Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial sekaligus makhluk individual. Sebagai makhluk sosial,
manusia memliki dorongan atau kemauan untuk berhubungan dengan orang lain dan lingkungan
dimana manusia itu berada. Kemampuan sosial merupakan tindakan manusia untuk mencapai
hubungan timbal balik dengan orang lain yang disebut dengan interaksi sosial.
Alligood & Tomey (2006) menjelaskan bahwa teori muncul atas individual dari para
pemimpin keperawatan. Perkembangan teori muncul sebagai produk dari ilmu professional dan
proses pertumbuhan dari pemimpin keperawatan, administrator, pendidik, dan praktisioner yang
telah mendapat pendidikan dan melihat keterbatasan dari disiplin ilmu lain. Dalam ilmu
keperawatan, teori yang menjelaskan tentang pertahanan adaptasi dipopulerkan oleh Callista Roy
pada tahun 1960. Roy dalam mengembangkan model konseptual keperawatan dalam buku yang
berjudul “ Intrudiction of Nursing : An Adaption Model “ denga konsep utama mode adaptif. Roy
mengungkapkan suatu mekanisme koping di dalam diri manusia yang diwujudkan dalam bentuk
prilaku koping untuk mengatasi stimulus (stress). Prilaku koping ini disebut dengan mode
adaptif.

1.2 Tujuan
1. Mengenal Adaption model yang dibawa oleh Callista Roy.
2. Mengetahui perkembangan Adaption model sebagai teori yang dibawa oleh Callista Roy.
3. Mengenal paradigma keperawatan menurut Callista Roy.
4. Mengetahui penggunaan temuan empiris dalam Adaption model.
1.3 Manfaat
1. Memahami Adaption model yang dibawa oleh Callista Roy.
2. Mengaplikasikan Adaption model dalam praktik keperawatan.

1
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Latar Belakang Dan Sejarah Teori

Sister Callista Roy lahir pada 14 September 1939 di Los Angeles, merupakan seorang
anggota Sister of Saint Joseph dari Carondelet. Callista Roy mendapat gelar sarjana keperawatan
pada 1963 di Mount Sains Mary’s sebuah perguruan tinggi di Los Angeles. Callista Roy
mendapat gelar magister di University of California pada 1966. Setelah mendapatkan gelar
keperawatannya, Callista Roy memulai pendidikan dalam ilmu sosiologi, dan mendapat gelar
master sosiologi pada tahun 1973 dan gelar doktoral dalam sosiologi pada tahun 1977 di
University of California.
Sebelum mendapat gelar masternya, Callista Roy ditantang oleh Dorothy E. Johnson untuk
mengembangkan model konseptual dalam keperawatan. Ketika bekerja sebagai perawat bagian
anak, Callista Roy memperhatikan ketahanan anak yang luar biasa dan kemampuan mereka
untuk beradaptasi sebagai respons terhadap fisik dan psikologis utama dalam perubahan. Roy
terkesan terhadap adaptasi sebagai sebuah kerangka kerja konseptual yang sesuai untuk
keperawatan.

Callista Roy mengembangkan konsep dasar model saat menjadi seorang mahasiswa
pascasarjana di University of California, Los Angeles, dari tahun 1964 hingga 1966. Roy mulai
beroperasi untuk mewujudkan model keperawatannya pada tahun 1968 ketika Mount Saint
Mary's College mengadopsi kerangka kerja adaptasi sebagai landasan filosofis dari kurikulum

2
keperawatan. Model Adaptasi Callista Roy pertama kali disajikan dalam literatur sebuah artikel
yang diterbitkan dalam Keperawatan Outlook pada tahun 1970 dengan judul “ Intrudiction of
Nursing : An Adaption Model “ (Roy, 1970).

Callista Roy merupakan seorang profesor dan ketua asosiasi Departemen Keperawatan di
Mount Saint Mary's sampai tahun 1982. Dia dipromosikan menjadi profesor pada tahun 1983 di
Mount Saint Mary's College dan University of Portland. Dia membantu memulai dan mengajar
dalam program magister musim panas di University of Portland. Dari tahun 1983 hingga 1985,
Callista Roy memimpin penelitian tentang intervensi keperawatan untuk pemulihan kognitif
dalam cedera kepala dan pada pengaruh model keperawatan pengambilan keputusan klinis. Pada
1987, Roy memulai posisi yang baru dibuat dari teori keperawatan di Sekolah Perawat
Universitas Boston. Callista Roy telah menerbitkan banyak buku dan telah menyajikan banyak
kuliah serta lokakarya yang berfokus pada teori adaptasi keperawatannya (Roy & Andrews,
1991).

Penyempurnaan dan penyajian kembali Adaption Model Callista Roy diterbitkan pada
tahun 1999 dalam The Roy Adaptation Model (Roy & Andrews, 1999). Callista Roy juga
merupakan anggota Sigma Theta Tau, dan dia menerima penghargaan Sebagai Pendiri Nasional
untuk Keunggulan dalam Menumbuhkan Standar Keperawatan Profesional pada tahun 1981.
Prestasinya termasuk Doktor Kehormatan Humane Letters dari Alverno College (1984),
hondoktoral dari Eastern Michigan University (1985) dan St. Joseph’s College di Maine (1999),
dan sebuah American Journal of Nursing Book of the Year Award untuk Hal-hal penting dari
Model Adaptasi Roy (Andrews & Roy, 1986). Roy telah diakui sebagai World Who Who of
Women (1979); Kepribadian Amerika (1978); sesama dari Akademi Keperawatan Amerika
(1978); penerima Penghargaan Sarjana Senior Fulbright dari Yayasan Pendidikan Australia-
Amerika (1989),) dan menerima Martha Rogers Award untuk Memajukan Ilmu Keperawatan
dari Liga Nasional for Nursing (1991).

Roy menerima Outstanding Penghargaan Alumna dan Medali Carondelet yang bergengsi
dari almamaternya, Gunung Saint Mary. Akademi Keperawatan di Amerika Serikat memberikan
penghargaan kepada Callista Roy atas luar biasanya pencapaian kehidupan beliau dengan
mengakui dia sebagai Legenda Hidup (2007).

3
2.2 Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori

Dari awal kemunculan Adaption Model yang dipopulerkan oleh Callista Roy telah didukung
oleh melalui penelitian dan pendidikan. (Brower & Baker, 1976; Farkas, 1981; Mastal &
Hammond, 1980; Meleis, 1985, 2007; Roy, 1980; Roy & Obloy, 1978; Wagner, 1976).

Pada tahun 1999 Callista Roy dan Anderew bekerja sama dengan tujuh cendikiawan lain
untuk melakukan analisis, kritik, dan sintesis 163 penelitian yang didasarkan pada Adaption
Model yang dibawa oleh Callista Roy, kemudian diterbitkan dalam 44 jurnal berbahasa Inggris
dan disertai dengan tesis dari Amerika Serikat. Dari 163 penelitian ini mereka memutuskan ada
116 penelitian memenuhi kriteria dalam mendirikan Adaption Model dala mensitesis suatu
penelitian, bersamaan setiap studi digunakan untuk menambah pernyataan dan praktik proposisi,
dan dukungan kebenaran proposisi tersebut. Callista Roy (2011) menyajikan secara
komprehensif review penelitian berdasarkan Adaption Model untuk waktu 25 tahun terakhir
dalam Nursing Sicince Quertdy. Semua konflik dalam penelitian ini, didesikasikan Callista Roy
sebagai kehormatan dalam pekerjaannya.

Adaption Model Callista Roy adalah system model yang esensial dalam keperawatan. Asumsi
– asumsi dasar yang dianut dalam Adaption Model Callista Roy anatara lain :

1. Individu adalah makhluk bio – psiko – sosial yang merupakan suatu keasatuan yang utuh.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, dan sosialnya.
2. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun negatif,
untuk dapat beradaptasi. Kemampuan adaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu penyebab utama perubahan kondisi dan situasi, keyakinan dan
pengalaman dalam beradaptasi.
3. Setiap individu berspons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang
positif kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian, serta kemampuan dalam
melakukan peran dan fungi secara optimal guna memelihara integritas diri. Kebutuhan
fisiologis, menurut Callista Roy, meliputi oksigenasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan
dan elektrolit, makanan, tidur dan istirahat, pengaturan suhu dan hormondan fungsi
tambahan. Kebutuhan konsep diri yang positif berfokus pada presepsi diri yang meliputi

4
kepribadian, norma, etika dan keyakinan seseorang. Kemandirian lebih difokuskan pada
kebutuhan dan kemampuan melakukan interaksi sosial, termasuk kebutuhan akan
dukungan orang lain. Peran dan fungsi yang optial lebih difokuskan pada prilaku individu
yang mejalankan peran dan fungsi yang diembannya.
4. Individu selalu berada dalam rentan sehat – sakit yang berhubungan erat dengan
keaktifan koping yang dilakukan guna mempertahankan kemampuan adaptasi.

Menurut Callista Roy, rspon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan
sejumlah kebutuhan sejumlah kebutuhan bagi individu, ini memicu individu untuk berespons
terhadap kebutuhan tersebut berbagai upaya tertentu.

2.3 Konsep Umum dan Defenisi


Callista Roy telah mendefinisikan adaptasi lebih lanjut untuk digunakan dalam abad ke-21
(Roy & Andrews, 1999). Menurut Callista Roy, adaptasi mengacu pada “proses dan hasil dimana
seseorang merasakan dan berfikir, sebagai individu atau kelompok, dengan menggunakan
kesadaran untuk menciptakan integrasi antara manusia dan lingkungan ”(Roy & Andrews, 1999,
hlm. 30). Selain menjadi sistem, manusia juga berusaha untuk menanggapi rangsangan
lingkungan untuk menjaga integritas, kehidupan manusia brtujuan untuk berpose di alam semesta
yang kreatif, dan orang-orang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan mereka.
Pendekatan Callista Roy menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai
satu kesatuan yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Individu selalu berinteraksi secara kostan atau selalu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Callista Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang disekeliling kita dan
berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam
menjaga integritas diri. Menurutnya, peran perawat adalah memabantu klien berhadaptasi
terhadap perubahan yang ada.
Callista Roy mengemukakan bawa manusia sebagai sebuah sistem yang dapat menyesuaikan
diri dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara
– cara penyesuaian yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interpedensi. Sebagai
sitem yang dapat menyesuaikan diri, manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antara unit-unit fungsionil atau beberapa unit fungsionil yang memliki tujuan sama
Skema Manusia sebagai Sistem Adaptive

5
Sumber : Tomey & Alligood.2006.Nursing Theoriest, utilization and application.Elsevier

Konsep utama model adaptasi Roy terdiri :

1. Sistem, sistem merupakan suatu set dari beberapa bagian yang berhubungan dengan
keseluruhan fungsi untuk beberapa tujuan dan demikian juga keterkaitan dari beberapa
bagiannya. Dengan kata lain bahwa untuk memeliki keseluruhan bagian-bagian yang
saling berhubungan, sistem juga memiliki input, out put, dan control, serta proses
feedback.
2. Tingkat adaptasi, hal ini mewakili kondisi dari proses hidup yang tergambaran pada tiga
level yaitu integrasi, kompensasi, dan kompromi. Tingkat adaptasi seseorang adalah
perubahan yang konstan yang terbentuk dari stimulus fokal, kontekstual dan residual
yang mewakili standar seseorang pada rentang stimulus yang dapat direspon oleh
seseorang dengan respon adaptif yang biasa dilakukan. Ada tiga kategori tingkat adaptasi,
yaitu:
a. Integrasi
b. Kompensasi
c. kompromi
3. Problem adaptasi, adalah area yang luas yang berhubungan dengan adaptasi hal ini
menjelaskan kesulitan berhubungan dengan indicator dari adaptasi yang positif. Roy
mengatakan sebagai berikut, dapat dicatat pada poin ini bahwa kejelasan yang dibuat
antara masalah adaptasi dan diagnosa keperawatan didasarkan pada perkembangan kedua
bidang tersebut. Masalah adaptasi tidak dianggap sebagai masalah keperawatan tetapi
sebagai area fokus keperawatan yang berhubungan dengan adaptasi seseorang atau grup.

6
4. Stimulus fokal, Stimulus fokal adalah "stimulus internal atau eksternal paling segera
berhadapan dengan sistem manusia ” (Roy & Andrews, 1999, hlm. 31).
5. Stimulus kontekstual adalah keseluruhan stimulus lain yang timbul pada situasi serta
berkontribusi terhadap efek dari fokal stimuli. Stimulus kontekstual adalah keseluruhan
faktor lingkungan yang ada pada seseorang baik dari dalam maupun dari luar tapi bukan
merupakan pusat perhatian atau energi seseorang. ”(Andrews & Roy, 1991, hal. 9).
6. Stimulus residual adalah faktor lingkungan yang berasal dari dalam dan luar sistem
manusia.dengan efek pada situasi terakhir yang masih belum jelas
7. Proses koping, adalah cara interaksi bawaan atau cara interaksi yang dipelajari seiring
perubahan lingkungan yang terjadi. Mekanisme koping bawaan, ditentukan oleh sifat
genetic yang dimiliki atau umum pada sutu spesies dan secara umum dipandang sebagai
proses yang terjadi otomatis tanpa dipikirkan sebelumnya oleh manusia”(Roy &
Andrews, 1999, hlm. 46). Mekanisme koping yang dipelajari, dikembangkan melalui
strategi seperti melaui pembelajaran. Pengalaman-pengalaman yang ditemui selama
menjalani kehidupan berkontribusi terhadap respon yang biasanya dipergunakan terhadap
stimulus yang dihadapi.
8. Subsistem regulator, adalah proses koping utama sistem neural, kimia, dan
endokrin”(Roy & Andrews, 1999, hlm. 32).
9. Subsistem kognator, adalah proses koping utama yang terdiri dari empat chanel kognisi-
emosi, proses informasi dan perceptual, pembelajaran, penilaian, dan emosi. (Roy &
Andrews, 1999, hlm. 31).
10. Respon adaptif, adalah keseluruhan yang meningkatkan itegritas dalam batasan yang
sesuai dengan tujuan “human system”. (Roy & Andrews, 1999, hlm. 31). Sedangkan
Respon maladatif, yaitu segala sesuatu yang tidak memberikan kontribusi yang sesuai
dengan tujuan “human system.”
11. Fisiologis, adalah kebutuhan dasar dengan bagaimana proses adaptasi dilakukan untuk
pengaturan cairan dan elektrolit, aktivitas dan istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan
pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses endoktrin.
12. Konsep diri, adalah keseluruhan keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam
satu waktu berbentuk: presepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah laku
langsung. Konsep diri menurut Callista Roy terdiri atas dua komponen, yaitu:

7
a. The Physical Self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan
dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada saat merasa
kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
b. The Personal Self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral etik
dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut
merupakan hal yang berat dalam area ini.
13. Penampilan peran, model fungsi peran menganal pola-pola interaksi sosial seseorang
dalam hubungannya denga orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder,
dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya diasyarakat
sesuai kedudukannya.
14. Interdepensi, ketidakmampuan seseorang untuk menintegrasikan masing – masing
komponen menjadi satu kesatuan yang utuh. Seperti kecemasan berpisah

Model konseptual Roy berbasis pada model konseptual adaptasi. Konsep kunci pada model
konseptual Roy adalah manusia, tujuan, kesehatan, lingkungan, dan aktivitas keperawatan.
Dalam model konseptual, teori keperawatan akan menjabarkan pemikiran (ide), dan proposisi
manusia di konseptualisasikan sebagai sistem adaptik terbuka yang bersifat holistik dimana
terjadi proses pelayanan keperawatan, dan manusia sebagai penerima (resipien). Adaptasi
diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki oleh manusia untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan dan manusia juga mampu mempengaruhi manusia lainnya.

Respon atau adaptasi seseorang terhadap perubahan atau kemunduran, menurut teori adaptasi
Callista Roy, bergantung pada stimulus yang masuk dan tingkat kemampuan adaptasi orang
tersebut. Tingkat atau kemampuan adaptasi seseorang ditentukan oleh tiga hal, yaitu masukan
(input), control dan keluaran (Out-Put). Roy mengidentifikasin input sebagai stimulus yang
dapat menimbulkan respons. Ada tiga komponen pada input, yaitu stimulus fokal, stimulus
konstektual dan stimulus yang langsung berhadapan dengan individu (stimulus internal), seperti
perubahan fisiologis, perubahan konsep diri, perubahan fungsi peran, atau perubahan dalam
mempertahankan keseimbangan antara kemandirian dengan perubahan. Stimulus konstektual
adalah semua stimulus yang diterima individu baik internal (karakteristik diri) maupun eksternal
(lingkungan), keluarga, teman, masyarakat, petugas kesehatan yang mempengaruhi stiuasi atau
stimulus fokal dan dapat diobservasi, diukur serta dilaporkan secara subjektif. Stimulus residual

8
adalah ciri-ciri tambahan dan relevan dengan stiuasi yang ada, namun sukar untuk diobservasi.
Contohny adalah keyakinan, sifat, dan sifat individual yang berkembang sesuai dengan masa
lalu.

Aspek berikutnya yang berhubungan dengan kemampuan adaptasi mekanisme control atau
koping regulator dan kognator (proses). Mekanisme control regulator merupakan respons system
kimiawi, saraf atau endoktrin, otak dan medulla spinalis yang diteruskan sebagai prilaku atau
respons. Sedangkan mekanisme control kognator berhubungan dengan ungsi otak dalam
memproses informasi, penilaian, dan emosi.

Aspek terakhir pada teori Callista Roy adalah aspek output. Output dari suatu system
adaptasi adalah prilaku yang dapat diamati, diukur, atau dapat dikemukakan secara subjektif.
Output pada system ini dapat berupa respons adaptif ataupun respons maladaptif. Callista Roy
mengembangkan konsepnya untuk membantu individu beradaptasi dan menunujukkan respons
atau prilaku adaptif terhadp perubahan kebutuhan yang mencakup perubahan fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan hubungan saling ketergantungan anatara sehat dan sakit (output). Konsep
sehat yang dikembangkan oleh Callista Roy adalah bagaimana individu mampu beradaptasi dan
berrilaku adaptif terhadap perubahan yang terjadi guna memenuhi kebutuhannya, seperti
kebutuhan fisiologis, konsep diri yang positif, kebutuhan untuk menampilkan fungsi peran sosial
dan mempertahankan keseimbangan anatara kemandirian dan ketergantungan. Konsep sakit yang
dikrmbangkan oleh Callista Roy adalah ketika individu tidak mampu beradaptasi dengan
perubahan yang dialaminya. Selanjutnya, ia akan menampilkan respons atau perilaku
maladaptive yang menyababkan keempat kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi.

9
2.4 Penggunaan Temuan Empiris
Adaption Model Callista Roy digunakan untuk memahami dan menuntun praktik
keperawatan dalam perawatan pasien. Para perawat menggunakan model ini sebagai framework
untuk mengkonseptualisasi dan merencanakan intervensi keperawatan pada pasien atau
menggunakan model ini untuk menciptakan intervensi untuk pemisahan populasi klinik.

Adaption Model Callista Roy telah diimplementasikan di NICU sebagai sebuah ideology
untuk keperawatan (Nyqvist dan sjoden, 1993 dalam Senesac 2007), pada perawatan bedah akut,
sebagai alat dokumentasi dalam proses keperawata , pada fasilitas rehabilitasi untuk
mengintegrasi basis professional perawatan pasien (Mastal, Hammond, dan Roberts, 1982 dalam
Senesac, 2007); pada dua unit rumah sakit umum sebagai konseptual framework untuk menuntun
praktik; memfasilitasi sistem integral keperawatan pada bagian orthopedic, unit neurosurgical
untuk mempertahankan lingkungan praktik professional bagi pelatihan mahasiswa,
meningkatkan otonomi professional, membantu proses rekrutmen dan penguranan staf, dan
untuk meningkatkan kejelasan peran pemberi layanan, dan menguatkan dan mengefektifkan
kolaborasi interdisiplin

2.5 Paradigma Keperawatan


1. Keperawatan
Roy mendefinisikan keperawatan secara luas sebagai “ Profesi layanan kesehatan
yang berfokus pada proses dan pola kehidupan manusia dengan menekankan promosi
kesehatan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan ”(Roy
& Andrews,1999, hlm. 4). Secara khusus, Roy mendefinisikan keperawatan sesuai
dengan modelnya sebagai ilmu dan praktik yang mengambangkan dan meningkatkan
kemampuan adaptif seseorang dan lingkungan dalam transformasi mental. Callista Roy
mengidentifikasi kegiatan keperawatan sebagai penilaian perilaku dan rangsangan yang
mempengaruhi adaptasi. (Roy & Andrews, 1999). Roy membedakan keperawatan
sebagai ilmu dari keperawatan sebagai praktik ilmu keperawatan sebagai "sistem
pengembangan pengetahuan tentang seseorang yang mengamati, mengklasifikasikan, dan
menghubungkan proses dimana orang-orang secara positif mempengaruhi status
kesehatan mereka ”(Roy, 1984). Perawatan sebagai ilmu praktik adalah " Secara ilmiah
keperawatan merupakan pengetahuan yang digunakan untuk tujuan menyediakan layanan

10
penting bagi klien, yaitu, mempromosikan kemampuan untuk memengaruhi kesehatan
secara positif ”(Roy, 1984). "Perawatan bertindak untuk meningkatkan interaksi orang
tersebut dengan lingkungan, juga dalam mempromosikan adaptasi ”(Andrews & Roy,
1991, hlm. 20).
Tujuan keperawatan menurut Callista Roy adalah “Promosi adaptasi kepada
individu dan kelompok di masing-masing dari empat mode adaptif, sehingga dapat
berkontribusi terhadap kesehatan, kualitas hidup, dan mati dengan bermartabat ”(Roy &
Andrews, 1999, hal. 19). Keperawatan mengisi peran yang unik sebagai fasilitator
adaptasi dengan menilai perilaku di masing-masing empat mode dan faktor adaptif yang
mempengaruhi adaptasi dan dengan campur tangan untuk mempromosikan kemampuan
adaptif dan untuk meningkatkan interaksi lingkungan (Roy & Andrews, 1999).
2. Manusia
Menurut Callista Roy, manusia itu holistik. “Dalam sistem adaptif, sistem
manusia digambarkan secara keseluruhan dengan bagian-bagian yang berfungsi sebagai
kesatuan untuk beberapa tujuan. Sistem manusia meliputi manusia sebagai individu atau
kelompok, termasuk keluarga, organisasi, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan
”(Roy & Andrews, 1999, hlm. 31). Meskipun keragaman manusia sangat besar, semua
orang dipersatukan dalam takdir yang sama (Roy & Andrews, 1999). “Sistem manusia
memiliki pemikiran dan kapasitas perasaan, berakar pada kesadaran dan memaknai,
dimana mereka menyesuaikan secara efektif perubahan dalam lingkungan dan, pada
gilirannya, mempengaruhi lingkungan ” (Roy & Andrews, 1999, hlm. 36).
Manusia memiliki pola umum dan mutualitas hubungan dan makna (Roy &
Andrews, 1999). Callista Roy mendefinisikan manusia tersebut sebagai fokus utama
keperawatan, penerima asuhan keperawatan, mata pencaharianm sistem adaptif yang
kompleks dengan proses internal (cognator dan regulator) yang bertindak untuk
mempertahankan adaptasi dalam empat mode adaptif (fisiologis, konsep mandiri, fungsi
peran, dan saling ketergantungan).

3. Kesehatan
“Kesehatan adalah sebuah kondisi dimana terjadinya proses integrasi manusia
seutuhnya. Hal ini merupakan refleksi dari adaptasi, yaitu interaksi seseorang dengan

11
lingkungan ”(Andrews & Roy, 1991, hlm. 21). Callista Roy (1984) mendefinisikan
pemikiran ini bahwa adaptasi adalah proses mempromosikan pemenuhan kebutuhan
fisiologis, psikologis, dan sosial, dan integritas tersebut menyiratkan kondisi yang tidak
mengganggu yang mengarah dalam satu kesatuan. Dalam pekerjaan sebelumnya, Callista
Roy memandang Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas diri.
(Brower & Baker, 1976). Selama akhir 1990-an, tulisan-tulisan Callista Roy lebih fokus
pada kesehatan sebagai proses dimana sehat dan sakit dapat hidup berdampingan (Roy &
Andrews, 1999). Callista Roy menulis, “kesehatan bukanlah kebebasan dari keniscayaan
kematian, penyakit, ketidakbahagiaan, dan stres, tetapi kemampuan untuk mengatasi
mereka dengan cara yang kompeten ”(Roy &Andrews, 1999, hlm. 52).
Sehat dan sakit adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, hidup berdampingan
dalam satu dimensi sepanjang kehidupan seseorang (Riehl& Roy, 1980). Perawatan
Ketika mekanisme dalam mengatasi tidak efektif, penyakit adalah akibatnya. Sehat
terjadi ketika manusia dapat beradaptasi dengan baik. Ketika seseorang beradaptasi
dengan rangsangan, mereka bebas menanggapi rangsangan lain. Pembebasan energy dari
upaya koping yang tidak efektif dapat meningkatkan penyembuhan dan meningkatkan
kesehatan (Roy, 1984).
4. Lingkungan
Menurut Callista Roy, lingkungan adalah "Semua syarat, keadaan, dan pengaruh
disekitar dan dalam pengembangan perilaku seseorang atau kelompok, dengan
pertimbangan khusus yang mencakup fokal, kontekstual, dan rangsangan residual ”(Roy
& Andrews, 1999). " Suatu perubahan lingkungan yang merangsang seseorang untuk
melakukan tanggapan disebut adaptif ”(Andrews & Roy, 1991, hlm. 18). Lingkungan
adalah input dalam diri seseorang sebagai adaptif sistem yang melibatkan faktor internal
dan eksternal. Faktor-faktor ini mungkin sedikit atau besar, negatif atau positif. Namun,
setiap perubahan lingkungan menuntut peningkatkan energi untuk beradaptasi dengan
situasi Faktor dalam lingkungan yang mempengaruhi seseorang tersebut dikategorikan
sebagai rangsangan fokus, kontekstual, dan residual.

2.6 Aplikasi Teori


Peran perawat yang diharapkan berdasarkan Adaptation Model Callista Roy, Perawat harus
mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat
12
mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli
dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu
bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator,
cognator dan mekanisme koping yang lain. Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu
pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga.
Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan
respon adaptif. Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat
adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.
Contoh kasus :
Pasien A 18 tahun mengalami kecacatan akibat kecelakaan, pasien tersebut mengalami
kesedihan yang mendalam dan tak berminat melanjutkan hidupnya. Dalam kondisi ini perawat
perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita, dimana pasien harus mampu berespon
secara adaptif terhadap perubahan yang ada dalam dirinya. Perawata harus paham juga bahwa
kehilangan salah satu anggota badan bukanlah suatu keadaan yang mudah diterima. Jika perawat
mampu berperan secara maksimal dalam mebimbing pasien, maka pasien dapat bertahan dengan
kondisinya saat ini dan melaksanakan fungsi perannya secara optimal

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan Callista Roy menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Individu selalu berinteraksi secara kostan atau selalu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Callista Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang disekeliling kita dan
berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam
menjaga integritas diri. Menurutnya, peran perawat adalah memabantu klien berhadaptasi
terhadap perubahan yang ada.
Model Adaptasi Roy sangat mempengaruhi profesi keperawatan. Model Keperawatan ini
adalah salah satu model yang paling sering digunakan untuk memandu penelitian keperawatan,
pendidikan, dan berlatih.

3.2 Saran
Adaptation Model Callista Roy dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan, sehingga
terjadi kenaikan mutu pelayanan keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fitzpatrick, JJ dan Whall, All (1989). Conceptual Models of Nursing : Analysis and Application.
Appleton & Lange, California.

Marriner Ann, (1986) Nursing Theorist and Their Work, The C.V. Mosby Company St Louis.

Allgood, Martha Raile. 2014. Nursing Theoristis and Their Work. Amerika : Elsevier.
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Pustaka Nasional.

Siokal, Brajakson. 2017.Falsafah dan Teori dalam Keperawatan.Jakarta Timur : CV Trans Info
Media

15

Anda mungkin juga menyukai