Anda di halaman 1dari 4

Responsi I Praktikum Fitokimia II Grup D

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Simplisia


Jawaban : simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan
proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang tidak dikeringkan. Simplisia
terbagi menjadi 3 jenis yakni, simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral (pelikan).
2. Jelaskan pembuatan simplisia
Jawaban : Tahapan pembuatan simplisia sebagai berikut:
1. Pengumpulan bahan baku
Bahan baku simplisia harus mengutamakan kwalitas untuk menghasilkan khasiat yang terbaik dan
menghindari terbentuknya zat beracun.
2. Sortasi basah
Sortasi basah bertujuan untuk memisahkan bahan-bahan asing yang tidak berguna atau berbahaya saat
pembuatan simplisia.
3. Pencucian
Pencucian berguna untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroorganisme yang menempel
pada bahan.
4. Pengubahan bentuk (pengirisan)
Pengubahan bentuk dilakukan untuk memperluas permukaan sehingga lebih cepat kering tanpa
pemanasan yang berlebihan.
5. Pengeringan
Faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara,
waktu pengeringan (cepat), dan luas permukaan bahan.
6. Sortasi kering
Tujuan sortasi adalah memisahkan benda asing, seperti bagian-bagian yang tidak diinginkan dan kotoran
lain yang masih ada dan tertinggal.
7. Pengemasan dan penyimpanan
Simplisia dapat disimpan di tempat yang kering, tidak lembab, dan terhindar dari sinar matahari
langsung. Penhemasan dan penyimpanan yang tepat dapat mengindari simplisia dari kontaminasi jamur.

3. Jelaskan Apakah dibutuhkan standar mutu untuk simplisia..? Jika iya.. sebutkan.
jawaban : simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga parameter mutu umum
suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia
dan biologis), serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi).Suatu simplisia
dikatakan bermutu jika memenuhi persyaratan mutu yang tertera dalam monografi simplisia, antara lain
susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut
etanol dan kandungan kimia simplisia.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan ekstraksi
Jawaban : Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan sifat tertentu, terutama
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda.
5. Jelaskan metode yang digunakan untuk ekstraksi

1. Jawaban : EKSTRAKSI SECARA DINGIN

  Maserasi

Maserasi merupakan metode ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara


merendam serbuk simplisia dalam cairan pelarut selama beberapa hari pada suhu kamar.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia
yang mudah larut dalam cairan pelarut, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana dan mudah untuk dilakukan.
Sedangkan kerugiannya antara lain membutuhkan waktu yang cukup lama selama masa
perendaman, cairan pelarut yang digunakan cukup banyak, tidak dapat digunakan untuk
bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

 Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan
yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara
sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut
menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien

EKSTRAKSI SECARA PANAS

1. Refluks

Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan balik. Ekstraksi refluks
digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsip dari metode
refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam  bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga  pelarut akan tetap ada selama
reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen
yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena
sifatnya reaktif

 Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan


sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin
balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk
sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung, pelarut
yang digunakan lebih sedikit dan pemanasannya dapat diatur. Sedangkan kerugiannya, karena
pelarut digunakan secara berulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-
menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas. Jumlah total
senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga
dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut
dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di
bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat
digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau
pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda
dalam pelarut cair di dalam wadah

 Destilasi uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari
sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung
minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada
tekanan udara normal.

Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang tinggi
terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran
pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar
larut dalam pelarut polar dan sebaliknya.

6. Jelaskan apa yg dimaksud dengan skrining.

Jawaban : Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang dapat memberikan gambaran
mengenai kadnungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang akan diteliti. Skrining fitokimia dapat
dilakukan, baik secara kualitatif, semi kuantitatif, maupun kuantitatif sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.

7. Apa manfaatnya dilakukan skrining ?

Jawaban : mengetahui lebih lanjut kandungan senyawa aktif dalam Ekstrak secara kualitatif

8. Skirining apa saja yang anda ketahui.? Jelaskan

Jawaban:
- Uji alkaloid: pengujian alkaloid dilakukan dengan menggunakan dua jenis reagen/pereaksi yaitu
pereaksi mayer dan dragendroff dimana hasil positif yang dihasilkan yaitu endapan putih untuk
pereaksi mayer dan endapan jingga untuk pereaksi dragendroff.

- Uji saponin : Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan cara memasukkan 2 mL
sampel kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 mL akuades lalu dikocok selama 30
detik, diamati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang mantap (tidak hilang selama
30 detik) maka identifikasi menunjukkan adanya saponin.

- Uji flavonoid : identifikasi dilakukan dengan pengamatan perubahan panjang gelombang pada
spektra flavonoid menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Spektra flavonoid terdiri dari dua
absorbsi maksimal yaitu pada range 240-285 nm (pita I) dan pada range 300- 550 nm (pita II).

- Uji glikosida
- Uji tannin
- Uji tanin : Untuk menentukan tanin secara kualitatif dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
adanya tanin dan jenis tanin. Untuk identifikasi adanya tanin menggunakan larutan uji FeCl3,
gelatin test, uji penambahan kalium ferisianida dan ammonia, dan uji untuk asam klorogenik

Anda mungkin juga menyukai