Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN MANUSIA MASA DEWASA AWAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : MURSAL SUKMA
NIM : 200404031
UNIT :2
MK : MASALAH SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS UIN AR – RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Perkembangan Manusia Pada Masa Dewasa Awal” dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan penulisan ini untuk menuntaskan tugas mata pelajaran.

Penulis menyadari, dalam makalah  ini masih banyak kesalahan dan

kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman yang penulis  miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua

Sigli, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. Pengertian..............................................................................
B. Masa Dewasa Sebagai masa Transisi.....................................
C. Silsilah Dinasti Abbasiyah.....................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................


A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

Masa Dewasa sebagai Masa Transisi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri, yang kemudia pada masa dewasa ini, identitas diri
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa


dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa
mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan
pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa
tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang
mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat
mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua.
Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi
suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang
pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.

Secara fisik, seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam arti
bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai
posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima
sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik,
cepat, dan proaktif.

B. Rumusan Masalah
Ada bererapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yang
berhubungan dengan perkembangan pada masa dewasa dan tua, adapun masalah-
masalah itu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Apa yang di maksudkan dengan orang dewasa?


2. Kapan peristiwa dewasa itu terjadi?
3. Peristiwa kehidupan apa saja yang terjadi pada maasa dewasa dan tua?
4. Bagaimana penyesuaian kita terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang
terjadi pada masa dewasa dan tua?

   

C. Tujuan

Ada bererapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yang
berhubungan dengan perkembangan pada masa dewasa dan tua, adapun masalah-
masalah itu diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa

Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu


bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan
khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan bahwa seseorang
dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala
tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.

Dalam kebudayaan Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status


dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaan
Indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah
menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun.

B. Masa Dewasa sebagai Masa Transisi

1.    Transisi Fisik

Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa masa dewasa
sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada
masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik),
tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa
(maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi
sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-
benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya,
misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara
bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya).
Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku,
artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi
hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata). Masa ini ditandai
pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan
suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
2.    Transisi Psikologi

Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa
operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal
(Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis,
dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari
SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah
lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak
prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang
makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan
sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.

3.     Transisi Peran Sosial

Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating),
untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah
tangga yang bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan
rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun
wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di
lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang
laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai ibu
rumah tangga, tanpa me-, ninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja Namun
demikian, l tak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk •
menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic tasks), agar
dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota
masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam
kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
C.            Perstiwa Kehidupan pada Masa Dewasa dan Tua

Ada bebrapa peristiwa kehidupan yang dialami oleh orang dewasa dan tua,
peristiwa-peristiwa tersebut meliputi:

1.          Dewasa Awal ( Young Adulthoud)

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat,
dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal
dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan
orang lain).

Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Namun Secara umum,
mereka yang tergolong dewasa muda ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.

2.          Dewasa tengah/Dewasa Madya (Middle adulthoud)

Banyak pendapat yang variatif sehubungan dengan bilangan usia dewasa tengah.
Hurlock (1992) membatasi usia dewas tengah adalah sekitar 40 – 60 tahun. Ia
membagi  2 fase, yaitu  usia tengah baya dini ( 40-50 tahun) dan usia tengah baya
lanjut (50 -60 tahun). Mappiare (1982) sepakat dengan batasan usia tersebut.
Gunarsa (1988) menduga  bahwa usia tengah baya berlangsung lebih cepat 5
tahun dari perkiraan orang. Menurutnya usia tengah baya adalah  pada umur 35 –
60 th. Sementara Jim & Sally (1987), membatasi bahwa usia tengah baya adalah
antara 33 – 70 tahun. Akan tetapi sekalipun terdapat beberapa perbedaan, yang
jelas para ahli umum-nya sepakat bahwa dewasa tengah berlangsung dari sekitar
usia 40 – 45 sampai sekitar usia 65 tahun.
Dalam banyak hal, periode dewasa tengah adalah waktu timbulnya tekanan
emosional. Oleh Bernice Nengeartein (dalam Callhoun dan Acocella, l990)
dikatakan bahwa peroiode ini merupakan suatu masa ketika orang dapat merasa
puas dengan keberhasilannya. Meskipun bagi orang lain  ada kalanya periode ini
justru merupakan  permulaan kemunduran.  Bagi Erik Erikson (Callhoun dan
Acocella, l990), dalam periode ini individu memiliki antara kearifan dan
penyerapan pribadi. Kearifan yang dimaksud adalah kapasitas untuk
mengembangkan perhatian terhadap orang lain atau masyarakat sekitar. Orang
yang gagal mengembangkan kapasitas kearifan ini mungkin menjadi semakin
terserap pada diri mereka sendiri seperti larut dalam kehidupan duniawi dan
bendawi saja. Teori Erikson ini  berpijak pada kenyataan yang dia sinyalir bahwa
dalam setiap tingkat kehidupan selalu dicirikan dengan pilihan-pilihan antara 2
pendekatan terhadap kehidupan, satu positif dan satunya negatif. Tampaknya
tengah baya merupakan  salah satu waktu dalam hidup seseorang dimana banyak
terjadi peristiwa besar yang memaksanya untuk mengadakan penataan kembali.
Penataan kembali itu kiranya terjadi karena adanya beberapa perubahan besar
dalam hal fisiologis, psikologis, seksual dan perubahan-perubahan sosial yang
menyertai ketiga perubahan itu.

3.          Dewasa Akhir (fnal adulthoud)

Memasuki lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang kehidupan manusia
di dunia ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan
memasuki masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada
periode ini adalah enam puluh tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah
menginjak usia enam puluh, tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik
maupun mental. Oleh karena itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia
lanjut pada orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.

D.  Penyesuaian Terhadap Peristiwa kehidupan

1. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Fisik


Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik
mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini.
Yang meliputi:

1. Kesehatan badan

Awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan


frsik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang
terbesar, gerak-gerak reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu, kemampuan
reproduktif mereka berada di tingkat yang pailing tinggi.

Meskipun pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya,
namun selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. sejak usia sekitar
25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini
sebagian besar lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Secara berangsur-
angsur kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang
penyakit.

Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama masa pertengahan
dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai
mengalami menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan.

Pada umumnya, menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada
juga yang sudah mengalami menopause pada usia 40. Bagi sebagian besar
perempuan, menopause tidak menimbulkan problem psikologis.

Tetapi, bagi sebagian lain, menopause telah menyebabkan munculnya sejumlah


besar gejala psikologis, termasuk depresi dan hilang ingatan. Sejumlah studi
belakang ini menunjukkan bahwa problem-problem tersebut sebenarnya lebih
disebabkan oleh reaksi terhadap usia tua yang dicapai oleh wanita dalam suatu
masyarakat yang sangat menghargai anak-anak muda daripada peristiwa
menopause itu sendiri (Feldman, 1996).
Bagi laki-laki, tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-anak sampai memasuki
usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-angsur,
seperti berkurangnya produksi air mani, dan frekuensi orgasme yang cenderung
merosot.

Penelitian Daniel Levinson dkk, menemukan bahwa salah satu perubahan penting
yang terjadi pada masa dewasa awal ini adalah menurunnya kekuatan fisik dan
psikologis. Pada akhir usia 30-an dan awal 40-an, umumnya pria menyadari
bahwa dirinya sudah tidak lagi di puncak kemudaannya.

Dia tidak bisa lagi berlari cepat, mengangkat benda yang berat, dan sedikit tidur.
Penglihatan dan pendengarannya mulai berkurang ketajamannya, daya ingatnya
melemah, dan sulit sekali untuk belajar dan mengingat informasi tertentu.

Dia menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan lebih gampang terkena penyakit
parah, sehingga rnungkin dapat menimbulkan cacat seumur hidup atau bahkan
kematian (Davidoff, 1988).

2. Sensori

Pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan


pendengaran merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol. Pada usia
antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam.
Karena itu, banyak orang pada usia setengah baya mengalami kesulitan dalam
melihat objek objek yang dekat (Kline & Schieber, 1985).

Sementara itu, pendengaran juga mengalami penurunan pada usia sekitar 40


tahun. Penurunan dalam hal pendengaran ini lebih terlihat pada sensitivitas
terhadap nada tinggi. Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi ini,
terdapat perbedaan jenis kelamin, yakni Iaki-laki biasanya kehilangan
sensitivitasnya terhadap nada tinggi lebih awal dibandingkan perempuan.
Perbedaan jenis kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pengalaman
laki-laki terhadap suara gaduh dalam pekerjaan sehari-hari. Selanjutnya pada
masa dewasa akhir, perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indera
penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera pencium, dan indera
peraba.

Perubahan dalam indera penglihatan pada masa dewasa akhir misalnya tampak
pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap
perubahan cahaya.

Biji mata menyusut dan lensanya menjadi kurang jernih, sehingga jumlah cahaya
yang diperoleh retina berkurang. Retina orang tua usia 65 tahun hanya mampu
menerima jumla cahaya sepertiga dari jumlah cahaya yang diperolehnya pada usia
20 tahun (Kline & Schiebcr, 1985).

3. Otak.

Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang.


Khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang
hilang. Hal ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwa orang dewasa yang
tetap aktif, baik secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih
banyak kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas-aktivitas demikian pada
tahun-tahun selanjutnya.

Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem saraf menghilang.
Menurut hasil sejumlah penelitian, kehilangan neuron itu diperkirakan mencapai
50% selama tahun-tahun masa dewasa. Tetapi, penelitian lain memperkirakan
bahwa kehilangan itu lebih sedikit.

Menurut Santrock (1995), diperkirakan bahwa 5 hingga 10 % dari neuron kita


berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya
neuron akan semakin cepat.Hilangnya sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa di
antaranya disebabkan oleh serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau karena
terlalu banyak minum minuman beralkohol.

Semua ini akan semakin merusak otak, menyebabkan terjadinya erosi mental,
yang sering disebut dengan kepikunan (senility). Bahkan, juga dapat
menimbulkan penyakit otak yang lebih menakutkan lagi, yaitu penyakit
Alzheimer (kepikunsn), yang diderita 3 % dari populasi dunia berusia 75 tahun.

Alzheimer dapat merusak kecerdasan pikiran. Pertama pertama Alzheimer


menyebabkan memori berkurang, kemudian penalaran dan bahasa memburuk.
Sebagai penyakit yang menjalar cepat, setelah 5 hingga 20 tahun, penderita
menjadi kehilangan arah, kemudian tidak dapat mengendalikan diri, dan akhirnya
kosong secara mental, hidup menjadi merana (Myers, 1996).

2.  Penyesuaian Terhadap Perkembangan Agama

                        Penyesuaian terhadap perkembangan agama pada masa dewasa


dewasa antara lain memiliki ciri sebagai berikut:

1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang


matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
2. Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama lebih banyak
diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha
untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung
jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap
hidup.
5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.
6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan
beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan
atas pertimbangan hati nurani.
7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian
masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam
menerima, memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
8. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan kehidupan
social, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial
keagamaan sudah berkembang.

3. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Emosi

Perkembangan emosional yang terjadi pada masa dewasa adn tua yaitu sebagai
berikut:

1. Memulai masa dewasa-muda dengan optimisme dan pengharapan,


kemudian berangsur-angsur mengatur hidupnya kembali dalam
pergumulan antara harapan-kenyataan, idealisme-pengalaman.
2. Goncangan emosional mudah timbul karena frustrasi dan kekecewaan
dalam penyesuaian diri dalam pekerjaan, pernikahan (dan kondisi tidak
menikah), bermasyarakat. Dewasa-muda yang stabil secara emosi adalah
yang tidak membawa masalah emosional yang belum terselesaikan dalam
masa sebelumnya.
3. Kedewasaan emosi dibangun melalui evaluasi terhadap diri, gaya hidup,
dan pengalamannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya (keberhasilan
dan kebermaknaan).

4.            
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melewati masa kanak-kanak dan remaja, akhirnya individu memasuki


masa dewasa, yakni masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja.
Masa ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari
orang tua dan mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-
tugasnya yang baru.

Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa ini jika tidak dioptimalkan dengan
baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang.
Perkembangan fisik, emosional, agama, cinta, kognitif dan sosial pada masa ini
juga sangat berpengaruh bagi tiap individu.

Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa
tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang
mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat
mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua.
Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi
suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang
pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.

B. Saran

Saran dari penyusun, selagi kita bisa melakukan apa yang masih bisa di kerjakan,
kerjakanlah! Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu
yang baik. Janganlah menjadi orang dewasa atau tua yang masih melakukan
sesuatu yang seharusnya dilakukan di masa muda.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang
kita harapkan, maka dari pada itu penulis butuh kritikan dan saran dari ibu dosen
pembimbing kita dan bagi teman-teman yang membacanya, yang sifatnya
membanggun, demi kesempurnaannya kedepan.
DAFTAR PUSTAKA

–          http://belajarpsikologi.com

–          mewarnaihidup.blogspot.com

–          qalbinur.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai