Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 8 :

ADE RISKA SEPTIANI WALEMBA (J1A120257)


ADISTI MAHARANI NINGRAD (JA120260)
ABQARIYYAH JILAN DZAKIRAH MALAKA (J1A120256)
YGO SRIANTI (J1A120250)
PUTRIANA (J1A120210)
RAHMA NINGSIH AMELIA (J1A120212)
A. Definisi Faal dan Ergonomi Kerja

1. Definisi Faal Kerja


Faal kerja adalah ilmu tentang tubuh manusia saat bekerja. Bekerja adalah hasil
koordinasi dari kerja sama indera, otak, syaraf dan otot yang ditunjang oleh jantung, paru,
ginjal dan lain-lain. Secara fifiologis, bekerja adalah hasil kerja sama dalam koordinasi yang
sebaik-baiknya dari saraf pusat dan perifer, panca dria (mata, telinga, peraba, perasa, dan
lain-lain), serta otot dan rangka (kedua yang terakhir ini adalah pelaku utama perbuatan).
Bekerja mungkin dikelompokan menjadi kerja otak (mental), dan kerja otot (fisik).
2. Definisi Ergonomi Kerja

Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara
keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Menurut Manuba,
ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan
sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A., 1981). Sedangkan menurut Sama’mur,
ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan
dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas
dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya
(Suma’mur, 1987).
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh
Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979). Berikut ini adalah penjelasan dari bidang-bidang
kajian tersebut :

• Faal Kerja
• Antropometri
• Biomekanika
• Penginderaan
• Psikologi kerja
• Pada prakteknya
B. Tujuan Ergonomi, Pengdekatan Egonomi,
Komponen Ergonomi.
1. Tujuan Ergonomi:

-Memaksimalkan efisiensi tenaga kerja


-Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
-Meningkatnya kenyamanan dan produktivitas
kerja
-Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan
2. Pendekatan Ergonomi Anatomi:

-Fisiologi
-Psikologi
-Biomekanik
-Kinesiology
-Engineering
-Manajemen/organisasi
-Desain/redesain
3. Komponen Ergonomi:

-Komponen antara manusia dan alat kerja (H-M)


-Interaksi antara manusia dan lingkungan kerja (H-E)
-Interaksi antara alat kerja dan manusia (M-H)
-Interaksi antara alat kerja dan lingkungan kerja (M-E)
-Interaksi antara lingkungan kerja dan manusia (E-H)
-Interaksi antara lingkungan kerja dan alat kerja (E-M)
C. Ergonomi di Laboratorium

Ergonomi berfungsi untuk menyerasikan alat, cara, proses dan


lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia
untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman
dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat
konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal
sebagai “to fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job”.
Prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap
tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam
ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah.
Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan
ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat
kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
-Bekerja dalam posisi atau postur normal
-Mengurangi beban berlebihan; itu
-Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
-Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
-Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
-Minimalisasi gerakan statis;
-Minimalisasikan titik beban;
-Mencakup jarak ruang;
-Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
-Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
-Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
-Mengurangi stres.
D. Penyebab dan Dampak Akibat Tidak Melakukan
Pekerjaan Sesuai dengan Ergonomi Kerja
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam 2
kelompok :

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:


-Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
-Lingkungan kerja
-Proses kerja
-Sifat pekerjaan
-Cara kerja 2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia
yang dapat terjadi antara lain karena:
-Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
-Cacat tubuh (bodily defect)
-Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh.
-Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Adapun bahaya yang akan dihadapi oleh pekerja dalam
laboratorium jika kecelakaan terjadi antara lain :

- Bahaya kebakaran dan ledakan dari


zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak.
- Bahan beracun, corrosive.
- Bahaya radiasi
- Luka bakar
- Syok akibat aliran listrik
- Luka sayat akibat alat gelas yang pecah
dan benda tajam
[Bahaya infeksi dari kuman, virus atau
parasit
Faktor fisik di laboratorium yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi:

1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian


2. Pencahayaan yang kurang di ruang timbang, laboratorium, dapat
menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
3. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5. Terkena radiasi khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi
pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol
dapat membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
1. Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.

2, Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.

3. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi.

4. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.

5. Pelindung mata untuk sinar laser.

6. Filter untuk mikroskop.


E. Pedoman Yang Digunaka Untuk
Penerapan Ergonomi
Pedoman yang dapat digunakan sebagai pegangan untuk penerapan ergonomi, yaitu :

Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh


bentuk,ukuran, susunan,dan penempatan mesin dan peralatan serta
perlengkapan kerja; juga bentuk, ukuran dan penempatan alat kendali
serta alat petunjuk, cara kerja mengoperasikan mesin dan peralatan
yang merinci macam gerak, arah dan kekuatannya yang harus
dilakukan.
“Kesimpulan”
Faal kerja adalah ilmu tentang tubuh manusia saat bekerja. Sedangkan ergonomi adalah
aturan yang berkaitan dengan kerja. Ketika bekerja di laboratorium kita harus mengikuti prinsip
ergonomi, yaitu: Bekerja dalam posisi atau postur normal; Mengurangi beban berlebihan;
Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan; Bekerja sesuai dengan ketinggian
dimensi tubuh; Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan; Minimalisasi gerakan statis;
Minimalisasikan titik beban; Mencakup jarak ruang; Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja; Membuat agar displaydan contoh
mudah dimengerti; dan Mengurangi stress.
Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari: mesin, peralatan, bahan dan
lain-lain; lingkungan kerja; proses kerja; sifat pekerjaan dan cara kerja. Sedangkan perbuatan
berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi antara lain
karena: Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana, cacat tubuh (bodily defect), keletihan
dan kelemahan daya tahan tubuh dan sikap dan perilaku kerja yang tidak baik. Bahaya yang akan
dihadapi oleh pekerja dalam laboratorium jika kecelakaan terjadi antara lain: bahaya kebakaran dan
ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak, bahan beracun, bahan corrosive,
bahaya radiasi, luka bakar, syok akibat aliran listrik, luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan
benda tajam, bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
“Saran”

Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah faal dan ergonomic kerja harus diperhatikan, karna apabila
diabaikan akan menimbulkan resiko.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai