Anda di halaman 1dari 3

Jenis jenis wakaf

Banyak orang beranggapan bahwa wakaf hanyalah berhubungan dengan bangunan seperti masjid,
sedangkan wakaf sendiri memiliki beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan tujuannya, waktunya, dan
penggunaannya. Berikut adalah jenis jenis dari wakaf

Wakaf berdasarkan tujuannya

Wakaf sosial untuk kebaikkan masyarakat (Khairi), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk kepentingan
umum.

Wakaf keluarga (dzurri) yaitu apabila tujuan wakaf untuk memberi manfaat kepada waqif, keluarganya
dan keturunannya.

Wakaf gabungan (musytarak), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan keluarga secara
bersamaan.

Wakaf berdasarkan waktunya

Wakaf abadi, yaitu wakaf berbentuk barang yang bersifat abadi seperti tanah dan bangunan atau barang
bergerak yang ditentukan oleh waqif sebagai waqaf abadi.

Wakaf sementara, yaitu apabila barang diwaqafkan berupa barang yang mudah rusak ketika
dipergunakan tanpa memberi syarat untuk mengganti bagian yang rusak.

Wakaf berdasarkan penggunaannya

Wakaf langsung, yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai tujuannya seperti masjid
untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar dan sebagainya.

Wakaf produktif, wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi dan hasilnya
diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.

Sumber : buku/modul agama Islam M. Qadhafi, M.Pd.I


Syarat syarat hibah

Hibah itu manghendaki adanya penghibah, orang yang diberi hibah, sesuatu yang dihibahkan dan
adanya akad hibah atau yang disebut dengan serah terima barang hibah antara pemberi dan penerima
secara nyata dan ikhlas.

syarat syarat penghibah :

1. Memiliki apa yang dihibahkan

2. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu alasan

3. Penghibah orang dewasa, sebab anak-anak kurang kemampuannya

4. penghibah tidak dipaksa sebab hibah itu akad yang mempersyaratkan keridhaan

dalam ke absahan nya

syarat-syarat penerima hibah

1. Benar-benar ada di waktu diberi hibah, bila tidak benar-benar ada atau di perkirakan adanya,
misalnya dalam bentuk janin, maka hibah tidak sah

2. Apabila penerima hibah itu ada di waktu pemberian hibah, akan tetapi dia masih kecil atau gila, maka
hibah itu diambil oleh walinya, pemeliharanya, atau orang yang mendidiknya, sekalipun dia orang asing

Syarat-syarat objek hibah

1. Benar-benar ada

2 harta yang bernilai

3 sudah di tangan maka tidak sah menghibahkan air di sungai ikan di laut burung di udara masjid-masjid
atau pesantren

4 tidak berhubungan dengan tempat milik si pemberi, seperti menghibahkan tanaman, pohon atau
bangunan tanpa tanahnya. Dapat dimiliki zatnya, yakni bahwa yang dihibahkan itu adalah apa yang
biasanya dimiliki, diterima peredarannya dan kepemilikannya dapat berpindah akan tetapi yang
dihibahkan itu wajib dipisahkan dan diserahkan kepada si penerima, sehingga menjadi milik baginya

5 di khususkan yakni tidak untuk umum sebab pemegangan dengan tangan itu tidak sah kecuali bila
ditentukan (untuk siapa) seperti halnya jaminan. (Malik, Asy Syafi'i Ahmad dan abu Tsur berpendapat
tidak disyaratkannya syarat ini, kata mereka hibah untuk umum yang tidak dibagi-bagi itu tetap sah)
Sumber : buku/modul agama Islam M. Qadhafi, M.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai