1. Diagnosis Klinik
Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaanklinik. Diagnosis
klinik penting dalam menentukan angka kesakitan akut danmenahun
(Acute and Chronic Disease Rate).
Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalamdiagnosis
filariasis adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd,limfadenitis berulang dan gejala
menahun.
2. Diagnosis Parasitologik
Diagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya
mikrofilaria pada pemeriksaan darah kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat
dilakukan siang hari, 30 menit setelah diberi DEC 100 mg. Dari mikrofilariasecara
morfologis dapat ditentukan species cacing filaria.
3. Radiodiagnosis
Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjarlimfe inguinal
penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance
sign).Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran ataualbumin yang
dilabel dengan radioaktif akan menunjukkan adanyaabnormalitas sistem limfatik,
sekalipun pada penderita yang mikrofilaremiaasimtomatik.
4. Diagnosis Immunologi
Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten,
inkubasi,amikrofilaremia dengan gejala menahun,occult filariasis, maka deteksiantibodi
dan/atau antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapatmenunjang
diagnosis.Adanya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremia,
tidak membedakan infeksi dini dan infeksi lama. Deteksiantigen merupakan deteksi
metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut,sehingga lebih mendekati diagnosis
parasitologik. Gib 13, antibodimonoklonal terhadap O.gibsoni menunjukkan korelasi
yang cukup baik dengan mikrofilaremia W .bancrofti di Papua New Guinea.