Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI

PERTEMUAN KE 2
MIRTA DWI RAHMAH RUSDY
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan
istilah-istilah dalam toksikologi
• Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan
cabang-cabang ilmu toksikologi
• Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan
sejarah dan peranan toksikologi industri
• Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan
perundangan terkait toksikologi industri
LATAR BELAKANG
Ilmu toksikologi maju secara signifikan sepanjang abad pertengahan
dengan pemahaman tentang penyakit akibat kerja yang terkait dengan
operasi penambangan.
Seiring waktu, para ahli toksikologi penelitian telah mempelajari
toksisitas berbagai bahan kimia, baik yang terjadi secara alami maupun
sintetis.
Baru-baru ini ahli toksikologi telah mengadopsi "kimia hijau" sebagai
pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bahan kimia
dan produk dengan sifat-sifat yang meminimalkan dampak negatif
pada manusia dan lingkungan.
Toksikologi modern telah mencoba untuk menjauh dari pendekatan
tradisional pengujian hewan dan menuju jalur eksperimen yang bebas
dari bahaya dalam menentukan toksisitas. Era kontemporer telah
menganut penelitian di bidang tambahan termasuk molekuler,
komputasi, dan toksikologi nano.
SEJARAH RACUN
• Pengetahuan tentang racun hewan dan ekstrak
tumbuhan untuk berburu, peperangan, dan
pembunuhan mungkin ada sebelum sejarah yang
tercatat.
• Salah satu tulisan tertua dari Mesir yang diketahui,
The Ebers Papyrus (sekitar 1500 SM), berisi informasi
yang berkaitan dengan banyak racun yang dikenal,
termasuk hemlock, aconite, opium, dan logam
seperti timah, tembaga, dan antimon.
SEJARAH RACUN
• Hippocrates (sekitar 400 SM) menambahkan
sejumlah racun dan prinsip-prinsip toksikologi klinis
yang berkaitan dengan ketersediaan hayati dalam
terapi dan overdosis.
• Theophrastus (370–286 SM), seorang siswa
Aristoteles, memasukkan banyak referensi tentang
tanaman beracun di De Historia Plantarum.
• Dioscorides, seorang dokter Yunani di istana kaisar
Romawi Nero, melakukan upaya pertama untuk
mengklasifikasikan racun menjadi racun tanaman,
hewan, dan mineral dalam bukunya De Materia
Medica, yang memuat referensi sekitar 600 tanaman.
SEJARAH TOKSIKOLOGI
• Kata ‘toksikologi’ berasal dari bahasa
Yunani untuk ‘toxicon’ (racun) dan
‘logos’ (studi ilmiah), dan diciptakan
pada abad ke-17.
• Paracelsus, seorang dokter dan ahli
kimia Swiss-Jerman yang terkenal
karena mengartikulasikan konsep
”dosis membuat racun," dan dianggap
sebagai Bapak Toksikologi.
• "Is there anything that is not poison?
Everything is poison, and nothing is
without poison. The dose alone makes
a thing poisonous".
RUANG LINGKUP
o Ruang lingkup toksikologi sangat luas, dan
mengandung tiga kategori utama:
o lingkungan (polusi, residu, kebersihan industri);
o ekonomi (obat-obatan, makanan, zat tambahan makanan,
pestisida, zat warna, bahan kimia);
o forensik (keracunan, diagnosis, terapi).
o Toksikologi mengasimilasi pengetahuan dan teknik
dari biokimia, biologi, kimia, genetika, matematika,
kedokteran, farmakologi, fisiologi, dan fisika.
o Toksikologi menerapkan evaluasi keselamatan dan
penilaian risiko untuk disiplin.
MULTIDISPILIN CABANG ILMU
HUBUNGAN ILMU DASAR DAN TERAPAN
DENGAN CABANG TOKSIKOLOGI
BIDANG YANG BERKAITAN DENGAN
TOKSIKOLOGI
PERANAN DI INDUSTRI
o Zat berbahaya ada di mana-mana di lingkungan dan umum di
masyarakat industri.
o Kerugian serius dapat terjadi dengan pajanan yang cukup
dalam kondisi tertentu. Namun, banyak kerugian dapat
dihindari jika bahan berbahaya ditangani pada penggunaan
dan potensi risikonya.
o Pengusaha dan pekerja harus menyadari potensi bahaya di
lingkungan kerja dengan menerapkan upaya preventif dalam
pengendalian penyakit akibat kerja.
o Rujukan dalam menentukan paparan dan penyakit akibat
kerja.
PERAN DI TEMPAT KERJA
BENCANA TERKAIT TOKSIKOLOGI INDUSTRI &
LINGKUNGAN
BENCANA TERKAIT TOKSIKOLOGI
INDUSTRI & LINGKUNGAN
REGULASI TERKAIT
• Konvensi ILO No. 174/1993 tentang Pengendalian Bahaya
Besar (Major Accident Prevention)
• Kepmennaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya
• SE. Menakertrans No. SE. 140/Men/PPK-KK/II/2004 tentang
Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan kerja di Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya
Besar (Major Hazard Instalation)
• Permenaker No. Per. 03/Men/1985 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja pemakaian Asbes
• Permenaker No. Per.03/Men/1986 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja yang mengelola pestisida
REFERENSI
o Satoh, T., Hussen, SI. Environmental Toxicology and Human Health. Vol I.
o Yulianto, SN. Toxicology in The Workplace. Industrial Safety Series.
o Gallo, MA. 7000 Years of Toxicology’s Evolution. Society of Toxicology. Eminet
Toxicologis Lecture Series https://www.toxicology.org
o Johnsons, BL. Occupational Toxicology: NIOSH Perspective. J of the Am Coll of
Toxicology, Vol II-1, 1983
o Milles, D. History of Toxicology.

Anda mungkin juga menyukai