Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RONDE KEPERAWATAN

MATERNITAS PROFESI NERS


DI RUANGAN JADE RSU Dr. Selamet GARUT

Disusun Untuk Memenuhi


Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Maternitas Profesi Ners

Disusun oleh:
1. Ajeng Sinta Nuryani (KHGD21061)
2. A Nurul Faidah (KHGD210)
3. Bambang Priadi (KHGD210)
4. Elvira Adha Nazkhara (KHGD21080)
5. Fadile Maulana Akbar (KHGD21041)
6. Firghy Damayanti P (KHGD21066)
7. Yogie Krismansyah (KHGD21087)
8. Yuli Ratnasari (KHGD21073)
9. Yunita Tri Rizki (KHGD21088)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
2021 / 2022
BAB 1 LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu peningkatan
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu layanannya. Salah satu indikator
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan yang
bekualitas (Potter & Perry, 2011). Semua tenaga kesehatan mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau oleh masyarakat (Depkes, 2014). Tenaga perawat di
Indonesia merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya
dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya, dengan proporsi 40%, yang
tersebar di rumah sakit 65%, puskesmas 28%, san selebihnya 7% disarana
kesehatan lainnya (Depkes, 2014).
Ronde keperawatan merupakan strategi yang efektif dalam memulai banyak
perubahan dalam aspek perawatan, terutama meningkatkan komunikasi di antara
anggota tim terkait interaksi antar perawat (Aitken., et al, 2016). Selain itu ronde
keperawatan juga berguna dalam pengembangan praktek klinis, evidence base
cara, dan pemahaman pasien terhadap kondisi yang mereka alami (Close &
Castledine, 2017). Ronde keperawatan merupakan suatu metode pelayanan
keperawatan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada klien dan
memberikan masukan kepada perawat tentang asuhan keperawatan yang
dilakukan. Ronde keperawtaan dapat meningkatkan otonomi perawat, sehingga
kepuasan kerja perawat meningkat.
Walaupun manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan ronde keperawatan
sangat banyak nyatanya dilapangan masih banyak ditemui puskesmas yang tidak
melakukan ronde keperawatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wiryawan (2019) melalui wawancara dengan Kasie keperawatan di RSUD
Kebumen didapatkan bahwa pelaksanaan ronde keperawatan di RS tersebut sudah
dijadwalkan untuk semua bangsal umum yang ada di sana tetapi pelaksanaannya
masih belum optimal. Jumlah bangsal yang telah melakukan ronde keperawatan
secara rutin di RSUD Kebumen adalah 5 bangsal yaitu Melati, Cempaka , Dahlia,
ICU/ICCU dan Terate.
Berdasarkan wawancara pada 10 orang perawat, 5 dari 10 perawat
mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan di bangsalnya belum berjalan dengan
efektif dan untuk jadwal pelaksanaannya belum pasti ada setiap minggu. Dari
observasi yang dilakukan peneliti masalah tersebut disebabkan karena perawat
tersebut belum mengerti tentang bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan itu
mulai dari pra ronde, pelaksanaan ronde dan pasca ronde, manfaat dari ronde
keperawatan serta sikap perawat yang masih menganggap ronde keperawatan itu
sebagai suatu hal yang dapat menambah pekerjaan mereka serta sosialisasi
mengenai ronde keperawatan masih belum efektif sehingga dalam pelaksanaan
ronde keperawatan di bangsal tersebut belum menjadi kebiasaan yang dilakukan
secara rutin
Ronde keperawatan dirancang untuk meningkatkan otonomi perawat, ikut
terlibat dalam pengambilan keputusan, hubungan profesional dengan pleayanan
kesehatan lainnya, dan pengguanaan evidence base untuk meningkatkan kepuasan
kerja (Aitken,., et al, 2019). Dalam ronde keperawatan terjadi pemeriksaan proses
kerja dengan cara meningkatkan komunikasi dan kolaborasi untuk mengurangi
kesalahan pada perawatan dan meingkatkan hasil yang lebih baik (Fillmore,
2018). Oleh karena itu sangat penting bagi seorang perawat untuk mengetahui
lebih dalam mengenai ronde keperawatan, sehingga diharapkan dapat
mengaplikasikannya dalam upaya memberikan pelayanan yang prima kepada
pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pentingnya ronde keperawatan dalam pelayanan kesehatan di
puskesmas ?
2) Bagaimanakah cara agar ronde keperawatan dapat dilaksanakan secara
optimal?
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
pentingnya ronde keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi ronde keperawatan
b. Mengidentifikasi karakteristik ronde keperawatan
c. Mengidentifikasi tjuan ronde keperawatan
d. Mengidentifikasi manfaat ronde keperawatan
e. Mengidentifikasi tipe-tipe ronde keperawatan
f. Mengidentifikasi tahapan ronde keperawatan
g. Mengidentifikasi mekanisme ronde keperawatan
h. Mengidentifikasi strategi ronde keperawatan agar efektif
i. Mengidentifikasi peran masing-masing anggota tim ronde
j. Mengidentifikasi kriteria evaluasi

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Akademik:
a. Memberikan informasi tentang pentingnya dilakukan ronde
keperawatan dalam institusi pelayanan kesehatan
b. Memicu rasa keingintahuan terkait pentingnya ronde keperawatan
dalam pelayanan kesehatan di Indonesia

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Bagi perawat:
Menjadi masukan bagi tenaga keperawatan berkaitan dengan ronde
keperawatan, pentignya ronde keperawatan dalam pelayanan
kesehatan, serta manfaat dari ronde keperawatan.
b. Bagi mahasisawa keperawatan:
Memberikan informasi dan saran kepada mahasiswa keperawatan
untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih aktif, efisien,
dan komunikatif antar sesama perawat maupun tenaga kesetahan
lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ronde Keperawatan (Nursing Rounds)


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2013).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat
atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan
dilakukan oleh pengajar atau siswa perawat dengan anggota sifatnya atau siswa
untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap
pasien (Clement, 2017).

B. Karakteristik Ronde Keperawatan


1. Pasien dilibatkan secara langsung.
2. Pasien merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat associate, perawat primer, dan konselor melakukan diskusi
bersama.
4. Konselor menfasilitasi kreativitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam
meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

C. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bisa dibagi menjadi 2 yaitu :
tujuan bagi perawat dan bagi pasien. Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et
al,
(2018) adalah
1. Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.
2. Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format stud
kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis.

5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta meningkatkan retensi


perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan.
Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2017) adalah
1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke
hari.
2. Untuk mengamati pekerjaan staf
3. Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke
dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan
pada pasien
8. Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb.
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik.
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
Sedangkan menurut Nursalam (2013) tujuan ronde keperawatan dibagi
menjadi:
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
b. Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis (Problem-Based Learning PBL)
2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari
masalah klien.
3. Meningkatkan pola pikir sistematis
4. Meningkatkan validitas data klien
5. Menilai kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
6. Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi, menilai hasil kerja,
dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan (renpra).

D. Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2013) pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keprawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

E. Manfaat Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada
perawat. Clement, (2017) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah
membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu juga menurut
Wolak (2018) dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan
perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilandan pengetahuan keperawatan
saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolek et
al (2018) peningkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan
keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan
berkembang secara profesional.
Melalui ronde keperawatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah
diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2017) melalui ronde
keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal itu juga dtegaskan oleh
O’Connor (2019) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian
atau teknik intervensi.
Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan siswa
perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan
sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
(Wolak et al, 2018). Sedangkan bagi siswa perawat dengan ronde keperawatan
akan mendapatkan pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2017).
Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membantu mengorientasikan
perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak tahu mengenai
pasien yang di rawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah,
ronde keperawatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien
(Clement, 2017).
Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana
(2019) ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding
tidak dilakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al (2019) dengan tindakan ronde
keperawatan menurunkan anga insiden pada pasien yang dirawat.

F. Tipe - Tipe Ronde Keperawatan


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya adalah menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde
yaitumatrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan
teaching rounds.
1. Matron rounds menurut Close & Castlide (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standar
pelayanan, kebersihan dan kerapian, dan menilai penampilan dan
kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut Close & Castlide (2005) ronde ini
adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
implementasi pada sekelompok pasien dan keluarga pada proses interaksi.
Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dengan
head nurse.
3. Patient comfort rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde di sini
berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.
Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan
pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan malam hari, perawat menyiapkan
tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dilakukan antara
teacher nursedengan perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa
perawat. Dengan pembelajaran langsung perawat atau siswa dapat
langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Menurut Daniels (2016) walking round terdiri dari nursing round,
physiciannurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing round adalah ronde
yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician nurse rounds adalah
ronde pada pasien yang dilakukan dokter dengan perawat, sedang
interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai
macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi dsb.
Sedangkan menurut Clement (2017) menyebutkan berbagai jenis word round yang
dilakukan oleh perawat meliputi rounds with the doctors, rounds to discuss
psychological problem of patients, social service rounds, medical rounds for
nurses, rounds with the physical therapits, dan nursing rounds.

G. Langkah-langkah Ronde Keperawatan


Ramani (2013) menjelaskan rahapan ronde keperawatan adalah :
1. Pre-rounds
Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientasion (orientasi)
2. Rounds
Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamat
an), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan)
3. Post-Rounds debriefing (Tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).
Bimbauner (2014) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan
yaitu:
1. Before rounds meliputi:
a. Persiapan, terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatan
dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde
keperawatan
b. Orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan :
demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan
perilaku professional

c. Orientasi pasien.
2. During rounds meliputi :
a. Menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang nyaman serta
dorong untuk mengajukan pertanyaan
b. Menghormati: perawat: hormati mereka sebagai pemberi layanan
pada pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia, bukan hanya
obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit
mempengaruhi kehidupan pasien
c. Libatkan semua perawat, bertujuan untuk mengajar semua tingkat
peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi
d. Libatkan pasien: dorong pasien untuk berkontribusi mengenai
masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan
tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien,
dsb.
3. After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.

H. Tahapan Ronde Keperawatan


Tahapan dalam ronde keperawatan menurut Rohani (2013), yaitu :
1. Pre-rounds
a. Preparation (Persiapan)
b. Planning (Perencanaan)
c. Orientation (Orientasi)
2. Rounds
a. Interaction (Interaksi)
b. Observation (Observasi)
c. Instruction (Pengajaran)
d. Summarizing (Kesimpulan)
3. Post-rounds
a. Debriefing (Tanya Jawab)
b. Feedback (Saran)
c. Reflection (Refleksi)
d. Preparation (Persiapan)

I. ALUR RONDE KEPERAWATAN


Alur yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :
Penetapan Pasien
Tahap Pra-Ronde
KATIM
Persiapan Pasien

Penentuan Diagnosa

Evaluasi intervensi
Tahap Pelaksanaan yang telah dilakukan
Ronde di Nurse Station Penyajian Masalah

Hambatan yang
ditemukan

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan Lanjutan dari diskusi diNurse Station


Ronde di Kamar Pasien (KATIM – KATIM, Konselor, KARU

Tahap Pasca Ronde


Kesimpulan dan Rekomendasi
Solusi Masalah
Keterangan :
1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka)

b. Menentukan tim ronde


c. Mencari sumber atau literatur memersiapkan pasien
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan : informed consent dan pengkajian
f. Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan
keperawatan yang dilakukan dan hambatan selama perawatan
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yanng difokuskan pada
masalah keperawatan dan perencanaan tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang
perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.

2.1 Mekanisme Ronde Keperawatan


Adapun mekanisme ronde keperawatan adalah:
1. Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien
sebelum melakukan ronde keperawatan. Hal ini dianjurkan Clement
(2017) bahwa perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan
psikososial pasien 23 menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan
yang ingin dicapai ketika pelaksaan ronde keperawatan. Sebelum
menemui pasien, sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin
dicapai (Clement, 2017)
2. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.
Hal ini menurut Sitorus (2016) sebelum dilakukan ronde perawat primer
menentukan 2-3 klien yang akan di ronde dan ditentukan pasien yang
akan di ronde. Sebaikanya dipilih klien yang membutuhkan perawatan
khusus dengan masalah yang relatif lebih kompleks (Sitorus, 2016)

3. Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan


kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan,
pengobatan, serta rencana yang lain. Saat ronde keperawatan perawat
melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan, perawatan
medis, dan prognosis (Clement, 2017). Selain itu menurut Annual
review of nursing education dalam ronde keperawatan perawat
mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi
keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitif hendaknya
tidak boleh dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang sensitif
sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan klien (Sitorus, 2016)
4. Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan
situasi ruangan. Sitorus (2016) menyebutkan waktu yang dilakukan
untuk melakukan keseluruhan ronde adalah setiap hari dengan waktu
kurang lebih 1 jam ketika intensitas kegiatan di ruang rawat sudah
relatif tenang. Sedangkan menurut Aitken et al (2019) pelaksanaan
ronde keperawatan diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung
satu jam.
2.2 Strategi Ronde Keperawatan yang Efektif:
Menurut Saleh (2012) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde
keperawatan berjalan efektif, yaitu:
1. Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde
keperawatan, baik berupa waktu pelaksanaan, pasien, masalah yang terkait,
dan lain sebagainya.
2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi: system apa yang
akan diajarkan, aspek-aspek yang harus ditekankan, pemeriksaan fisik apa
yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan tindakan, dan
sebagainya. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam kegiatan. Pilih
pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta tentukan berapa
banyak waktu yang akan diperlukan.
3. Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini
dapat dilkakukan selama fase orientasi, yaitu memberikan peran pada
setiap anggota tim dan membuat aturan mengenai ronde.

4. Memperkenalkan diri semua anggota tim kepada pasien dengan tujuan


memberitahu terkait pemberian perawatan pada pasien.
Dan memperbolehkan keluarga untuk senantiasa menemani pasien
apabila pasien ingin ditemani.
5. Memberikan waktu kepada pasien dan keluarga pasien untuk memberikan
pertanyaan dan memberikan klarifikasi terkait perawatan yang telah
maupun yang akan diberikan.
6. Pembicaraan yang sensitif terkait riwayat pasien maupun pertanyaan
sesama anggota tim sebaiknya dilakukan diluar ruangan yang terpisah
dengan pasien maupun keluarganya.
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan untuk digunakan
sebagai pembelajaran dengan merefleksikan pada diri masing-masing
anggota tim.

2.3 Peran masing-masing Anggota Tim Ronde


Menurut Syla (2014) peran masing- masing anggota tim saat ronde ialah :
1) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
- Menjelaskan keadaan data demografi klien
- Menjelaskan masalah keperawatan utama
- Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
- Menjelaskan tindakan selanjutnya
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil 2) Peran Ketua
Tim Lain dan/atau Konselor
- Memberikan justifikasi
- Memberikan reinforcement
- Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
- Mengarahkan dan koreksi
- Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

2.4 Kriteria evaluasi


Menurut Nursallam (2011) kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde
keperawatan adalah sebagai berikut.

1. Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
• Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
- Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
- Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
- Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
- Meningkatkan kemampuan justifikasi.
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

BAB III KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Topik : Post op KET
Sasaran : Ny. R
Waktu : 10.00 wib
Tanggal / Hari : Rabu, 10 November 2021

3.2 Tujuan Ronde Keperawatan


3.2.1 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi

3.2.2 Tujuan Khusus


1) Menjastifikasi masalah yang belum teratasi.
2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain
dan tim kesehatan lain.
3) Menentukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
4) Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah
pasien.
3.3 Pengorganisasian
Kepala Ruangan Fadile Maulana Akbar
Perawat Primer 1 : Bambang Priadi
Perawat Primer 2 : A Nurul Faidah
Perawat Associate 1 : Yogie Krismansyah
Perawat Associate 2 : Yuli Ratnasari

3.4 Materi
1. Teori tentang KET
2. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Post op KET

3.5 Metode
1. Diskusi
2. Bed side teaching

3.6 Media
1. Status pasien
2. Materi yang akan disampaikan secara lisan
3.7 Mekanisme Kegiatan Kegiatan
Ronde Keperawatan
No. Kegiatan Penyaji Penanggung Waktu Tempat
Jawab &
Tanggal
1. PRA RONDE
1. Menentukan kasus Perawat 15 menit Ruangan
dan topik. Pelaksana
2. Menentukan Tim Ronde Kepala
3. Imformed Consent Ruangan
4. Membuat pra plening Perawat
5. Diskusi Pelaksana
6. Mencari sumber literature
2. RONDE
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan tim ronde PP, Perawat
dan menjelaskan tujuan
kegiatan ronde.
3. Mempersilahkan perawat
primer 1 menyampaikan
kasusnya : Menjelaskan
identitas klien, masalah
keperawatan, prioritas
maslah yang perlu
didiskusikn, data
penunjang, intervensi yang
sudah.
4. Klarifikasi data
4. Validasi Data Perawat primer
1. Memberikan salam dan 1
memperkenalkan tim ronde Kepala
kepada pasien dan keluarga. ruangan
2. Validasi data yang sudah
disampaikan oleh PP.
3. Diskusi multidisiplin
4. Pemberian justifikasi
tentang masalah pasien
serta rencana tindakan yang
akan dilakukan.
5. Menentukan tindakan pada
masalah prioritas.

5. Post Ronde Karu, perawat


1. Evaluasi pelaksanaan ronde primer,
dan rekomendasi intervensi perawat
keperawatan. asosier
2. Penutup
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN

I. Identitas Klien
Nama Klien Ny. R
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruangan : Jade Z1
No. RM : 01292089
Diagnosa Medis : G4P3A0 gravida 7-8
mgg d/susp. KET (?)

II. Masalah-Masalah Keperawatan


1. Nyeri akut
2. Ketidakseimbangan cairan

III. Saran
1. Melakukan TTV
2. Menganjurkan klien untuk relaksasi nafas dalam
3. Melakukan intervensi relaksasi nafas dalam
4. Kolaborasi pemberian analgetik

Garut, 10 November 2021


CI KLINIK

Dialog Ronde Keperawatan

Pagi hari Rabu pada tanggal 10 November 2021 jam 10.00 di Nurse Station Karu,
PP, PA, tim berkumpul untuk melakukan Ronde Keperawatan.
• Moderator:
Selamat pagi semua. Terima kasih telah berkumpul pada pagi hari ini
Rabu, 10 Oktober 2021 untuk melakukan ronde keperawatan. Pengertian
ronde adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan.Tujuan dilakukan ronde keperawatan
adalah untuk meningkatkan kemempuan kita untuk berfikir kritis dan
menemukan pemecahan masalah bagi pasien. Pasien yg dijadikan ronde
keperawatan adalah Ny. R sebelum memulai aktivitas, mari kita berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing- masing. Berdoa mulai....... selesai.

• PP Yuli :
Terima kasih Bu. Pasien Ny. R yang berusia 34 tahun dengan diagnosa
medis G4P3A0 gravida 7-8 mgg+ KET. Pasien datang ke ruang JADE pada
tanggal 9 November 2021 dengan keluhan nyeri pada daerah luka post op.
Saat pengkajian klien masih terbaring belum sepenuhnya bisa melakukan
gerakan badan klien cemas karna memikirkan anaknya. Melakukan TTV
dengan hasil TD 70/60 hal ini perlu mendapatkan pemecahan masalah.
• Karu Fadile :
Terima kasih. Setelah kita mendengarkan Data dari Yuli mengenai data
dan intervensi mungkin ada yang perlu diklarifikasi? Baiklah, kalau tidak ada
kita langsung ke pasien saja. (Di kamar pasien)

• PP Yogie :
Selamat pagi bu hari ini kami akan mendiskusikan kondisi ibu. Bagaimana
keadaan ibu hari ini? ibu sudah kenalkah dengan saya? Saya mahasiswa stikes
karsa husada garut dan ini tim saya.
• Ny. R : Iya pa saya masih belum terlalu banyak gerak
• PP Yuli : Saya tensi dulu ya bu.
• INy. R : Iya silahkan
• PP Yuli: baik ibu hasil TD 100/70 mmhg
• PP yogie : baik ibu disini kami akan mengajarkan ibu untuk mengatasi nyeri
yang dirasakan, ibu bisa melakukan relaksasi nafas dalam dengan cara ibu bisa
menarik nafas dari hidung hitung 3-4 detik lalu keluarkan dari mulut saat tarik
nafas ibu bisa membayangkan hal-hal positif , ibu bisa bayangkan disekeliling
ibu ada orang yang ibu sayangi, Bagaimana bu bisa?
• Ny. R: iya baik
• PP yogie : Bagaimana ibu sekarang sudah merasa lebih tenang?
• Ny. R : iya sudah
• PP yogie : Baik ibu jika sudah merasa enakan ibu bisa melakukan seperti tadi
jika ibu mengalami rasa sakit atau jika ibu sedang cemas .

Di Nurse Station
• PP yogie : Baiklah, setelah kita melakukan validasi data ke pasien, mari kita
lakukan evaluasi
• Karu fadile : Terima kasih. Setelah kita melihat kondisi pasien tadi. Ternyata
tekanan darah nya 100/70 mmhg dan setelah dilakukan intervensi klien
mengatakan nyerinya berkurang.
• Karu Fadile : Baiklah. Diskusi yang sangat menarik. Dari diskusi tadi, saya
dapat mengambil kesimpulan untuk mengurangi nyeri kita menganjurkan klien
untuk relaksasi nafas dalam dengan cara tarik nafas dari hidung hitung 3-4
detik lalu keluarkan dari mulut sambil membayangkan hal positif, Kita berikan
lingkungan yang nyaman juga agar pasien merasa tenang. sekian diskusi hari
ini kita tutup.
Terima Kasih
3.8 Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan ronde terlaksana sesuai waktu
b. Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana
c. Koordinasi dengan pembimbing akademik dan klinik
d. Menyusun proposal
e. Menetapkan kasus
f. Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan ronde keperawatan

2. Evaluasi Proses
a. Kelancaran kegiatan.
b. Peran serta perawat yang bertugas.
c. Pelaksanaan ronde keperawatan sesuai dengan rencana dan alur yang
telah ditentukan.

3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga klien puas dengan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
b. Masalah klien dapat teratasi
DAFTAR PUSTAKA

Sitorus Ratna, Yulia, 2017. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah


Sakit Panduan Implementasi. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2019. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
EGC, Jakarta
Nursalam dan Ferry Efendi. 2019. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan terhadap Tingkat Kepuasan
Kerja
Perawat Pelaksana di RSUD Abdul Wahab SJ Samarinda.
https://www.lib.ui.ac.id/file?Pengaruh_Ronde_Keperawatan_terhadap_Ting
kat_Kepuasan_Kerja_Perawat_Pelaksana_di_Ruang_Rawat_Inap_RSUD_
Abdul_Wahab_SJ_Ahranie_Samarinda.pdf. Diakses pada tanggal 09
Oktober 2021 pada pukul 22.02
Sitorus, R. (2016). Model Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: Penataan
Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat. Cetakan I. Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG
Syla. 2014. Ronde Keperawatan. www.slideshare.net/sylaalys/ronde-keperawatan-
37704998 diakses pada 09 Oktober 2021 pada pukul 22.10

Anda mungkin juga menyukai