Anda di halaman 1dari 4

Proses pembuatan vinyl acetate monomer (VAM)

Dalam proses pembuatan VAM, ada 10 unit operasi dasar, yang meliputi vaporizer, reaktor aliran
plug katalitik, heat exchanger, separator, kompresor gas, absorber, carbon dioxide (CO2)
removal system, a gas removal system, tangki untuk recycler bahan liquid, dan kolom distilasi
azeotropik dengan decanter. Ada tujuh komponen kimia dalam proses VAM. Etilena (C2H4),
oksigen murni (O2), dan asam asetat (HAC) diubah menjadi produk vinil asetat (VAC), dan air
(H2O) dan karbon dioksida (CO2) adalah produk sampingan. Inert, etana (C2H6), masuk dengan
aliran umpan C2H4.
Reaksi eksotermik terjadi dalam tabung berisi reaktor yang diisi dengan katalis logam mulia dan
support silika. Panas dihilangkan dari reaktor dengan menghasilkan uap pada sisi selubung
tabung. Uap yang keluar dari drum memiliki sifat sebagai uap jenuh. Reaksi bersifat ireversibel
dan laju reaksi memiliki ketergantungan pada suhu. Efluen dari reaktor mengalir melalui heat
exchanger, di mana aliran dingin adalah recycle gas. Efluen reaktor kemudian didinginkan
dengan cooling water lalu uapnya (oksigen, etilen, karbon dioksida dan etana) dan cairan (vinil
asetat, air dan asam asetat) dipisahkan. Aliran uap dari separator mengalir ke kompresor dan
aliran cair dari separator menjadi bagian dari umpan ke kolom distilasi azeotropik. Gas dari
kompresor masuk ke bagian bawah absorber, di mana sisa vinil asetat didapatkan. Aliran cair
dari base disirkulasi ulang melalui pendingin dan diumpankan ke tengah absorber. Asam asetat
cair yang telah didinginkan dimasukkan ke bagian atas absorber untuk proses scrubbing akhir.
Produk dasar liquid dari absorber digabungkan dengan liquid dari separator sebagai aliran umpan
ke kolom destilasi.
Bagian dari gas overhead yang keluar dari absorber memasuki removal system. Aliran gas (tidak
termasuk karbon dioksida) dengan sebagiannya menuju purge untuk menghilangkan inert etana
dari proses. Sedangkan sisanya digabungkan dengan aliran recycle gas dan dialirkan ke heat
exchange. Aliran umpan etilen ditambahkan, aliran recycle gas, umpan asam asetat, dan aliran
asam asetat recycle memasukki vaporizer, di mana uap digunakan untuk menguapkan cairan.
Aliran gas dari vaporizer selanjutnya dipanaskan ke suhu saluran masuk reaktor yang diinginkan
dalam trim heater menggunakan uap. Oksigen ditambahkan ke aliran gas dari vaporizer sesaat
sebelum memasukki reaktor untuk menjaga komposisi oksigen dalam recycle gas.
Kolom distilasi azeotropik memisahkan vinil asetat dan air dari asam asetat yang belum
dikonversi. Produk overhead dikondensasi dengan cooling water dan liquid dialirkan menuju ke
decanter, di mana fase vinil asetat dan air dipisahkan. Produk organik dan air dialirkan untuk
pemurnian ke bagian distilasi lain. Langkah pemisahan tambahan yang diperlukan untuk
menghasilkan vinil asetat dengan kemurnian yang baik. Produk dasar dari kolom distilasi
mengandung asam asetat, yang direcycle kembali ke vaporizer bersamaan dengan asam asetat.
Bagian dari aliran dasar ini adalah wash acid yang digunakan dalam absorber setelah dilakukan
pendinginan.

 Sintesis polivinil asetat (PVAc)


Polivinil asetat merupakan polimer adisi yang dihasilkan dari polimerisasi vinil asetat
monomer melalui reaksi free radical chain polymerization. Chain polymerization adalah
reaksi berantai dimana pertumbuhan rantai polimer merupakan hasil dari reaksi antara
monomer dan bagian aktif pada rantai polimer degan regenerasi bagian aktif pada setiap
akhir langkah pertumbuhan. Reaksi polimerisasi adisi terbagi menjadi tiga tahap yaitu
inisiasi, propagasi, dan terminasi. Pada tahap inisiasi terjadi reaksi sebagai berikut,
dengan I merupakan inisiator dan R merupakan radikal hasil dekomposisi inisiator.
Proses polimerisasi adisi memerlukan inisiator untuk memicu terbentuknya radikal
monomer. Inisiator pada reaksi polimerisasi dapat menggunakan senyawa peroksida
seperti benzoil peroksida dan senyawa azo seperti azobis-iso-butironitril (AIBN). Faktor
yang mempengaruhi pemilihan inisiator adalah waktu paruh, yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk mendekomposisi 50% senyawa inisiator dalam kondisi tertentu.
Inisiator pada umumnya bersifat tidak stabil secara termal. Pada inisiator tipe azonitril
simetris, radikal yang terbentuk adalah tipe ters-alkil yang bersifat lebih stabil daripada
radikal yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa peroksida. Reaksi pembentukan
radikal pada senyawa inisiator digambarkan sebagai berikut.

Regenerasi dari radikal merupakan karakteristik dari reaksi berantai (chain reaction).
Efisiensi dari inisiasi radikal dapat diestimasi dengan membandingkan jumlah inisiator
yang terdekomposisi dengan jumlah rantai polimer yang terbentuk. Kebanyakan inisiator
pada polimerisasi vinil mempunyai efisiensi sekitar 60% sampai 100% dari total radikal
yang terbentuk menginisiasi rantai polimer yang dihasilkan.
Pada tahap propagasi, rantai radikal yang dihasilkan pada tahap inisiasi bertemu dengan
monomer-monomer untuk membentuk rantai yang lebih panjang. Reaksinya digambarkan
sebagai berikut.

Propagasi akan terus berlangsung sampai suplai monomer telah habis. Pada tahap
terminasi, karena suplai monomer telah habis, maka terjadi kecenderungan terjadi reaksi
antara radikal membentuk pasangan elektron, sehingga aktivitas radikalnya hilang. Tahap
terminasi dapat terjadi dalam dua kemungkinan yaitu kombinasi dan disproporsionasi
yang ditunjukan sebagai berikut.
 Sintesis polivinil alkohol (PVA)
PVA dapat dibuat dengan menggunakan reaksi hidrolisis, dimana karakteristik reaksi
hidrolisis adalah menggunakan air sebagai reaktannya pada suhu ruangan (25 hingga
27oC) dengan mengikuti persamaan reaksi sebagai berikut

Polivinil asetat ditambahkan 8-10% mol NaOH per mol polivinil asetat (20%
berat air). Methanol untuk mengurangi konsentrasi NaOH ke bawah 10% dengan
temperatur hidrolisis 40-45oC dan waktu reaksi 20-90 menit, kemudian
dikeringkan dalam oven dengan durasi 10-12 jam di 60-70oC. Pada skala industri,
metode esterifikasi lebih disukai daripada metode hidrolisis karena distribusi
gugus fungsional alkohol pada rantai produk PVA lebih teratur sehingga molekul
polimer lebih stabil. Oleh karena itu produk Polivinil Alkohol yang dihasilkan
memiliki derajat hidrolisis yang rendah (35%).

Anda mungkin juga menyukai