Disusun Oleh:
Nim : 2018.C.10a.0953
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat : Laporan Pendahuluan Dan
Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Diagnosa Tumor Ovarium Dengan
Tindakan Salphingoorectomi Di Ruang Perioperatif Dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK4). Laporan
Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Merry Triana, S.Kep., Ners., Selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan
pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
4. Ibu Rimba Aprianti S.Kep., Ners. selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
5. Ibu Ika Paskaria, S.Kep., Ners. Selaku Koordinator PPK IV yang telah banyak
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan
pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Windi Tamara
DAFTAR ISI
2.1.1 Defenisi
Tumor ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium
bisa menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah
menyebar ke hati dan paru – paru (Corwin, 2012)..
Indung telur atau kita sebut dengan tumor ovarium, adalah tumor yang berasal
dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2012). Tumor ovarium disebut
sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian
besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut.
Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role
of conservative surgeri in ovarian cancer 2013)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indung telur atau kita
sebut dengan tumor ovarium, adalah tumor yang berasal dari sel-sel ovarium atau
indung telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya
sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Anatomi Organ Reproduksi Wanita Wiknjosastro, 2012 mengemukakan bahwa
anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu ; genetalia eksterna dan genetalia
interna.
1. Genetalia eksterna
2. Genetalia interna
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH
dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang
stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak
memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan
pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel
anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya
ovarium polikistik. (Corwin, 2012). Kista bermetastasis dengan invasi langsung
struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel – sel yang
menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebaran awal tumor ovarium
dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal,
seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada
beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat
hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen beberapa tumor
menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson, 2016). Kista
nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal
di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian
fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak
ruptur atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista
demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa
yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan
serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai
mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan
nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring
dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel
tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium,
dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2017).
WOC
Tumor Ovarium
B1 B2 B3 B4 B5 B6
1. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a) Gangguan haid
b) Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
e) Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat
merasa sesak nafas.
1. Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium
seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan
bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan
tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein.
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker
ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan
operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat
berbeda dengan kista ovarium biasa.
2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1 Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya
kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker
masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40
tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.
2.1.7.2 Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium..
2.1.8 Pemeriksaan penunjang
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang
dilakukan dengan :
a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai
sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat
dalam rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakalesi/tumor yang solid dan kristik.
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di
mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau
kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d) Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering
ditemukan peningkatan kadar CA 12
e) X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan
gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang
diperiksa tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan memberikan
warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna hitam
f) Pencitraan lain
1. Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan
menggunakan metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara
alamiah dihasilkan oleh tubuh.
2. Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan
cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang
berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih
cepat/banyak daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk
mencitrakan bagian dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan
sonogram ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan
abnormalitas pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara
yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
j) Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh
menggunakan alat fiberoptik. Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya
abnormalitas seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.
2.1.9 Penatalaksanaan medis
2.1.9.1 Jika tumor belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan
pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya
(saluran indung telur).
2.1.9.2 Jika tumor telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan
kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di
sekitarnya.
2.1.9.3 Jika tumor telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan
kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di
sekitarnya..
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaanya sudah berhasi dicapai. Perawat melakuakn evaluasi pada pasien
setelah dilakukan tindakan..
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Windi Tamara
NIM : 2018.C.10a.0953
Ruang Praktek : IBS (Inhalasi Bedah Sentral)
Tanggal Praktek : 07 November 2021
Tanggal & Jam Pengkajian : 07 November 2021 & 15.28 WIB
1.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Beliang
Tgl MRS : 07 November 2021
Diagnosa Medis : Tumor Ovarium
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan :
: Laki – Laki : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Hubungan Keluarga
: klien : Meninggal
1.1.2 Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum :
Kesadaran Klien compos mentis,klien tampak gugup, klien tampak gelisah,
penampilan klien rapi, klien terpasang infus Nacl 0,9 % 20 tpm di tangan bagian
sebelah kanan, klien mengatakan belum pernah melakukan tindakan operasi
sebelumnya.
2. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 360C Axilla Rektal Oral
b. Nadi/HR : 67 x/mt
c. Pernapasan/RR : 21x/mt
d. Tekanan Darah/BP : 100/70mm Hg
3. Pre Op
Klien tampak dengan kesadaran compos mentis, klien tampak gelisah, karena baru
pertama kali ingin menjalankan operasi, Klien terpasang infus Nacl 0,9 % 20 tpm,
TTV TD : 100/70 mmHg, N :67 x/menit, S: 360C, RR : 21 x/menit.
Masalah Keperawatan : Ansietas
4. Intra Op
Klien dalam posisi supinasi, Klien terpasang infus Nacl 0,9 % 20 tpm tangan sebelah
kiri, TTV TD : 110/70 mmHg, N :95 x/menit, S: 36 0C, RR : 21 x/menit. Lama operasi 1-2
jam, kelembapan kamar operasi 45-60%, suhu kamar 19-24℃.
Masalah Keperawatan : Hipotermia
5. Post Op
Klien mengatakan merasa nyeri dan tidak nyaman setelah melakukan operasi, tampak
adanya luka operasi yang ditutup perban, klien tampak meringis dan skala nyeri 6
(sedang dari 1-10), nyeri seperti teriris-iris, dan nyeri berlangsung lama, TTV TD :
120/80 mmHg, N :105 x/menit, S: 370C, RR : 19 x/menit.
Masalah Keperawatan : Nyeri akut
6. Data Penunjang (Radiologis, Laboraturium, Penunjang Lainnya)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ny. A Tanggal : 06 November 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 6.16 10^3 /uL 4.80- 10.80
Eritrosit 3.94 10^6/Ul 4.70-6.10
Hemoglobin 12,0 g/dL 14.0- 18.0
Hematokrit 35.7 % 42.0-52.0
MCV 90.6 Fl 79.00-99.0
MCH 30.5 Pg 27.0-31.0
MCHC 33.6 g/dl 33.0-37.0
Trombosit 240 10^3/uL 150-450
GDS 100 g/dl 70-105
HBSAg Negatif - Negataif
CT/BT 5/1 Menit -
SGOT 110 u/l 17-59
SGPT 117 u/l 21-72
bilirubin total 3,1 Mg/dl 0,3-1,9mg/dl
bilirubin direct 1 Mg/dl 0-0,3mg/dl
Swab Antigen Negatif - Negatif
Windi Tamara
ANALISIS DATA
DO:
- Tampak tegang
- Tampak gelisah
- Tampak bingung
dan sering bertanya
– tanya tentang
tindakkan yang akan
dilakukan
- Skala ansietas 2
(Gejala sedang)
- TTV N : 78x/menit,
RR: 20x/menit,
TD: 120/80 mmHg,
Suhu: 36 ⁰C
Intra Operatif
DS: - Terpapar suhu lingkungan Hipotermia
rendah (ruang operasi)
DO:
- Kulit Teraba Dingin
- Menggigil
- Suhu Tubuh 36,⁰C
- Suhu ruangan 19℃
- Kelembapan ruangan 55%
- Operasi berlangsung ± 1
jam
Post Operatif :
DS: Pasien mengatakan Agen pencedera fisik Nyeri Akut
(Prosedur operasi)
nyeri didaerah operasi terasa
seperti teriris-iris dibagian
perut bawah atas skala nyeri
6 (nyeri sedang) nyeri
timbul kurang lebih 5-10
menit
DO:
- Tampak meringis
- Tampak Gelisah
- TD : 120/80 mmHg
- RR : 20 x/m
- HR : 78 x/m
- S : 36,5 ⁰C
RENCANA KEPERAWATAN
Pre Operatif
Intra Operatif
A : Masalah Teratasi
Windi Tamara
B : Hentikan Intervensi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Post Operatif
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Jam 14.30 WIB
Sabtu, 06 November 1. Mengidentifikasi lokasi, S: klien mengatakan masih nyeri pada perut skala nyeri 5
14.00 WIB karakteristik, durasi, (sedang), nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri muncul saat
14.05 WIB frekuensi, kualitas, dan berktivitas, nyeri berlangsung ± 3-4 menit
14.10 WIB intensitas nyeri
2. Mengontrol ligkungan yang O:
14.15 WIB memperberat rasa nyeri - TD : 119/78 mmHg
3. Mengajarkan tehnik - RR : 22 x/m
relaksasi dan distraksi pada - HR : 87 x/m
pasien
4. Berkolaborasi pemberian - S : 36,7 ⁰C
- Tampak meringis Windi Tamara
obat analgetik, jika perlu
- Masih gelisah
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi diruang Edelweis
OTEK :
O :Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
T : Kontrol ligkungan yang memperberat rasa nyeri
E : Anjarkan tehnik relaksasi dan distraksi pada pasien
K : Kolaborasi pemberian obat analgetik, jika perlu
BAB 4
PEMBAHASAN
Pelaksanaan asuhan keperawatan mengacu pada konsep dan teori yang
sudah ada dan teruji. Dalam bab ini penulis mencoba membahas antara konsep
dan kasus yang ada, faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pelaksanaan
proses asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 06 November
2021, pukul 07.00 WIB pada Ny.A dengan diagnosa medis tumor ovarium di
ruang IBS RSUD dr. Doris Sylivanus Palangka Raya.
4.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan, proses
sistematis dari pengumpulan, dan komunikasi dengan klien. Pengumpulan data
harus berhubungan dengan masalah kesehatan tertentu sehingga data pengkajian
harus relevan seperti yang ditampilkan. Fase proses keperawatan ini mencakup
dua langkah yaitu dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga,
tenaga kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan
(Potter & Perry,2018). Penulis mengumpulkan data menggunakan metode
wawancara, observasi,dan pemeriksaan fisik. Selama pengkajian, penulis
mendapatkan data subyektif dan objektif. Data subjektif adalah persepsi klien
tentang masalah kesehatan mereka, klien yang dapat memberikan informasi
tersebut. Data obyektif adalah pengamatan yang dibuat oleh pengumpul data
(Potter 2017).
Asuhan keperawatan pada Ny.A dilakukan pada tanggal 06 November
2021 jam 08.30 WIB. Pengkajian didapatkan data klien mengeluh nyeri pada
perut bagian bawah, klien tampak sakit sedang, kesadaran Composmentis,
terpasang infus Nacl 0,9%, ekspresi wajah klien tampak meringis, bentuk badan
klien sedang (endomorph), klien berbaring dengan posisi terlentang dan
bergerak terbatas, dan penampilan klien rapi.
Faktor pendukung yang dirasakan oleh penulis pada saat melakukan
pengkajian adalah sikap yang kooperatif klien dan keluarga klien dengan
memberikan respon yang positif dan jawaban-jawaban yang berarti mengenai
kondisi klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh penulis berkaitan
dengan penyakit yang sedang dialami pasien. Hal lain yang juga mendukung
adanya data-data dari tim medis yang menunjang dalam pengkajian, seperti:
status klien, catatan keperawatan dan hasil pemeriksaan laboratorium. Sedangkan
faktor penghambatnya yaitu kurangnya pengetahuan penulis dalam mengkaji
data-data klien. Penulis juga menyadari kurangnya melatih diri dalam menggali
masalah klien.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Adapun menurut Supriadi,dkk.2017:62. Diagnosa keperawatan merupakan
keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat
dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial.
Diagnosa keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk
menjadi tanggung gugat perawatan. Berdasarkan teori diagnosa yang mungkin
muncul adalah: Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma)
dan Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka insisi post operasi,
Resiko infeksi berhubungan dengan kontaminasi luka luar.
Sedangkan untuk kasus Ny A ditemukan 3 diagnosa yaitu ansietas
berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan ditandai dengan klien
tampak meringis, tampak gelisah, hipotermia berhubungan dengan terpapar suhu
lingkungan rendah ditandai dengan pasien tampak berbaring, suhu tubuh teraba
dingin, dan nyeri akut berhungan dengan post operasi ditandai dengan tampak
adanya luka post operasi.
Teori dan fakta memiliki perbedaan dalam penegakan diagnosa, dalam teori
disebutkan bahwa terdapat 6 diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada
kasus tumor ovarium, sedangkan pada saat pengkajian ke lapangan didapat 3
diagnosa yang ditemukan dan 1 diagnosa lain yang berbeda dengan teori yaitu
hipotermi. Dapat disimpulkan bahwa teori dan fakta memiliki kesenjangan dalam
penegakan diagnosa walaupun masih memiliki keterkaitan sebagai bahan acuan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan dan pengangkatan diagnosa
keperawatan.
4.3 Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah suatu perilaku spesifik yang diharapkan dari klien. atas
tindakan yang dilakukan perawat. Yang perlu mempersiapkan atau langkah-
langkah untuk membuat suatu perencanaan adalah yang pertama
pengumpulan data, mengidentifikasi masalah yang dijadikan diagnosa,
menetapkan tujuan- tujuan yang dilakukan, mengidentifikasi hasil dan terakhir
penulis memilih perencanaan/ intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dan
tujuan yang diinginkan.
Dalam menentukan intervensi penulis menentukan diagnosa yang akan
menjadi prioritas masalah, penulis menggunakan hirarki Maslowdan prioritas
masalah yang mengancam kehidupan klien. Hirarki Maslow menjelaskan
kebutuhan dasar manusia dibagi dalam 5 tahap yaitu: kebutuhan fisiologis, rasa
aman dan nyaman, mencintai dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Dalam membuat intervensi penulis juga menyesuaikan dengan sumber-
sumber referensi yang berhubungaan dengan diagnosa medis tumor ovarium,
tidak semua intervensi yang ada diteori diangkat oleh penulis. Ada beberapa
intervensi pada kasus Ny.A dengan teori yaitu tidak terdapat kriteria waktu
sedangkan pada kasus terdapat kriteria waktu yang ditentukan pada masing-
masing diagnosa.
Dalam proses perencanaan tindakan pada kasus Ny. A, penulis menemukan
faktor penghambat yaitu keterbatasan pengetahuan penulis tentang intervensi
pada klien. Tentang tumor ovarium Sedangkan faktor penunjang dalam
perencanaan tindakan yaitu penulis telah mendapatkan teori tentang tumor
ovarium yang menjadi dasar bagi penulis untuk membuat intervensi.
4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan keperawatan yang dilakukan pada Ny.A
untuk diagnosa pertama ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan ditandai dengan klien tampak meringis, tampak gelisah,.
Diagnosa kedua Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka
post pembedahan ditandai dengan klien mengatakan tubuh nya susah untuk
digerakan dan merasakan nyeri ketika bergerak, Klien susah untuk bergerak,
ADL dibantu sebagian oleh suami da asisten rumah tangga oleh keluarga dengan
melakukan tindakan keperawatan seperti mem dan perawat. Dengan melakuan
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, memberikan posisi nyaman,
mendengarkan apa yang dirasakan klien sekarang , menjelaskan tentang kondisi
dan prosedur operasi yang akan dihadapi, memberikan infus nacl 0,9%.
Diagnosa kedua yaitu hipotermia berhubungan dengan .terpapar suhuu
lingkungan rendah yang ditandai dengan suhu tubuh teraba dingin. Degan
melakukan tindakan keperawatan memonitor suhu tubuh, memberikan selimut,
memberikan cairan nacl 0,9%.
Diagnosa ketiga yaitu nyeri akut berhubungan dengan post operasi ditandai
dengan tampak adanya luka, dengan melakukan tindakan keperawatan
mengidentifikasi karakteristik nyeri, menjauhi faktor yang dapat memperberat
nyeri, memberikan teknik relaksasi nafas dalam, dan berkoaborasi dalam
memberikan obat antianalgetik.
Berdasarkan teori, implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
(Setiadi, 2012: 53).
Dalam melaksanakan tindakan perawatan, selain melaksanakannya secara
mandiri, harus adanya kerja sama dengan tim kesehatan lainnya. Implementasi
merupakan realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan menilai data yang baru. Implementasi tindakan dibedakan menjadi
tiga kategori yaitu: independent (mandiri), interdependent (bekerja sama dengan
tim kesehatan lainnya: dokter, bidan, tenaga analis, ahli gizi, apoteker, ahli
kesehatan gigi, fisioterapi dan lainnya) dan dependent (bekerja sesuai instruksi
atau delegasi tugas dari dokter) (Zaidin, 2003: 84).
Teori yang ada dan fakta yang terjadi di lapangan terdapat persamaan, yaitu
beberapa tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
rencana dapat dilakukan. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian antara rencana
yang disusun dan tindakan keperawatan dengan keadaanklien, faktor pendukung
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kebijakan atau peraturan yang
ada di rumah sakit memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan
tindakan keperawatan, dan adanya kerja sama antara perawat dengan klien. dan
keluarga dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
4.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengukur dari rencana dan pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan di Ruang IBS RSUD dr. Doris sylvanus
Palangka Raya.pada tanggal 06 November 2021 dan lanjutkan di ruang rawat
inap untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk evaluasi lanjut, Pada evaluasi masalah
belum teratasi adalah Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka post operasi.
Faktor pendukung dalam proses evaluasi adalah sikap pasien dan keluarga
yang kooperatif dan adanya kerjasama yang baik antar tim kesehatan serta
bimbingan dari pembibing akademik dan pembimbing lahan. Selama melakukan
evaluasi hasil tidak ditemukan adanya faktor penghambat.
Seluruh evaluasi keperawatan dapat dilakukan meskipun ada beberapa
intervensi sesuai teori yang tidak dapat dilakukan, karena tindakan yang diberikan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien pada saat pengkajian di lapangan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tumor ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Tumor ovarium bisa
menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar
ke hati dan paru – paru. Tumor ovarium merupakan tumor yang tumbuh pada
ovarium yang dapat mengakibatkan kematian pada penderitanya dan merupakan
salah satu tumor ganas sehingga menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia
termasuk di Indonesia. Pasien yang telah didiagnosa tumor ovarium akan
mendapatkan penanganan salah satunya kemoterapi. Kemoterapi merupakan
serangkaian pengobatan yang menggunakan zat aktif yang dapat merusak jaringan sel
tumor dan berpotensi merusak sel tubuh yang normal, sehingga penggunaan
kemoterapi harus dievaluasi dan dimonitoring secara ketat. Kemoterapi yang umum
diberikan pada pasien tumor ovarium diantaranya adalah cisplatin, paclitaxel dan
carboplatin. Pemberian kemoterapi selain memberikan efek terapi terdapat pula efek
yang merugikan berupa adverse drug reactions. Adverse drug reactions adalah efek
yang tidak diinginkan dari suatu pengobatan yang digunakan secara klinis dengan
dosis lazim. Reaksi obat yang merugikan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
dan menyebabkan morbiditas yang cukup tinggi bahkan sampai menyebabkan
kematian. (Schartz & Weber, 2015).
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Asuhan keperawatan ini dapat berguna untuk referensi-referensi dalam
pengelolaan asuhan keperawatan, dan memberikan referensi untuk memberikan
intervensi sesuai kebutuhan dasar pada pasien tersebut.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Saran bagi institusi pendidikan agar laporan pendahuluan studi kasus ini dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan atau referensi untuk mahasiswa dalam
membuat asuhan keperawatan terkait pasien dengan diagnose tumor ovarium pada
masa mendatang.
5.2.3 Bagi tempat praktik
Asuhan keperawatan ini dapat berguna untuk menjadi referensi dan tambahan supaya
mengelola pasien dengan kebutuhan dasar yang menjadi dasar pemenuhan dan hak
pasien untuk mendapatkan perawatan yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Di susun oleh:
Topik : Ansietas
Sasaran : Klien beserta keluarga
Hari/Tanggal : Selasa, 09 November 2021
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Windi Tamara
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
A. Pengertian Ansietas
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu), ansietas merupakan perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. (Herdman
& Kamitsuru, 2018).
B. Tingkat Ansietas
Menurut Peplau (1963) dalam (Stuart, 2016) mengidentifikasi empat
tingkat ansietas dengan penjelasan efeknya, yaitu :
1. Ansietas ringan
Terjadi pada saat ada ketegangan dalam hidup sehari-hari. Selama ini
seseorang waspada dan lapang persepsi meningkat. Kemampuan
seseorang untuk melihat, mendengar, dan menangkap lebih dari
sebelumnya. Jenis ansietas ini dapat memotivasi belajar, menghasilkan
pertumbuhan, dan meningkatkan kreativitas.
2. Ansietas sedang
Terjadi ketika seseorang hanya berfokus pada hal yang penting saja dan
lapang persepsi meyempit. Sehingga kurang dalam melihat,mendengar
dan menangkap. Seseorang memblokir area tertentu tetapi masih
mampu mengikuti perintah jika diarahkan untuk melakukannya.
3. Ansietas berat
Terjadi ditandai dengan penurunan yang signifikan dilapang persepsi.
Ansietas jenis ini cenderung memfokuskan pada hal yang detail dan
tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk
mengurangi ansietas dan banyak arahan yang dibutuhkan untuk fokus
pada area lain.
4. Panik
Panik dikaitkan dengan rasa takut dan terror. Pada sebagian orang yang
mengalami kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal bahkan dengan
arahan. Gejala panik yang sering muncul adalah peningkatan aktivitas
motorik, penurunan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi yang menyempit dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat ansietas ini tidak dapat bertahan tanpa batas waktu, karena
tidak kompatibel dengan kehidupan. Kondisi panik yang
berkepanjangan akan mengakibatkan kelelahan dan kematian, tetapi
panik dapat diobati dengan aman dan efektif.
Mulut kering
YAYASAN EKA HARAP SEKOLAH Tidak nafsu makan
TINGGI ILMU KESEHATAN
Berkeringat
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2021 Gelisah, Gemetar