Kelas G Disusun Oleh : Nursiti (175061100111006) Aslah Areiga Fadhilla (175061100111023) Albert Randa (175061107111013) Riyad Fatahillah (175061107111015)
Styrene Butadiene Rubber Process
SOAL 1 Deskripsi Proses : 1. Bahan baku dalam bentuk monomer, yang diproduksi oleh industri perminyakan, dikirim ke tank. Monomer termasuk stirena dan butadiene. Bahan-bahan lain yang dikirim dan disimpan di tank termasuk sabun (atau deterjen), aktivator, katalisator, modifier, minyak extender, dan carbon black. Butadiena, serta beberapa polimer lainnya, dikirim dengan campuran penghambat polimerisasi (polymerization inhibiters) untuk mencegah polimerisasi prematur selama pengiriman dan penyimpanan. 2. Proses produksi dimulai dengan menghilangkan penghambat polimerisasi (polymerization inhibiters), dengan mengumpankan monomer melalui caustic scrubber. Monomer yang akan dipolimerisasi, dicampur dengan larutan sabun, air terdeionisasi, katalis, aktivator, dan modifier sebelum memasuki rangkaian reaktor yang pertama. Fungsi larutan sabun (atau deterjen) adalah untuk menahan atau mempertahankan seluruh campuran dalam emulsi yang bersifat stabil selama proses polimerisasi. Sabun asam rosin atau sabun asam lemak biasanya digunakan. Tujuan dari katalis adalah untuk menghasilkan radikal bebas untuk memulai dan juga mempertahankan polimerisasi. Katalis yang digunakan adalah hidroperoksida atau peroksisulfat. Fungsi aktivator adalah untuk ‘membantu’ katalis dalam menghasilkan radikal bebas, serta untuk memungkinkan reaksi pada suhu yang lebih rendah. Modifier berfungsi untuk mengontrol panjang rantai yang terpolimerasi. 3. Proses pada reaktor dioperasikan dalam kondisi "cold" (40°F hingga 45°F pada 0-15 psig) atau "hot" (122°F pada 40-60 psig), masing-masing untuk menghasilkan cold SBR atau hot SBR. Proses cold SBR dihentikan pada saat polimerasi telah mencapai 60%. Sedangkan Proses hot SBR akan melanjutkan proses polimerisasi yang hampir selesai. Campuran emulsi yang dihasilkan dari pencampuran awal monomer dan bahan-bahan tambahan harus dijaga agar tetap dalam kondisi dingin dengan menggunakan pendingin amonia sebelum memasuki reactor. Selanjutnya, larutan "shortstop" (sodium dimethyl dithiocarbonate dan hydroquinone) harus ditambahkan ke larutan yang keluar dari reaktor untuk menghentikan proses polimerisasi ketika telah mencapai 60%. Kemudian, monomer yang tidak bereaksi, serta katalis, aktivator, modifier, air, dan pengemulsi, harus dipisahkan dari bahan yang dipolimerisasi, lalu diperbarui untuk penggunaan lanjutan. 4. Proses selanjutnya adalah recovery butadiene yang tidak bereaksi dengan menggunakan flash tank. Recovery styrene dilakukan dengan menggunakan stripping columns dengan plat berlubang. Lateks harus terhindar dari oksidasi yang dapat disebabkan oleh oksigen atau ozon. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan antioksidan dalam tangki campuran. Bahan yang dipolimerisasi kemudian dipisahkan dari lateks yang tersisa dengan koagulasi, yang dilakukan dengan penambahan asam sulfat encer (pH 4 hingga 4,5) dan natrium klorida (air garam). Pada tahap ini, produk disebut "crumb." Karbon hitam (carbon black) dan berbagai minyak ditambahkan ke crumb untuk menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan, termasuk warna. 5. Pemisahan crumb yang tergumpal dilakukan pada shaker screen. Crumb yang telah dipisahkan akan dicuci dengan air resuspensi di dalam tangki reslurry. Separator gravitasi (gravity separators), digunakan untuk pemurnian sehingga dapat merecover karet crumb atau crumb rubbers dari kedua cairan yang telah melewati shaker screen dan ‘terjatuh’ dari tangki reslurry. 6. Crumb rubbers yang telah dilakukan penyaring dan pencucian, kemudian akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas. Setelah itu, crumb rubbers akan ditimbang, dikemas, dan disimpan untuk pengiriman.