Proposal Tesis
Oleh:
18/437089/PEK/24613
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................20
METODOLOGI PENELITIAN................................................................................................20
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari
pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari
total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara
pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48%
dari populasi.
suatu wadah kreativitas juga berimbas pula pada era pembangunan ekonomi
yang baru. Era ini dinamakan sebagai Era Ekonomi Kreatif, sebuah konsep
memberdayakan daya cipta dan daya kreasi suatu individu. Ciri-ciri dari
industri kreatif itu sendiri yaitu mempunyai keunggulan pada sisi kreativitas
barang maupun produk jasa yang dihasilkan. Industri digital kreatif adalah
suatu industri kreatif yang menggunakan unsur digital dan unsur kreativitas
pada produk atau jasanya. Industri jenis ini pada umumnya merupakan hasil
dari produk teknologi informasi yang bisa menjadi solusi atas masalah di
kehidupan sehari-hari.
Satu dekade terakhir, terdapat banyak faktor yang sudah terbukti dapat
sebagai salah satu prediktor dari kinerja yaitu Management Control System
menjelaskan bahwa MCS adalah sebagai suatu alat dari alat–alat lainnya
Fryxell and Vryza (1999), dan Langfield-Smith (1997) yang membagi MCS
menjadi 2 bagian, yakni MCS formal, dan MCS informal. MCS formal
didasarkan pada aturan, prosedur operasi standar dan kontrol yang dapat
salah satu aset yang terpenting bagi sebuah organisasi. Sumber daya manusia
dari satu organisasi dan organisasi yang lain tentulah berbeda, hal tersebut
budaya dari setiap organisasi. Budaya disebut sebagai shared values yang
mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu nilai dan norma bersama dari
organisasi.
yakni stable dan flexible values. Stable value mengacu pada prediktabilitas,
stabilitas, formalitas, kekakuan dan kesesuaian, sedangkan flexible value
dan responsif. Penelitian ini mengambil fokus pada flexible value dari budaya
sektor digital kreatif. Sektor ini cenderung sangat fluktuatif dan dinamis
oleh Ong et al, (2019), Son (2015), Christiani dan Hatane (2014), Sripeni
tangan dari penelitian yang dilakukan oleh Ong et al (2019) dan Pondeville et
MCS informal. Penelitian ini meneliti pengaruh MCS formal dan informal
pemoderasi.
kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan evolusi pemikiran
penduduk usia produktif yakni 70,12% dari seluruh jumlah populasi. Melihat
industri digital kreatif yang banyak diinisiasi oleh anak muda usia produktif,
oleh karena itu, penelitian ini mengambil populasi karyawan industri digital
kreatif di Yogyakarta.
Kreatif di Yogyakarta.
berkembang sebuah konsep yang diprediksi sebagai salah satu prediktor dari
kinerja yaitu Management Control System (MCS). MCS adalah sebagai suatu
salah satu aset yang terpenting bagi sebuah organisasi. Sumber daya manusia
dari satu organisasi dan organisasi yang lain tentulah berbeda, hal tersebut
budaya dari setiap organisasi. Perbedaan budaya inilah yang tentunya akan
organisasi.
Yogyakarta?
peningkatan kinerja karyawan adalah hal yang sangat penting apabila suatu
organisasi ingin dapat lebih kompetitif dan dapat bersaing. Kinerja yang lebih
baik diperlukan perbaikan pula dalam budaya organisasi. Hal inilah yang nantinya
akan menjadi faktor yang dapat mempengaruhi MCS. Tipe MCS yang baik akan
Simons (1995) dan Chenhall dan Moers (2015), mendefinisikan MCS sebagai
rutinitas informasi formal dan prosedur yang digunakan oleh manajer untuk
Definisi ini, oleh karena itu, memberikan penekanan penting pada hubungan
antara sistem dan strategi ini, memastikan operasionalisasi dan pencapaian tujuan
MCS adalah sebagai suatu alat dari alat–alat lainnya untuk mengimplementasikan
dan proses yang mempengaruhi para perilaku pelaku dalam suatu organisasi untuk
(1997) membagi MCS menjadi 2 bagian, yakni MCS formal, dan MCS informal.
MCS formal didasarkan pada aturan, prosedur operasi standar dan kontrol yang
meliputi sebuah runtutan informasi yang formal dan informal, serta prosedural,
mengacu pada struktur, baik organisasi atau hubungan komponen yang berbeda,
dari struktur tanggung jawab yang berbeda dalam perusahaan. Lebih lanjut
antara struktur tanggung jawab yang berbeda. Misalnya, dalam organisasi yang
mobil yang berbeda, tanggung jawab akan dibagi menjadi beberapa unit. Karena
itu manajemen akan bertanggung jawab atas berbagai aspek organisasi, dan akan
ada sejumlah sub-unit. Di sisi lain, bisnis kecil, seperti toko roti keluarga, tidak
mungkin memiliki banyak pusat tanggung jawab. Karakteristik inti MCS adalah
Karakteristik inti lainnya, di sisi lain, adalah tentang proses atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Bagian dari sistem
mencapai tujuan ini, dan untuk mencapai tujuan. Berbagai proses yang dilakukan
MCS dan monitor pada dasarnya melihat fase-fase ini dan menciptakan cara yang
tepat untuk menjalankan proses. Hal ini dapat melibatkan hal-hal seperti
Schein (1990) mendefinisikan budaya organisasi sebagai nilai dan norma, yang
merupakan pondasi penting dan kunci kesuksesan dari sebuah organisasi. Ong et
al (2013) membagi budaya organisasi menjadi 2 (dua) jenis, yakni stable dan
Stable value memiliki dua subdimensi, yakni: misi dan konsistensi. Misi
serangkaian sistem yang membangun sistem tata kelola internal. Misi dapat
2.1.4 Kinerja
dalam bekerja harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk menunjukkan
tingkat kinerja organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.
Menurut Gibson (1996) kinerja karyawan adalah hasil yang diinginkan dari
pekerjaan.
Menurut Mathis (2006: 113) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen untuk:
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar
yang lebih tinggi, data hasil evaluasi kinerja yang diselenggarakan secara
periodik akan sangat membantu manajemen puncak dalam memilih manajer
langsung, tidak langsung maupun non keuangan memerlukan data hasil kerja
Penelitian ini menguji hubungan antara MCS informal dan formal, dan
berikut:
MCS Informal
(MCSINF) H1(+) Kinerja
H2(+) Karyawan (EP)
MCS Formal
(MCSFR) H3(+)
Budaya
Organisasi (OC)
Anthony dan Govindrajan (2005) menjelaskan bahwa MCS adalah sebagai suatu
perusahaan mature, sektor ini didominasi oleh anak muda yang cenderung tidak
suka dengan aturan mengikat, maka disimpulkan MCS informal adalah alat yang
cocok diterapkan. Otley (1999) mendefinisikan MCS sebagai sebuah sistem yang
tugasnya.
Kinerja Karyawan
Simons (1995) dan Chenhall and Moers (2015), mendefinisikan MCS sebagai
rutinitas informasi formal dan prosedur yang digunakan oleh manajer untuk
Definisi ini, oleh karena itu, memberikan penekanan penting pada hubungan
antara sistem dan strategi ini, memastikan operasionalisasi dan pencapaian tujuan
strategis organisasi. Oleh karena MCS didefinisikan sebagai alat yang rutin,
formal, dan prosedural, maka karyawan mau tidak mau akan mengikuti aliran dari
yang positif. Dengan adanya peraturan formal tersebut maka karyawan akan
Uraian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Son
(2015), Christiani dan Hatane (2014), Sripeni (2013), dan Tsamenyi (2011),
karyawan.
H2: Management Control System formal berpengaruh positif terhadap
Kinerja Karyawan
MCS didefinisikan sebagai alat yang rutin, formal dan informal, serta prosedural,
maka karyawan mau tidak mau akan mengikuti aliran dari MCS tersebut, yang
sebuah organisasi perusahaan sumber daya manusia merupakan salah satu hal
tujuan organisasi. Sumber daya manusia dari satu organisasi dan organisasi yang
lain tentulah berbeda, hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah
Sektor digital kreatif merupakan sektor yang sangat fluktuatif dan dinamis
dalam menghadapi perubahan (Brouillette, 2020), oleh karena itu flexible value
organisasi. Berdasaran uraian di atas dan penelitian yang dilakukan oleh Ong et
METODOLOGI PENELITIAN
dibagikan secara online, yakni melalui email dan tautan yang dibagikan di
obyek atau kejadian tertentu. Skala yang digunakan adalah Skala Likert lima
poin dengan susunan interval skala 1 hingga skala 5 sebagai berikut: sangat
3.2.3 Kinerja
Menurut Gibson (2007) ada 3 faktor yang berpengaruh kinerja, yaitu (1)
Instrumen penelitian ini oleh peneliti menggunakan kuesioner. Dalam hal ini
untuk diolah menjadi data dan pengujian untuk memperoleh hasil penelitian.
literatur yang berkaitan dengan topik akripsi untuk mendapatkan data teoritis.
kuesioner.
Metode Kuantitatif
untuk mengetahui hubungan variabel satu dengan yang lain. Teknik analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini memakai program SPSS 15.00.
Peneliti menggunakan uji kualitas data dan asumsi klasik dengan terlebih
pengujian hipotesis. Pengujian tersebut meliputi uji uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis. Uji kualitas data, meliputi uji validitas dan
reliabilitas. Uji asumsi klasik yang meliputi uji normalisasi, uji autokorelasi,
menggunakan uji t.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2021. Hasil Sensus Penduduk 2020: Badan
Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Chenhall, R. H., & Moers, F. (2015). The role of innovation in the evolution
of management accounting and its integration into management control.
Accounting, organizations and society, 47, 1-13.
Chow, C. W. & Van Der Stede, W. A. (2006). The Use and Usefulness of
NonFinancial Performance Measures. Management Accounting, 7(3).
Daft, R. L. (2010). Organization theory and design. (10th ed.). United States
of America: South – Western Cengage Learning.
Fey, C. F., Jakoushev, S. M., Park, H. J., & Bjorkman, I. (2007). Opening the
Black Box of the Relationship Between HRM and Firm Performance :
A Comparison of USA, Finland, and Russia. Stockholm School of
Economics in Russia Working Paper.
Hoque, Z. & Chia, M. (2012). Competitive Forces and The Levers of Control
Framework in A Manufacturing Setting A Tale of Multinational
Subsidiary. Qualitative Research in Accounting & Management, 9(2),
123-145.
Karatepe, O.M., & Ngeche, R.N. (2011). Does Job Embeddedness Mediate
the Effect of Work Engagement on Job Outcomes?: A Study of Hotel
Employees in Cameroon. Journal of Hospitality Marketing and
Management.
Kemp, Simon. (2021). Digital 2021: The Latest Insights Into The ‘State Of
Digital. https://wearesocial.com/blog/2021/01/digital-2021-the-latest-
insights-into-the-state-of-digital diakses pada tanggal 20 Agustus 2021.
Matei, N.C., Tole, M., & Nedelescu, D.M. (2012). The Impact of
Management Control on The Human Factor And Consequently on
Enterprise Performance, 1(19), 187-192.
Tsamenyi, M., Sahadev, S. and Qiao, Z.S., (2011). The relationship between
business strategy, management control systems and performance:
Evidence from China. Advances in Accounting, 27(1), pp.193-203.