Agar Miring digunakan untuk mengembangbiakan mikroorganisme khususnya dari satu jenis
mikroorganisme.
Dalam pertumbuhannya mikroorganisme membutuhkan nutrisi dan factor lingkungan
yang memadai termasuk pH, temperatur, kebutuhan gas dan tekanan osmotik.
Tujuan pembuatan media adalah untuk pemeliharaan (kultur) mikroorganisme khususnya
bakteri, sehingga bila diperlukan selalu tersedia.

II. Prosedur
Alat-alat : gelas piala, Erlenmeyer, tabung reaksi, piggan petri, timbangan, kaca arloji,
autoklaf.
Bahan-bahan : Agar-agar, air suling, pepton, dan beef extract.
Cara Kerja :
1. Piggan petri disterilkan dalam oven pada suhu 160°C-170°C selama 2-3 jam (piggan petri
dibungkus dengan kertas).
2. Ditimbang beef extract, pepton dan agar-agar sesuai kebutuhan. Sediakan pula air suling.
3. Untuk membuat media cair (nutrient broth) campuran beef extract, pepton dan air suling
menurut kebutuhan di atas, kemudian homogenkan dalam gelas piala sambal dipanaskan.
4. Masukkan ke dalam tabung reaksi dan tutup dengan kapas.
5. Untuk membuat media agar (nutrient agar), campuran di gelas piala ditambhakan dengan
agar-agar secukupnya, sambal dipanaskan sehingga homogen.
6. Sebagian dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk membentuk media agar tegak dan
media agar miring kemudian disumbat dengan kapas.
7. Sisa yang masih ada di gelas piala dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditutup dengan
kapas.
8. Media tersebut disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 20 menit.
9. Media agar dalam tabung reaksi dibentuk miring pada rak miring dan dibentuk tegak pada
rak tabung tegak.
10. Erlenmeyer yang berisi media agar pada suhu kurang lebih 50°C dituangkan ke dalam
piggan petri yang sudah steril sebanyak 15 ml. biarkan sampai membeku dan disimpan
dalam inkubator dalam keadaan terbalik.
11. Amati kondisi media setelah 2x24 jam (tetap steril atau terkontaminasi).

III. Hasil Pengamatan


Media berhasil dibuat.

IV. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu membuat media agar padat dan cair, kami hanya tinggal
menuangkan dari erlenmeyer ke piggan petri saja karena saat itu media sudah dibuatkan oleh
Laboran.
Bahan takaran dalam kemasan yaitu :
Nutrient Agar 15 Gram/ 1 Liter air
Nutrient Broth 13 Gram/ 1 Liter air
Media yang dibuat yaitu :
1. Nutrient agar (padat) = Agar Cawan Petri, Media Tegak Dan Media Agar Miring
2. Nutrient broth (cair) = Media Tabung

V. Kesimpulan
Praktikum kali ini membuat media agar padat dan cair dengan menghasilkan nutrient agar atau
media agar padat yaitu agar cawan petri, media tegak dan media agar miring dan juga nutrient
broth atau media agar cair yaitu media tabung.

B. Sterilisasi dan Uji Sterilitas


I. Dasar teori
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme,atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat
berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba. Sterilisasi
dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi
dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikroba dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya,
bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang.
Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan
sebagainya (Irianto, 2006).
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam
melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara
sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media.
Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan
(Pujiati, 2012).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:

• Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat
dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai
akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat
“bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170°– 180°C dan waktu yang digunakan
adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
• Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol,
larutan formalin).
• Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan
tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan
saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi
terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).

II. Prosedur
Alat-alat : Labu erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung, cawan petri, gelas ukur,
gelas beaker, jarum ose, oven, dan autoclave.
Bahan-bahan : Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB).
Cara Kerja :
a. Sterilisasi Kering
1. Alat-alat yang akan disterilkan harus bersih dan kering.
2. Bungkuslah dengan kertas (untuk pinggiran petri dan pipet), mulut tabung
atau Erlenmeyer ditutup kapas.
3. Masukkan alat-alat tersebut ke dalam oven.
4. Oven dijalankan dan diatur suhunya sampai mencapai 160°C-170°C.
5. Diamkan selama 2-3 jam.
6. Oven dimatikan dan alat-alat tersebut siap dipakai setelah dingin.
b. Sterilisasi Baasah
1. Media yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam autoklaf.
2. Autoklaf ditutup rapat dan klep autoklaf tetap terbuka.
3. Autoklaf dijalankan.
4. Setelah timbul uap (uap akan terlihat melalui klep yang terbuka), klep ditutup
dan biarkan sampai suhu mencapai 221°C dan tekanan mencapai 15 psi.
5. Biarkan selama 20 menit.
6. Matikan autoklaf dan biarkan sampai manometer menunjukkan angka nol.
7. Autoklaf dibuka dan media dibiarkan dingin.
8. Simpan media dalam lemari es (kulkas) dan media siap dipakai untuk
pembiakan bakteri.

III. Hasil Pengamatan


Pada praktikum kali ini dalam waktu 1 jam alat-alat yang didalam oven sudah steril
(bebas dari mikroorganisme).

IV. Pembahasan
Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam
hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang
terdapat dalam suatu benda.Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu
di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau
banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu
121 °C untuk waktu 10-15 menit. Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam
autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada banyak sedikitnya barang yang
perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol
yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu
autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-
menerus naik sampai 121 0 C.

V. Kesimpulan
Sterilisasi yaitu suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua bentuk hidup
terutama mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R. , 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi, Gramedia:


Jakarta.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya: Bandung.

Khaeruni, A dan V. N. Satrah. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar : Fakultas


Pertanian UHO. Kendari.

Label, J. 2008, Mikrobiologi : Pembuatan Medium, Erlangga : Jakarta.

Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum, Erlangga : Jakarta.

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM : Yogyakarta


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PRAKTIKUM II : ISOLASI DAN INOKULASI

Tanggal Praktikum : 17 September 2021

Dosen Pengampu:

apt. M. Ikhwan Setiawan, M. Farm

Disusun Oleh:

Meidina Tria Kusherawati (19011009)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2021
I. Dasar Teori
Dalam melakukan diagnosa medium mikrobiologi sangat diutamakan baik alat maupun
medianya. Pembuatan media serta teknik penanaman. Medium merupakan bahan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Sebelum
menumbuhkan mikroorganisme, pertama-tama kita harus memahami kebutuhan dasarnya
lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil baik. Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukan percobaan untuk menambah pengetahuan tentang cara
pembuatan medium.
Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul
rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul
yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup,
yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008).
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa
disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar–
agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah
menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat
yang memiliki komposisi yaitu agar–agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu
950C (Sandra, 2013).
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum yang digunakan
untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato
Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan jugaagar. Bubuk kentang dan
juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khami. Potato Dextrose Agar
juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total
Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik
menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.Karena
fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak
digunakan oleh pembudidayan jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan
pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar
3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya
pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan
yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen
utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air
dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan
magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik
dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil
dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel
beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim,
1998). Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri
yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair.
Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun).
Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan
10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya
jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap
bakteri membentuk dinding sel baru.
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio
cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu
dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-
40°C.
Medium didiamkan atau disimpan di autoclaf selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan
bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan
medium yang steril juga menentukan.

II. Prosedur
Alat-alat : Labu erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung, cawan petri, gelas ukur,
gelas beaker, tali pengikat, jarum ose, kertas perkamen, oven dan autoclave
Bahan-bahan : Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB).
Cara Kerja :
1. Suspensikan bakteri dengan menggunakan ose/dawai ditanam dalam piggan petri yang
berisi nutrient agar dengan teknik aseptik.
2. Simpan dalam inkubator selama 2x24 jam pada suhu.
3. Amati pertumbuhan koloninya dan pindahkan koloni-koloni yang terisolasi/terpisah ke
dalam media agar miring dengan teknik aseptic secara zigzag.
4. Simpan dalam inkubator untuk dibiarkan sekurang-kurangnya 2x24 jam.
5. Kultur yang berisi bakteri dalam media agar miring ini siap digunakan untuk
pengamatan di bawah mikroskop.

III. Hasil Pengamatan


No. Gambar Keterangan

1. E. Coli (NA – Media Cawan Petri)


Bakteri menyebar koloni tunggal
2. Bacillus (NB – Media Tabung)
Bakteri berada di bawah

3. Bacillus (NA – Media Agar Miring)


Bakteri banyak terutama di bawah

4. Staphylococcus (NA – Media Tegak)


Bakteri banyak menyebar

a. Media NA (Nutrient Agar)


Cairan berwarna kuning seperti madu dan berbau sengit.
b. Media PDA (Potato Dekstrosa Agar)
Cairan berwarna kuning terang dan berbau sengit.

IV. Pembahasan
Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen tanaman. Selain itu
menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba
Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit,
hal ini bergantung pada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang
akan disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul
dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa
uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik sampai 121oC.
Dilakukannya pembuatan media dengan pemanasan di hotplate di peruntukkan agar
serbuk medium tersebut larut sempurna dengan aquadest dan agar media tersebut dapat
mengental dengan sempurna seperti agar-agar.

V. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa media merupakan
suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang diapakai untuk
menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R. , 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi, Gramedia:


Jakarta.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya: Bandung.

Khaeruni, A dan V. N. Satrah. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar : Fakultas


Pertanian UHO. Kendari.

Label, J. 2008, Mikrobiologi : Pembuatan Medium, Erlangga : Jakarta.

Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum, Erlangga : Jakarta.

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai