Anda di halaman 1dari 38

KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA

OLEH :

SATRIANI
C30021038

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya.Yang memberikan nafas dan kehidupan, serta senantiasa melimpahkan
Rahmat-Nya sehingga saya dapat meyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.Dengan
bentuk dan isinya yang masih sangat sederhana. Tugas Bahasa Indonesia ini
merupakan suatu proses dalam memahami materi mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, baik secara
materi maupun teknis penulisan.Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak-pihak yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas ini, khususnya kepada
dosen yang telah memberikan tugas ini.Harapannya semoga tugas ini dapat
bermanfaat dan boleh menjadi rujukan untuk masa mendatang.

Palu, 11 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

I. SEJARAH KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


A. Senjarah Bahasa Indonesia............................................................ 1
B. Kedudukan bahasa Indonesia........................................................ 4
II. RAGAM BAHASA
A. Pengertian Ragam Bahasa............................................................. 9
B. Fungsi Bahasa Indonesia............................................................... 9
C. Jenis Ragam Bahasa...................................................................... 9
III.BAHASA INDONESIA
A. Bahasa Indonesia.................................................................................. 12
B. Macam-macam Bahasa......................................................................... 13
C. Tujuan Mempelajari Bahasa................................................................. 15
IV. KALIMAT EFEKTIF
A. Kalimat Efektif...................................................................................... 18
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif........................................................................ 18

iii
BAB I
SEJARAH KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

A. Sejarah Bahasa Indonesia


1. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.Pada
zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar
suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan
antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.Perkembangan
dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai
peninggalan-peninggalan misalnya:
a. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada Tahun
1380
b. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada Tahun 683.
c. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
d. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
e. Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
a. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan
hidup dan sastra
b. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia
c. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun
pedagang yang berasal dari luar indonesia.
Bahasa resmi kerajaan, Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara
bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta
makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa
Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa
perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar
kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi

1
dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa
Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi
bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia.
(Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
2. Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu,
para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para
pemuda berikrar:
a. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
Tanah Air Indonesia.
b. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.
c. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur
yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa
bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun
1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada
tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di
sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam
UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,
(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai
oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.
Peresmian Nama Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa indonesia. Bahasa indonesiadi

2
resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor
Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang
Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa
Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya
sebagi bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali
sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari
kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian
bahasa Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan
dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh
lebih dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi
kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah
satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur
Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau
mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas
di perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-
menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah
dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia.
Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin
berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya.Bahasa Melayu
yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan
dipengaruhi oleh corak budaya daerah.Bahasa Melayu menyerap kosa kata

3
dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa
Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai
variasi dan dialek.Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan
bangsa Indonesia.Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa
Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober
1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus
berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di
samping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai
salah satu ciri cultural, yang ke dalam menunjukkan sesatuan dan keluar
menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia, yaitu:
a. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdagangan.
b. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa
melayu tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
c. Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional.
d. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
B. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara berserta fungsinya

4
Sebagai Bahasa Nasional, Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari
“Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
b. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
c. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
d. Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama,
ras, adat istiadat dan Budaya.
adapun penjelasanya :
a. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-
bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :
- Kami poetera dan poeteri Indonesiamengakoe bertoempah darah
satoe, Tanah Air Indonesia.
- Kami poetera dan poeteri Indonesiamengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
- Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, Bahasa Indonesia.
b. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia
sampai sekarang ini.Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah,
mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara
persemakmurannya.Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa
menggunakan Bahasa Inggris.
c. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam

5
berbagai macam media komunikasi.Misalnya saja Buku, Koran, Acara
pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll.Karena Indonesia adalah negara
yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa
pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan
keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat
istiadat dan Budaya.
d. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku,
Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
Agar semua bangsa indonesia memiliki bahasa pemersatu dalam
berkomunikasi walaupun berbeda – beda asal,suku,ras dan adat.
Sebagai Bahasa Negara,Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah
ditetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Dengan demikian,
selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik
bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta. berikut fungsi dan
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah :
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
b. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
c. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.
d. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional,
Ilmu dan Teknologi.
adapun penjelasanya :
a. Bahasa resmi kenegaraan
Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia
dipergunakan dalam adminstrasi kenegaraan, upacara atau

6
peristiwa kenegaraan baik secara lisan maupun dalam bentuk
tulisan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan
masyarakat. Dokumen-dokumen dan keputusankeputusan serta
surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemeritah dan badanbadan
kenegaraan lain seperti DPR dan MPR ditulis di dalam bahasa
Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan
pemakaian bahasa Indonesia oleh warga masyarakat kita di dalam
hubungannya dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan.
Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk
melaksanakan fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan
sebaikbaiknya, pemakaian bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan
adminstrasi pemerintahan perlu senantiasa dibina dan
dikembangkan, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah
satu faktor yang menentukan di dalam pengembangan ketenagaan
seperti penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat baik sipil
maupun militer, dan pemberian tugas-khususbaik di dalam maupun
di luar negeri.
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan
dilembaga-lembaga pendidikan baik formal atau nonformal, dari
tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Masalah
pemakaian bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa
pengantar di segala jenis dan tingkat pendidikan di seluruh
Indonesia, menurut Suhendar dan Supinah (1997), masih
merupakan masalah yang meminta perhatian.
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintah

7
Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak
hanya dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara
pemerintah dengan masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga
sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial
budaya dan bahasanya sama.
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi
Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat
yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki
identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah.
Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran,
penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam bahasa
Indonesia.Dengan demikian masyarakat bangsa kita
tidaktergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam
usahanya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan
hal itu, Suhendar dan Supinah (1997) mengemukakan bahwa
bahasa Indonesia adalah atu-satunya alat yang memungkinkan kita
membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian
rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang
membedakannya dari kebudayaan daerah.

8
BAB II
RAGAM BAHASA

A. Pengertian Ragam Bahasa


Ragam bahasa adalah variasi bahasa yangterbentuk karena pemakaian
bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurutpemakaian yang
berbeda-beda, menurut topikyang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, sertamenurut medium pembicara.
(Bachman,1990).
B. Fungsi BahasaIndonesia
Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kapasitasnya
sebagai Bahasa Nasional:
1. Mampu menyatukan ribuan bahasa yang beragam di
Indonesia
2. Simbol kebanggaan nasional
3. Simbol identitas nasional
4. Berarti menyatukan berbagai kelompok etnis
5. Pemersatu alat perhubungan antara budaya danantar-regiona
Fungsi Sebagai Bahasa Negara:
1. Bahasa resmi negari
2. Bahasa pengantar dalam pendidikan
3. Berarti komunikasi di tingkat nasional untukkepentingan, perencanaan,
pembangunannasional dan pelaksanaan
4. Budaya dan pengembangan alat-alat ilmupengetahuan dan teknologi
C. Jenis Ragam Bahasa
a. Berdasarkan Media
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan
bahasa,ragam bahasa. Terdiri dari:

9
 Ragam bahasa lisan
 Ragam bahasa tulis
Ciri-ciri ragam lisan:
- Memerlukan orang kedua/teman bicara;
- Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
- Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi
serta bahasa tubuh.
- Berlangsung cepat;
- Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
- Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
- Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’
Ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan d
engan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Ciri-ciri ragam tulis :
- Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
- Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
- Harus memperhatikan unsur gramatikal;
- Berlangsung lambat;
- Selalu memakai alat bantu;
- Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
- Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya
terbantu dengan tanda baca.
b. Berdasarkan Cara Pandang Penutur
- Ragam Dialek
Contoh: “Gue udah baca itu buku.”
- Ragam Terpelajar
Contoh: “Saya sudah membaca buku itu.”

10
- Ragam Resmi
Contoh: “Saya sudah membaca buku itu.”
- Ragam Tidak Resmi
- Contoh: “Saya sudah baca buku itu.
c. Berdasarkan Topik Pembicaraan
- Ragam Bahasa Ilmiah (Makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi)
- Ragam Hukum (Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.)
- Ragam Bisnis (Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan
diberikan diskon.)
- Ragam Agama (Dia sangat rajin beribadah karena ingin taat)
- Ragam Kedokteran (Anak itu menderita penyakit kuorsior.)
- Ragam Sastra (Cerita itu menggunakan unsur flashback.)
- Ragam Psikologi (Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan
yang intensif.)

11
BAB III
BAHASA INDONESIA
A. Bahasa Indonesia
Menurut Gorys Keraf (2004 : 1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika
anggota masyarakat menginginkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, maka
orang tersebut akan menggunakan suatu bahasa yang sudah biasa digunakannya
untuk menyampaikan sesuatu informasi. Pada umumnya bahasa-bahasa tersebut
dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain, hal ini dapat
dikarenakan adanya perbedaan kultur, lingkungan dan kebiasaan yang mereka
miliki. Mungkin asumsi beberapa orang berpendapat bahwa tidak hanya bahasa
saja yang dapat dijadikan sebagai media komunikasi.Mereka menunjukkan bahwa
terdapat dua orang atau lebih yang mengadakan komunikasi dengan
mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Mereka
memakai beberapa alat ataupun media untuk menyampaikan suatu kabar yang
memang ingin diinformasikan kepada pihak lain dengan menggunakan lukisan-
lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh sekelompok masyarakat
untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dilihat dari
pengertian yang ada dalam kamus tersebut, dapat difahami bahwa bahasa juga
dapat berfungsi sebagai lambang bunyi sebagai mana not yang ada pada nada,
akan tetapi fungsi atau manfaat yang diberikan sangatlah berbeda antara keduanya.
Bunyi yang dihasilkan oleh bahasa dipreoritaskan untuk menyampaikan suatu
informasi serta lebih menitik beratkan pada kepadatan isinya bukan pada fungsi
estetika yang dihasilkannya.
Bahasa adalah sistem simbol dan tanda.Yang dimaksud dengan sistem simbol
adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional.Sedangkan
yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna

12
bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki
benda atau situasi yang dimaksud.
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang dapat disampaikan melalui
lisan, tulisan maupun media lain yang sudah disepakati oleh pihak yang
berkomunikasi. Bahasa yang disampaikan melalui lisan dapat disebut dengan
bahasa primer sedangkan bahasa yang diutarakan dengan menggunakan selain
lisan disebut dengan bahasa sekunder.
Adapun pengertian dari berkomunikasi melalui lisan yaitu berkomunikasi
dengan menggunakan suatu simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
yang memiliki ciri khas tersendiri yang dapat berbada makna ketika diucapkan
oleh orang dan kondisi yang berbeda . Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga
kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam
Bahasa Korea yang memiliki arti cinta, dalam Bahasa Indonesia artinya adalah
tempat tinggal burung atau binatang-binatang lain. Sedang pengertian dari tulisan
adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan
dituliskan.Bahasa lisan lebih ekspresif.Mimik, ekspresi wajah, intonasi, dan
gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukannya.
B. Macam Macam Bahasa
Dalam keberadaannya, Indonesia terkenal sebagai sebuah negara yang
mempunyai keberagaman tingkat tinggi. Didalam tubuh bangsa indonesia yang
terdiri dari deretan pulau-pulau, saling sambung menyambung dari Sabang
sampai Merauke terdapat banyak suku bangsa dan ras berbeda antara satu sama
lain. Perbedaan ini dapat disebabkan dari lingkungan hidup dan kebiasaan yang
dilakukan oleh orang-orang tersebut. Setelah diamati dan dicermati perbedaan-
perbedaan ini juga terjadi pada ranah kebahasaan yang ada, setiap daerah rata-rata
mempunyai bahasa daerahnya masing-masing, satu propinsipun kadang
mempunyai lebih dari lima bahasa yang digunakan masyarakatnya untuk

13
berkomunikasi dan hal inilah yang menjadikan indonesia terkenal dengan
kemajemukannya.
Di daerah-daerah yang ada di Indonesia, masyarakat yang ada disana tidak
hanya menggunakan satu bahasa saja, melainkan menggunakan beberapa bahasa
yang berbeda satu daerah dengan daerah yang lain dan bisa jadi walaupun mereka
sama-sama orang yang notabenenya adalah penduduk yang tinggal menetap
dalam satu pulau atau provinsi bisa jadi tidak faham dengan penyampaian lawan
bicara dari daerah yang berbeda dalam satu pulau atau provinsi tersbut.
Dalam bab macam-macam bahasa ini, akan disebutkan macam bahasa yang
ada dan digunakan oleh masyarakat-masyarakat yang ada di Indonesia ini.
Adapun macam bahasa dapat diklasifikasikan menurut daerah dimana bahasa itu
digunakan, karena pada umumnya suatu daerah yang telah mempunyai otonom
dan kebudayaan sendiri, ia juga akan cenderung mempunyai bahasa dan logat
yang berciri khas dan berbeda dari pada yang lain.
Pengklasifikasian menurut daerah, pengguna bahasa ini terbagi menjadi 7
kelas yaitu; macam bahasa yang digunakan di daerah Sumatra, macam bahasa
yang dipergunakan di daerah Maluku, macam bahasa yang dipergunakan di
daerah  Sulawesi, macam bahasa yang digunakan di daerah Kalimantan, bahasa
yang digunakan di daerah Jawa, macam bahasa yang digunakan di daerah Bali
dan macam bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia yang berada di
daerah Nusa Tenggara baik barat maupun timur.
Sebagaimana fungsi pertama bahasa indonesia sebagai bahasa negara yaitu
berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia sangat berperan
aktif dalam event-event penting yang diadakan oleh bangsa ini baik event upacara,
perjanjian atau pembaiatan, pidato serta acara-acara lain yang lebih bersifat resmi
dan formal.
Dalam pembelajaran yang ada di Indonesia, tidak diperbolehkan bagi para
tenaga pendidik maupun peserta didik untuk menggunakan bahasa selain Bahasa
Indonesia kecuali pada materi-materi kebahasaan yang memang ada tuntutan

14
untuk memakai bahasa asing atau bahasa daerah. Terdapat manfaat yang dapat di
ambil dari ketetapan ini, ketika ada tenaga pengajar maupun peserta didik dari
luar daerah dimana mereka melangsungkan proses belajar mengajar mereka akan
dapat memahami materi yang disampaikan ketika materi tersebut disanpaikan
dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
Dalam fungsinya sebagai  alat perhubungan di tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelksanaan pembangunan, Bahasa Indonesia bukan
hanya mempunyai fungsi sebagai penghubung antar suku ataupun ras. Akan
tetapi, dalam hal ini lebih difokuskan sebagai media komunikasi antara
masyarakat dengan pihak pemerintahan. Dengan terciptanya komunikasi yang
sehat dan baik, maka pembangunan negeri ini akan mudah terealisasikan
sebagaimana yang telah direncanakan.
Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berpengertian bahwasanya Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang dapat menciptakan jati diri bangsa yang akan
membedakan dengan bangsa lain. Budaya Indonesia yang berkembang
berdampingan dengan bahasa Indonesia pun akan turutmenjadi budaya yang
mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri.
C. Tujuan Mempelajari Bahasa.
Dalam setiap mempelajari suatu ilmu, setiap manusia pastilah mempunyai
suatu tujuan tertentu. Walaupun boleh jadi tujuan ahir yang diinginkan antara satu
individu dengan individu yang lainnya akan berbeda. Begitu juga dengan tujuan
orang-orng yang berkenan untuk mempelajari bahasa, pastilah mereka juga
mempunyai motif tertentu yang melatar belakanginya.
Walaupun pasti ada tujuan-tujuan yang tidak senada, akan tetapi dalam
mempelajari bahasa terdapat tujuan-tujuan yang bersifat umum. Yaitu dengan kita
belajar bahasa, kita ingin apa-apa yang kita sampaikan dapat dimengerti dan
difahami oleh lawan komunikasi kita. Karena, ketika bahasa kita tidak dapat
mengundang pemahaman dari lawan komunikasi maka kita akan menerima

15
respon yang kurang baik selain itu bahasa yang kuang baik dan benar akan dapat
menimbulkan kesalahfahaman yang bisa berakibat fatal. Sebagaimana yang telah
dikatakan oleh Gorys Keraf (2004 : 8) bahwa seorang yang belum mahir
berbahasa akan menemukan kesulitan-kesulitan, karena apa yang dipikirkan atau
dimaksudkan tidak akan bisa terlahir sempurna kepada orang lain.
Selain untuk memahamkan orang lain tujuan mempelajari bahasa adalah
untuk dapat menggelar dan mengembangkan potensi-potensi pribadi yang ada
pada diri kita. Dengan penguasaan bahasa yang baik dan benar, akan dapat lebih
mudah mencari relasi dalam segala hal.
Ada salah satu tujuan terpenting yang harus kita canangkan ketika kita
mempelajari bahasa.Tujuan tersebut ialah kemahiran bahasa. Menurut penuturan
Gorys Keraf (2004:1) kemahiran bahasa akan mendatangkan keuntungan bagi
masyarakat, bila ia digunakan sebagai alat komunikasi yang baik terhadap sesama
masyarakat, bila ia memungkinkan kita untuk mengembangkan kesanggupan kita
untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan kontrol social yang
diingankan.
Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan
dan pikiran.Sedangkan dari makna Bahasa itu terdapat macam dan ragam bahasa
yang telah dijelaskan di atas.
Selain terdapat macam dan ragam, bahasa juga bisa sebagai bahasa negara
atau bahasa nasional. Sedangkan bahasa negara adalah suatu bahasa yang
memiliki sejenis hubungan de facto atau de jure   dengan seseirang dan mungkin
melalui perluasan teritori yang mereka duduki. Sebutan ini digunakan
bermacam.Sebuah bahasa nasional bisa mewakili identitas nasional suatu bangsa
atau negara.Bahasa nasional secara alternatif bisa merupakan sebuah penetapan
yang diberikan pada satu bahasa atau lebih yang dituturkan sebagai bahasa
pertama di teritori sebuah negara.

16
Bahasa selain sebagai bahasa negara, bahasa juga memiliki sebuah tujuan dari
pembelajaran bahasa.Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan
yang berbeda.Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk
memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan
lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar
dengan berbagai tujuan khusus.Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran
adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks
komunikasi.Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran,
daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa.Kesemuanya itu
dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Demi tercapainya persatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia perlu
adanya kesadaran untuk menanamkan rasa nasionalisme dalam diri sendiri.
Sebagai generasi muda dan salah satu cara untuk mencapainya yaitu dengan
mempelajari bahasa Indonesia secara detail dan mendalam serta menanamkan
rasa kecintaan, kesenangan untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Serta
menerapkanya secara baik dan benar, karena dengan menerapkan Bahasa
Indonesia secara tepat dan benar maka akan mempererat Negara Indonesia dari
berbagai ragam bahasa. Serta Bahasa Indonesia dapat mempersatukan antar
sesame individu yang beragam budaya.

17
BAB IV
KALIMAT EFEKTIF
A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan ide dan gagasan
penulis yang di sampaikan kepada pendengar atau pembaca agar pembaca dan
pendengar dapat menerima ide dan gagasan penulis atau pembicara dengan
jelas.kalimat berisi tentang ide dan gagasan penulis atau pembicara. konsep
kalimat efektif di sampaikan melalui tulisan (bahasa tulisan) serta dengan
gaya bahasa lisan. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula.Efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada
pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang
dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contoh

Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K).Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

 Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT). (Tidak Menjamakkan Subjek)

 Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)

18
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).

 Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan
tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(efektif).
Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak
menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih
akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:

1. Menghilangkan pengulangan subjek.


2. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
3. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
4. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

 Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

Kelogisan

19
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.Hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

 Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Kesatuan atau Kepaduan.
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:

1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.
2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan
rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat itu.Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga

20
menggunakan verba.Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-,
maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

 Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide
pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa
cara, yaitu:

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

 Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
Membuat urutan kata yang bertahap

 Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (benar)
Melakukan pengulangan kata (repetisi)

21
 Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –
kah.

 Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini
Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Solusinya.
Pleonastis.
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan),
yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan
pleonastis antara lain:

Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.


Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-
menolong.
Kontaminasi.
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Sehingga menjadi :
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

22
Salah pemilihan kata.
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
Salah Nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
C. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa Asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat
pada kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan
kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat
kita lihat pada kalimat berikut:
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat
pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid
anak-anak Yunior.

23
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
Kata depan yang tidak perlu.
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu
seperti pada kalimat berikut:

 Contoh :
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga
kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Menjadi Kurang Efektif
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara
lain
Kurang padunya kesatuan gagasan.

Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal.Agar tuturan itu


memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan
mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:

Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata.


Dengan program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti
mengetik surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran
Microsoft.

Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan.


Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat
pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.

24
Kurang ekonomis pemakaian kata.

Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam


tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut
maknanya, misalnya:
membicarakan tentang transmigrasi
Seharusnya: membicarakan transmigrasi
sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi
juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan
kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan.
Kurang logis susunan gagasannya

Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada contoh
berikut:
Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat
bermanfaat untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih
telur, manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging
ayam.Manusia adalah makhluk hidup.Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang
berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya.Dapat dikatakan
bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.

Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya

Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.

25
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas
bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.
Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia
dapat menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan,
sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Beberapa ciri kalimat efektif yang kami kumpulkan, diantaranya:

 Memakai diksi yang tepat.


 Mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP).
 Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.
 Melakukan penekanan ide pokok.
 Mengacu kepada penghematan penggunaan kata.
 Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
 Memakai variasi struktur kalimat.
 Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
 Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
 Memperhatikan pararelisme.
 Merupakan komunikasi yang berharkat.
 Diwarnai kehematan.
 Didasarkan pada pilihan kata yang baik.

Contoh Kalimat Efektif dalam Paragraf

Contoh kalimat tidak efektif dalam paragraf:


Saya ini adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak rumah
di daerah Stasiun Tugu.Jadi untuk pergi kuliah saya harus menggunakan

26
transportasi umum yaitu, Trans Jogja.Selain saya, Banyak para mahasiswa Gajah
Mada yang tinggal di daerah Stasiun Tugu yang menggunakan fasilitas Trans Jogja
sebagai sarana transportasi.
Contoh kalimat yang sudah dibenarkan sehingga menjadi kalimat efektif:
Saya adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada.Saya kontrak rumah di daerah
Stasiun Tugu.Untuk pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu, Trans
Jogja.Selain saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di Stasiun Tugu
menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi.
Jika kamu rasa materi tentang kalimat efektif diatas masih belum lengkap alias
masih kurang, silahkan sampaikan lewat kolom komentar.Semoga membantu.
Unsur-Unsur Kalimat Efektif

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia
lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu
subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat
bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan
predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat
dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.

Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu
hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.Subjek biasanya diisi
oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh sebagai berikut ini

1. Ayahku sedang melukis.
2. Meja direktur
3. Yang berbaju batik dosen saya.
4. Berjalan kaki menyehatkan badan.
5. Membangun jalan layang sangat mahal.

27
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh
kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh
klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat
pada kalimat (d) dan (e).

Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu


merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata
yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat
fisiknya tetap merujuk pada benda.Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan
(d), yang berbaju batik  dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian
juga membangun jalan layang  yang menjadi S pada kalimat (e), secara implisit juga
merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu,
kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c)
sampai (e), yaitu orang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan
(e).

Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai
kata tanya siapa (yang)… atau apa  (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis
atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau
tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak
mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.

1. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.


2. Di sini melayani obat generic.
3. Memandikan adik di pagi hari.

Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak
mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk  pada contoh
(a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan

28
adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak
logis.

Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu
kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula
menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S.

Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu
yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar
berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa
nominal. Perhatikan contoh berikut:

1. Kuda
2. Ibu sedang tidur siang.
3. Putrinya cantik jelita.
4. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
5. Kucingku belang tiga.
6. Robby mahasiswa baru.
7. Rumah Pak Hartawan

Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada


kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada
kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita  pada kalimat (c)
memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d)
memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga  pada kalimat (e) memberitahukan
ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby,
dan lima  pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.

29
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.

1. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.


2. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
3. Bandung yang terkenal kota kembang.

Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu
diawali dengan huruf  kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya
tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan
melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada
jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto
dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c).

Karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P,
maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang
cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru
merupakan kelompok kata atau frasa.

Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.Letak O selalu di belakang P yang berupa
verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di
bawah ini.

1. Nurul menimang …
2. Arsitek merancang …
3. Juru masak menggoreng …

30
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut
adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga
kalimat itulah yang dinamakan objek.

Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan.Itulah sebabnya sifat O


dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir.Verba intransitive mandi, rusak,
pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.

1. Nenek mandi.
2. Komputerku rusak.
3. Tamunya pulang.

Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya


dipasifkan.Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan
ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.

1. Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)


2. Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
3. Orang itu menipu adik saya (O)
4. Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.

Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga
ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat
berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat
perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:

31
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh
nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang
menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah
sebagai berikut:

Posisi Pancasila  sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan
menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.

Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.


Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh
nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa
preposisional.

Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam
kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan
bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam
kalimat.

1. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.

32
2. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
3. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
4. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
5. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.

Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya.Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P,
O, dan Pel.Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat.Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.

Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat.Para


ahli membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan
bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti.Kalimat
yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan
arti.Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan
kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.

Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap
unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus
menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus
diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan.Tidak boleh

33
menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan
kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.

Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang


ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:

1. Buat Papa menulis surat saya.


2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat
kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat)
tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-
kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai
bahasa.

Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan


struktural pemakaian bahasa pada umumnya.Akibat selanjutnya adalah kekacauan
pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha
mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

34
35

Anda mungkin juga menyukai