0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
75 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas proses pengeringan dan pengujian fitokimia simplisia serta parameter dan standarisasi minyak atsiri dan lemak. Terdapat berbagai metode pengeringan simplisia seperti pengeringan melalui frekuensi tinggi, dilayukan lalu dijemur, dan pengeringan bekuan. Dokumen juga menjelaskan tes-tes fitokimia seperti Dragendroff, Mayer, dan Shinoda serta parameter minyak atsiri seperti bilangan asam, ester,
Dokumen tersebut membahas proses pengeringan dan pengujian fitokimia simplisia serta parameter dan standarisasi minyak atsiri dan lemak. Terdapat berbagai metode pengeringan simplisia seperti pengeringan melalui frekuensi tinggi, dilayukan lalu dijemur, dan pengeringan bekuan. Dokumen juga menjelaskan tes-tes fitokimia seperti Dragendroff, Mayer, dan Shinoda serta parameter minyak atsiri seperti bilangan asam, ester,
Dokumen tersebut membahas proses pengeringan dan pengujian fitokimia simplisia serta parameter dan standarisasi minyak atsiri dan lemak. Terdapat berbagai metode pengeringan simplisia seperti pengeringan melalui frekuensi tinggi, dilayukan lalu dijemur, dan pengeringan bekuan. Dokumen juga menjelaskan tes-tes fitokimia seperti Dragendroff, Mayer, dan Shinoda serta parameter minyak atsiri seperti bilangan asam, ester,
1. Akar (radix) : Dibersihkan, dipotong-potong baru dijemur 2. Batang (tuber) : Dibersihkan, dipotong-potong baru dijemur 3. Umbi (bulbus) : Simplisia segar dibersihkan dari tanah, dirajang setebal 3-5 mm, baru dijemur 4. Pengeringan melalui frekuensi tinggi : Bahan pada pengeringan ini diletakkan pada sebuah bidang ganti kondensor elektris, dimana terjadi aliran geser elektris di dalam bahan yang secara teratur memanaskannya. 5. Dilayukan dulu, dikeringkan tidak dengan sinar matahari langsung (diangin-anginkan atau dijemur dengan tutup berupa kain hitam) : Bunga (flos) 6. Umumnya yang digunakan gel silika terutama silika biru : Pengeringan dengan udara dan dengan panas 7. Pengeringan bekuan / freeze dry : Metode ini digunakan khususnya untuk mengeringkan antibiotika, vitamin, hormon, plasma darah, serum, bahan pengimun, bagian dari tumbuhan dan bahan peka yang sejenis 8. Simplisia segar dibersihkan dari tanah, dirajang setebal 3-5 mm, baru dijemur : Rimpang (rhizoma) 9. Dibersihkan, dipotong-potong baru dijemur : Akar (radix) 10. Daun (folium) : Dilayukan dulu baru dijemur 11. Dibersihkan, dipotong-potong baru dijemur : Kulit (cortex) 12. Buah (fructus) : dimanfaatkan segar atau duperlakukan seperti rimpang 13. Pengering melalui semburan/spray : secara mekanis melalui lempeng yang berputar 4000-5000 rpm atau secara hidrodinamik melalui pori pipa dengan bantuan tekanan cairan atau udara kencang 14. Simplisia segar dibersihkan dari tanah, dirajang setebal 3 – 5 mm, baru dijemur : Umbi (bulbus) 15. Secara mekanis melalui lempeng yang berputar 4000-5000 rpm atau secara hidrodinamik melalui pori pipa dengan bantuan tekanan cairan atau udara kencang : pengering melalui semburan/spray 16. Bahan pada pengering ini melalui lapisan yang berada pada sebuah dasar berpori diujung bawah sebuah corong, ditiup oleh aliran udara panas yang kencang : pengeringan melalui lapisan berputar 17. Bahan pada pengeringan ini diletakkan pada sebuah bidang ganti kondensor elektris, dimana terjadi aliran geser elektris di dalam bahan yang secara teratur memanaskannya : pengering melalui frekuensi tinggi 18. Kayu (lignum) : dibersihkan, dipotong-potong baru dijemur 19. Bunga (flos) : dilayukan dulu, dikeringkan tidak dengan sinar matahari langsung (diangin-anginkan atau dijemur dengan tutup berupa kain 20. Pengeringan melalui lapisan berputar : bahan pada pengering ini melalui lapisan yang berada pada sebuah dasar berpori diujung bawah sebuah corong, ditiup oleh aliran udara panas yang kencang 21. Simplisia segar dibersihkan dari tanah, dirajang setebal 3-5 mm, baru dijemur : buah (frustus) 22. Daun dengan minyak menguap : dilayukan dulu, dikeringkan tidak dengan sinar matahari langsung (diangin-anginkan atau dijemur dengan tutup berupa kain hitam) 23. Dibersihkan, dipotong-potong baru dijemur : batang (tuber) 24. Dilayukan dulu, dikeringkan tidak dengan sinar matahari langsung (diangin-anginkan atau dijemur dengan tutup berupa kain hitam) : daun dengan minyak menguap 25. Metode ini digunakan khususnya untuk mengeringkan antibiotika, vitamin, hormone, plasma darah, serum, bahan pengimun, bagian dari tumbuhan dan bahan peka yang sejenis : pengeringan bekuan/freeze dry Proses Quis Skrining Fitokimia 1. Bromine water test dengan hasil positif berwarna : yellow precipitate 2. Dragendroff’s test adalah zat uji dengan reagen : potassium bismuth iodide solution 3. Keller killiani test untuk golongan senyawa : test for cardiac glycosides 4. Ferric chloride test untuk golongan senyawa : test for flavonoids 5. Sodium hydroxide test adalah zat uji dengan reagen : NaOH 6. Lead acetate test adalah zat uji dengan reagen : larutan timbal asetat 7. Salkowski reaction dengan hasil positif berwarna : red colour 8. Wagner’s test adalah zat uji dengan reagen : iodine dalam KI 9. Froth test untuk golongan senyawa : test for saponin glycosides 10. Mayer’s test adalah zat uji dengan reagen : potassium mercuric iodide solution 11. Kedde’s test untuk golongan senyawa : test for cardiac glycosides 12. Liebermann-burchard’s test dengan hasil positif berwarna : E. pink colour 13. NaOH adalah test untuk golongan senyawa : test for flavonoids 14. Kedde’s test dengan hasil positif berwarna : purple colour 15. Tes dengan aqua brom untuk golongan senyawa : test for glycosides 16. Kedde’s test adalah zat uji dengan reagen : 3,5-dinitro benzoic acid 17. NaOH adalah tes dengan hasil positif berwarna : yellow colour which decolorize after addition of glacial acetic acid 18. Shinoda test adalah zat uji dengan reagen : magnesium 19. Borntrager’s test untuk golongan senyawa : test for anthraquinone glycosides 20. Shinoda test dengan hasil positif berwarna : pink colour 21. Lead acetate test dengan hasil positif berwarna : yellow colour precipitated 22. Hager’s test adalah zat uji dengan reagen : saturated aqueous solution of picric acid 23. Dragendroff’s test dengan hasil positif berwarna : an orange-red precipitate 24. Legal’s test dengan hasil positif berwarna : blood red color 25. Raymond’s test untuk golongan senyawa : test for glycosides 26. Liebermann-burchard’s test adalah zat uji dengan reagen : H2SO4 pekat 27. Raymond’s test adalah zat uji dengan reagen : dinitrobenzene 28. Liebermann-burchard’s test adalah zat uji dengan reagen : asetat anhidrida 29. Hager’s test untuk golongan senyawa : test for alkaloids 30. Salkowski reaction untuk golongan senyawa : test of steroids TLC 1. Tlc of alkaloid menggunakan pelarut atau eluen : toluene-ethyl acetate-diethylamine (70:20:10) 2. Pada UV 365 nm yang berfluoresensi : tlc of anthracene derivatives 3. Tlc of saponin menggunakan reagen dibawah ini : hemolytically active 4. Tlf of triterpenes menggunakan pelarut atau eluen : ethyl formiate-toluene-formic acid (50:50:15) 5. Tlc of coumarin aglycones menggunakan reagen dibawah ini : ethanolic KOH 6. Tlc of eessential oil menggunakan pelarut atau eluen : toluene-ethyl acetate (93:7) 7. Tlc of flavonoids glycosides menggunakan reagen dibawah ini : fast blue salt reagen 8. Pada UV 365 nm yang berfluoresensi : tlc of coumarin glycosides 9. Pada UV 365 nm yang berfluoresensi : tlc of lignans 10. Pada UV 365 nm yang tidak berfluoresensi : tlf of essential oil 11. Tlc of lignans menggunakan pelarut atau eluen : chloroform-methanol-water (70:30:4) 12. TLC of anthracene derivates menggunakan reagen dibawah ini : ethanolic KOH 13. TLC of triterpenes menggunakan reagen dibawah ini : anisaldehyde-sulphuric acid reagent 14. Pada UV 365 nm yang berfluoresensi : tlc of triterpenes 15. Tlc of lignans menggunakan reagen dibawah ini : ethanolic sulphuric acid 16. Pada UV 365 nm yang berfluoresensi : tlc of flavonoids glycosides 17. Tlc of saponin ginsenosides menggunakan reagen dibawah ini : hemolytically active 18. Pada UV 365 nm yang berfungsi : tlc of coumarin aglycones 19. Tlc of coumarin aglycones menggunakan pelarut atau eluen : toluene-ether (1:1, saturated with 10% acetic acid) 20. Tlc of flavonoids aglycones menggunakan pelarut atau eluen : toluene-ethyl formiate- formic acid (50:40:10) 21. pelarut atau eluen : chloroform-methanol-water (70:30:4) 22. Tlc of cardiac glycosides menggunakan pelarut atau eluen : ethyl acetate-methanol- water (100:13:5:10) 23. Pada UV 365 nm yang berfluoresensi : tlc of alkaloid 24. Tlc of saponin menggunakan pelarut atau eluen : chloroform-glacial acetic acid- methanol-water (64:32:12:8) 25. Pada UV 365 nm yang tidak berfluoresensi : tlc of saponin ginsenosides Parameter Minyak Atsiri 1. Resinifikasi : proses reaksi penggabungan atau pembentukan senyawa polimer dari senyawa monomernya 2. Cinnamomun zeylanicum Ness diambil bagian : Cortex 3. Vetiveria zizanioides Stap diambil bagian : Radix 4. Cananga odorata Hook diambil bagian : Flos 5. Bilangan asam : Adanya asam organic 6. Curcuma longa diambil bagian : Rhizoma 7. Piknometer 50,0 mL mempunyai berat kosong 75 gram. Jika berat piknometer yang diisi minyak atsiri 120 gram, tentukan kerapatan minyak atsiri tersebut : 0,9 gram/ml 8. Bilangan ester : banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk penyabunan 9. Proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas dan alcohol : proses hidrolisis 10. Melaleuca ieucadenron diambil bagian : Folium 11. Caryophyllus diambil bagian : Flos 12. Proses reaksi penggabungan atau pembentukan polimer dari senyawa monomernya : Resinifikasi 13. Proses penyabunan : proses pada minyak yang memiliki kandungan fraksi monoester serta asam organic 14. Proses hidrolisis : proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas dan alcohol 15. Cymbopogon nardus R diambil bagian : Folium 16. Peroksida yang memiliki sifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga akan membentuk senyawa aldehid asam organic dan keton yang menyebabkan adanya perubahan bau yang tidak dikehendaki : proses oksidasi 17. Citrus medica diambil bagian : Fructus cortex 18. Proses pada minyak yang memiliki kandungan fraksi monoester serta asam organic : proses penyabunan 19. Santalum album L diambil bagian : Cortex 20. piknometer 50,0 mL mempunya berat kosong 75 gram. Jika kerapatan jenis minyak atsiri 0,8 kg/L, tentukan bobot netto minyak atsiri dalam piknometer tersebut : 40 gram Standarisasi minyak lemak 1. Lipid merupakan ester dari asam lemak dan alcohol rantai Panjang : lilin 2. Piknometer yang akan digunakan dibersihkan dan dikeringkan dan ditimbang. Piknometer diisi dengan aquadest bersuhu 20-30 C. Pengisian dilakukan sampai meluap dan tidak ada gelembung udara didalamnya. Setelah ditutup botol direndam dalam bak air yang bersuhu 25c dengan toleransi 0,2c selama 30 menit. Botol diangkat dari bak dan dikeringkan dengan kertas penghisap. Botol beserta isinya ditimbang : Analisis berat jenis lemak atau minyak 3. Lipid terdiri dari hidrokarbon yang tersusun atas lebih dari 36 atom karbon, berbentuk jenuh atau tak jenuh : karotenoid 4. Lipid merupakan ester dari asam lemak dan alcohol rantai Panjang : lilin 5. Lemak nabati mengering (drying oil) : safflower 6. Lemak biji coklat : lemak nabati berwujud 7. Minyak dan lemak diklasifikasikan berdasarkan sumbernya dari biji-bijian dari tanaman tahunan : coklat 8. Lemak nabati setengah mengering (semi drying oil) : biji bunga matahari 9. Lemak alcohol : lipid merupakan alcohol aliphatik dengan hidrokarbon jenuh atau tak jenuh, dengan Panjang 6-26 atom karbon 10. Lipid terdiri dari hidrokarbon yang tersusun atas lebih dari 36 atom karbon, berbentuk jenuh atau tak jenuh : karotenoid 11. Lipid merupakan alcohol aliphatic dengan hidrokarbon jenuh atau tak jenuh, dengan panjangnya 6-28 atom karbon : lemak alcohol 12. Biji bunga matahari : lemak nabati setengah mengering (semi drying oil) 13. Lemak nabati mengering (drying oil) : biji karet 14. Iod huble ini digunakan sebagai indikator perubahan uji : uji kejenuhan 15. Minyak dan lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya dari kulit buah tanaman tahunan : zaitun 16. Safflower : lemak nabati mengering (drying oil) 17. Analisis menggunakan prinsip pengukuran pigmen warna merah yang dihasilkan dari senyawa malonaldehid dengan pereaksi thio barbituric acid dalam medium 1-butanol. Warna merah tersebut dapat diukur dengan absorbansi pada λ 528 nm dengan spektrofotometer : analisis bilangan TBA 18. Tokoferol : lipid merupakan vitamin E yang ditemukan pada sumber minyak 19. Minyak kacang kedele : lemak nabati mengering (drying oil) 20. Lipid merupakan vitamin E, yang ditemukan pada sumber minyak : tokoferol 21. Pelarut (campuran etanol/dietileter) terlebih dahulu dinetralisasi dengan menggunakan 0,1 N dan indikator fenolftalin (10 g/L larutan etanol 95%) sebanyak 0,3 mL per 100 ml pelarut. Dilakukan standarisasi pelarut KOH dengan cara mentitrasi larutan asam oksalat 0,1 g/20 ml etanol 95%, dengan indikator fenolftalin (10 g/L larutan etanol 95%) : analisis asam lemak bebas 22. Minyak zaitun : lemak nabati tidak mengering (non drying oil) 23. Lemak nabati tidak mengering (non drying oil) : inti zaitun 24. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hydrogen hydrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida : Uji ketengikan 25. Lemak nabati berwujud pada : inti sawit 26. Biji karet : lemak nabati mengering (drying oil) 27. Minyak dan lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya dari biji-biji palawijah : kedele 28. Uji kualitiatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol : uji Salkowski 29. Uji kuantitatif yang dilakukan untuk kolesterol : uji Lieberman buchard 30. Lipid yang dapat dihidrolisis mengandung unsur P : fosfolipid