DETERGEN
1.1 PENDAHULUAN
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan
dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen
mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air. Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih
sintetis yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk
terdahulu yaitu sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci
yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Perbedaan sabun dan deterjen
Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat
diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu
proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah.
Sabun itu merupakan garam dari asam karboksilat ( asam alkanoat ). Asam karboksilat
memiliki struktur umum CnH2nO2, contohnya cuka, C2H4O2. Asam karboksilat bereaksi
dengan basa membentuk garam. Rantai karbon yang panjang itu bersifat non-polar dan tidak
menarik air, sementara “kepala”nya ( terdapat ion logam ) bersifat polar. rantai/ekornya itu
disebut bagian hidrofobik sementara kepalanya disebut hidrofilik.
Sementara, deterjen tidak terbuat dari garam karboksilat sementara sabun terbuat dari garam
karboksilat. kalau tidak salah, deterjen terbuat dari bahan-bahan yang sukar diuraikan
mikroorganisme sementara sabun dapat diuraikan mikro-organisme.
1.2 BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan detergen yaitu :
a. Surfaktan (surface active agen)
b. Builder (Pembentuk)
c. Filler (Pengisi)
d. Additives (Zat Tambahan)
1.3 SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN BAKU DAN PRODUK
1. Surfaktan (surface active agen)
Zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air)
dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air
sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Jenis – jenis surfaktan :
Surfaktant yang berupa anionic (Alkyl Benzene Sulfonate/ABS, Linier Alkyl Benzene
Sulfonate/LAS, Alpha Olein Sulfonate/AOS, Fatty Alcohol Sulfonat).
Kationik (Garam Ammonium)
Non ionik (Nonyl phenol polyethoxyle)
Amfoterik (Acyl Ethylenediamines).
3. Builder (Pembentuk)
Zat yang berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Jenis bahan :
Phosphates (Sodium Tri Poly Phosphate/STPP)
Asetat (Nitril Tri Acetate/NTA, Ethylene Diamine Tetra Acetate/EDTA)
Silikat (Zeolit)
Sitrat (asam sitrat).
4. Filler (Pengisi)
Bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci,
tetapi menambah kuantitas atau dapat memadatkan dan memantapkan sehingga dapat
menurunkan harga. Contoh : Sodium sulfate
Uraian proses
Bubur surfaktan, tripolyphostphate natrium dan sebagian besar aditif lain-lain dimasukkan ke
alam Crutcher. Sejumlah besar air akan dihapus dan paste dikentalkan oleh reaksi natrium
tripolyphostphate hidrasi.
Campuran dipompa ke lantai atas di mana ia disemprotkan di bawah tekanan tinggi ke dalam
menara semprot 24m tinggi, bertentangan dengan udara panas dari tungku. Butiran kering
dari bentuk dan ukuran diterima dan kepadatan yang cocok terbentuk. Granul kering
dipindahkan ke lantai atas dengan kehidupan udara yang mendingin mereka dari 115C dan
menstabilkan butiran. Mereka kemudian dipisahkan dalam angin topan, disaring, wangi
dan dikemas.
1.9 KESIMPULAN
1. Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
2. Bahan utama untuk pembuatan detergen yaitu Surfaktan (surface active agen), Pengatur
Busa (Suds Regulator), Builder (Pembentuk), Filler (Pengisi), dan Additives (Zat Tambahan).
3. Teknik pengolahan detergen dapat dilakukan menggunakan berbagai macam teknik
misalnya biologi yaitu dengan bantuan bakteri, koagulasi-flokulasi-flotasi, adsorpsi karbon
aktif, lumpur aktif, khlorinasi dan teknik representatif lainnya tergantung dari efektifitas
kebutuhan dan efisiensi financial.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Erwana.2009.Proses Industri Kimia.Palembang:POLSRI
T.M. Cook dan D.J. Cullen. 1986. Industri Operasi Kimia. PT. Gramedia; Jakarta
Handojo Lienda,dkk. 1995. Teknologi Kimia. PT.Pradnya Paramita; Jakarta
http://www.klipingku.com/2009/03/cara-membuat-sabun-mandi/
http://majarimagazine.com/2009/07/bahan-pembuatan-sabun/
http://chem-is-try.org//sabun-detergen/
www.wikipedia.org/wiki/sabun
www.4libraries.com/pour-mencair-dan-pembuatan-sabun
www.majarimagazine.com/sabun/
http://sagita-nindyasari.blogspot.com/2011/05/perbedaan-sabun-dan-deterjen.html
http://processflowsheets.blogspot.com/2011/05/detergent-manufacturing-process-
with.html