Anda di halaman 1dari 2

“Pandemik Covid-19 Pengaruhi Gaya Pembelajaran Era Digital “

Oleh : Muhammad Hirzan Hafiz

Pada hakekatnya pendidikan adalah proses pendewasaan berpikir melalui


pengalaman belajar. Interaksi pendidikan harus terkontruksi dengan baik antara guru
dan siswa. Menurut prespektif sosiologi, interaksi antar manusia itu tidak harus
bersentuhan atau bertatap muka langsung. Interaksi bisa melalui media cetak, teknologi
dan media sosial.
Strategi belajar di rumah, menurut, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI) Heru Purnomo, sudah tepat, setidaknya dari sisi kesehatan. Namun
untuk efektivitas pembelajaran, ia menilai perlu ada yang dipersiapkan sekolah dan guru
guru. Menurutnya guru harus proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan belajar-
mengajar sama efektifnya dengan tatap muka.
Strateginya harus dipetakan oleh bapak dan ibu guru. Maka itulah yang kemudian
diserahkan dalam bentuk soal saja, dari hasil pengamatan itu artinya untuk mengejar
target kurikulum. Ini adalah home learning yang selama ini ada di dalam kelas reguler
karena kondisi darurat," terang dia. Hal senada juga dikatakan Koordinator Nasional
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji. Selain guru, ia
menjelaskan orangtua pun harus ikut memantau si anak belajar di rumah. "Belajar di
rumah itu bukan libur, bukan berarti enggak ada aktivitas literasi. Ini yang perlu
dipahami. Tetap belajar dengan target yang sudah ada di kurikulum," terang dia.
Tantangan lebih besar akan muncul jika kebijakan ini diterapkan di daerah dengan
infrastruktur internet dan teknologi yang kurang memadai seperti di desa-desa.
"Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online ini akan mengalami
kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi pembelajaran," kata peneliti dari Center
for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra lewat keterangan tertulis.
Hal serupa berlaku bagi peserta didik yang kurang memiliki akses terhadap
teknologi dan internet. Satu-satunya yang dapat dilakukan adalah memberikan
pekerjaan rumah banyak kepada peserta didik, meskipun metode ini tidak semaksimal
online learning, dan disetor saat kelas tatap muka kembali digelar.
Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan adalah, "para siswa juga akan
mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru terutama untuk pelajaran
yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang lebih mendalam,
misalnya matematika.
Semakin mewabahnya pandemik virus corona di Dunia, Indonesia sebagai bangsa
yang besar dan terdampak, terus mencari solusi pada setiap masalah yang ada terutama
masalah pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya teknologi karya anak bangsa
untuk memberikan layanan pendidikan secara daring atau online.
Guru dituntut untuk mampu berinovasi dan berkreasi demi tetap terlaksananya
pelayanan pendidikan. Distance Learning merupakan salah satu alternatif solusi
pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi yang diselaraskan dengan kebijakan
pemerintah tentang Work From Home (WFH) dan siswa belajar di rumah.
Langkah ini dipandang sebagai hal yang positif selain dapat menekan penularan
covid 19 juga sebagai proses pembiasaan transformasi pendidikan dari bentuk fisik ke
bentuk digital. Baik guru ataupun siswa akan lebih mendapatkan hal baru tentang pola
dan pemanfaatan teknologi pembelajaran.
Namun tidak dipungkiri dalam prosesnya, distance learning dianggap belum
epektif ditinjau dari ketercapaian proses pembelajaran dan masih banyak kendala yang
ditemukan. Tetapi setidaknya kondisi ini telah memberikan ruang dan kesempatan bagi
guru-guru untuk terus mencoba berinovasi dan berkreasi demi tetap terlaksananya
pelayanan pendidikan kepada para siswa. Begitupun sebaliknya bagi siswa sebagai
Digital Native Generation dengan distance learning mereka diharapkan lebih
menyadari bahwa belajar itu bisa kapan saja, dimana saja dan tidak terbatas pada ruang
dan waktu.

Anda mungkin juga menyukai