Anda di halaman 1dari 13

BIOMEDIK (ANALISIS & FISIOLOGI)

“SISTEM PERKEMIHAN”

DOSEN PENGAMPU : JAFRIATI, S.SI., M.SI.

OLEH :
KELOMPOK 3
J1A12021
RANI SULISTINA 4
J1A12021
RAQHIL CAESARIO SANGGO 5
J1A12021
RATIH QADRIANI 6
J1A12021
RESTI ROSITA ADEN LIAMBO 8
J1A12021
RISNAWATI 9
J1A12022
ROSMINI 1
J1A12022
SAFIRA QATHRUNNADA 2
J1A12022
SAIFUL MIZAN 3
J1A12022
SALSABILA ROSYA 4
J1A12022
SARNI S 5

REGULER D 020
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
PERKEMIHAN” tepat waktu
Makalah “SISTEM PERKEMIHAN” disusun guna memenuhi Tugas Mata
Kuliah BIOKIMEDIK (ANALISIS DAN FISIOLOGI). Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengajar.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Kendari, 18 November 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
A. PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN........................................2
B. FUNGSI SISTEM PERKEMIHAN...................................................2
C. ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN..............................................3
D. PENYAKIT PADA SISTEM PERKEMIHAN.................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................9
A. KESIMPULAN..................................................................................9
B. SARAN..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah
pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk
tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahan kan
keseimbangan asam basa tubuh, mengekuarkan sisa-sisa metabolisme zat seperti
urea, kreatinin ,asam urat dan urin.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa itu sistem perkemihan?
2. Apa fungsi sistem perkemihan?
3. Bagaimana anatomi sistem perkemihan?
4. Apa saja penyakit pada sistem perkemihan?

C. Tujuan
Pembaca dan penulis bersama-sama dapat memahami tentang “Sistem
Perkemihan”
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN


Menurut Purnomo Basuki B (2011), sistem perkemihan merupakan suatu
sistem di mana proses filtrasi atau penyaringan darah terjadi sehingga daerah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh, dan dapat menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting
untuk membuang sisa-sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama
senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya.
Sampah metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin.
Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan
sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.

B. FUNGSI SISTEM PERKEMIHAN


Sistem perkemihan mempunyai fungsi, yaitu sebagai berikut:
a. Meregulasi volume darah dan tekanan darah dengan mengeluarkan sejumlah
cairan ke dalam urin dan melepaskan eritropoietin, serta melepas rennin.
b. Melakukan kontribusi stabilisasi pH darah dengan mengontrol jumlah keluarnya
ion hidrogen dan ion bikarbonat ke dalam urin.
c. Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi pengeluaran nutrisi
tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa, terutama pada saat pembuangan
nitrogen seperti urea dan asam urat.
d. Membantu organ hati dalam mendetoksikasi racun selama kelaparan, deaminasi
asam amino yang dapat merusak jaringan (Muttaqin& Sari, 2014)
C. ANATOMI/ORGAN SISTEM PERKEMIHAN

1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memiliki berat
kurang lebih 125 g, terletak pada posisi di sebelah lateral veterbra torakalis bawah,
beberapa sentimeter di sebelah kanan dan kiri garis tengah. Organ ini terbungkus
oleh jaringan ikat tipis yang dikenal sebagai kapsula renis. Anterior ginjal
dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh lapisan peritonium. Di sebelah
posterior, organ tersebut dilindungi oleh dinding toraks bawah (Brunner&
Suddarth, 2002)
Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh
serta penyaring darah untuk dibuang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang
tidak diperlukan oleh tubuh dan menahannya agar tidak bercampur dengan zat-zat
yang dibutuhkan oleh tubuh (Hidayat, 2009). Darah dialirkan ke dalam setiap
ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari ginjal melalui vena renalis. Ginjal
dengan efisien dapat membersihkan bahan limbah dari dalam darah, dan fungsi ini
bisa dilaksanakannya karena aliran darah yang melalui ginjal jumlahnya sangat
besar, 25% dari curah jantung (Brunner& Suddarth, 2002)
Pada ginjal terdapat nefron (berjumlah kurang lebih satu juta) yang merupakan
unit dari struktur ginjal. Urine yang terbentuk dalam nefron ini akan mengalir ke
dalam duktus pengumpul dan tubulas renal yang kemudian menyatu untuk
membentuk pelvis ginjal. Setiap pelvis ginjal akan membentuk ureter. Ureter
merupakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri atas otot
polos. Organ ini menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih dan
berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin (Brunner& Suddarth, 2002)

2. Kandung Kemih
Kandung kemih (buli-buli atau bladder) merupakan sebuah kantong yang
terdiri atas otot halus, berfungsi menampung urin. Kandung kemih merupakan
organ yang berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di belakang os pubis.
Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang dinamakan
muskulus detrusor. Kontraksi otot ini berfungsi untuk mengosongkan kandung
kemih pada saat urinasi (buang air kecil) (Brunner& Suddarth, 2002)
Pada dasar kandung kemih terdapat lapisan tengah jaringan otot berbentuk
lingkaran bagian dalam atau disebut sebagai otot lingkar yang berfungsi menjaga
saluran antara kandung kemih dan uretra, sehingga uretra dapat menyalurkan
urine dari kandung kemih keluar tubuh. Penyaluran rangsangan ke kandung kemih
dan rangsangan motoris ke otot lingkar bagian dalam diatur oleh sistem simpatis.
Akibat dari rangsangan ini, otot lingkar menjadi kendor dan terjadi kontraksi
sfingter bagian dalam sehingga urine tetap tinggal di dalam kandung kemih.
Sistem parasimpatis menyalurkan rangsangan motoris kandung kemih dan
rangsangan penghalang ke bagian dalam otot lingkar. Rangsangan ini dapat
menyebabkan terjadinya kontraksi otot destrusor dan kendurnya sfingter (Hidayat,
2009)
3. Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi menyalurkan urine ke bagian luar.
Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada pria. Pada pria,
uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi,
berukuran panjang 13,7-16,2 cm, dan terdiri atas tiga bagian, yaitu prostat, selaput
(membran), dan bagian yang berongga (ruang). Pada wanita, uretra memiliki
panjang 3,7-6,2 cm dan hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke
bagian luar tubuh (Hidayat, 2009)
Saluran perkemihan dilapisi oleh membran mukosa, dimulai dari meatus uretra
hingga ginjal. Meskipun mikroorganisme secara normal tidak ada yang bisa
melewati uretra bagian bawah, membran mukosa ini, pada keadaan patologis,
yang terus-menerus akan menjadikannya media yang baik untuk pertumbuhan
beberapa patogen (Hidayat, 2009)

D. PENYAKIT PADA SISTEM PERKEMIHAN


1. Infeksi Saluran Urogenital
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.
Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila
sedang terpasang kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:
1) Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita
daripada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah
anal. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih
neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes
mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung
kemih ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan
merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa
ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.
2) Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini
adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis
ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis
menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks
vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan
jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi
saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang
menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan
penipisan lapisan korteks ginjal.
2. Penyakit Glomerular
1) Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di
nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak,
dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa
disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena
terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri.
Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
2) Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah
albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya
permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia
yang menyebabkan edema generalisata.
3. Obstruksi Saluran Kemih
Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan
tumor ginjal. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang
meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.
1) Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang
terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen
utama dalam darah dan membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan
β-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia
biasanya bekerja sama dengan androgen, namun dapat bekerja independen
dengan menimbulkan efek berlawanan dengan androgen. Testosteron serta
metabolitnya bekerja sama menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas
60 tahun, testosteron plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat
timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.
4. Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam
hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan
zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih
pada kaum lanjut usia.
1) Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun
dengan cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi
mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena hipoperfusi
ginjal. Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan
azotemia (uremia) yaitu:
 Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan
nitrogen urea darah/BUN (Blood Urea Nitrogen)
 Oliguria
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan
elektrolit, anemia, azotemia ( peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea
dalam darah akibat pemecahan protein otot dan ketidakmampuan
mengekskresikan metabolit). Beberapa masalah ginjal terjadi cepat,
misalnya kecelakaan yang melukai ginjal. Kehilangan banyak darah
dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa obat dan
racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal
secara tiba-tiba ini disebut sebagai kegagalan ginjal akut (acute renal
failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal secara
permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan
ginjal ini mungkin pulih.
2) Nekrosis Tubular Akut
Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin.
Iskemia selama 25 menit atau kurang berakibat kerusakan ringan dan masih
reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan kerusakan berat yang irreversibel.
Nefrotoksik berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin,
tetrasiklin, dan sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras,
toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).
3) Gagal Ginjal Kronik
Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai
dengan penurunan cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal
ginjal, dan terakhir uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel
ditandai dengan fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung
progresif. Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang
cukup lama (beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau
dialisis peritoneal).
Penyebab penyakit gagal ginjal kronik,yaitu:
(1) Penyakit imunologis
 Glomerulonefritis
 Lupus eritematosus sistematik
 Poliarteritis nodosa
(2) Infeksi
 Pielonefritis
 Tuberkulosis
(3) Obstruksi urine
 Hipertrofi prostat
 Batu ginjal
 Konstriksi urine
 Neoplasma
(4) Penyakit metabolic
 Diabetes mellitus
 Asam urat
(5) Penyakit vaskuler
 Hipertensi
 Infark
(6) Penyakit hereditar /bawaan
 Penyakit ginjal polikistik
(7) Nefrotoksin
 Analgetika atau nyeri
 Keracunan logam berat
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah
pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk
tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahan kan
keseimbangan asam basa tubuh, mengekuarkan sisa-sisa metabolisme zat seperti
urea, kreatinin ,asam urat dan urin. Apabila terjadi gangguan pada sistem
perkemihan maka dapat menyimpulkan gangguan kesehatan yang sangat serius
dan komplek. Gangguan yang terjadi pada system perkemihan dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yang salah satunya disebabkan oleh pembesaran pada prostat
atau biasa disebut dengan benigna prostat hipertropi. Lebih dari setengahnya
orang yang usianya di atas 50 tahun dan 75% pria yang usianya 70 tahun
menderita gejala-gejala semacam pembesaran prostat

B. SARAN
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas
DAFTAR PUSTAKA

Afrian Nian, Widhayati Dhina. (2017). Gangguan pada sistem perkemihan &
Penatalaksanaan Keperawatan. DEEPUBLISH

Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. (2011). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Jakarta :
Salemba Medika.

http://repository.unimus.ac.id/1464/3/15.%20BAB%20II.pdf

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1546/6/BAB%20II.pdf

http://repository.unissula.ac.id/7202/5/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai