Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpah-
kan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, shalawat serta salam kita hatur-
kan kepada uswah ummat yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari kehidupan dzumat menuju kehidupan yang penuh cahaya islam. Dan
rasa syukur yang tidak terukur dan terima kasih kami ucapkan kepada semua
pihak atas tersusunnya buku panduan pelaksanaan Latihan Kader I Himpunan
Mahasiswa islam cabang Ponorogo.
Tujuan utama dalam penyusunan buku panduan ini adalah program ker-
ja dari KABID PA HMI Cabang Ponorogo dalam pembinaan anggota pada jen-
jang Latihan Kader I serta mempermudah dalam pengelolaan latihan di semua
unsure. Dalam buku ini juga telah dilengkapi dengan RPP yang berstandar
KTSP dalam dunia pendidikan untuk dapat digunakan pemateri, sarta adanya
keseragaman universal di lingkup cabang ponorogo dan juga secara kualitatif
dalam output-nya.
Pada dasar pedoman pelaksanaan, silabus dan materi telah ada di dalam
konstitusi akan tetapi ada penambahan dan pengurangan bahkan pengalihan
aturan pada lokakarya Pedoman Basic Training pada tanggal 28-29 mei di dite-
laga ngebel, pokok utama dalam panduan ini yaitu adanya RPP yang disusun
oleh perumus khusus yang sebelumnya belum ada di wilayah cabang ponorogo.
Peran RPP merupakan perangkat mengajar guru sebagai acuan materi, waktu,
langkah-langkah penyampaian dan metode mengajar, dengan demikian hara-
pan kami adanya RPP mampu membantu dalam proses latihan kader 1 lebih
baik.
Dan kami ucapkan terima kasih secara khusus kepada teman-teman
team penyusun Masruri, Deny, Eka dan Haris. Kemudian kepada ketua umum
(Kanda Sidik Aji) yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan keg-
iatan ini sebagai bentuk suport perkaderan dan sebagai last project pada kepen-
gurusan HMI Cabang Ponorogo periode 2015-2016. Kemudian kepada Alumni
HMI (maaf tidak dapat menyebutkan satu persatu) yang senantiasa memberikan
support, materi dan ide yang tertuang di saresehan perkaderan pada kegiatan
lokakarya. Dan kepada seluruh Ketua Umum Komisariat selingkup Cabang
Ponorogo beserta jajarannya yang telah antusias mengikuti proses penyusunan
buku ini dan memberikan masukan serta gagasan sebagai upaya penyempur-
naan buku ini, jazakumullah khoir.
iii
buku lokakarya 2.indd iii 30/06/2016 20:36:12
Kami sangat menyadari bahwa panduan ini jauh dari sem-
purna, dengan kerendahan hati kepada semua pihak untuk mem-
berikan kritik dan saran demi memperbaiki buku ini dengan me-
lalui lokakarya berikutnya, dan kami yakin perkaderan yang baik
adalah perkaderan yang progres dan berjenjang serta terbuka. Dan
semoga Allah meridhoi langkah-langkah yang kami ambil.
Billahittaufiq walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr wb
Tim Penyusun
iv
buku lokakarya 2.indd iv 30/06/2016 20:36:12
SAMBUTAN
KETUA UMUM
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG PONOROGO
Assalamu’alaikum wr wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rah-
mat dan hidayah-Nya pada kita semua. Shalawat serta salam kita haturkan untuk
uswah manusia, Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari kehidupan
dzulumat menuju kehidupan penuh nur. Semoga cahaya Islam segera tegak.
v
buku lokakarya 2.indd v 30/06/2016 20:36:12
di Lingkup HMI Cabang Ponorogo guna untuk standarisasi sistematika Training
agar tidak keluar dari substansi LK I..
Berdasarakan hal ini diharapkan setiap pelaksanaan Latihan Kader 1
(LK I) dapat tersistematis dengan baik dan semua pihak dapat berkomitmen dalam
perkaderan di HMI, karena dengan sistem perkaderan yang baik akan melahirkan
kader-kader yang baik pula.
Akhir kata semoga buku panduan Latihan Kader 1 (LK I) ini bermanfaat
dan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan Latihan Kader I di lingkup HMI Ca-
bang Ponorogo, semoga Allah SWT ridho pada langkah-langkah yang kita ambil.
Billahittaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum wr wb
Ponorogo, 04 Ramadhan 1437 H
09 Juni 2016 M
vi
buku lokakarya 2.indd vi 30/06/2016 20:36:13
KETUA UMUM
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG PONOROGO
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hanya kepada Yang Maha Mutlak segala puji dan syukur kita
panjatkan, dan kepada pembawa Risalah Suci kita sampaikan salam ke-
selamatan, karena Ia telah melakukan revolusi pemikiran dan peradaban
pada masanya hingga saat ini dan masih kita rasakan
Sebagai Sunatullah jika hambanya (khalifah fil-ard) mampu
mengaktualisasikan dan memanfaatkan potensinya secara maksimal un-
tuk membaca dan mengkaji ayat-ayat-Nya sehingga mampu menjawab
tantangan dan tuntutan zaman. Dengan dorongan keikhlasan dan kehani-
fan manusia (soleh) mampu menarik energi dari dimensi ke-Tuha-nan
dalam realitas kehidupan untuk menciptakan kedamaian di lingkaran
perdaban manusia yang lebih bermoral.
HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang berfungsi sebagai
organisasi perkaderan hal itu tertuang pada pasal 8 AD HMI dan pasti
selalu dituntut untuk menciptakan kader-kader yang mampu menjawab
tantangan zaman yang terus berkembang oleh karena itu perlunya penye-
suaian tentang pola kaderisasi dengan kebutuhan zaman untuk terus eksis
dan berkembang. Penanaman pada pola perkaderan HMI bukan hanya
dititik beratkan secara intelektual saja akan tetapi penunjang lain yaitu
secara relegius, secara emosional. Harapan dari penanaman tersebut ber-
harap kader-kader HMI mejadi insan kamil yang paripurna baik dunia dan
akhirat. Target yang diharapkan dari penanaman tersebut yaitu menjadi
kader muslim yang berintelektual dan profesional sehingga mampu men-
jadi penyeimbang baik untuk personalia maupun lingkungan sekitar yang
kini mengalami degradasi moral dan spiritual.
Adanya pedoman perkaderan yang tertuang pada konstitusi se-
bagai design perkaderan yang memiliki jenjang mulai LK-I, LK-II dan
LK-III merupakan bentuk upaya menjawab kebutuhan kader dengan
profil diatas dengan penyusunan pola perkaderan secara sistematis yang
susuai tujuan-tujuannya, dan sebagai pondasi pertama dalam penanaman
pada kader-kader HMI yaitu pada Basic Training (LK-), dengan tujuan
“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan
vii
buku lokakarya 2.indd vii 30/06/2016 20:36:13
fungsi dan peranannya dalam berorganisasi serta hak dan kewajibannya sebagai kader
umat dan kade rbangsa”.
Jika melihat kembali pada pedoman perkaderan Basic Training yang masih
bersifat general dan banyak hal yang masih sukar dalam pelaksanaan kegiatan training
pada Latihan Kader I, dan kemudian adanya rekayasa melalui lokakarya yang diseleng-
garakan oleh BIDANG PA Cabang Ponorogo pada tanggal 28-29 mei 2016 menemukan
solusi konket berupa formulasi pada Basic Training yang sesuai kebutuhan kader di
wilayah cabang ponorogo baik dari teknis pelaksanaan training, unsur-unsur training,
RPP dan panduan lainnya yang menunjang pelaksanaan training dan dikemas dalam
bentuk buku pedoman latihan kader 1.
Dan harapan kedepan tersusunnya Buku Panduan Pelaksanaan Latihan Kader
1 tersebut mampu menciptakan dinamika training yang berkualitas baik dari segi input,
proses, dan out put, sehingga nutrisi keilmuan Kader HMI Cabang Ponorogo dapat
terpenuhi dan dengan demikian lahirlah kembali roh perkaderan yang ideal yang sesuai
cita-cita bersama. Amin.
viii
buku lokakarya 2.indd viii 30/06/2016 20:36:14
DAFTAR ISI
BAB I
PANDUAN PELAKSANAAN LATIHAN KADER I (LK I).............1
Muqodimah ..................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................... 2
Target ....................................................................................................2
Unsur-unsur Training ......................................................................2
Metode pelaksanaan .......................................................................2
Menajemen Training .......................................................................7
Seleksi ...................................................................................................9
Materi Training ....................................................................................10
Tata Cara Penilaian Latihan Kader .......................................................11
Rubrik Penilaian Dalam Ruangan .......................................................13
BAB II
Silabus Latihan Basic Training (Lk-1) ........................................15
Ekspektasi, Perkenalan & Eksistensi Training ..........................15
Screaning Latihan Kader 1 HMI Cabang Ponorogo ..........................16
Sejarah Perjuangan HMI .....................................................................16
Mission HMI ....................................................................................18
Konstitusi HMI ....................................................................................19
NDP(Nilai Dasar Perjuangan) HMI ........................................20
KMO (KEPEMIMPINAN MANAJEMEN ORGANISASI) ................23
Evaluasi Akhir Basic Training HMI Cabang Ponorogo ...........24
Pelurusan Motivasi dan Pelantikan .......................................................25
BAB III
SINDIKAT (Sistem Pendidikan Terpadu) Dan MATERI ............26
ix
buku lokakarya 2.indd ix 30/06/2016 20:36:14
Sindikat Mission HMI ....................................................................55
Materi Mission HMI ....................................................................58
Sindikat NDP(Nilai Dasar Perjuangan) HMI .........................65
Materi NDP HMI ....................................................................72
Sindikat KMO
(KEPEMIMPINAN MANAJEMEN ORGANISASI) .......................107
Materi KMO .................................................................................110
LAMPIRAN
x
buku lokakarya 2.indd x 30/06/2016 20:36:14
BAB 1
PANDUAN PELAKSANAAN
LATIHAN KADER I (LK I)
A. MUQODDIMAH
1
buku lokakarya 2.indd Sec1:1 30/06/2016 20:36:14
B. TUJUAN
C. TARGET
D. UNSUR-UNSUR TRAINING
2
buku lokakarya 2.indd Sec1:2 30/06/2016 20:36:15
dalam pelaksanaantraining secara teknis yaitu :
1. Organizing Committee; bertugas dan bertanggung jawab terha-
dap segala tugas-tugas OC secara garis besar sebagai berikut :
a. Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lain-
nya
b. Mengusahakan pembiayaan dan perijinan latihan
c. Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan
d. Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan.
e. Bekerja sama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka
mensukseskan jalannya latihan
f . Kriteria yang harusdipenuhi adalah : Anggota biasa HMI, telah
mengikuti follow-up dan Up-Grading LK I minimal 30 hari dan
diangkat oleh pengurus HMI komisariat dengan men
geluarkan surat keputusan.
2. Steering Committee; bertugas dan bertanggung jawab atas pengara
han dan pelaksanaan latihan. Tugas-tugas SC secara garis besar sebagi
berikut :
a. Menyiapkan perangkat lunak latihan
b. Mengarahkan OC dalam pelaksanaa latihan
c. Menentukan pemateri/instruktur/fasilitator
d. Menyertakan RPP SINDIKAT pada setiap permohonan pema
teri.
e. Kriteria yang harus dipenuhi adalah : memenuhi kualifikasi
umum pengelolalatihan, terlibat aktif dalam perkaderan HMI,
pernah jadi Organizing Committee Latihan Kader I (LK I).
f. Personal SC adalah : anggota BPL (yang ditunjuk oleh
pengurus BPL sebagai koordinator), KABID dan WASEKUM
BIDANG PPPA dan dibantu oleh anggota yang telah
memenuhi syarat.
3
buku lokakarya 2.indd Sec1:3 30/06/2016 20:36:15
diberikan
d. Melakukan evaluasi terhadap peserta
e. Menentukan kelulusan terhadap peserta latihan
f. Membuat laporan penyampaian materi sebagai bahan
rekomendasi Follow Up
g. Mengadakan koordinasi diantara unsur yang terlibat langsung
dalam latihan kriteria yang harus dipenuhi adalah : memenuhi
kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan terlibat
aktif dalam perkaderan HMI. Menguasai dan memahami
materi LK I, dapat menjadi suri tauladan yang baik, ditentukan
oleh Pengurus Badan Pengelola Latihan BPL/Pengurus Cabang
(KABID PA).
h. Memberikan penilaian secara objektif terhadap kegiatan pe
serta baik di dalam maupun diluar forum
4. Pemateri/Instruktur/fasilitator; bertugas untuk menyampaikan ma-
teri latihan yang dipercayakan kepadanya. Kriteria yang harus dipenuhi
adalah : memenuhi kualifikasi umum dan khusus pengelola latihan, terli-
bat aktif dalam perkaderan HMI, pernah menjadi Steering Committee
LK I, menguasai dan memahami materi yang dipercayakan kepadanya,
dapat menjadi suri tauladan yang baik, ditentukan oleh SC.
5. Peserta adalah calon-calon kader yang telah lulus seleksi, dan telah
dinyatakan ssebagai peserta oleh penyelenggara. Kriteria yang harus di-
penuhi adalah : terdaftar sebagai mahasiswa Islam di perguruan tinggi,
dan tidak sedang menjalani scorsing akademik. Muslim/muslimah, bisa
membaca Al-Qur’an, bisa melakukan sholat (hafal bacaan shalat), berse-
dia mengikuti seluruh kegiatan training, lulus seleksi
E. MEKANISME PELAKSANAAN
Proses pelaksanaan training dibagi dalam tiga fase, yaitu ;
1. Fase persiapan, dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagi berikut :
a. Pengurus HMI Komisariat membentuk OC dengan surat
keputusan (min H-30)b. Pengurus Komisariat mengirimkan surat
pem beritahuan, pengantar dan permohonan (permohonan SC, Team
Screaner, MOT) untuk mengelola latihan yang disertai SK
penetapan OC dan mengusahakan izin penyelenggaraan training
kepada pengurus HMI Cabang atau BPL Cabang.
c. OC mengusahakan tempat training dan hal-hal yang
berhubungan dengan Latihan Kader I (LK I)
d. Mengusahakan izin penyelenggaraan training yang
diperlukan kepada bidangPA Cabang (min H-14).
4
buku lokakarya 2.indd Sec1:4 30/06/2016 20:36:15
e. OC mengirim surat permohonan delegasi peserta kepada
Komisariat se-lingkup Cabang ponorogo
f. OC mengirimkan surat permohonan delegasi panitia kepada
Komisariat se-lingkup Cabang ponorogo jika diperlukan
g. Mempersiapkan dan mengusahakan fasilitas-fasilitas ako-
modasi dari konsumsi yang diperlukan selama training berlang-
sung.
h. Menghubungi instruktur-instruktur/pemateri dan MOT yang telah
ditetapkan, atau menghubungi BPL untuk mengelola training yang
bersangkutan dan memastikan kesiapan instruktur.
i. Mengadakan pendaftaran peserta dan diadakan seleksi olehpen-
gurus komisariat dan team screaner, dan menyediakan hal-hal admi-
nistratif yang berkaitan dengan itu, formulir pendaftaran, pamphlet
kuitansi dsb
j. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi-materi yang diperlu-
kan untuk training seperti : curriculum vitae, topik-topik diskusi,
case study, format screaning, format penilaian, format presensi,
post test, undangan pemateri dan sebagainya
k. Sedapat mungkin diadakan pertemuan/atau rapat gabungan antara
panitiapelaksana, SC dan MOT untuk menyusun langkah-langkah
yang akan dilakukan untuk mensukseskan training dan konsultasi
agenda acara training kepada BPL atau PA Cabang.
2. Fase pelaksanaan dalam fase ini dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a. Acara pembukaan dengan susunan acara sebagai berikut :
- Pembukaan
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI
- Laporan ketua panitia
- Sambutan ketua umum komisariat
- Sambutan ketua umum HMI cabang dan membuka Latihan
Kader I (LK-I)
- Penyerahan berkas acara training dari SC ke MOT
- Do’a
- Stadium General
- Penutup, dilanjutkan dengan penyerahan acara kepada MOT
b. Acara pertama setelah pembukaan adalah checking peserta train-
ing dan perkenalan antara peserta dan panitia, selanjutnya adalah
kontrak belajar dan arah perkaderan oleh MOT.
c. Pelaksana training selanjutnya dilaksanakan sesuai jadwal acara
training yang telah ditetapakan. Dan tetap harus dijaga suasana train-
5
buku lokakarya 2.indd Sec1:5 30/06/2016 20:36:15
ing yang intelektual, religious, kekeluargaan dan menyenangkan
d. Training harus memenuhi materi wajib LK I, dan komisariat
diberikankreatifitas untuk menambahkan materi muatan lokal
sesuai dengan kebiasaan dan latar belakang komisariatnya.
e. Adanya simulasi untuk materi-materi tertentu, misalnya metodolo-
gi diskusi, KMO dan teknik sidang
f. Adanya evaluasi dari training kepada peserta (post test) oleh BPL
atau PA Cabang
g, Petugas acara penutupan adalah peserta training.
h. Acara penutupan dengan sususnan acara sebagai berikut :
- Pembukaan
- Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
- Menyanyikan lagu Indonesia raya dan Hymne HMI
- Pembacaan SK kelulusan peserta LK I oleh MOT
- Pembacaan ikrar pelantikan anggota oleh PA Cabang/Ketua
- Umum HMI Cabang Ponorogo.
- Laporan panitia
- Kesan pesan peserta
- Sambutan ketua umum komisariat.
- Sambutan ketua umum HMI Cabang dan menutup LK I
- Do’a
- Penutup, dilanjutkan dengan ramah tamah.
3. Fase sesudah training
a. OC bertanggung jawab atas kesekretariatan (tempat ataupun in-
ventaris) HMI Cabang yang dipergunakan
b. SC wajib melakukan evaluasi dan membuat laporan pertanggung
jawaban kepada KABID PA Cabang Ponorogo.
c. OC wajib membuat laporan pertanggung jawaban kepada komis-
ariat
d. Panitia wajib melakukan evalusi dan membuat LPJ kepada
pengurus komisariat dan selanjutnya diteruskan kepada bidang PA
Cabang.
e. Pengurus komisariatbekerja sama dengan Badan Pengelola Lati-
han (BPL) melakukan follow-up kepada seluruh kader pasca LK
I baik yang lulus maupun yang dinyatakan tidak lulus. Dan mem-
berikan persyaratan khusus kepada peserta yang lulus bersyarat dan
melakukakan pendampingan/monitoring/serta menjadi kakak asuh
bagi mereka.
6
buku lokakarya 2.indd Sec1:6 30/06/2016 20:36:16
F. MENAJEMEN TRAINING
7
buku lokakarya 2.indd Sec1:7 30/06/2016 20:36:16
b. SINDIKAT
Cara penyampaian materi pada Latihan Kader I (LK I) pada
dasarnya harus memenuhi prinsip penyegaran dan pengembangan
gagasan dan pemahaman di tingkat peserta. Dengan demikian
diharapkan akan muncul gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif
didalam forum training. Selain itu penyampaian materi harus menca-
pai target/sasaran dari tujuan materi khususnya dan tujuan LK I um-
umnya, dengan demikian dalam penyampaian telah ditentukan pada
Sistem Pendidikan Singkat (SINDIKAT) sebagaimana terlampir.
2. Suasana Training
Suasana training merupakan komponen penting dalam kesuk-
sesan pelaksanaan training, karena suasana akan mempengaruhi kon-
disi psikologis orang-orang yang terlibat dalam proses training. Suasana
training harus dilihat secara komprehensif, karena training bukan
hanya sebatas forum penyampaian materi, tetapi lebih jauh daripada
itu, seluruh aktifitas sejak dibukanya training sampai dengan penutu-
pan, dalam arena atau lokasi tempat training diadakan.
Dengan demikian pemahaman tentang arena training tidak han-
ya terbatas padaforum saja. Implikasi dari pemahaman tersebut adalah
suasana training harus dibangun pada keseluruhan arena training,
sehingga segala aturan akan mengikat pada keseluruhan kegiatan train-
ing, tidak hanya pada saat diforum. Suasana yang harus di bangun dalam
kegiatan training secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesamaunsur indi-
vidu dalam training
b. Tidak menimbulkan kejenuhan diantara unsur individu dalam
training
c. Terciptanya kondisi yang seimbangantar segenap unsur train-
ing berarti mensejajarkan dan menyertakan semua unsur yang ada
dalam training
d. Terciptanya suasana Islami; untuk menciptakan suasana yang
Islami sebagai upaya awal pembentukan kader muslim, dapat
dilakukan dengan jalan mengisi dengan aktifitas ritual pada
waktu-waktu tertentu (sholat berjamaah dan mengaji tadarus/si-
maan pada pagi hari), serta menonjolkan sikap-sikap dan perilaku
yang baik.
Te/ erciptanya suasana intelektual; dapat dilakukan dengan cara
penyediaan bahan bacaan di arena training dan menyediakan
media tempat mencurahkan buah pikiran
8
buku lokakarya 2.indd Sec1:8 30/06/2016 20:36:16
Dengan pemahaman bahwa training adalah seluruh aktifitas
yang dilakukan pada masa training, maka pada waktu tersebut seluruh
dinamika dan suasana training harus dibentuk oleh seluruh komponen,
khususnya senior harus mampu memberikan contoh yang baik pada
juniornya. Dengan demikian suasana training yang mendidik dan
menyenangkan dapat terbangun, aktifitas yang tidak berkaitan dengan
training dan sikap lain yang kontraproduktif harus diminimalisir.
G. SELEKSI
Untuk mendapatkan output yang baik harus berangkat dari
input dan proses yang baik pula. Latihan Kader I yang merupakan
proses pembentukan output agar sesuai dengan tujuan dan targetnya,
maka harus didukung oleh input yang baik. Calon kader sebagai bahan
baku yang akan diproses dalam LK I tentu harus memiliki kualifikasi
tertentu agar dapat menjadi kader sesuai dengan harapan dan tujuan
perkaderan. Kualifikasi umum calon peserta LK I adalah sebagi beri-
9
buku lokakarya 2.indd Sec1:9 30/06/2016 20:36:16
kut :
1. Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan tidak
2. sedangmenjalani skorsing akademik
3. Muslim/muslimah (bisa baca Al-Qur’an)
4. Memiliki integritas
5. Akademis (cerdas, intelektual)
6. Memiliki potensi kepemimpinan
Seleksi dilakukan dengan cara : wawancara, berfungsi untuk
menguji konsistensi jawaban, dan menggali lebih dalam pengetahuan
calon peserta serta menggali motivasi dan potensi calon peserta. Apabila
motivasi ada “distorsi” maka pewawancara bertugas untuk meluruskan-
nya. Screaning berisi pertanyaan- pertanyaan tentang
1. Ke-bangsaan
2. ke-organisasian
3. ke-mahasiswaan
4. ke-Islam-an.
H. MATERI TRAINING
Latihan Kader I memiliki materi-materi dasar yang sifatnya
penanaman dasar organisasi HMI, atau dengan kata lain materi yang
disampaikan pada LK I merupakan fondasi dalam membentuk kader
sesuai dengan kualitas insan cita. Adapun materi yang diberikan dalam
LK I ini harus seragam dan standar di seluruh komisariat, karena jika
fondasi ini beragam akan mengakibatkan kontruksi yang lemah.
Materi-materi yang diberikan dalam LK I ini dibagi menjadi
dua kelompok, yaitumateri pokok dan materi penunjang atau tambahan.
Materi pokok adalah kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan
dalam forum LK I, materi ini merupakan materi standar bagi pelaksanaan
LK I HMI
Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah ma-
teri yang menjadikemestian untuk ada dalam training (missal materi
perkenalan dan orientasi latihan, dan materi evaluasi dan rencana tindak
langsung), atau materi yang merupakan prasyarat tercapainya pemaha-
man materi pokok atau materi yang memiliki hubungan/penurunan dari
materi pokok atau materi keterkaitan dengan tujuan perkaderan yang
menjadi karakter lokal.
Materi yang direkomendasikan diantaranya:
1 Stadium General
2. Sejarah HMI
10
buku lokakarya 2.indd Sec1:10 30/06/2016 20:36:17
3 Pengantar Ilmu Hukum
4. KONSTITUSI HMI
5. Analisis Sosial
6. MISSION HMI
7. Pengantar Filsafat
8. Nilai nilai Dasar Perjuangan
9. Kepemimpinan, Menejemen Dan Organisasi
10. KOHATI
11. Badan Otonom HMI dan Lembaga Kekaryaan
11
buku lokakarya 2.indd Sec1:11 30/06/2016 20:36:17
Untuk menilai peserta LK Isehingga dapat ditentukan kelulu-
sannya adalah berdasarkan akumulasi nilai dari semua ranah. Semua pe-
nilaian menggunakan penilaian kuantitatif. Standar nilai menggunakan
angka 0 – 100.
a. Penilaian Afektif
Penilaian afektif harus dikonversi dari nilai yang sifatnya kuali-
tatif menjadi kuantitatif dengan cara memberikan nilai 100 kepada
semua peserta di awal training. Penilaian tidak mungkinbertambah
tetapi akan berkurang jika terjadi pelanggaran dengan interval
5, bobotnya tergantung besarnya kesalahan yang dilakukan, nilai
terlambat akan berbeda bobot nya dengan tidak hadir dalam satu ses-
sion.
b. Penilaian kognitif
enilaian kognitif diakukan dengan mengakumulasikan jumlah
nilai-nilai test dan tugas yang sifatnya objektif.
c. Penilaian psikomotorik
Hampir sama dengan afektif, maka nilai psikokotorik harus
dikonfersi menjadi kuantitatif, caranya adalah memberikan nilai 50
kepada semua peserta diawal training, dan mengalami penambahan
dengan penambahan dengan interval 5, jika peserta malakuka hal-
hal baik secara sadar.
5. Penilaian akhir
Nilai akhir adalah nilai akumulasi seluruh ranah. Untuk penilaian
akhir ini menggunakan rumus :
NA = [(N afektif x 50 %) + (N rata-rata kognitif x 30 %) + (N psikomo-
torik x 20%) x 10]
Contoh :
Misalkan isi yakusa mendaptakan niali rata-rata test dan tugas sebesar 75,
dan beberapa kali melakukan kesalahan sehingga mendapat pinalti sebe-
sar30, namun ia juga banyak membaantu orang lain dan banyak berbuat
baik,jadi dia diberi tambahan nilai untuk perbuatan sebanyak 35.
12
buku lokakarya 2.indd Sec1:12 30/06/2016 20:36:17
13
buku lokakarya 2.indd Sec1:13 30/06/2016 20:36:17
14
buku lokakarya 2.indd Sec1:14 30/06/2016 20:36:18
SILABUS LATIHAN BASIC TRAINING (LK-1) DI LINGKUNGAN HMI CABANG PONOROGO
15
(dilaksanakan 3. Peserta menge- 3. Setelah saling Komisariat.
sebelum train- tahui setiap elemen mengenal peserta
ing dimulai) yang terlibat dalam diharapkan mampu
pelaksanaan Ba- menciptakan sebuah
sic Training HMI atmosfer intelektual
Cabang Pono- dalam menunjang tu-
rogo serta dapat juan training.
menjelaskan peran 4. Pemahaman ter-
dan fungsi masing- hadap fungsi kompo-
masing elemen. nen training sehingga
mampu memberikan
keberhasilan terhadap
proses training secara
keseluruhan.
30/06/2016 20:36:19
2 Screan- Peserta mam- Peserta dapat Peserta mengemuka- Materi Keislaman. 4 jam
ing Latihan pu menjabar- menjelaskan pema- kan argumentasinya Materi kebangsaan.
Kader 1 kan gagasan- hamannya tentang terkait dengan per- Materi Kemahasiswaan.
Materi Keorganisasian
16
3 Sejarah 1. Peserta 1. peserta dapat Memahami ilmu 1. Latar Belakang Berdirinya HMI. 2,5
Perjuangan dapat mema- menjelaskan latar sejarah dan relevan- a. Kondisi IslamdiDunia. jam
HMI hami sejarah belakang berdir- sinya terhadap per- b. Kondisi IslamdiIndonesia.
dan dinamika inya HMI. adaban. c. Kondisi PerguruanTinggi dan Ma-
perjuangan 2. Peserta dapat mMenjelaskan latar hasiswa Islam.
HMI menjelas gaga- SaatBerdirinya HMI.
san dan visi pendiri 2. Gagasan danVisi Pendiri HMI.
HMI a. SosokLafranPane.
30/06/2016 20:36:19
buku lokakarya 2.indd Sec1:17
b. Gagasan Pembaruan Pemikiran
ke-Islaman.
c. Gagasan dan Visi Perjuangan So-
sial-budaya.
d. Komitmenke-IslamandanKebang-
saansebagaidasarperjuanganHMI.
3. Dinamika Sejarah Perjuan-
ganHMIdalamSejarahPerjuangan-
Bangsa.
a. Fase Konsolidasi Spiritual dan
Proses berdirinya HMI
17
b. Fase Berdiri dan Pengokohan
c. Fase perjuangan bersenjata dan per-
ang kemerdekaan, serta menghadapi
penghianatan I PKI
d. Fase pembinaan dan pengemban-
gan organisasi
e. Fase Tantangan
f. Fase kebangkitan HMI sebagai
pejuang Orde Baru dan pelopor ke-
bangkitan angkatan ‘66
g. Fase partisipasi HMI dalam
pembangunan
h.Fase kebangkitan intelektual dan
pergolakan pemikiran
i. Fase Reformasi
30/06/2016 20:36:19
4 Mission HMI 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Makna HMI sebagai Organisasi 4 , 5
memahami menjelaskan membina diri den- Mahasiswa. Jam
MISSI HMI fungsi dan per- gan nafas perjuan- a. Pengertian Mahasiswa.
18
hubungan Status, prehensif.
Sifat, Asas, Tu- 4. Peserta dapat me- a. Pengertian Fungsi HMI sebagai
organisasi kader.
juan, Fungsi dan numbuhkan jiwa
b. Pengertian peran HMI sebagai or-
Peran HMI se- seorang misionaris
ganisasi perjuangan.
cara integral dalam mencapai tu- c. Totalitas fungsi dan peran sebagai
juan mulia HMI. perwujudan dari tujuan HMI.
5. Peserta mampu 5. Hubungan antara status, sifat, asas,
mengaplikasikan tujuan, peran dan fungsi HMI secara
mission HMI dalam integral.
kehidupannya.
30/06/2016 20:36:19
buku lokakarya 2.indd Sec1:19
5 Konstitusi 1. Peserta dapat 1.Peserta dapat 1. Peserta dapat me- 1. Pengantar ilmu Hukum 4
HMI memahami memahami mahami pengertian a. Pengertian dan Fungsi Hukum. jam
kedudukan, pengertian, Hukum b. Hakekat Hukum.
fungsi dan per- kedudukan, 2. Peserta dapat me- c. Pengertian Konstitusi dan arti d.
an Konstitusi fungsi, dan peran mahami pengertian pentingnya dalam organisasi.
dalam HMI Konstitusi dalam Konstitusi HMI 2. Ruang Lingkup Konstitusi HMI.
2. Peserta dapat HMI 3. Peserta dapat a. Makna Muqaddimah AD HMI.
b. Makna HMI sebagai organisasi
memahami ru- 2. Peserta dapat meahami kedudu-
yang berasaskan Islam.
ang lingkup memahami ru- kan, fungsi dan peran c. Anggaran Dasar dan Anggaran d
konstitusi ang lingkup kon- Konstitusi HMI
19
Rumah Tangga HMI.
stitusi HMI 4. Peserta dapat me- d. Masalah Keanggotaan.
3. Peserta dapat maknai Mukadima, e. Masalah Struktur Kekuasaan.
memahami pe- AD dan ART Konsti- d. Masalah Struktur Kepemimpi-
doman pedoman tusi HMI nan.
pokok HMI 5. Peserta dapat me- e. Pedoman-Pedoman dasar Organ-
4. Peserta dapat mahami pedoman pe- isasi.
memahami doman pokok HMI 3. Pedoman Perkaderan.
hubungan kon- PPeserta dapat m6. a. Pedoman Kohati.
stitusi dengan mahami hubungan b. Pedoman Lembaga Profesi.
pedoman pedo- antara konstitusi den- c. Pedoman Atribut dan keHMI.
man pokok HMI gan pedoman pedo- GPPO dan PKN.
4. Hubungan Konstitusi AD/ART
yang lain. man pokok hmi yang
dengan pedoman-pedoman Organ-
lain.
isasi lainnya.
30/06/2016 20:36:19
6 Nilai-Ni- Peserta 1. Peserta dapat 1. Peserta LK dapat 1. Sejarah perumusan NDP dan kedudu- 5
lai Dasar dapat me- menjelaskan sejarah membina diri dengan kan NDP dalam organisasi HMI jam
perumusan NDP dan a. Pengertian NDP
Perjuangan mahami nafas perjuangan yang
kedudukannya dalam
20
penciptaan manusia. dapat diejawantahkan - Islam sebagai sumber kebenaran
6. Peserta dapat dalam setiap manaje- b. Hakikat Kebenaran
menjelaskan hakekat ke- men keadilan social
merdekaan. - Konsep Tauhid La Ila Ha Illallah
dan keadilan ekonomi - Eksistensi dan sifat-sifat Allah
7. Peserta dapat
menjelaskan hakikat ma- melalui system islam. - Rukun iman sebagai upaya mencari
syarakat dan pemimpin. 4. Peserta memahami kebenaran
8. Peserta dapat konsep ketauhidan Is- c. Hakikat Penciptaan Alam Semesta
menjelaskan hubungan lam sesuai kerangka - Eksistensi Alam
antara iman, ilmu, dan
berpikir NDP.. - Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam
amal.
- Alam sumber ilmu pengetahuan
30/06/2016 20:36:20
buku lokakarya 2.indd Sec1:21
d. Hakikat-hakikat penciptaan Ma-
nusia
- Eksistensi Manusia dan Kedudu-
kannya diantara mahkluk lainnya
- Kesetaraan dan kedudukan manusia
sebagai khalifah dimuka bumi
- Manusia sebagai hamba Allah
- Fitrah, kebebasan dan tanggung-
jawab manusia
e. Hakekat kemerdekaan
21
- Arti kemerdekaan
- Kemerdekaan manusia
- Batas Kemerdekaan manusia yaitu
kemerdekaan manusia yang lain
(universal)
- Nilai yang terkandung dari ke-
merdekaan adalah hukum-hukum
(toleransi dengan sesama) dan ke-
harusan untuk universal, (kepastian
umum)
- Kemerdekaan bentuk dari usaha
ikhtiar manusia.
30/06/2016 20:36:20
f. Hakikat Masyarakat
- Perlunya menegakan keadilan dalam
masyarakat
22
keadilan.
- Instruktur menjelaskan Hubungan
keadilan sosial, ekonomi dan
kemerdekaan
h. Hakikat Ilmu
- Ilmu sebagai jalanmencari
kebenaran
- Jenis-jenis Ilmu
Hubungan antara Iman, Ilmu dan
Amal.
30/06/2016 20:36:20
buku lokakarya 2.indd Sec1:23
7 Kepe- Peserta dapat 1. Peserta mam- 1. Peserta bisa mendefi- 1. Pengertian, tujuan dan fung- 4
mimpi- memahami pu menjelaskan nisikan arti kepemimpi- si kepemimpinan, manajemen Jam
nan dan pengertian, pengertian, dasar- nan, manejemen, dan dan organisasi
Manaje- dasar-dasar, si- dasar sifat serta organisasi 2. Kharakteristik kepemimpi-
men Or- fat dan fungsi fungsi kepemimpi- 2. Peserta bisa menye- nan
ganisasi kepemimpinan, nan butkan karakter kepe- a. Sifat-sifat Rasul sebagai etos
manajemen dan 2. Peserta mam- mimpinan Islam kepemimpinan
organisasi. pu menjelaskan 3. Peserta bisa membe- b. Tipe-tipe kepemimpinan
pentingnya fungsi dakan antara manaje- c. Dasar-dasar manajemen
kepemimpinan dan rial organisasi dan kepe- d. Unsur manusia dalam
23
manajemen dalam mimpinan. manajemen
organisasi e. Model-model manajemen
3. Peserta dapat 3. Organisasi sebagai alat per-
menjelaskan dan juangan
mengapresiasikan a. Teori-teori organisasi
kharakteristikkepe- b. Bentuk-bentuk organisasi
mimpinan dalam c. Struktur organisasi
Islam 4. Hubungan antara kepe-
mimpinan, manajemen dan
organisasi
30/06/2016 20:36:20
8 Evaluasi Mengevalu- 1. Peserta mampu 1. Peserta mampu 1. Refleksi perjalanan Basic 2
Akhir Ba- asi keseluruhan dan Secara kritis membangun nalar kri- Training (Tujuan dan Tar- jam
sic Train- proses Basic mengevaluasi kin- tis dalam melakukan get)
24
Pemateri.
30/06/2016 20:36:20
buku lokakarya 2.indd Sec1:25
9 Pelurusan Peserta dapat 1. Peserta dapat 1. Tebangunnya sem- 1. Penyampaian kembali tu- 2.
Motivasi menyadari per- memahami kembali bangat kebersamaan juan dilaksanakannya Basic jam
dan Pelan- an dan fungsin- intisari dari proses dari masing-masing 2. Training HMI Cabang Pono-
tikan ya sebagai ma- basic training HMI peserta dalam mema- rogo
hasiswa serta Cabang ponorogo hami kembali intisari 2. Pembangunan semangat
amanah yang di yang telah dilak- proses Basic Training kepada peserta.
emban sebagai sanakan. HMI Cabang Pono- 3. Pembumian orientasi per-
kader HMI. 2. Peserta sadar rogo. juangan HMI kepada peser-
akan peran kema- 3. Peserta mereflek- ta.
hasiswaan yang di- sikan peran kemaha- 4. Pelantikan Peserta oleh
25
emban sebagai agen siswaannya. MOT/ Pengurus Cabang.
perubahan. 4. Peserta secara sadar
3. Peserta mema- dan kritis siap dalam
hami fungsi HMI tugas kemanusiaan ber-
sebagai organisasi sama HMI.
perkaderan dan
berperan sebagai
organisasi perjuan-
gan.
30/06/2016 20:36:20
BAB III
SINDIKAT
(Sistem Pendidikan Terpadu)
Dan MATERI
1. STANDAR KOMPETENSI
Peserta dapat memahami sejarah dan dinamika perjuangan HMI
2. KOMPETENSI DASAR
A. Peserta dapat menjelaskan secara garis besar sejarah dan dinamika
perjuanagan HMI
B. Peserta mampu mengambil manfaat dan semangat dari perjuangan
HMI
3. INDIKATOR
Setelah berakhirya pertemuan maka peserta dapat :
A. Peserta dapat menjelaskan latar belakang berdirinya HMI.
B. Peserta dapat mengklasifi kasikan fase-fase perjuangan HMI.
4. METODE PEMBELAJARAN
A. Metode ceramah
B. Problem Based Introductuon (PBI)
C. Brainstorming
5. MEDIA PEMBELAJARAN
A. film dokumeter.
B. LCD
C. Laptop
D. Kertas plano
E. White board
26
buku lokakarya 2.indd Sec1:26 30/06/2016 20:36:20
6. Langkah- langkah Pembelajaran Forum
KEGIATAN PEMATERI METODE TIME
Kegiatan Awal
A. Pemateri memberi salam dan awalan
pembicaraan Ceramah 5m
B. pemateri menanyakan satu persatu pen-
galaman paling pahit selama ini, kemudian
meminta kepada peserta untuk mengambil Brainstorming 5 m
manfaat dari pengalaman tersebut.
C.Pemateri menjelaskan manfaat mempela-
jari sejarah (secara umum)
D. pemateri memberikan motivasi dengan Audio-video 10 m
menayangkan “video pencari jiwa part 1”
dan menjelaskan pentignya menjalai proses
traiig dari awal sampai akhir
Kegiatan utama
1. Pemateri membangun/meraba-raba pen- Ceramah 25 m
getahuan dasar peserta
a. pemateri Meningatkan pengetahuan peser- Tanya jawab
ta tentang materi sejarah pada saat di sekolah
denga pertayaan “apa arti sejarah?” dan “apa Brainstorming
perbedaan sejarah dengan pengalaman”
b. Pemateri Memberikan kesempatan kepada
peserta utuk menjawab pertanyaan
c. Pemateri meyimpulkan semua pendapat
peserta menjadi saatu rangkaian jawaban
yang utuh
2. Pemateri mejelaskan materi latar Ceramah 35 m
belakang sejarah berdirinya HMI
a. 4 latar belakang berdidriya HMI. Tanya jawab
b. Instruktur menjelaskan gagasan visi
pendiri HMI. Brainstorming
- Sosok Lafran Pane.
- Gagasan Pembaruan Pemikiran ke-Islaman.
- Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial-
budaya.
- Komitmen ke-Islaman dan Kebangsaan
sebagai dasar perjuangan HMI.
27
buku lokakarya 2.indd Sec1:27 30/06/2016 20:36:21
c. Sosok Lafran Pane.
Gagasan Pembaruan Pemikiran ke-Islaman.
Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial-budaya.
Komitmen ke-Islaman dan Kebangsaan seb-
agai dasar perjuangan HMI.
3. Pemateri menyebutkan fase-fase berdir- Presentasi 10 m
inya HMI.
a. Pemateri membagi peserta beberapa ke-
lompok (sesuai kebutuhan jumlah fase dan Ceramah &
jumlah peserta) Tanya jawab 20 m
b. Masing-masing kelompok mendiskusi-
kan dan mencari ide pokok dalam setiap
fase. Focus group 10 m
c. Masing-masing kelompok menunjuk discussion
salah satu peserta dan mempresentasi- (FGD)
/ke-
kan hasil diskusinya kepada pemateri dan lom-
peserta lain. pok
d. Pemateri menjelskan hasil dari diskusi
tersebut dan menambahkan bebrapa infor- Individu 15 m
masi yang kurang. assessment
e. Pemateri meminta kepada peserta untuk
menuliskan pemahaman mereka selama
pertemuan dalam betuk tulisan cerpen
HMI. (tugas Individu dan di kumpulkan
kepada MOT)
Kegiatan penutup
a. pemateri mereview materi yang disam- Ceramah 5m
paiakn dari awal
b. pemateri memberikan dorogan kepada Ceramah 5m
peserta untuk rajin membaca sejarah HMI
c. Pemateri menutup jalannya diskusi Ceramah 5m
28
buku lokakarya 2.indd Sec1:28 30/06/2016 20:36:21
7. REFERENSI
a. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974
1975), Bina Ilmu
b. DR. Victor 1. Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Di
tengah GerakanMuslim Pembaharu Indone¬sia, Sinar Hara-
pan, 1982.
c. Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional,
Graffi ti Pers, 1984
d. Sulastomo, Hari hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung,
1988
e. Agus Salim Sitompul, Historiografi HMI, Tintamas, 1995
f. Ramli Yusuf (ed), 50 tahun HMI mengabdi, LASPI, 1997.
g. Ridwan Saidi, Biografi A. Dahlan Ranuwiharjo, LSPI,
1994.
h. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Respon
CendikiawanMuslim Masa Orde Baru, LSI 1987.
i. Muhammad Hussein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad,
LiteraAntarNusa
j. Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, 1, 11, 111,
Rajawali Pers
k. Hasil hasil Kongres HMI
l Prof. DR. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia
(1902 1942), LP3ES,
29
buku lokakarya 2.indd Sec1:29 30/06/2016 20:36:21
Sejarah Perjuangan HMI
A. PENGANTAR ILMU SEJARAH
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu
dan benar-benar terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran
sejarah didukung bukti- bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-
benar terjadi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ilmu sejarah
adalah suatu pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dari penger-
tian atau definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu
sejarah, sejarah adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu se-
jarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.
C. Pengantar Sejarah
1. MISI KELAHIRAN ISLAM Masyarakat Arab Pra
Islam
Masyarakat Arab pra Islam atau yang lebih dikenal dengan ma-
syarakat jahiliyah hidup dalam keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial
budaya maupun peradaban. Masyarakat arab pra Islam tidak mengenal
tulis dan baca, walaupun ada yang dapat menulis dan membaca itu han-
ya sebagian kecil saja, namun pemahaman atau kebanggaan akan sas-
tra demikian tingginya, jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Arab
pada masa itu hidup dalam kebodohan. Posisi wanita pada saat itu tidak
dihargai, mereka hanya dipandang sebagai benda bergerak yang meny-
enangkan, bahkan wanita dianggap sebagai beban dan sumber bencana,
implikasinya adalah ada anggapan jika memiliki anak wanita akan men-
gakibatkan kemiskinan. Dampak dari pandangan itu, maka tak heran jika
mereka sering mengubur bayi wanita hidup-hidup (kalau sekarang, belum
30
buku lokakarya 2.indd Sec1:30 30/06/2016 20:36:21
lahir sudah dibunuh). Selain itu masyarakat Arab pra Islam hidup dalam
perpecahan klan (keluarga besar), karena mereka lebih menonjolkan ego
kesukuan atau kabilah, ini menyebabkan masyarakat Arab sering
berperang antar kabilah dan tidak memiliki rasa kebangsaan yang menye-
babkan bangsa Arab menjadi lemah dan terpecah-pecah
31
buku lokakarya 2.indd Sec1:31 30/06/2016 20:36:21
pertama-tama adalah fondasi aqidah atau iman yang dijadikan landasan
fundamental.
Tiap tahun kota Makkah selalu didatangi oleh kabilah-kabilah
dari seluruh Arab yang datang untuk untuk melakukan shoping atau iba-
dah haji. Muhammad s.a.w melakukan dakwah terhadap orang-orang
tersebut, dan usaha ini tidak sia-sia karena dari kalangan yang berasal dari
daerah-daerah tersebut ada yang menyatakan keimanannya, diantaranya
dari Yastrib. Konsekuensi logis dari gerakan revolusioner berdampak
pada peningkatan konstelasi politik masyarakat Makkah, yang pada akh-
irnya memberikan satu pilihan kepada Muhammad s.a.w untuk mening-
galkan Makkah. Pada hijrah yang kedua, Muhammad s.a.w. mengin-
struksikan kepada para pendukungnya untuk meninggalkan kota Makkah
menuju Yastrib yang dikemudian hari dikenal dengan Madinah. Mu-
hammad s.a.w pun pada akhirnya terpaksa harus meninggalkan Makkah
menuju Madinah, maka dimulailah babak baru dalam Islam, fase Madi-
nah
B. Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari
Makkah ke Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan
Islam. Kaum muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin
(kaum muslimin pendatang dari Makkah), maka langkah pertama yang
dilakukan adalah mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan
persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin, karena hanya dengan
persatuanlah, maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-
lobi politik atau perjanjian dengan kelompok di luar Islam yang ada di
Madinah, karena pada saat itu telah ada kelompok lain yang tinggal di
sana, antara lain Yahudi.
Pasca hijrah di madinahlah Muhammad s.a.w. melakukan pem-
binaan masyarakat Islam. Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di
bidang aqidah, tetapi juga menyangkut masalah politik, ekonomi, dan
sosial budaya. Di Madinah perkembangan ajaran Islam maju dengan
pesat, pada fase ini ajaran lebih ditekankan pada hukum kemasyara-
katan atau lebih kepada muamallah. Dengan semakin besarnya ka-
mum muslimin, dianggap merupakan ancaman bagi kelompok lain, maka
semakin benci pula orang-orang Quraisy kepada Muhammad s.a.w. dan
para pendukungnya. Konstelasi kebencian makin meningkat sehingga
mengakibatkan timbulnya peperangan, antara lain Badr, Uhud, Ahzab,
Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi kaum mus-
32
buku lokakarya 2.indd Sec1:32 30/06/2016 20:36:21
limin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka menegak-
kan kalimah tauhid.
Muhammad s.a.w. mangkat dan dimakamkan di Madinah di usia
63 tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 8
Juni 632.
33
buku lokakarya 2.indd Sec1:33 30/06/2016 20:36:22
hal ini menyebabkan umat hidup dalam suasana taqlid dan jumud. Se-
lain itu umat Islam Indonesia berada dalam perpecahan berbagai macam
aliran/firqah dan masing-masing golongan melakukan truth claim, hal ini
menyebabkan umat Islam Indonesia tidak kuat akibat kurang persatuan di
kalangan umat Islam di Indonesia.
34
buku lokakarya 2.indd Sec1:34 30/06/2016 20:36:22
bisa membiarkan mahasiswa terlbaT dalam polarisasi politik. Sebagai
realisasi dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta pada tanggal 14
Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Pebruari 1947 sebuah
organisasi kemahasiswaan, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-
bagai organisasi independen dan sebagai anak umat dan anak bangsa.
35
buku lokakarya 2.indd Sec1:35 30/06/2016 20:36:22
Tugas suci umat Islam dalah mengajak umat manusia kepada
kebenaran Illahi dan kewajiban umat Islam adalah menciptakan masyara-
kat adil makmur material dan spiritual. Dengan adanya gagasan pemba-
haruan pemikiran keislaman, diharapkan kesenjangan dan kejumudan
pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam
dalpat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Kebekuan
pemikiran umat Islam telah membawa pada arti agama yang kaku dan
sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan. Al-
Qur‟an hanya dijadikan sebatas bahan bacaan, Islam tidak ditempatkan
sebagai agama universal. Gagasan pembaharuan pemikiran Islam ini pun
hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan kebesa-
ran dan kejayaan masa lalu.
36
buku lokakarya 2.indd Sec1:36 30/06/2016 20:36:22
- Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi
derajat rakyat Indonesia yang didalamnya terkandung wawasan atau
pemikiran kebangsaan atau ke-Indonesiaan
- Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam yang di-
dalamnya terkandung pemikiran ke-Islaman
Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI didalam ke-
hidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata
perjuangan HMI dalam komitmen keumatan dan kebangsaan adalah
melakukan proses perkaderan yang ingin menciptakan kader berkualitas
insan cita yang mampu menjadi pemimpin yang amanah untuk membawa
bangsa Indonesia mencapai asanya.
Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan
masih melekat dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara jelas
tersurat dalam rumusan tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI di Malang ta-
hun 1969) sampai sekarang, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pen-
gabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Namun kedua
komitmen itu tidak dilakukan secara institusional, melainkan dampak
dari proses pembentukan kader yang dilakukan oleh HMI
37
buku lokakarya 2.indd Sec1:37 30/06/2016 20:36:22
tuk Corps Mahasiswa (CM), dengan komandan Hartono Wakil Komandan
Ahmad Tirto Sudiro, ikut membantu pemerintah menumpas pemberon-
takan PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gu-
nung memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah PKI menaruh dendam
pada HMI.
5. Fase Tantangan
a. Setelah Masyumi dan GPII berhasil dipaksa bubar, maka PKI men-
ganggap HMI sebagai kekuatan ketiga umat islam. Maka digariskan
Plan 4 tahun PKI untuk membubarkan HMI, dimana menurut plan atau
rencana itu HMI harus bubar sebelum Gestapu/PKI meletus.
b. Dendam kesumat PKI terhadap HMI, menempatkan HMI sebagai
organisasi yang harus dibubarkan karena dianggap sebagai penghalang
bagi tecapainya tujuan PKI. Sementara itu HMI berhasil mengadakan
konsolidasi organisasi, dimana HMI tampil sebagai organisasi yang
meyakinkan
c. Tujuan dan target pembubaran HMI adalah untuk memotong kader-
kader umat islam yang akan dibina oleh HMI.
d. Untuk membubarkan HMI dibentuklah panitia aksi pembubaran HMI
di Jakarta (GMNI, IPPI, GERMINDO, GMD, MMI, CGMI) dll. Men-
jawab tantangan tersebut, Generasi Muda Islam yang terbentuk tahun
1964 membentuk panitia solidaritass pembelaan HMI.
e. Dalih Pengganyangan terhadap HMI berupa fitnah dan hasutan sejak
dari yang terbaik sampai yang terkeji, HMI dikatakan anti Pancasila,
anti UUD 1945, anti PBR Soekarno dan lain-lain.
f. Dukungan dan pembelaan terhadap HMI walaupun HMI dituntut
dibubarkan oleh PKI,CGMI dan segenap kekuatan dan simpatisannya,
38
buku lokakarya 2.indd Sec1:38 30/06/2016 20:36:22
namun para pejabat sipil maupun militer para pimpinan organisasi dan
mahasiswa serta tokoh islam turut membela dan mempertahankan hak
hidup HMI.Berdasarkan kebijaksanaan Panglima Besar Kotrar Presiden
Soekarno dengan surat keputusan tanggal 17 September 1965, HMI din-
yatakan jalan terus.
g. Strategi HMI Menghadapi PKI menggunakan PKI (Pengamanan,
Konsolidasi, Integrasi)
h. Anti klimaks Gestapu meletus, ketajaman politik HMI telah men-
cium bahwa pemberontakan tersebut dilakukan PKI. PB HMI meng-
hadap Pangdam V Jaya Mayor Jendja Umar Wira Hadi Kusumah dan
menyatakan :Pemberontakan itu dilakukan oleh PKI, HMI menuntut
supaya PKI dibubarkan, Karena pemberontakaitu menyangkut masalah
politik ,maka harus diselesaikan secara politik, HMI akan memberikan
bantuan apa saja yang diperlukan pemerintah untuk menumpas pembe-
rontakan Gestapu PKI.
6. Fase kebangkitan HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor ke-
bangkitan angkatan ‘66 (1966-1968)
a. Tanggal 1 Oktober 1965 adalah tugu pemisah antara orde lama dengan
orde baru. Apa yang disinyalir PKI, seandainya PKI Gagal dalam pem-
berontakan HMI akan tampil kedua kalinya menumpas pemberontakan
PKI betul-betul terjadi. Wakil ketua PB HMI Mar’ie Muhammad tang-
gal 25 Oktober 1965 mengambil inisiatif mendirikan KAMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia).
b. Tritura 10 Januari 1966 : Bubarkan PKI, retool kabinet, turunkan
harga. Kemudian Dikeluaarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966.Dan
pada tanggal 12 Maret PKI dibubarkan dan dilarang.
c. Kabinet Ampera teerbentuk. Alumni HMI masuk dalam kabinet, dan
HMI diajak hearing dalam pembentukan kabinet.
39
buku lokakarya 2.indd Sec1:39 30/06/2016 20:36:23
8. Fase kebangkitan intelektual dan pergolakan pemikiran (1970-1994)
Pada tahun 1970 Nurcholis Majid menyampaikan ide pembaha-
ruan dengan topik Keharusan Pembaharuan pemikiran dalam islam dan
masalah integrasi umat. Sebagai konsekuensinya di HMI timbul pergo-
lakan pemikiran dalam berbagai substansi permasalahan timbul perbe-
daan pendapat, penafsiran dan interpretasi. Hal ini tercuat dalam bentuk
seperti persoalan negara islam, islam kaffah, sampai pada penyesuaian
dasar HMI dari Islam menjadi Pancasila.
40
buku lokakarya 2.indd Sec1:40 30/06/2016 20:36:23
SISTEM PENDIDIKAN SINGKAT (SINDIKAT)
HMI CABANG PONOROGO
Nama Komisariat :
Materi Training : Konstitusi HMI
Jenjang training : Latihan Kader I (LK I)
Alokasi Waktu : 250 Menit
Lampiran : Bahan Ajar Konstitusi HMI
A. Standar Kompetensi
Peserta dapat memahami kedudukan, fungsi dan peran Konstitusi dalam
HMI
Peserta dapat memahami ruang lingkup konstitusi
B. Kompetensi Dasar
Peserta dapat memahami pengertian, kedudukan, fungsi, dan peran
Konstitusi dalam HMI
Peserta dapat memahami ruang lingkup konstitusi HMI
Peserta dapat memahami pedoman pedoman pokok HMI
Peserta dapat memahami hubungan konstitusi dengan pedoman pedo-
man pokok HMI yang lain.
C. Indikator
Peserta dapat memahami pengertian Hukum
Peserta dapat memahami pengertian Konstitusi HMI
Peserta dapat memahami kedudukan, fungsi dan peran Konstitusi HMI
Peserta dapat memaknai Mukadima, AD dan ART Konstitusi HMI
Peserta dapat memahami pedoman pedoman pokok HMI
Peserta dapat memahami hubungan antara konstitusi dengan pedoman
pedoman pokok hmi yang lain.
D. BAHAN AJAR
Buku materi Konstitusi HMI
E. METODE
Ceramah
STAD
41
buku lokakarya 2.indd Sec1:41 30/06/2016 20:36:23
F. Langkah- langkah Pembelajaran Forum
AKTIFITAS METODE TIME
Aktivitas Awal
1. Pemateri memberikan salam kepada peser-
ta 20 m
2. Pemateri memberikan pertanyaan tentang
hukum “menurut kalian apakah definisi dari
hukum?” kepada peserta (apersepsi dengan Brainstorming
tujuan mengetahui kemampuan awal peserta)
3. Pemateri menjelaskan hakekat hukum
tentang pengertian dan fungsi hukum.
4. Pemateri menjelaskan bagaimana hubun-
gan antara konstitusi dan hukum
5. Pemateri memberikan pengertian hukum
pidana, perdata ataukah hukum konstitusional
digunakan dalam HMI
Kegiatan utama
6. Pemateri memberikan pengertian tentang 20 m
konstitusi HMI
Pemateri memberi pengertian tentang apa Brainstorming
kedudukan, fungsi dan perankonstitusi HMI
7. Pemateri memberikan penjelasan tentang Brainstorming
mukadimah konstitusi HMI dan makna dari
mukadimah konstitusi HMI STAD 30 m
8. Pemateri memberi pengarahan bahwa akan
melanjutkan pembahasan tentang AD dan ART
HMI, Struktur Kekuasaan, Struktur Kepe-
mimpinan, pedoman atribut dan Administrasi
9. Kesekretariatan dengan diskusi kelompok
(menggunakan model pembelajaran STAD 120
dengan tujuan penanaman esensi dari konsti- m
tusi sesuai dengan tema diskusi yang diberikan
pemateri)
10. Pemateri membagi peserta dalam 4 ke-
lompok yakni :
Kelompok pertama membahas tentang AD
dan ART HMI
42
buku lokakarya 2.indd Sec1:42 30/06/2016 20:36:23
a. Kelompok pertama membahas tentang AD
dan ART HMI
b. Kelompok kedua membahas tentangstruk-
tur kepemimpinan, struktur kekuasaan.
c. Kelompok ketiga membahas tentang ad-
ministrasi dan kesekretariatan
d. Kelompok keempat membahas tentang
atribut HMI
11. Setiap kelompok berdiskusi sesuai buku
yang telah diberikan dan dipandu oleh pema-
teri.
12. Setelah setiap kelompok diberi waktu se-
lama 30 menit berdiskusi perwakilan dari se-
tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
setiap kelompok dipandu oleh pemateri
13. Setelah presentasi dari kelompok, pemateri
mengarahkan peserta pada setiap kelompok
bertanya tentang apa yang disampaikan.
14. Pemateri juga mengarahkan kepada kelom-
pok presentasi untuk menjawab pertanyaan
dari peserta lagi
15. Pemateri memandu jalannya presentasi
hingga semua bahan diskusi selesai disam-
paikan oleh setiap kelompok.
16. Setelah presentasi pemateri memberikan
pelurusan akan apa yang telah didiskusikan
setiap kelompok.
17. Pemateri meminta peserta kembali den-
gan posisi duduk semula.
18. Pemateri menjelaskan tentang hubungan
antara Pedoman – Pedoman pokok HMI den-
gan AD dan ART HMI.
Kegiatan penutup
19. Pemateri memberikan kesimpulan atau ceramah 20 m
esensi dari pembelajaran konstitusi HMI
20. Pemateri memberikan saran dan kata
penutup dari materi konstitusi
21. Pemateri menutup dengan salam.
43
buku lokakarya 2.indd Sec1:43 30/06/2016 20:36:23
G. Refrensi
1. Hasil-hasil kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH,
Pengantar Ilmu Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu
Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 2000.
4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika,
Jakarta, 2000
5. UUD 1945 (untuk perbandingan)
6. Literatur lain yang relevan.
44
buku lokakarya 2.indd Sec1:44 30/06/2016 20:36:23
MATERI KONSTITUSI HMI
A. Pengertian
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang terting-
gi yang menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang
dibawahnya dalam suatu organisasi/negara.
Konstitusi :-
- Aturan pokok
-. Hukum pokok
Qur’an & Hadist Islam
Pancasila & UUD 1945 Indonesia
AD/ART Organisasi
B. PIAGAM MADINAH
45
buku lokakarya 2.indd Sec1:45 30/06/2016 20:36:23
4. Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5. Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6. Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotong-
royong, pembayaran diat dan tebusan tawanan.
46
buku lokakarya 2.indd Sec1:46 30/06/2016 20:36:24
fat fundamental. Secara khusus masalah-masalah yang memerlukan
penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu penjelasan
dan pedoman-pedoman organisasi lainnya.
Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasin-
ya adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur organisasi. Yang
dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada
perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus
HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1. Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di
perguruan tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca
2. Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat
dan atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I
3. Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI
yang telah ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar
HMI.
Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di
HMI dengan status sebagai anggota harus mengajukan permohonan se-
cara menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan
AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setem-
pat. Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat dan telah mengikuti
Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika
anggota muda tersebut telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan
dinyatakan sebagai anggota biasa HMI.
Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan
Kader I dan akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0,
7 (tujuh) tahun untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program
pasca sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi.
Selain habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir
jika anggota yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan
diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan
dapat diperpanjang apabila yang bersangkutan masih menduduki kepen-
gurusan di HMI, dan akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya
berakhir.
Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempu-
nyai hak suara (gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengi-
kuti Latihan Kader I. Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otoma-
47
buku lokakarya 2.indd Sec1:47 30/06/2016 20:36:24
tis punya hak bicara, mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan
peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris
pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat
mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau
tertulis.
Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organ-
isasi, berpartisipasi dalam seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota
muda dan anggota biasa, juga harus membayar uang pangkal dan iuran
organisasi.
Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal :
1. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetap-
kan oleh HMI
F. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struk-
tur Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan.
Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari :
1. Kongres
2. Konferensi/Musyawarah Cabang
3. Rapat Anggota Komisariat
Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari :
1. Pengurus Besar HMI
2. Pengurus HMI Cabang
3. Pengurus HMI Komisariat
48
buku lokakarya 2.indd Sec1:48 30/06/2016 20:36:24
rakhlakul karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai
khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
B. Aspek Perkaderan
1. Pembentukan integritas watak dan kepribadian
2. Pengembangan kualitas intelektual
3. Pengembangan kemampuan professional
C. Landasan Perkaderan
1. Landasan teologis
2. Landasan ideologis
3. Landasan konstitusi
4. Landasan historis
5. Landasan sosio-kultural
D. Pola Dasar Perkaderan
1. Rekrutmen
2. Pembentukan Kader
a. Training Formal
b. Pengembangan :
-. Up-Grading
-. Pelatihan
-. Aktivitas
3.Pengabdian
2. Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI
merupakan badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengem-
bangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan din-
amika gerakan keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Ju-
madil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966
pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI
berada.
KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas in-
san cita”. KOHATI merupakan organisasi yang bersifat semi otonom.
KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan pengembangan
potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan,
dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan.
KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk
menegakkan dan mengembangkan nilai- nilai keislaman dan keindone-
siaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang
telah lulus Latihan Kader I HMI.
49
buku lokakarya 2.indd Sec1:49 30/06/2016 20:36:24
3. Pedoman Lembaga Kekaryaan
50
buku lokakarya 2.indd Sec1:50 30/06/2016 20:36:24
tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan su-
dah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri
dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di
Malang tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan :
1. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
2. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan
adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI,
LDMI menjadi LD HMI, dsb.
Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelem-
bagaan tidak lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini
mengakibatkan lembaga kekaryaan perlahan-lahan mengalami kemun-
duran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang
pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978.
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu di-
hidupkannya kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui
kongres XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/
alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui
kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanan-
gkan.
5. Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-
badan khusus HMI (diluar KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan
kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang
garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kema-
syarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaima-
na terdapa dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang me-
liputi :
a. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul yak-
ni dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan
Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan.
b. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas
dunia dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju ke-
bahagiaan
hidup dunia dan akhirat.
c. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir na-
sional dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan
beramal ilmiah.
d. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang
serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang
51
buku lokakarya 2.indd Sec1:51 30/06/2016 20:36:25
dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan.
e. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang meru-
pakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
f. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda pa-
triotik mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan
pribadi. Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas
dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan man-
ifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indone-
sia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
Lembaga Da‟wah Mahasiswa Islam (LDMI)
c. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
d. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
e. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
f. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
g. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
h. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
i. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
j. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan
karena lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI,
maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidang-
nya masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu
musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya disebut
rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah
diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.
52
buku lokakarya 2.indd Sec1:52 30/06/2016 20:36:25
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk me-
ningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan lati-
han kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART
HMI)
7. Pedoman Atribut HMI
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai
macam penerapannya.
Lagu HMI
laguyang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang dicip-
takan oleh RM Akbar sebagai berikut :
HYMNE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bersyukur dan Ikhlas
Himpunan Mahasiswa Islam
Yakin Usaha Sampai Untuk kemajuan
Hidayah dan taufiq Bahagia HMI
Berdoa dan Ikrar
Menjunjung tinggi syiar Islam
Turut Qur‟an dan hadist
Jalan keselamatan
Ya Allah berkati Bahagia HMI
Lambang HMI
a. Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada :
b. Lencana/Badge HMI
c. Bendera
d. Stempel
e. Kartu Anggota
f. Papan Nama HMI
g. Gordon/Selempang HMI
Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambang
dan penggunaannya Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci.
Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah :
a. Muts/Peci HMI
b. Baret HMI
c. Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan
khusus.
53
buku lokakarya 2.indd Sec1:53 30/06/2016 20:36:25
1. Bentuk huruf alif :
-. ebagai huruf hidup, lambang optimis ke-
hidupan HMI
2. Huruf alif merupakan angka 1 (satu)
lambang, dasar/semangat HMI
2. Bentuk perisai :
Lambang kepeloporan HMI
3. Bentuk jantung :
Jantung adalah pusat kehidupan manusia,
lambang proses perkaderan HMI
4. Bentuk pena :
Melambangkan bahwa HMI adalah or-
ganisasi mahasiswa yang senantiasa haus
akan ilmu pengetahuan
5. Gambar bulan bintang :
Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6. Warna hijau :
Lambang keimanan dan kemakmuran
7.Warna hitam :
Lambang ilmu pengetahuan
8. Keseimbangan warna hijau dan hitam :
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9. Warna putih :
Lambang kesucian dan kemurnian perjuan-
gan HMI
10. Puncak tiga :
-. Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
-. Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11. Tulisan HMI :
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam
54
buku lokakarya 2.indd Sec1:54 30/06/2016 20:36:25
SISTEM PENDIDIKAN SINGKAT (SINDIKAT)
HMI CABANG PONOROGO
Nama Komisariat :
Materi Training : MISSIONHMI
Jenjang training : Latihan Kader I (LK I)
Alokasi Waktu : 210 menit
Lampiran : Bahan Ajar MISSION HMI
A. Tujuan Umum
1. Peserta dapat memahami missi HMI
2. Peserta dapat memahami hubungan missi HMI dengan status, sifat,
asas, tujuan, fungsi dan peran organisasi HMI secara intergral.
B. Tujuan Khusus
1. Peserta dapat menjelaskan fungsi dan peranannya sebagai maha-
siswa
2. Peserta dapat menjelaskan tafsir tujuan HMI
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat fungsi dan peran HMI
4. Peserta dapat menjelaskan hubungan Status, Sifat, Asas, Tujuan,
Fungsi dan Peran HMI secara integral
C. Tujuan Nilai Karakter Kader
1. Peserta dapat membina diri dengan nafas perjuangan yang dilandasi
oleh kesadaran akan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa.
2. Peserta dapat mengaplikasikan mindsett positif dalam memahami ke-
hidupan secara dinamis dan komprehensif.
3. Peserta dapat menumbuhkan jiwa seorang misionaris dalam mencapai
tujuan mulia HMI.
4. Peserta mampu mengaplikasikan mission HMI dalam kehidupannya.
D. Metode
1. Ice Breaking
2. Brainstorming
3. Tanya jawab
4. Ceramah
5. TST
6. Diskusi
E. Media 5. Buku penunjang
1. Hand out 6. Laptop
2. LCD & Proyektor 7. Kertas manila
3. Whitebord
4. Spidol
55
buku lokakarya 2.indd Sec1:55 30/06/2016 20:36:25
56
buku lokakarya 2.indd Sec1:56 30/06/2016 20:36:26
57
buku lokakarya 2.indd Sec1:57 30/06/2016 20:36:26
MATERI MISSION
A. Pengantar
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban,
sehingga mission HMI dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab
yang diemban oleh kader HMI. Sebagai organisasi kader yang memiliki
platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI mempunyai komitmen
asasi yang disebut dengan dua komitmen asasi, yakni (1) Mempertah-
ankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat bangsa Indo-
nesia, yang dikenal dengan komitmen kebangsaan, dan (2) Menegakkan
dan mengembangkan ajaran Islam, yang dikenal dengan wawasan keisla-
man/keumatan.
Kesatuan dari kedua wawasan ini disebut dengan wawasan inte-
gralistik, yakni cara pandang yang utuh melihat bangsa Indonesia terha-
dap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai warga negara
dan umat Islam Indonesia. Penerjemahan komitmen HMI ini disesuaikan
dengan konteks jaman, sehingga HMI selalu aktual dan mampu tampil di
garda terdepan dalam setiap even.
Bila dicermati belakangan ini bisa dikatakan bahwa HMI men-
galami stagnasi, untuk tidak dikatakan degradasi. Hampir tidak ada gaga-
san cerdas yang disumbangkan oleh HMI di tengah carut marut dan
tunggang langgangnya tatanan republik ini, dimana masalah disintegrasi
perlu segera diatasi, masalah ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki,
masalah supremasi hukum yang harus ditegakkan, masalah pendidikan
mendesak untuk diperhatikan, dan masalah-masalah lain yang meling-
kari, seperti budaya, pertahanan keamanan, yang kesemuanya membu-
tuhkan penanganan secepatnya. Singkatnya, Indonesia sekarang sedang
diterma krisis multi dimensional. Di tengah kondisi ini, komitmen HMI
tidak lebih dari sebatas slogan tanpa jiwa.
Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader HMI
dalam berperan serta untuk penyelesaian problematika bangsa dan umat
perlu adanya reaktualisasi mission HMI dalam jiwa kader HMI melalui
proses perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak lebih hanya seb-
agai proses pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya,
yaitu sebagai proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan
kemampuan, yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepriba-
dian seorang muslim yang utuh (kaffah), sehingga kader HMI memiliki
keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas (mustad’afin) dan
melawan kaum penindas (mustakbirin).
58
buku lokakarya 2.indd Sec1:58 30/06/2016 20:36:27
HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan
kaum intelektual, generasi kritis, dan memiliki profesionalisme harus
mampu menjadi agen pembaharu di tengah masyarakat dan kehidupan
bangsa. Karena mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa dalam
tatanan kehidupan bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan
yang terjadi di bangsa ini dimotori oleh kelompok mahasiswa dan pemu-
da, mulai dari proklamasi, revolusi, hingga reformasi, selalu ada andil
mahasiswa. Namun demikian arah perubahan harus sesuai dengan usaha
untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT
sebagaimana termaktub dalam penggalan tujuan HMI.
Dalam perjalanannaya, gerakan mahasiswa begitu dimanis,
mengikuti perkembangan jaman dan selalu eksis dalam setiap
momen penting kebangsaan. Kekonsistenan itu harus diiringi oleh
pegangan yang teguh terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif se-
hingga kehadiran mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dalam
tatanan sosial masyarakat mendapat tempat yang penting sebagai embun
penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai organisasi mahasiswa harus mam-
pu menetaskan kader-kader yang berkualitas insan cita sebagaimana yang
tersurat dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis, pencipta, peng-
abdi yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI).
59
buku lokakarya 2.indd Sec1:59 30/06/2016 20:36:27
D. HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen
(pasal 6 AD HMI)
HMI yang bersifat independen adalah waktak organisasi yang se-
lalu tunduk danberorientasi pada kebenaran (hanif), sehingga kiprah setiap
individu dan dinamika organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tidak terikat
dan tidak mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan atau
organisasi mana pun, segala sesuatu tidak didasarkan atas kehendak atau
paksaan pihak lain.
Independensi dilihat dari dua dimensi, yakni :
1. Indepndensi Etis
Sikap dan watak HMI yang termanifestasikan secara individu dan or-
ganisasi dalam dinamika berfikir, bersikap, dan bertindak, baik dalam
hubungan terhadap Sang Rab, ataupun hubungan terhadap sesama, ses-
uai dengan fitrah kemanusiaannya, yakni tunduk dan patuh kepada ke-
benaran (hanif).
2. Independensi Organisatoris
Sikap dan watak HMI yang teraktualisasikan secara organisatoris di
dalam kiprah dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan ber-
masyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam keutuhan kehidupan nasi-
onal melakukan partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional terha-
dap perjuangan bangsa dan pencapaian cita-cita nasional, hanya komit
kepada kebenaran, dan tidak tunduk atau komit terhadap kepentingan
atau organisasi tertentu.
Prinsip-prinsip independensi HMI dalam implementasi diru-
muskan sebagai berikut :
1. Kader HMI terutama aktivitasnya dalam melakukan tugas dan
tanggung jawab organisasi harus tunduk pada ketentuan-ketentuan or-
ganisasi dalam melaksanakan program-program organisasi, oleh
karena itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan yang
membawa organisasi atas kehendak pihak luar manapun.
2. Kader HMI terutama aktivitasnya tidak dibenarkan mengadakan
komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak luar selain segala sesuatu
yang telah ditetapkan dan diputuskan secara organisatoris.
3. Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang meneruskan
dan mengembangkan watak independensi etis dimanpun mereka berada
dan berfungsi sesuai dengan profesinya dalam rangka membawa hakekat
misi HMI, menganjurkan serta mendorong alumni HMI untuk menyal-
urkan aspirasinya secara tepat melalui semua jalur pengabdian,
60
buku lokakarya 2.indd Sec1:60 30/06/2016 20:36:27
baik jalur organisasi profesi, instansi pemerintah, wadah aspirasi
politik, dan jalur lainnya yang semata-mata karena hak dan tanggung
jawab dalam rangka merealisasikan kehidupan masyarakat adil makmur
yang diridhoi Allah SWT.
Aplikasi dan dinamika berfikir, bersikap dan bertindak secara
keseluruhan dari watak asasi kader HMI terumus dalam bentuk :
1. Cenderung kepada kebenaran
2. Bebas, merdeka dan terbuka
3. Obyektif, rasional, dan kritis
4. Progresif dan dinamis
5. Demokratis, jujur dan adil
E. TUJUAN HMI
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tujuan HMI adalah
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam,
dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI). Dari tujuan tersebut dapat diru-
muskan menjadi lima kualitas insan cita, yakni kualitas insan akademis,
kualitas insan pencipta, kualitas insan pengabdi, kualitas insan bernafas-
kan Islam, dan kualitas insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang ter-
wujud oleh HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan
berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanu-
siaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 4 AD
HMI) adalah sebagai berikut :
61
buku lokakarya 2.indd Sec1:61 30/06/2016 20:36:27
2. Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
-. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari
sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk
baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada
(yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan,
selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
-. Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang me-
nyadari dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang
dan menentukan bentuk yang indah-indah.
-. Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan
kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam.
62
buku lokakarya 2.indd Sec1:62 30/06/2016 20:36:28
dar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian
moral.
-. Spontan dalam menghadapi tugas, responsip dalam menghadapi
persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
-. Rasa tanggungjawab, takwa kepada Allah SWT, yang menggugah
untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam me wujudkan
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
-. Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan
usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
-. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai
“khallifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan
.
Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “Man of future” in-
san pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh,
bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang
menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk
secara kooferatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal type
dari hasil perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pemban-
tu). Penyuara “Idea of Progress” insan yang berkeperibadian imbang dan
padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada
Allah Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu
dan mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil)
Dari liam kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus
memahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis,
kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kuali-
tas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam si-
kap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan
makmur yang ridhoi Allah SWT.
Yang dimaksud dengan masyarakat adil makmur yang diridhoi
Allah SWT adalah masyarakat yang menjalankan kehidupannya selalu
berlandaskan atas asas keadilan sehingga tercapai kemakmuran dan dalam
perjalanan pencapaian masyarakat adil makmur tersebut tidak mendobrak
aturan Allah yang tertuang dalam Al-Qur‟an sehingga adil makmur yang
dicapai oleh masyarakat meruapak adil makmur yang dikehendaki oleh
Allah SWT. Jadi setiap usaha dalam pencapaian masyarakat adil mak-
mur harus berpedoman pada ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an
dan As-Sunnah.
63
buku lokakarya 2.indd Sec1:63 30/06/2016 20:36:28
G. FUNGSI DAN PERAN HMI
1. HMI berfungsi sebagai Organisasi Kader (pasal 8 AD HMI)
HMI sebagai organisasi kader adalah organisasi mahasiswa
yang berorientasikan Islam yang melakukan perkaderan, dimana selu-
ruh aktivitas yang dilakukan pada dasarnya merupakan proses kaderisasi,
sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader mus-
lim intelektual yang profesional.
2. HMI berperan sebagai Organisasi Perjuangan (pasal 9 AD HMI)
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan adalah organisasi
yang selalu berjuang melakukan dan membentuk kader bangsa yang mus-
lim, intelektual, dan profesional dimana outputnya ditujukan untuk ke-
pentingan bangsa secara keseluruhan, sehingga insan HMI siap dan dapat
bermanfaat bagi seluruh golongan yang ada di masyarakat selama tidak
bertentangan dengan koridor misi HMI.
64
buku lokakarya 2.indd Sec1:64 30/06/2016 20:36:28
SISTEM PENDIDIKAN SINGKAT (SINDIKAT)
HMI CABANG PONOROGO
Nama Komisariat :
Materi Training : NDP HMI
Jenjang training : Latihan Kader I (LK I)
Alokasi Waktu :
Lampiran : Bahan Ajar NDPHMI
A. Standar Kompetensi:
Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan
kedudukan NDP serta subtansi materi secara garis besar dan menerapkan
dalam organisasidan .
B. Kompetsi dasar :
1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudu-
kannya dalam organisasi.
2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan.
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran.
4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta.
5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia.
6. Peserta dapat menjelaskan hakekat kemerdekaan.
7. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat dan pemimpin.
8. Peserta dapat menjelaskan hubungan antara iman, ilmu, dan amal.
D. Metode E. Bahan
1. Ceramah 1. Power point
2. Tanya-jawab 2. White board
3. Inkuiri 3. Spidol
4. Penugasan 4. Handout
5. alat tulis
65
buku lokakarya 2.indd Sec1:65 30/06/2016 20:36:28
66
buku lokakarya 2.indd Sec1:66 30/06/2016 20:36:28
67
buku lokakarya 2.indd Sec1:67 30/06/2016 20:36:29
68
buku lokakarya 2.indd Sec1:68 30/06/2016 20:36:30
69
buku lokakarya 2.indd Sec1:69 30/06/2016 20:36:32
70
buku lokakarya 2.indd Sec1:70 30/06/2016 20:36:33
71
buku lokakarya 2.indd Sec1:71 30/06/2016 20:36:34
MATERI NILAI DASAR PERJUANGAN
1.Sejarah Perumusan NDP
Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan
orde baru, pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum
ada, setelah fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI,
yang pada Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama
menjadi Nilai Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan
atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik setelah
keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang menyatakan bahwa Pancasila satu-
satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII HMI di
Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama
dengan pertukaran azas organisasi.
Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh :
A. Keadaan negara
Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbai-
kan dari segi infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indone-
sia baru dilanda badai pengkhianatan PKI
B. Keadaan umat Islam
Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman
mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang pal-
ing sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih
dangkal, sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai
Islam itu sendiri.
C. Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik
Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para
kader PKI di masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa
dibaca dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keingi-
nan Cak Nur untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka
sistematis yang kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) den-
gan tujuan NaDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang
ajaran Islam.
D. Literatur yang tersedia belum memuaskan
Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan
72
buku lokakarya 2.indd Sec1:72 30/06/2016 20:36:35
ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya
adalah kesibukan melawan PKI secara fisik.
Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha
membuat pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang
tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang
berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres
IX HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan
kepada Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari
(alm.) untuk menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri me-
miliki alasan, yaitu (1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan
akan mempersimpit ajaran Islam iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku
“Perjuangan Kita”-nya Syahrir.
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan
menjadi buku oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran
Islam” yang dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI
tersebut dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-
universitas di Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun
1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku HMI Menjawab Tantan-
gan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh
banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur
juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa
uang saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjala-
nan dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan
terakhir Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama
kalinya Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di
Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak
hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering mengadakan diskusi
kritis tentang berbagai hal keislaman.
Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan
Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar
bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-
gebu.
73
buku lokakarya 2.indd Sec1:73 30/06/2016 20:36:35
1. Kedudukan NDP dalam tubuh HMI
NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini
perlu disosialisikan pada setiap kader. Tujuan NDP dalam
HMI merupakan filsafat sosial dalam melakukan peruba-
han sesuai tujuan HMI. Hubungan NDP dalam HMI dapat
digambarkan sebagai berikut :
74
buku lokakarya 2.indd Sec1:74 30/06/2016 20:36:36
NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM
1. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan
itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Si-
kap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi.
Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang
sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercay-
aan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak
dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam ke-
nyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam
di kalangan masyarakat. Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda
satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kese-
muanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping
itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-un-
sur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur.
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercay-
aan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melemba-
ga dalam tradis-tradisi yang diwariskan turun temurun dan mengikat
anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi
untuk tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan ni-
lai-nilai, maka dalam kenyataan ikatan- ikatan tradisi sering menjadi
penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disini-
lah terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber
tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu melem-
baga dalam tradisi yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan
peradaban.
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban
dan kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap
bentuk kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut keper-
cayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-
satunya sumber nilai sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu
sendiri. Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebena-
ran yang mutlak adalah Tuhan Allah.
Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu :
Tiada Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan
pengecualian. Perkataan “Tidak ada Tuhan” meniadakan segala bentuk
75
buku lokakarya 2.indd Sec1:75 30/06/2016 20:36:36
kepercayaan, sedangkan perkataan “Selain Allah” memperkecualikan
satu kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan
agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan
yang ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu di-
maksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam
menetapkan dan memilih nilai - nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tu-
han Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk
dan pasrah itu disebut Islam.
Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendeka-
tan ke arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia
dengan berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pen-
galaman dan lain-lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian
manusia, maka manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada penger-
tian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya. Namun demi kelengkapan ke-
percayaan kepada Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya
tentang Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Oleh se-
bab itu diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi namun tidak
bertentangan dengan insting dan indera.
76
buku lokakarya 2.indd Sec1:76 30/06/2016 20:36:37
dan ajaran-ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-
Quran dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad
SAW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua dari
kepercayaan yang harus dianut manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah
Rosul Allah. Kemudian di dalam Al-Quran didapat keterangan lebih lan-
jut tentang Ketuhanan Yang maha Esa ajaran-ajaranNya yang merupakan
garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh manusia. Tentang Tu-
han antara lain: surat Al-Ikhlas menerangkan secara singkat ; katakanlah :
“Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat
menaruh segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa.
Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil,
Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha Sayang, Maha Pengampun dan
seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang selayaknya bagi
Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam.
77
buku lokakarya 2.indd Sec1:77 30/06/2016 20:36:37
yang mengatakan bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. Dan
sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwa alam ini mempunyai
eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat dimengerti oleh manusia, na-
mun filsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya.
Peniadaan pencipta ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut daripada
filsafat materialisme.
Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi.
Sebagai mahluk tertinggi manusia dijadikan “Khalifah” atau wakil Tuhan
di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmur-
kannya. Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada manu-
sia. Manusia sepenuhnya bertanggung jawab atas segala perbuatannya
di dunia. Perbuatan manusia ini membentuk rentetan peristiwa yang dise-
but “sejarah”. Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi
pemilik atau “rajanya”.
Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattul-
lah) yang menguasai sejarah, sebagaimana adanya hukum yang mengua-
sai alam tetapi berbeda dengan alam yang telah ada secara otomatis tun-
duk kepada sunatullah itu, manusia karena kesadaran dan kemampuannya
untuk mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hu-
kum kehidupannya sendiri. Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap
menentang atau kebodohan. Hukum dasar alami daripada segala yang ada
inilah “perubahan dan perkembangan”, sebab : segala sesuatu ini adalah
ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada
henti-hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju
kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hany-
alah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Di dalam memenuhi
tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arus perkembangan
itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus se-
lalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan
menuju kebenaran itu. Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu saja nilai-
nilai tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti akan kebenaran-
nya.
Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemanga-
ti oleh iman dan ilmu. Bidang iman dan pencabangannya menjadi we-
wenang wahyu sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang
manusia untuk mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan
dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam dan tentang manusia (sejarah).
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh
mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana
adanya tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketu-
78
buku lokakarya 2.indd Sec1:78 30/06/2016 20:36:37
hanan. Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan
wujud yang nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak meny-
erupai Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama
dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi)
haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa.
Ini disebut “Tauhid” dan lawannya disebut “syirik” artinya men-
gadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian maka
jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan per-
adaban, kemanusiaan menuju kebenaran.
Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah “hari kiamat”.
Kiamat merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat
sejarah atau duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamat disebut juga “hari
agama”, atau yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik
dan raja. Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti kebebasan,
usaha dan tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah pertanggunggan jawab
individu manusia yang bersifat mutlak dihadapan illahi atas segala per-
buatannya dahulu didalam sejarah.
Selanjutnya kiamat merupakan “hari agama”, maka tidak yang
mungkin kita ketahui selain daripada yang diterangkan dalam wahyu.
Tentang hari kiamat dan kelanjutannya / kehidupan akhirat yang non-his-
toris manusia hanya diharuskan percaya tanpa kemungkinan mengetahui
kejadian-kejadiannya.
79
buku lokakarya 2.indd Sec1:79 30/06/2016 20:36:37
Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatanya. Ni-
lai- nilai tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan
diri dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia
tergantung kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan
yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani) ma-
nusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melalui amal
perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan.
Hidup yang pernuh dan berarti ialah yang dijalani dengan sungguh-sung-
guh dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat mewujudkan dirinya
dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi keperlu-
an-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang
merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang
membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai
alam maupun masyarakat yaitu hidup berjuang dalam arti yang seluas-lu-
asnya. Dia diliputi oleh semangatmencari kebaikan, keindahan dan
kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga
sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan menyatakan dalam hidup
berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif dan kaya akan
kebijaksanaan (widom, hikmah).
Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang
dan terbuka, bersedia mengikuti kebenaran dari manapun datangnya. Dia
adalah manusia toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan
pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi mi-
lik daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya
tumbuh kearah yang lebih baik.
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan men-
tal dan phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja
rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak men-
genal perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah
kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Dia berke-
pribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri,menyatakan ke luar corak
perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya secara
harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan individu dan
kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan dan sebagai
anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan- kegiatan untuk
dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama ummat manusia.
Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-
kegiatan rokhani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik
maupun dunia akherat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu
kesatuan kerja yang tunggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebai-
80
buku lokakarya 2.indd Sec1:80 30/06/2016 20:36:38
kan, keindahan dan kebenaran. Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh
amal perbuatannya benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan
pancaran langsung dari pada kecenderungannya yang suci yang murni.
Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai pekerjaan itu send-
iri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh tujuan
lain yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas mengangkat
nilai kemanusiaan pelakunya dan memberikannya kebahagiaan. Hal itu
akan menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan
kerja amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling
berharga. Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada
kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan
kebahagiaan.
Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari
hati nurani yang hanief atau suci.
81
buku lokakarya 2.indd Sec1:81 30/06/2016 20:36:38
Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan prim-
er saja dari pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder
, ialah bahwa individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia
sekitarnya. Manusia hidup ditengah alam sebagai makhluk sosial hid-
up ditengah sesama. Dari segi ini manusia adalah bagian dari keseluru-
han alam yang merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu kemerdekaan
harus diciptakan untuk pribadi dalam kontek hidup ditengah masyara-
kat. Sekalipun kemerdekaan adalah esensi daripada kemanusiaan, tidak
berarti bahwa manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas-
batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-bata tertentu
itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai
alam. Hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat
manusia sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada
kemauan manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya “keha-
rusan Universal “ atau “kepastian hukum “ dan takdir. 3) jadi kalau
kemerdekaan pribadi diwujudkan dalam kontek hidup di tengah alam
dan masyarakat dimana terdapat keharusan universal yang tidak ter-
taklukan, maka apakah bentuk yang harus dipunyai oleh seseorang
kepada dunia sekitarnya?
Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan
berarti peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan ad-
anya keharusan universal yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya
sebelum suatu usaha dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan akan
adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan adanya
batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif
daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya kemungki-
nan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi adanya usaha yang
bebas dan dinamakan “ikhtiar” artinya pilih merdeka.
khtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga be-
rarti kegiatan dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang di-
tentukan sendiri dimana manusia berbuat sebagai pribadi banyak segi
yang integral dan bebas; dan dimana manusia tidak diperbudak oleh
suatu yang lain kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya ke-
pada kebaikan. Tanpa adanya kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar,
manusia menjadi tidak merdeka dan menjadi tidak bisa dimengerti un-
tuk memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal perbuatannya.
Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah dunia
dan dirinya sendiri. Jadi sekalipun terdapat keharusan universal atau
takdir manusia dengan haknya untuk berikhtiar mempunyai peranan ak-
tif dan menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri.
82
buku lokakarya 2.indd Sec1:82 30/06/2016 20:36:38
Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian
sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir
akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena
suatu kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemun-
duran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri,
melainkan juga kepada keharusan yang universal itu.
83
buku lokakarya 2.indd Sec1:83 30/06/2016 20:36:39
mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerah-
kan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi
nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME. Pelakunya disebut
“Muslim”. Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu
yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manu-
sia yang merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada
Tuhan YME. Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada
Tuhan YME) menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian
dan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah, par-
sial dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan sem-
purna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas.
Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya adalah
keseluruhan (totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban. Dia memiliki
seluruh dunia ini dalam arti kata mengambil bagian sepenuh mungkin
dalam menciptakan dan menikmati kebaikan-kebaikan dan peradaban ke-
budayaan.
Pembagian kemanusiaan tidak selaras dengan dasar kesatuan
kemanusiaan (human totality) itu antara lain, ialah pemisahan antara
eksistensi ekonomi dan moral manusia, antara kegiatan duniawi dan
ukhrowi antara tugas-tugas peradaban dan agama. Demikian pula seba-
liknya, anggapan bahwa manusia adalah tujuan pada dirinya membela
kemanusiaan seseorang menjadi : manusia sebagai pelaku kegiatan dan
manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadian yang pecah berlawanan
dengan kepribadian kesatuan (human totality) yang homogen dan harmo-
nis pada dirinya sendiri : jadi berlawanan dengan kemanusiaan.
Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka
nilai-nilai tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam keg-
iatan-kegiatan konkrit dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebai-
kan, keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya memancar
dalam kehidupan sehari- hari dalam hubungannya dengan alam dan ma-
syarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu yang
membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama manusia “amal
saleh” (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan) merupak-
an pancaran langsung daripada iman. Jadi Ketuhanan YME memancar
dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena kemanusiaan adalah kelan-
jutan kecintaan kepada kebenaran maka tidak ada perikemanusiaan tanpa
Ketuhanan YME. Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan adalah tidak sejati.
Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan semangat mencari ridho
daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh. Dasar selain
itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya.
84
buku lokakarya 2.indd Sec1:84 30/06/2016 20:36:39
”Syirik” merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah arti-
nya mengadakan tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah
sifat menyerah dan menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran
baik kepada sesama manusia maupun alam. Karena sifatnya yang me-
niadakan kemerdekaan asasi, syirik merupakan kejahatan terbesar kepada
kemanusiaan. Pada hakikatnya segala bentuk kejahatan dilakukan orang
karena syirik. Sebab dalam melakukan kejahatan itu dia mengham-
bakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannya kejahatan
tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Demikian
pula karena syirik seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang
dilakukannya. Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaan itu sendiri
dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan dan kebenaran, tetapi
karena hendak memperoleh sesuatu yang lain.
”Musyrik” adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang meng-
hambakan diri kepada sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam
disebut musyrik, sebab dia mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi
setingkat dengan Tuhan. Demikian pula seseorang yang menghambakan
(sebagaimana dengan jiran atau diktator) adalah musyrik, sebab dia men-
gangkat dirinya sendiri setingkat dengan Tuhan.
Kedua perlakuan itu merupakan penentang terhadap kemanu-
siaan, baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Maka sikap
berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap menempatkan
sesuatu kepada tempatnya yang wajar, seseorang yang adil (wajar) ialah
yang memandang manusia. Tidak melebihkan sehingga menghambakan
dirinya kepada-Nya. Dia selau menyimpan itikad baik dan lebih baik (ikh-
san) maka kebutuhan menimbulkan sikap yang adil kepada manusia.
85
buku lokakarya 2.indd Sec1:85 30/06/2016 20:36:39
Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyara-
kat adalah suatu keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggota saja.
Namun sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam
kehidupan yang teratur tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untuk
mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan kerja yang sesuai
dengan kecenderungannya dan bakatnya. Namun inilah kontradiksi yang
ada pada manusia dia adalah mahkluk yang sempurna dengan kecerdasan
dan kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada sesamanya, tetapi
pada waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan yang konstan
dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu cenderung
kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan kejahatan dilakukan orang
karena mengikuti hawa nafsu. Ancaman atas kemerdekaan masyarakat,
dan karena itu juga berarti ancaman terhadap kemerdekaan pribadi anggot-
anya ialah keinginan tak terbatas atau hawa nafsu tersebut, maka
selain kemerdekaan, persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi
kemanusiaan yang harus ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai dengan
membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai
satu orang, sedangkan untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak terbatas
tidak dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, kemerdekaan seseorang
dibatasi oleh kemerdekaan orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak ter-
batas hanya berarti pemberian kemerdekaan kepada pihak yang kuat atas
yang lemah (perbudakan dalam segala bentuknya), sudah tentu hak itu
bertentangan dengan prinsip keadilan. Kemerdekaan dan keadilan meru-
pakan dua nilai yang saling menopang. Sebab harga diri manusia terletak
pada adanya hak bagi orang lain untuk mengembangkan kepribadiannya.
Sebagai kawan hidup dengan tingkat yang sama. Anggota masyarakat ha-
rus saling menolong dalam membentuk masyarakat yang bahagia.
mungkin dirubah. Hubungan yang benar antara manusia dengan
sejarah bukanlah penyerahan pasif, tetapi sejarah ditentukan oleh ma-
nusia sendiri. Tanpa pengertian ini adanya azab Tuhan (akibat buruk)
dan pahala (akibat baik) bagi satu amal perbuatan mustahil ditanggung
manusia.
Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan
ikhtiar. Dalam hidup ini (dalam sejarah) dalam hidup kemudian (sesu-
dah sejarah). Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan
yang bertanggung jawab dengan kesadaran yang terus menerus akan
tujuan dalam membentuk masyarakat semakin ia mendekati tujuan.
86
buku lokakarya 2.indd Sec1:86 30/06/2016 20:36:39
Manusia mengenali dirinya sebagai makhluk yang nilai dan mar-
tabatnya dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia mempunyai kemerdekaan
tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki den-
gan sesama manusia dalam lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-
royong ini ialah keistimewaan dan kecintaan sesama manusia dalam pen-
gakuan akan adanya persamaan dan kehormatan bagi setiap orang.
87
buku lokakarya 2.indd Sec1:87 30/06/2016 20:36:39
Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang
ada didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh
karena itu pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang la-
hir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan
atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan
dan martabat kemanusiaan tidak terganggu. Kekuatan yang sebenarnya
didalam negara ada ditangan rakyat, dan pemerintah harus bertanggung
jawab pada rakyat.
Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-ke-
inginan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas
(hawa nafsu) adalah kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan
sosial untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan
sesama manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat kepada pemerintah
yang musti dilaksanakan. Disadari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan
kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan
(kebenaran mutlak). Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah meng-
abdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan YME.
Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpen-
garuh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian
kekeyaan diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap
orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam ma-
syarakat yang tidak mengenal batas-batas individual, sejarah merupakan
perjuangan dialektis yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-per-
tentangan golongan yang didorong oleh ketidakserasian antara pertum-
buhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan kekayaan oleh
golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak. Karena
kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang- jurang pemisah
antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam. Proses selanjut-
nya yaitu bila sudah mencapai batas maksimal pertentangan golongan
itu akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan membinasakan
kemanusiaan dan peradabannya.
Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan
akan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun reali-
tas selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam ke-
mampuan fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyara-
kat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan
yang merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi
pelaku daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasa-
ran atau korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi sasaran kezali-
88
buku lokakarya 2.indd Sec1:88 30/06/2016 20:36:40
man, orang-orang miskin berada dipihak yang benar. Pertentangan antara
kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan keza-
liman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menag terhadap
kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan tak ter-
hindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampuk pimpinan
dalam masyarakat.
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penin-
dasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang
dapat memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya
karena kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah,
berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan
hidup kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup
pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada
sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik kejahatan terbesar kepada
kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya
yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti
jalan Tuhan. Maka menegakkan keadilan inilah membimbing manusia
ke arah pelaksanaan tata masyarakat yang akan memberikan kepada se-
tiap orang kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya secara bebas
dan terhormat (amar ma’ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap
segala bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan
rasa kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain harus diadakan
restriksi- restriksi atau cara-cara memperoleh, mengumpulkan dan
menggunakan kekayaan itu. Cara yang tidak bertentangan dengan kama-
nusiaan diperbolehkan (yang ma’ruf dihalalkan) sedangkan cara yang
bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan).
Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam
suatu masyarakat yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam
hal ini pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama
nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang
tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal perbua-
tan yang nyata.
Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan seb-
agai satu-satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat
diperbudaknya antara lain oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja
menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan
itu. Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu
selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada maji-
kan bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya.
Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan memberikan sifat-sifat
tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan kebengisan.
89
buku lokakarya 2.indd Sec1:89 30/06/2016 20:36:40
Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar
ma’ruf nahi munkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui
pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai
kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan. Sem-
bahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil
peringatan kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif
dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana
ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan pe-
nopang hidup yang benar. Sembahyang menyelesaikan masalah - masalah
kehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara instrin-
sik pada rohani manusia yang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual
berupa pengabdian yang bersifat mutlak.
Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan
YME tentu tersalurkan kearah sesuatu yang lain. Dan membahayakan
kemanusiaan. Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan tentang
syirik yang merupakan kejahatan fundamental terhadap kemanusiaan.
Dalam masyarakat, yang adil mungkin masih terdapat pembagian ma-
nusia menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi dalam ba-
tas - batas kewajaran dan kemanusian dengan pertautan kekayaan dan
kemiskinan yang mendekat. Hal itu sejalan dengan dibenarkannya
pemilikan pribadi (Private ownership) atas harga kekayaan dan adanya
perbedaan - perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan
- kemampuan pribadi, fisik maupun mental. Walaupun demikian usaha
- usaha kearah perbaikan dalam pembagian rejeki ke arah yang merata
tetap harus dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini zakat adalah peny-
elesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakat dipungut
dari orang - orang kaya dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan
kepada orang miskin.
Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar,
Syah dan halal saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak dikenakan
zakat tetapi harus dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan
jalan penyitaan oleh pemerintah. Oleh karena itu, sebelum penarikan za-
kat dilakukan terlebih dahulu harus dibentuk suatu masyarakat yang adil
berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati
cara memperoleh kekayaan secara haram, diman penindasan atas manusia
oleh manusia dihapus.
Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan
itu diperoleh, juga ditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekay-
aan itu. Pemilikan pribadi dibenarkan hanya jika hanya digunakan hak
itu tidak bertentangan, pemilikan pribadi menjadi batal dan pemerintah
berhak mengajukan konfikasi.
90
buku lokakarya 2.indd Sec1:90 30/06/2016 20:36:40
Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam ba-
tas - batas tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang tetapi juga tidak me-
lebihi rata - rata atau israf pertentangan dengan perikemanusiaan. Keme-
wahan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan golongan dalam
masyarakat membuat akibat destruktif. Sebaliknya penggunaan kurang
dari rata-rata masyarakat ( taqti) merusakkan diri sendiri dalam masyara-
kat disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan umum yang dapat
digunakan untuk manfaat bersama.
Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena pada hakekatnya
seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan. Manusia seluruhnya diberi
hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar
dari padanya.
Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif se-
bagai mana amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan
dengan yang dikehendaki tuhan, untuk kepentingan umum. Maka kalau
terjadi kemiskinan, orang - orang miskin diberi hak atas sebagian harta
orang - orang kaya, terutama yang masih dekat dalam hubungan keluarga.
Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi kehidupan
keluarga dan memberinya bantuan dan dorongan. Negara yang adil men-
ciptakan persyaratan hidup yang wajar sebagaimana yang diperlukan oleh
pribadi-pribadi agar diandan keluarganya dapat mengatur hidupnya secara
terhormat sesuai dengan kainginan- keinginannya untuk dapat menerima
tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal itu be-
rarti bahwa pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempa-
tan yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang wajar kemerdekaan
beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang pantas.
91
buku lokakarya 2.indd Sec1:91 30/06/2016 20:36:40
Sebagaimana setiap perjalanan kearah suatu tujuan ialah gerakan
kedepan demikian pula perjalanan ummat manusia atau sejarah adalah
gerakan maju kedepan. Maka semua nilai dalam kehidupan relatif adanya
berlaku untuk suatu tempat dan suatu waktu tertentu.
Demikianlah segala sesuatu berubah, kecuali tujuan akhir dari
segala yang ada yaitu kebenaran mutlak (Tuhan). Jadi semua nilai yang
benar adalah bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hu-
kum-hukum Tuhan. Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka,
ialah yang bergerak. Gerakan itu tidak lain dari pada gerak maju kedepan
(progresif). Dia adalah dinamis, tidak setatis. Dia bukanlah seorang tra-
disional, apalagi reaksioner. Dia menghendaki perubahan terus menerus
sejalan dengan arah menuju kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencarai
kebenaran-kebenaran selama perjalanan hidupnya. Kebenaran- kebena-
ran itu menyatakan dirinya dan ditemukan didalam alam dari sejarah umt
manusia.
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan men-
emukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif namun
kebenaran- kebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui
dalam perjalanan sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan
adalah kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh
manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan
sejarahnya sendiri.
Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya
mereka yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas ke-
benaran-kebenaran, yang menyampaikan kepada kepatuhan tanpa re-
serve kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan iman dan kebenaran ilmu
pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tertinggi.
lmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia
secara benar tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang
benar antara manusia dan alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengara-
han. Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarah-
kanya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian pengarahan itu
tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang hukum-hukumnya
agar dapat menguasai dan menggunakanya bagi kemanusiaan. Sebab alam
tersedia bagi ummat manusia bagi kepentingan pertumbuhan kemanu-
siaan. Hal itu tidak dapat dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan
intelektualitas atau rasio. Demikian pula manusia harus memahami sejarah
dengan hukum-hukum yang tetap. Hukum sejarah yang tetap (sunatullah
untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah bahwa manusia akan menemui
kejayaan jika setia kepada kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran
jika menyimpang dari padanya dengan menuruti hawa nafsu.
92
buku lokakarya 2.indd Sec1:92 30/06/2016 20:36:40
Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju
kearah yang lebih baik sesuai dengan fitrah adalah masalah pengalaman.
Pengalaman ini harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat mengerti
masa sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang. Mengua-
sai dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah um-
umnya dan membimbingnya kearah kemajuan dan perbaikan.
93
buku lokakarya 2.indd Sec1:93 30/06/2016 20:36:41
4. kemanusiaan dan nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanu-
siaan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan
kaum miskin pada umumnya serta usaha - usaha kearah penungkatan na-
sib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan
melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan di-
tanggung bersama oleh manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar
kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan menegakkan ke-
benaran dan keadilan menuntut ketabahan, kesabaran, dan pengorbanan.
Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat
manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi berhasilnya perjuangan adalah
adanya barisan yang merupakan bangunan yang kokoh kuat. Mereka teri-
kat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh
sikap yang tegas kepada musuh - musuh dari kemanusiaan. Tetapi jus-
tru demi kemanusiaan mereka adalah manusia yang toleran. Sekalipun
mengikuti jalan yang benar, mereka tidak memaksakan kepada orang lain
atau golongan lain.
94
buku lokakarya 2.indd Sec1:94 30/06/2016 20:36:41
RUJUKAN NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHA-
SISWA ISLAM
95
buku lokakarya 2.indd Sec1:95 30/06/2016 20:36:41
itu (umat manusia) di atas banyak dari segala sesuatu yang kami cip-
takan dengan kelebihan yang nyata.”
Al – qur‟an, S. Al – an‟am (VI) : 165, artinya : “Dan dialah (Tuhan)
yang menjadikan kamu sekalian (umat manusia) sebagai khalifa – khali-
fah bumi, serta melebihkan sebahagian dari kamu atas sebagian yang
lain bertingkat – tingkat untuk menguji kamu dalam hal – hal yang telah
diuraikan kepada kamu. Sesungguhnya Tuhan cepat siksanya (akibat
buruk daripadanya perbuatan manusia yang salah) dan dia pastilah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang (memberikan akibat baik atas per-
buatan manusia yang benar).”
Al – qur‟an, S. Hud (XI) : 16 artinya : “Dia (Tuhan) menumbuhkan
kamu (umat islam) dari bumi dan menyuruh kamu memakmurkannya.
Al – qur‟an, S. Al – Ahzab (XXXIII) : 72, artinya : “Sesungguhnya
kamu (Tuhan) menawarkan semua amanah (akal pikiran) kepada
langit, bumi dan gunung – gunung, maka mereka itu menolak untuk
menanggungnya dan merasakan keberatan atas amanah itu, manusialah
yang menanggungnya, sesungguhnya manusia mempersulit diri sendiri
dan bodoh.”
Al – qur‟an, S. Al – Ankabut (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah :
mengembaralah kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu
bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya kemudian mengembangkan
pertumbuhan yang pertumbuhan sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa
atas segala sesuatu.”
Al – qur‟an. S. Al – Qashash (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah :
Mengembaralah kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu
bagaimana Allah memula penciptaan-Nya kemudian mengembang-
kan pertumbuhan yang kemudian, sesungguhnya Allah itu Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
Al – qur‟an, S. Al – Isra (XVII) : 72, artinya : “Dan barang siapa disini
(dunia) buta (tidak berilmu), maka di akhirat nanti akan buta pula dan
lebih sesat lagi jalannya.”
Al – qur‟an, S. Al – Isra (XVII) : 36, artinya : “Dan janganlah engkau
mengikuti sesuatu yang tidak engkau mempunyai pengertian tentang hal
itu, sebab sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu
semuanya pertanggung jawab atas hal tersebut.”
Al – qur‟an, S. Al – Mujaadalah (LVII) : 11, artinya : “Allah men-
gangkat orang – orang beriman diantara kamu dan berilmu bertingkat
– tingkat.”
Al – qur‟an, S. Fushilat (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud kepada
matahari ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang mencip-
96
buku lokakarya 2.indd Sec1:96 30/06/2016 20:36:41
takan.”
Al – qur‟an, S. Al – Fatihah (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud
kepada matahari ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang
menciptakan.”
Al – qur‟an, S. Al – Hajj (XXII) : 56, artinya : “Kerajaan pada hari
itu hanyalah bagi Allah, Dia mengadili antara manusia (suatu lukisan
simbolis). “Bagi siapakah pekerjaan hari ini ? bagi Allah Yang Maha Esa
dan Maha Perkasa.”
Al – qur‟an, S. Al – Baqarah (11) : 48, artinya : “Dan berjaga – jagalah
kamu sekalian terhadap massa dimana seseorang tidak sedikitpun mem-
bela orang – orang lain dan dimana tidak di terima suatu pertolongan dan
tidak suatu tebusan serta tidak pula itu akan dibantunya.”
Al – qur‟an, S. Al – A‟raf (II) : 187, artinya : “Mereka bertanya kepada
engkau (Muhammad) tentang hari kiamat kapan akan terjadi ? Jawablah
: sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya ada pada
Tuhan. Tidak seorangpun dapat menjelaskan selain dari Dia Sendiri.”
97
buku lokakarya 2.indd Sec1:97 30/06/2016 20:36:41
gan seluruh pribadinya kepada Tuhan yang dan dia berbuat baik (cinta
kabikan) serta mengikuti ajaran Ibrahim secara Hanief.”
Al – qur‟an, Az – Zumar (XXXIV) 18, artinya : „Mereka yang menden-
garkan perkataan (pendapat) berusaha mengikuti yang terbaik (benar)
daripadanya, mereka itulah yang mendapatkan petunjuk dari Tuhan dan
mereka itulah yang orang – orang yang mempunyai fikiran.
Al- qur‟an, S. Al-Baqarah (II) 28 artinya : “Tuhan memberikan keijak-
sanaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya . Maka barang siapa
yang mendapat kebijaksanaan itu sesungguhnya dia telah memperoleh
kebaikan yang melimpah . Dan tidak memikirkan hal itu kecuali orang-
orang yang berasal ”
Al-Qur‟an . S. Al-An‟am (VI) 269 . artinya : “Barang siapa yang tuhan
kehendaki untuk diberikan kepadanya petunjuk (kepada kebenaran),
tetapi barang siapa yang dikehendaki Tuhan untuk disesatkan maka
dadanya dijadikan sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang naik kelan-
git”.
Al-Qur‟an S.Ali-Imran (III) 123, artinya : “ ( orang yang bertaqwa itu
) mereka yang dapat menahan marah, suka memaafkan kepada sesama
manusia dan Tuhan cinta kepada orang orang yang selalu berbuat baik “.
Al-Qur‟an. S. Baiynah ( XCVIII) 5. artinya : “ Mereka tidaklah diper-
intahkan kecuali untuk berbakti kepada Tuhan dengan mengikhlaskan
agama (kebatinan) semata- mata kepada-Nya secara Hanief (mencari
kebenaran) menegakkan sembah yang mengeluarkan zakat,itulah jalan
(agama) yang benar.”
Al-qur‟an, S. Al-Baqarah (II) 28 ,artinya : ‟‟Tuhan memberikan kebi-
jaksanaan kepada siapa saja yang dikenhendaki-Nya. Maka barang
siapa yang mendapat kebijaksanaan itu sesungguhnys dia telah mem-
peroleh kebaikan yang melimpah. Dan tidak memikirkan hal itu kecuali
orang-orang yang berasal “.
Al-Qur‟an,S. Al-Insan (LXXVI) 8-9, artinya : “ Dan mereka itu mem-
berikan makan kepada orang miskin Anak-anak yatim dan orang
tertawa atas dasar sukarela mereka berkata : Kami memberi makan
kepadamu semata-mata hanya karena diri Tuhan (mencari ridho-Nya)
bukan karena mengharapkan balasan atau ucapan terima kasih.
Dari kesimpulan dari gambaran surat Al-qura‟an, S Al-baqarah (II) 263,
artinya :‟‟hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menggu-
gurkan sedekahnya dengan cacian dan celaan, sebagaimana orang yang
mendarmakan hartanya karena pamrih kepada sesama manusia serta
tidak percaya kepada Tuhan dan hari kemudian. Maka perumpamaan
baginya adalah seperti batu yang di atasnya ada debu dan kemudian di
98
buku lokakarya 2.indd Sec1:98 30/06/2016 20:36:42
sapu oleh hujan dan batu itu tertinggal licin. Mereka itu sedikitpun men-
guasai apa yang telah mereka kerjakan.‟‟
Disimpulkan dari Al-qur‟an, S. Fatir (XXXV), artinya : “ Barang siapa
menghendaki kemudian itu aada pada Tuhan, kpada-Nya ucapan yang
baik menuju pekerjaan yang diangkat-nya.
99
buku lokakarya 2.indd Sec1:99 30/06/2016 20:36:42
bagi Tuhan adalah penyerahan diri (Islam).”
Al – qur‟an, S. Al – Ahzab (XXXIII) 49, artinya : “Mereka yang
menyampaikan ajaran– ajaran Tuhan dan tidak menghambakan dirinya
kepada siapapun selain kepada Tuhan dan cukuplah Tuhan yang mem-
perhitungkan (amal mereka).”
Al – qur‟an, S. Asy – Syu‟ara (XXVI) 226, artinya : “Dan sesungguh-
nya mereka itu mengatakan hal – hal yang mereka tidak kerjakan.”
Tentang rangkaian tak terpisahkan dari pada iman dan amal saleh dapat
dilihat dari pengulangan tidak kurang dari lima puluh kali kata – kata
Aamu wa‟amilus shaihat dan terdapat dimana – mana di dalam Al
– qur‟an.
Al – qur‟an, S. Ann – Nur (XXVI) 39, artinya : „Orang – orang kafir itu
amal dan perbuatannya bagaikan fata morgana di satu lembah. Orang
yang kehausan mengirimnya air, tetapi setelah ditanda tanganinya tidak
didapatnya suatu apapun.”
Al – qur‟an, S. Al – Baqarah (II) 109, artinya : “Apakah orang yang
mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada Tuhan dan mencari
ridho-Nya itu lebih baik, ataukah orang yang mendirikan bangunannya
pada tepi jurang yang retak kemudian roboh bersamanya masuk neraka
jahanam.”
Al – qur‟an, S. Lukman (XXXI) 13, artinya : “Sesungguhnya syirik itu
kesalahan yang besar.”
Imam tidak mungkin bercampur dengan kejahatan, sebagai mana tersim-
pul dalam Al– qur‟an, S. Al – An‟am (VI) 84, artinya : „Mereka yang
beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan kejahatan, mereka
itulah yang mendapat petunjuk.”
Hadist, artinya : “Sesungguhnya yang paling khawatirkan sekalian ialah
syirik kecil yaitu ria (pamrih).”
Disimpulkan dari titik perpisahan antara orang – orang kafir pemegang
Kitab Suci (Kristen dan Yahudi) dalam al – Qur‟an, S. Ali Imran (111)
64, artinya : “Katakanlah : Hai orang pemegang Kitab Suci Kristen
dan Yahudi marilah kamu sekalian menuju titik persamaan antara kami
(ummat Islam0 dan kamu, yaitu bahwa kita tidak mengabdi kecuali pada
Tuhan Yang Maha Esa kita tidak sedikitpun membuat syirik kepada-Nya
dan tidak pula sebagian kita mengangkat sebagian yang lain menjadri
Tuhan – tuhan (dengan kekuasaan dan wewenang seperti dan Tuhan
Yang Maha Esa) selain Tuhan Yang Maha Esa, Kemudian jika mereka
mengejak katakanlah : Jadilah kamu sekalian sebagai saksi kepada
Tuhan saja”.
Al – Qur‟an, S. An – Nahl (XVI) 90, artinya : “Sesungguhnya Tuhan
100
buku lokakarya 2.indd Sec1:100 30/06/2016 20:36:42
memerintahkan untuk menegakkan keadilan dan menguasahakan perbai-
kan.”
101
buku lokakarya 2.indd Sec1:101 30/06/2016 20:36:42
sesungguhnya Tuhan itu Maha Mengetahui dan Maha Meneliti.” Al
– Qur‟an, S. Al – Hujarat (XLIX) 10, artinya : “Sesungguhnya orang
– orang yang beriman (cinta kebenaran) itu bersaudara, maka usahakan-
lah adanya kerukunan dan diantara golongan saudaramu.”
102
buku lokakarya 2.indd Sec1:102 30/06/2016 20:36:42
kamu.”
Al – Qur‟an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak
membinasakan negeri, maka kami perintahkan kepada orang – orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka
melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya
berfaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami) kemudian kami
hancurkan negeri itu sehancur – hancurnya.”
Ditarik kesimpulan firman Tuhan tentang orang – orang Yahudi yang
terkutuk (karena sifat – sifat kapitalis mereka yaitu Al – Qur‟an,
S. An – Nisa 160 – 161, artinya : “Maka karena kejahatan orang
– orang Yahudi itulah kami menghalangi jalan kepadTuhan (jalan ke-
benaran). Demikian juga karena mereka mengambil riba padahal sudah
dilarang, dan karena mereka merampas harta kekayaan manusia den-
gan cara yang tidak benar (batil). Demikianlah juga dapat disimpulkan
dari seruan Nabi Syu‟ib kepada rakhatnya Nabi Syu‟ib adalah suatu
prototype dari masyarakat yang tidak adil atau kapatalis) tersebut di
tiga tempat, antara lain ialah Al – Quran, Surat Asy-Syu‟ara (XXVI) 182
–183, artinya : “Dan timbanglah dengan ukuran yang betul (adil) serta
janganlah merampas harta milik sesama manusia dan janganlah kamu
melakukan kejahatan di muka bumi ini sambil membuat kekacauan.”
Terjadinya tindakan – tindakan atas sesama manusia (exploita-
tion del‟homeper I‟home) dipahamkan dari firman Tuhan dalam Al
– Qur‟an, Surat Al – Baqarah (11)279, artinya : “ ....... Dan jika
kami tau‟bat (berhenti menjalankan riba atau penindasan kapitalis)
maka kamu memperoleh kembali capital – capitalmu kami tidak boleh
mendalami (memerlukan secara tidak adil, menindas) dan tidak pula
boleh didzalimi (diperlukan tidak adil, ditindas).”
“Jaminan kemenangan bagi kaum miskin dalam (Al – Quran
juga disebut secara khusus dengan Al – Mustaz afun adapun, artinya
orang – orang yang dilemahkan atau dijadikan hina – dina, ditindas),
tersebut dalam rangkaian cerita Fieaun yaitu S. Al Qashahs (XXVII) 5,
artinya : “Dan Kami (Tuhan) menghendaki untuk memberikan pertolon-
gan kepada kaum tertindas di bumi, untuk menjadikan pula mereka
itu pewaris – pewaris.”
Pemberantasan kapitalisme harus dilakukan dengan konsekuen, bila
perlu dengan menyatakan perang kepada kaum kapitalis, sesuai dengan
perintah. Tuhan dalam Al– Qu‟ran, S. Al – Baqarah (11) 278, artinya
: “Hai orang – orang yang beriman bertaqwalah kamu benar – benar
beriman. Jika tidak kamu kerjakan (perintah meninggalkan riba) maka
bersiaplah kamu sekalian terhadap adanya perang dari Tuhan dan Rasul-
103
buku lokakarya 2.indd Sec1:103 30/06/2016 20:36:42
Nya (perang suci jihad. Tetapi jika kamu taubat (berhenti dari penin-
dasan kapitalis) maka kamu dapat memperoleh kembali capital – Kapi-
talmu. Kamu tidak menindas dan tidak pula ditindas.”
Al – Qur‟an, S. Humazah (CIV) 1-2-3, artinya : Celakalah bagi setiap
pencerca (kaum sinis kepada kebenaran) yang suka mengumpulkan harta
dn menghitung-hitungnya, dia mengira hartanya itu bakal mengekekal-
kannya.
Kaum muslimin yang seharusnya mempelopori tugas suci itu.
Kaum musimin digambarkan dalam Al – Qu‟ran, S. Ali Imran (111)
110, artinya : “Kamu adalah sebaik-baiknya golongan yang diketengah-
kan diantara manusia karena kamu selalu menganjurkan pada kebaikan
dan mencegah daripada kejahatan dan kamu semua beriman kepada
Tuhan.”
Al – Qu‟ran, S. Ash-Shaf (LXI) 2-3, artinya : “Hai orang yang beriman,
mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak kerjakan.”
Al – Qu‟ran, S. Al-Ankabut (XXIX) 45, artinya : “Sesungguhnya
sembahyang itu mencegah kekejian-kekejian dan sungguh selalu ingat
kepada Tuhan itu merupakan suatu Yang Agung.”
Hadist : “Sembahyang adalah tiang agama, barang siapa menger-
jakan berarti menegakkan agama dan barang siapa meninggalkannya
berarti merobohkan agama.”
Al – Qu‟ran, S. Lukman (XYXI) 30, artinya : “Demikianlah, sebab
sesungguhnya Tuhan itulah dan sesungguhnya apa yang mereka pula
selain-Nya adalah kepalsuan dan sesungguhnya Tuhan itu Maha Tinggi
dan Maha Agung.”
Al – Qu‟ran, S. Ar-Rum (XYX) 37, artinya : “Tidaklah mereka mel-
lihat bahwa Tuhan melapangkan rizki (ekonomi) bagi siapa saja yang
Ia kehendaki dan menyempitkannya, sesungguhnya dalam hal itu ada
pelajaran-pelajaran bagi orang yang beriman.”
Al – Qu‟ran, S. At-Taubah (IX) 60, artinya : “Sesungguhnya sedekah
(zakat) itu untuk fakir miskin.‟
Al – Qu‟ran, S. Al-Baqarah (11) 188, artinya : “Dan janganlah kamu
memakan harta dengan cara yang batil (tidak benar) diantara kamu, dan
kamu mengadakan hal itu kepada hakim-hakim (pemerintah) agar kamu
dapat mengambil bagian dari harta orang lain dengan dosa, pada hal
kamu mengetahui.”
Al – Qu‟ran, S. Furqan (XXV) 67, artinya : “Dan mereka
yang apabila mempergunakan hartanya tidak berlebihan dan tidak pula
kekurangan, melainkan kepada dalam keseimbangan antara keduanya.”
Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Berikanlah kepada keluar-
104
buku lokakarya 2.indd Sec1:104 30/06/2016 20:36:43
ga itu haknya (dari harta yang kami miliki) demikian juga kepada orang
miskin dan kepada orang terlantar dan janganlah berlebihan itu adalah
kawan-kawan setan sedangkan setan ingkar kepada Tuhannya.”
Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII) 16, artinya : “Apabila Kami (Tuhan)
menghendaki untuk menghancurkan suatu negeri. Kami berikan kesem-
patan kepada orang-orang yang mewah di negeri itu untuk memerintah,
kemudian mereka membuat kecurangan- kecurangan di negeri itu maka
benar-benar terjadilah keputusan kata (vonis) atas negeri itu, lalu kami
hancurkan.”
Al – Qu‟ran, S. Muhammad (XLVII) 38, artinya : “Demikianlah kamu
orang-orang yang diserukan untuk mempergunakan hartamu di jalan
Tuhan (untuk kebaikan kepentingan umum), maka diantara kamu ada
yang kikir dan barang siapa kikir maka sesungguhnya ia kikir pada dir-
inya sendiri. Tuhan tidak memerlukan sesuatupun tetapi kamulah yang
memerlukan dan kalau kamu berpaling tidak mau mempergunakan harta
untuk kebaikan umum. Tuhan akan menggantikan kamu dengan
golongan lain kemudian mereka tidak lagi seperti kamu.”
Al – Qu‟ran, S. Thaha (XX) 6, 63, 4, 123, 131, 132 artinya :
“Ingatlah bahwa sesungguhnya kepunyaan Tuhanlah segala sesuatu yang
ada di langit dan di bumu.”
Al – Qu‟ran, artinya : “Adalah Kami (Tuhan) yang sesungguhnya men-
empatkan kamu ke bumi dan membuat untuk kami sekalian di dalamnya
prikehidupan mata pencaharian.”
Al – Qu‟ran, S. Al-Hadid (LVII) 7, artinya : “Berimanlah kamu kepada
Tuhan dan Rasulnya dan dermakanlah dari harga kamu jadikan
oleh Tuhan untuk mengurusnya.”
Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Dan berikanlah kepada
mereka (orang- orang miskin) itu dari harta Tuhan yang telah diberkah-
kan-Nya kepadamu.”
Al – Qu‟ran, S. Al-Ma‟aridi (LXX) 24-25, artinya : “Dan orang-
orang pada harta mereka terdapat hak yang pasti bagi orang miskin yang
meminta-minta maupun yang tidak minta-minta.”
105
buku lokakarya 2.indd Sec1:105 30/06/2016 20:36:43
adalah sebaik-baiknya pemutus perkara.”
Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII), artinya : “Dan janganlah engkau mengi-
kuti sesuatu yang tidak mempunyai pengertian akan dia, sebab sesung-
guhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu semuanya bertang-
gung jawab atas hal tersebut”
Al – Qu‟ran, S. Fathir (XLI), artinya : “Akan perhatikan kepada mereka
(manusia) tanda-tanda Kami diuar angkasa dan dalam diri mereka send-
iri sehingga menjadi jelas bahwa Al – Qur‟an itu benar. Tidaklah cukup
dengan Tuhan bahwa Dia menyaksikan segala sesuatu”
Al – Qu‟ran, S. Fathir (XXXV) 287, artinya : “Sesungguhnya yang
bertaqwa tidak hanya Tuhan melainkan Allah begitu pula pada Malaikat
dan orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan tegak pada kejuju-
ran”
Al – Qu‟ran, S. Muhaddalah (LVIII) 11, artinya : “Allah mengangkat
orang-orang diantara kamu dan yang berilmu pengetahuan yang berting-
kat-tingkat”
Al – Qu‟ran, S. Al-Jatsiyah (XLV) 134, artinya : “Dan Dia (Tuhan)
menyediakan bagi kamu apa yang ada dilangit dan di bumi”
Al – Qu‟ran, S. Al-Imran (III) 137, artinya : “Telah lewat setelah kamu
hukum-hukum sejarah, maka menggambarkan di muka bumi kamu
kemudian perhatikanlah olehmu bagian akibat orang-orang yang mendu-
stakan-Nya”
Al – Qu‟ran, S. As Syam (XCI) 9-10, artinya : “Sungguh berbahagialah
dia yang membersihkannya, (sisinya) dan sungguh celakalah bagi mer-
eka yang mengotorinya (dirinya)”
Al – Qu‟ran, S. Yusuf (XI) 111, artinya : “Sungguh dalam riwayat mer-
eka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berfikir”
106
buku lokakarya 2.indd Sec1:106 30/06/2016 20:36:43
SISTEM PENDIDIKAN SINGKAT (SINDIKAT)
HMI CABANG PONOROGO
Nama Komisariat :
Materi Training : KEPEMIMPINAN MANAJEMEN
ORGANISASI
Jenjang training : Latihan Kader I (LK I)
Alokasi Waktu : 120 menit
Lampiran : Bahan Ajar KMOHMI
A. Standar Kompetensi:
Peserta dapat memahami pengertian, dasar-dasar, sifat dan
fungsi kepemimpinan,manajemendanorganisasi.
D. Metode
1. Team Game Turnament (TGT)
2. Mind Mapping
3. Ceramah
4. Diskusi
.E. Bahan :
1. Kertas koran
2. Kertas koran
3. Buku panduan LK-1
107
buku lokakarya 2.indd Sec1:107 30/06/2016 20:36:43
108
buku lokakarya 2.indd Sec1:108 30/06/2016 20:36:43
109
buku lokakarya 2.indd Sec1:109 30/06/2016 20:36:44
MATERI KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN ORGANISASI
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berb-
agai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut
Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengara-
han dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan
atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pe-
mimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status / kedudu-
kan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan.
Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang mmanajer akan
menjadi tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekua-
saan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelom-
pok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai
kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat
mengarahkan kegiatan- kegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un
dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawa-
han atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Den-
gan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan
apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana
bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer
dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas ter-
tentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menentukan
cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemn, tetap tidak
sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang
dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja
mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan,
tetapi juga mencakup fungsi- fungsi lain seperti perencanaan, pengorgan-
isasian dan pengawasan.
A. Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimp-
inan, lebih-lebih kalau dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai
110
buku lokakarya 2.indd Sec1:110 30/06/2016 20:36:44
maksud yang sama dalam menyukseskan proses kepemimpinan namun
secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda. Tujuan kepe-
mimpinan merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan
pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan
yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan
yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan secara efektif
dan efisien.
B. Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melak-
sanakan dua fungsi utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-
fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, in-
formasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang
dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan
kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.
A. Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, peng-
arahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggu-
naan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentuakn,
menginterpretasikan, dan pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling).
Pola Umum Manajemen
a. Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada
administrasi.
b. Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan un-
sur statik daripada administrasi yaitu organisasi ;
c. Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan
suatu proses dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing,
actuating dan lain-lain ;
d. Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu ;
111
buku lokakarya 2.indd Sec1:111 30/06/2016 20:36:44
e. Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manaje-
men menggunakan berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ;
f. Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan
dengan seefisien mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.
B. Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan
kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau lebih. Menurut
Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar hubngan pribadi yang
berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
suatu system adminstrasi. Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah ber-
asal dari kata organism yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang
demikian dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi
oleh hubungan mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua bagian po-
kok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan.
Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah
manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki un-
tuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari beberapa pengertian di
atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu diperhatikan, yakni :
1. Bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk men-
capai tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan
dengan itu susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan
dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
2. Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia
yang terikat dalam hubungan formal.
3. Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam
suatu organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa
yang dinamakan bawahan.
Fungsi-Fungsi Organisasi :
-. Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
-. Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang diha-
dapi ;
-. Mencegah kesimpangan kerja ;
-. Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
-.bSetiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
-. Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
-. Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
-. Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
112
buku lokakarya 2.indd Sec1:112 30/06/2016 20:36:44
-.bAgar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara
efektif dan efisien.
Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok orang, kerjasama
dan tujuan bersama.
3. KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
113
buku lokakarya 2.indd Sec1:113 30/06/2016 20:36:45
-. Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku masuk menemui Nabi bersama-
sama dengan dua orang anak, pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu
Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan tugas itu amanah dan (dapat
mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali
bagi orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah
yang diberikan kepada” (H.R. Muslim)
114
buku lokakarya 2.indd Sec1:114 30/06/2016 20:36:45
lang.
e. Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi,
jangan batasi diri anda pada persoalan yang mudah dan aman.
B. Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya,
ditentukan tiga buah tipe dasar, yakni :
1. Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang
memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogma-
tis dan selalu positif. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha mena-
kut-nakuti bawahannya dengan jalan memberikan hukuman tertentu bagi
yang berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja
dengan baik (correct).
115
buku lokakarya 2.indd Sec1:115 30/06/2016 20:36:45
3. Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan
memberikan suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para
bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di dalam segal
tindakan mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergan-
tungan yang besar pada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-
tujuan dan alat-alat / cara mencapainya. Mereka (para pemimpin „ lais-
sez faire‟) menganggap bahwa peranan meraka sebenarnya sebagai orang
yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas) kerja para pengikut,
umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada orang-orang
yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang
ada di luar kelompok.
C. Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan un-
tuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah :
-. Man (manusia)
-. Material (bahan)
-. Machine (mesin / alat)
-. Methods (tata kerja)
-. Money (uang)
-. Market (pasar)
E. Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibe-
dakan menurut tingkatan dan jenis pekerjaannya, yakni :
1. Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
-. Manajemen Puncak (Top Management)
-. Manajemen Media (Middle Management)
-. Manajemen Rendah (Lower Management)
116
buku lokakarya 2.indd Sec1:116 30/06/2016 20:36:45
2. Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir”
dan kerja “fisik”, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
-. Admistrative Management, pada tingkat “Top Management “
-. Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
-. Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”
Pada tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggu-
nakan kerja pikir daripada kerja fisik dalam memipin organisasinya, mis-
alnya menentukan tujuan organisasi, perumuan kebijakan, penggerakkan
kelompok pimpinan pada tingkat lebih rendah dan memikirkan hal-hal
yang sifatnya lebih menyeluruh. Untuk itu “Manajerial Skill” lebih dibu-
tuhkan.
Pada tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya
sehari-hari antara kegiatan pikir dan fisik hampir sepadan ; kedua-duan-
ya dilaksanakan hampir serentak dan bersama-sama. Sebaliknya pada
tingkat Supervisory Management, dalam tugasnya sehari-hari pimpi-
nan lebih banyak mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk
itu ia lebih banyak membutuhkan “technical Skills” daripada “Manage-
rial Skills”.
117
buku lokakarya 2.indd Sec1:117 30/06/2016 20:36:45
Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :
a. Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
b. Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh
semua pihak.
c. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah
orang yang perlu diajak berembuk tidak begitu banyak.
d. Disiplin mudah dipertahankan.
e. Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal
mengenal.
f. Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk
mengembangkan bakat-bakat pemimpin.
Kebaikan-kebaikannya :
a. Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang
melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang melak-
sanakan kegiatan penunjang.
b. Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang
berbeda-beda.
118
buku lokakarya 2.indd Sec1:118 30/06/2016 20:36:45
c. Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan dengan mu-
dah.
d. Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
e Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh organisasi-organisasi
yang lebih besar / kompleks.
Keburukannya :
a. Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
b. Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
c. Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.
d. Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf sering
agak membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena kedua jenis
hirarki ini tidak selalu seirama dalam memandang sesuatu.
Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan organisasi tipe lini
dan staf ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti
dewasa ini lebih cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.
3. Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekua-
saan dari pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin sat-
uan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap
kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua
pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk.,
1981, hal. 136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam
organisasi tidak terlalu menekankan pada hirarki struktural, akan lebih
banyak didasarkan pada sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan.
Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan kebanyakan hanya dipergu-
nakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko serba ada, dan yang
sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya :
a. Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
b. Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
c. Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama
pada umumnya tinggi.
d. Moral serta disiplin kerja tinggi.
e. Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah
dijalankan.
Kelemahannya :
a. Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan
diri dalam satu bidang saja.
b. Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang-
119
buku lokakarya 2.indd Sec1:119 30/06/2016 20:36:46
orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsi saja.
c. Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu
fungsi.
4. Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan
para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat pa-
nitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan
menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok
yang disebut “task force” atau satuan tugas.
Ciri-cirinya :
a. Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya terdiri
dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi dan para petugas.
b. Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi
tipe panitia hanya dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-
proyek tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan itu selesai dikerjakan,
maka panitia dibubarkan.
c. Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan
tanggungjawab yang sama.
d. Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam
bentuk satuan tugas (task force).
Keuntungan Tipe Panitia :
a. Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena
sudah dibicarakan secara kolektif.
b. Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan
kecil sekali.
c. Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya
harus dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.
b. Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau diminta
pertanggungjawabannya melebihi dari yang lain.
c. Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari satu
orang pimpinan saja.
d. Kreativitas nampaknya sukar dikembangka, karena pelaksanaan
didasarkan pada kolektifitas.
120
buku lokakarya 2.indd Sec1:120 30/06/2016 20:36:46
5. HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN,
MANAJEMEN DAN ORGANISASI
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai
tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur orang-orang
tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada
pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu
kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan organisasi
merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat
terpisahkan
121
buku lokakarya 2.indd Sec1:121 30/06/2016 20:36:46
122
buku lokakarya 2.indd Sec1:122 30/06/2016 20:36:46
123
buku lokakarya 2.indd Sec1:123 30/06/2016 20:36:46
124
buku lokakarya 2.indd Sec1:124 30/06/2016 20:36:47
125
buku lokakarya 2.indd Sec1:125 30/06/2016 20:36:47
126
buku lokakarya 2.indd Sec1:126 30/06/2016 20:36:48
127
buku lokakarya 2.indd Sec1:127 30/06/2016 20:36:48
128
buku lokakarya 2.indd Sec1:128 30/06/2016 20:36:49
129
buku lokakarya 2.indd Sec1:129 30/06/2016 20:36:49
130
buku lokakarya 2.indd Sec1:130 30/06/2016 20:36:50
131
buku lokakarya 2.indd Sec1:131 30/06/2016 20:36:50
132
buku lokakarya 2.indd Sec1:132 30/06/2016 20:36:51
133
buku lokakarya 2.indd Sec1:133 30/06/2016 20:36:51
134
buku lokakarya 2.indd Sec1:134 30/06/2016 20:36:52
135
buku lokakarya 2.indd Sec1:135 30/06/2016 20:36:52
136
buku lokakarya 2.indd Sec1:136 30/06/2016 20:36:53
137
buku lokakarya 2.indd Sec1:137 30/06/2016 20:36:53
138
buku lokakarya 2.indd Sec1:138 30/06/2016 20:36:54
139
buku lokakarya 2.indd Sec1:139 30/06/2016 20:36:54