Anda di halaman 1dari 11

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Inovasi Ilmu Sosial, Vol. 2, (2), Maret 2021: 82-92


ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)
DOI: https://doi.org/10.20527/
Tersedia secara online di website: https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/iis

Pendidikan Keterampilan dan Ilmu Sosial Abad ke-21


Aslamiyah
aslamiyah640@gmail.com
Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Ersis Warmansyah Abbas
ersiswa@ulm.ac.id
Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, FKIP Universitas Lambung Mangkurat
mutiani
mutiani@ulm.ac.id
Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Sejarah Artikel
Diterima: 15/02/21; Ulasan: 18/02/21; Revisi: 25/02/21; Tersedia Online: 10/03/21
Abstrak
Karateristik Abad 21 ditandai dengan adanya berbagai perubahan pada aspek ekonomi,
transportasi, teknologi, komunikasi, dan informasi sebagai dampak globalisasi. Oleh karena itu,
individu atau kelompok memerlukan keterampilan untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah,
komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas dan Inovasi. Tujuan penulisan ini berkaitan dengan
pendidikan IPS untuk mengembangkan abad 21. Penulisan ini menggunakan studi literatur dengan
memanfaatkan jurnal ilmiah, ebook, serta Undang-Undang yang keterampilan dalam hasil
penulisan. Hasil penelitian memastikan bahwa pendidikan IPS memiliki keterkaitan dalam
mengembangkan keterampilan di abad 21 sebagaimana mestinya, untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan mampu mengatasi suatu permasalahan baik
yang terjadi pada dirinya sendiri maupun masyarakat. Pengembangan keterampilan Abad 21 melalui
pendidikan IPS dapat dilakukan melalui berbagai model atau metode pembelajaran IPS yang relevan
dengan keterampilan Abad 21 sehingga pendidikan IPS mampu menghasilkan sumber daya
manusia yang mampu beradaptasi dan menghadapi tantangan abad 21.
Kata Kunci: Abad 21, Keterampilan Abad 21, dan Pendidikan IPS.

Abstrak
Ciri-ciri abad 21 ditandai dengan berbagai perubahan dalam aspek ekonomi, transportasi,
teknologi, komunikasi, dan informasi sebagai akibat dari globalisasi. Oleh karena itu,
individu atau kelompok membutuhkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah,
komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas dan inovasi. Penulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan hubungan antara Pendidikan IPS dengan pengembangan keterampilan
abad 21. Penulisan ini menggunakan studi kepustakaan dengan memanfaatkan jurnal
ilmiah, ebook, dan undang-undang yang dituangkan dalam tulisan. Hasil penelitian
memastikan bahwa pendidikan IPS memiliki hubungan dalam mengembangkan
keterampilan di abad ke-21. Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan keterampilan sosial serta mengatasi suatu masalah yang
terjadi baik pada dirinya maupun masyarakat.

Kata kunci: Abad 21, Keterampilan Abad 21, dan Pendidikan Ilmu Sosial.

PENDAHULUAN
Abad ke-21 identik dengan globalisasi, di mana tidak ada demografi
batas antar negara masing-masing. Kehidupan manusia di era ini mengalami perubahan yang berbeda dari

tatanan kehidupan sebelumnya. Teknologi informasi berkembang pesat, dan perkembangan otomatis dimana

perubahan pekerjaan yang awalnya memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) digantikan oleh

82
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)

teknologi (Arnyana, 2019). Perubahan dalam beberapa aspek kehidupan manusia membutuhkan

peningkatan kualitas manusia untuk bertahan dan beradaptasi di tengah globalisasi. Kualitas sumber

daya manusia yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang memiliki daya tembus dan daya tangkal

yang kuat karena kemampuan iptek yang handal, etos kerja dan daya juang yang tinggi, serta sikap

bertanggung jawab terhadap masyarakat dan kebangsaan (Mutiani, 2019; Mutiani & Faisal, 2019). . Sejalan

dengan perkembangan globalisasi dan penelusuran kebutuhan global, UNESCO menetapkan beberapa

keterampilan yang harus dikuasai di era globalisasi, antara lain kemampuan berpikir kritis dan

memecahkan masalah, kreativitas dan inovasi, keterampilan komunikasi dan kolaborasi, sosial dan lintas

budaya. keterampilan, dan keterampilan penguasaan informasi (Sani, 2014).

Peningkatan kualitas manusia dapat diwujudkan dalam dunia Pendidikan. Sebagaimana tertulis dalam

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah wahana untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang berwatak

religius, sosial, dan ilmiah. dan meminta pertanggungjawaban warga negara yang demokratis.Pendidikan

merupakan sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam segala aspek kehidupan dan sarana

pewarisan nilai-nilai budaya (Sani, 2014).

Pengembangan keterampilan abad 21 dapat dilakukan melalui Pendidikan yang dapat

dicapai dengan memanfaatkan materi pelajaran IPS. IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari

disiplin ilmu sosial dan humaniora dan kegiatan manusia yang diperlukan yang terorganisir dan

disajikan secara ilmiah untuk tujuan pendidikan. Mata pelajaran IPS diajarkan di tingkat pendidikan

dasar dan menengah, dengan kurikulum PIPS sebagai instrumen untuk mempelajari masyarakat

dan konsekuensi dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis (Abbas, 2020a, 2020b; Mutiani,

2014; Somantri et al., 2001) .

Pendidikan IPS membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai

untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki jati diri dan dapat hidup

bermasyarakat, memiliki rasa tanggung jawab, hak sebagai warga negara; interaksi global dan sistem

komunikasi; identitas kelompok yang menunjukkan loyalitas seseorang; masyarakat (Abbas, 2013; Nasih et

al., 2019). Juga, pendidikan IPS didasarkan pada nilai-nilai. Siswa dapat memahami dan memecahkan

masalah sosial secara rasional dan peka terhadap persamaan dan perbedaan budaya dengan komitmen

tanggung jawab sosial (Abbas, 2019).

IPS menganalisis, menilai gejala dan masalah sosial yang ada di masyarakat. Namun demikian,

kajian masyarakat dalam pembelajaran IPS memiliki keterbatasan, yaitu hanya di lingkungan sekolah atau

siswa dalam lingkungan yang luas. Mata pelajaran IPS di sekolah dapat memberikan

83

Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM


Aslamiah, Ersis Warmansyah Abbas, &Mutiani

pengetahuan dan wawasan kepada peserta didik tentang konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial dan humaniora,

memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah-masalah sosial di lingkungan, serta memiliki keterampilan

mempelajari dan memecahkan masalah. Fungsi pembelajaran IPS adalah untuk menanamkan sikap ilmiah dan

melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan mengembangkan kemampuan kreatif dan

inovatif siswa (Mutiani, 2019; Mutiani et al., 2019; Al-Muchtar, 2007; Mutiani et al., 2019).

Sejalan dengan hal tersebut di atas, abad 21 membutuhkan manusia yang aktif, responsif

terhadap perubahan, dan mampu berpikir kritis, menghadapi tantangan era global (Mutiani & Faisal,

2019). Peningkatan kualitas manusia untuk bertahan dan beradaptasi dengan era global dapat

dikembangkan dalam pendidikan IPS. Pendidikan berwawasan global mempersiapkan peserta didik

menjadi warga dunia yang memiliki rasa tanggung jawab dan dapat menjadi agen perubahan dalam

menyaring dampak negatif globalisasi (Subiyakto & Mutiani, 2019).

Keterkaitan pendidikan IPS dan abad 21 dipelajari oleh Arif Widodo dkk. tahun
2020 dengan judul “Pendidikan IPS Menjawab Tantangan Abad 21: Kritik Terhadap
Praktik Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar” Hasil penelitian menggambarkan bahwa
globalisasi dan kemajuan teknologi mengubah tatanan sosial dan budaya manusia
(Widodo et al. al., 2020). Tantangan perubahan sosial harus disiapkan, dan melalui
studi sosial, fenomena perubahan dapat dipahami. Melalui pendidikan IPS dapat
dipelajari bagaimana bersosialisasi, beradaptasi dengan perubahan, berkomunikasi
dan berkolaborasi untuk membangun hubungan, berpikir analitis dan kritis. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan IPS masih dibutuhkan dan relevan untuk menghadapi
tantangan di abad 21. Dalam praktek,
Membandingkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penulisan artikel ini berada pada

tataran keterkaitan dan pengembangan keterampilan abad 21 dalam pendidikan IPS. Berdasarkan

penjelasan di atas, abad 21 menghadirkan dunia tanpa batas dengan perkembangan teknologi yang

semakin pesat dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Menghadapi dampak

perkembangan tersebut, siswa perlu dibekali dengan keterampilan abad ke-21 untuk memastikan mereka

dapat bersaing dengan dunia global. Keterampilan abad 21 dapat dikembangkan melalui Pendidikan IPS

di tingkat sekolah. Melalui pendidikan IPS diharapkan siswa memiliki keterampilan abad 21 yang berguna

untuk menghadapi tantangan di masa depan.

METODE
Penulisan ini menggunakan studi kepustakaan. Studi literatur atau studi literatur adalah penulisan dengan

mengumpulkan data atau sumber, seperti sumber jurnal, buku, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan

suatu topik. Menurut Zed (2014), studi kepustakaan adalah serangkaian kegiatan menulis yang berkaitan dengan

metode pengumpulan data kepustakaan, serta membaca, mencatat, dan kemudian mengolahnya.

84
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)

bahan tulisan. Jadi, penulisan studi kepustakaan dilakukan dengan cara menelaah buku atau jurnal untuk

merangkum dan mengkaji serta mendeskripsikan tema penulisan informasi yang berkaitan dengan

pendidikan IPS dan keterampilan abad 21 (Sofiah et al., 2020; Syaharuddin & Mutiani, 2020).

Penulis melakukan pencarian data/sumber buku/ebook atau penulisan jurnal yang dipublikasikan di internet

atau perpustakaan, dengan menggunakan kata kunci yang dipilih yaitu pendidikan IPS, pendidikan abad 21,

keterampilan abad 21. Dengan kriteria pengumpulan data sebagai berikut:

1. Sumber pustaka tahun yang digunakan adalah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2020.

2. Strategi pencarian jurnal literatur menggunakan situs google Scholar (https://scholargoogle.com)

Penulisan studi kepustakaan kemudian disintesis menggunakan metode naratif dengan

mengelompokkan data dari hasil pencarian data yang sejenis atau hasil penelusuran untuk menjawab rumusan

masalah. Berdasarkan hasil pencarian, dapat diperoleh beberapa data sebagai berikut:

Tabel 1. Data Tracking


Tidak. Mencari kata kunci Buku
jurnal dokumen
aku T
1. Pendidikan IPS Abad 5 4 1
2. 21 - 6 -
3. Keterampilan Abad ke-21 - 7 -
Jumlah 5 17 1
Sumber: Peneliti (data diolah Februari 2021)

Berdasarkan tabel. Satu di atas, menelusuri data dari berbagai sumber seperti buku,

jurnal, dokumen, dll. Berdasarkan kriteria pengumpulan data, kata kunci pencarian
Pendidikan Ilmu Sosial, Keterampilan Abad 21, dan Abad 21 diperoleh dan diakumulasikan
dengan 23 sumber dari buku, jurnal, dokumen, dan sumber lainnya.
HASIL DAN DISKUSI
Pendidikan merupakan sarana untuk membangun manusia agar mampu bertahan dan beradaptasi dengan dinamika

masyarakat. Oleh karena itu, paradigma pendidikan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, dengan

pendidikan yang menggambarkan kebutuhan substantif Pendidikan untuk menjawab tantangan kehidupan global. Jadi,

Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Afandi et al., 2016).

Sejalan dengan arus globalisasi, Pendidikan harus bergerak mengikuti perkembangan

zaman. Bahkan pada abad 21 telah terjadi perubahan paradigma pendidikan dari Pendidikan

konvensional ke modern (Afandi et al., 2016). Terdapat beberapa perbedaan paradigma dalam

pembelajaran di era abad 21, seperti yang dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2. Perubahan Paradigma Pendidikan Lama dan Pendidikan Abad 21


Paradigma Pendidikan Lama Paradigma Pendidikan Abad 21
berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik

pengajaran langsung pengajaran interaktif


Pengetahuan Keterampilan

85

Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM


Aslamiah, Ersis Warmansyah Abbas, &Mutiani

Teori Proses
Kemampuan dasar Keterampilan terapan

Fakta dan prinsip Pertanyaan dan masalah


Teori Praktek
Berbasis bahan Berbasis proyek
Terkendala waktu Sesuai kebutuhan
Kompetitif Kolaborasi
Satu ukuran cocok untuk semua Dipersonalisasi
Fokus ke kelas Fokus pada komunitas global
Berbasis teks Berbasis web
Tes sumatif Evaluasi formatif
Belajar untuk melanjutkan sekolah Belajar seumur hidup

Sumber: Trilling & Fadel, 2009 dalam Afandi et al., 2016.

Berdasarkan tabel 2. Perubahan paradigma Pendidikan lama dan pendidikan abad 21 terletak pada

sifatnya yang konvensional menuju Pendidikan modern. Hal ini terlihat pada pergeseran praktik pembelajaran

yang semula pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa pada

abad 21. Selain itu, paradigma pendidikan lama lebih menekankan pada penguasaan pengetahuan peserta

didik. Sementara itu, pendidikan abad 21 lebih menekankan pada penguasaan keterampilan siswa. Pada abad

ke-21, tuntutan yang sangat tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia yang responsif terhadap

tantangan zaman.

Selain itu, dalam perkembangan pendidikan di abad 21, beberapa prinsip harus diikuti jika dikaitkan

dengan konsep pembelajaran. Beberapa prinsip pendidikan abad 21 adalah sebagai berikut: Pertama, Belajar

berpikir. Belajar berpikir berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional. Kegiatan belajar berpikir untuk

memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan abad 21. Siswa harus

siap untuk beradaptasi dengan situasi baru yang membutuhkan keterampilan baru. Kedua, Learning to do.

Learning to do atau belajar untuk hidup, berorientasi pada keterampilan pemecahan masalah. Seseorang perlu

belajar beradaptasi dengan masyarakat yang statis (Sugiyarti et al., 2018). Mereka yang ketiga, Belajar untuk

menjadi. Mereka berorientasi pada pembentukan karakter diri. Siswa yang memenuhi syarat yang dapat

merespon kegagalan dan konflik di abad 21 memiliki kemampuan kognitif dan keterampilan sosial yang

mendasar—keempat, Belajar untuk hidup bersama—berorientasi untuk memiliki sikap toleransi dan kerjasama.

Manfaat belajar bersama akan memungkinkan siswa terlibat aktif dalam diskusi dan menjadikan mereka pemikir

kritis terhadap setiap masalah (Sugiyarti et al., 2018).

Pendidikan abad 21 secara fungsional menghasilkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif,

dan efektif serta membentuk keunggulan kompetitif pada peserta didik untuk bersaing di era

globalisasi. Dengan ini, pada abad ke-21, siswa diharapkan menguasai keterampilan untuk

menghadapi era globalisasi dengan cepat. Keterampilan abad 21 memiliki empat bidang

keterampilan untuk mempersiapkan mereka menghadapi era globalisasi: berpikir kritis dan

pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas dan inovasi (Mahanal, 2014).

86
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)

1. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah

Berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan hidup yang perlu dikembangkan dalam proses pendidikan.

Melalui kemampuan berpikir kritis, seseorang akan mengamati dan sekaligus mencari solusi atas segala

permasalahan yang dihadapi dalam hidupnya (Zubaidah et al., 2018). Keterampilan berpikir kritis pada tataran

praktis dapat menganalisis suatu masalah dari berbagai sudut pandang untuk mendapatkan solusi yang bijak

terhadap masalah tersebut berdasarkan pemikiran yang logis. Keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan

membedakan kebenaran dari kebohongan, fakta, atau opini.

Membuat keputusan dengan pemikiran yang masuk akal dan reflektif membutuhkan keterampilan berpikir kritis

untuk memutuskan apa yang harus dipercaya dan dilakukan. Berpikir kritis bermanfaat karena manusia dapat berpikir

secara realistis dengan alasan yang logis dan rasional untuk memecahkan suatu masalah dan mengambil keputusan

yang tepat. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, siswa akan mampu menyusun, mengungkapkan,

menganalisis, dan memecahkan masalah (Suryanti & Wijayanti, 2018). Keterampilan berpikir dalam tatanan kehidupan

berguna untuk melihat setiap perubahan dinamis dalam masyarakat dan menyaring setiap dampak globalisasi

sehingga dengan berpikir kritis, masyarakat tidak terjerumus dalam arus globalisasi tetapi dapat beradaptasi dengan

perubahan yang ada (Rachmantika & Wardono, 2019)

2. Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan manusia. Keterampilan

komunikasi dimaknai untuk mengungkapkan pikiran, gagasan/gagasan, atau informasi baru, baik

secara lisan maupun tulisan (Redhana, 2019). Komunikasi merupakan kegiatan yang sering

dilakukan setiap orang dalam kehidupan, dan komunikasi dilakukan dalam lingkup apapun,

dimanapun, dan kapanpun. Kemampuan komunikasi bahasa dan budaya yang baik akan

mendukung keberhasilan kerjasama global. Karena komunikasi kompleks yang melibatkan

penjelasan akan membantu negosiasi dan bentuk interaksi manusia yang intens, tujuan komunikasi

dapat tercapai (Mahanal, 2014).

Beberapa keterampilan komunikasi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut: Keterampilan menyampaikan informasi dan memastikan penerima informasi

memahami makna pesan yang disampaikan, baik secara lisan maupun tulisan melalui media dan

cara berkomunikasi yang tepat dengan karakter siswa. penerima pesan dan tujuan dari pesan yang

disampaikan. Media komunikasi yang digunakan dapat berupa teknologi dan sumber daya digital

lainnya dalam menyampaikan ide dan pendapat. Dengan demikian, seseorang dapat berinteraksi

secara kooperatif dalam satu kelompok (Zubaidah et al., 2018).

87

Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM


Aslamiah, Ersis Warmansyah Abbas, &Mutiani

3. Kolaborasi (kerjasama)
Keterampilan kolaborasi dapat diartikan sebagai keterampilan untuk bekerja sama secara efektif dengan

menunjukkan sikap saling menghormati anggota tim dan melatih keterampilan dalam mengambil keputusan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan bersama (Redhana, 2019).

Beberapa indikator keterampilan kolaboratif antara lain: Keterampilan kolaborasi dapat

ditunjukkan dengan kemampuan bekerja sama dalam kelompok secara efektif dengan menghargai dan

menghormati anggota tim, dan juga memiliki kemauan untuk saling membantu dengan sesama anggota

tim, dan berkompromi untuk mencapai tujuan bersama sehingga setiap orang dalam anggota tim

bekerja secara produktif dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut (Mahanal, 2014).

4. Kreativitas dan Inovasi


Kreativitas mengacu pada menemukan sesuatu yang baru yang tidak ada sebelumnya, sesuatu

dari ide kreatif yang unik menjadi orisinal, dan menemukan solusi baru untuk setiap masalah. Indikator

seseorang yang dapat berpikir kreatif adalah sebagai berikut: menggunakan berbagai cara untuk

menemukan ide-ide baru, seperti berdiskusi dengan rekan kerja, sehingga ide-ide baru berbeda dengan

ide-ide sebelumnya. Temuan ini dapat memperbaiki, menganalisis, dan mengevaluasi ide-ide yang ada

untuk memaksimalkan upaya kreatif (Redhana, 2019).

Sedangkan inovasi diartikan sebagai pembaharuan—menerapkan inovasi untuk menjadikan

gagasan menjadi kontribusi nyata dan nyata di lapangan. Kreativitas berkaitan dengan beberapa

keterampilan lain seperti berpikir kritis dan mengambil keputusan serta memecahkan masalah,

komunikasi, dan kolaborasi (Mahanal, 2014).

Keterampilan abad 21 dapat dikembangkan melalui mata pelajaran IPS. IPS di tingkat sekolah dasar

menggunakan tematik integratif, yaitu dengan menggunakan tema-tema yang dapat menghubungkan

beberapa konsep mata pelajaran dengan materi pelajaran untuk memberikan pengalaman langsung yang

bermakna kepada siswa (Wahyuni et al., 2017). Sementara itu, pembelajaran IPS di tingkat sekolah

menengah pertama menggunakan pendekatan terpadu, yang menggabungkan beberapa konsep disiplin

ilmu sosial seperti sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi (Abbas, 2013).

Keterkaitan pendidikan IPS dengan pengembangan keterampilan abad 21 dapat tertuang dalam tujuan

Pendidikan IPS dalam kurikulum 2006. Pendidikan IPS bertujuan untuk memastikan bahwa siswa memiliki

kemampuan berikut: mengenali konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dan memiliki

keterampilan yang diperlukan untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, penyelidikan, pemecahan masalah,

dan keterampilan dalam kehidupan sosial; memiliki komitmen dan kesadaran dalam dirinya terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan; dan mampu berkomunikasi, bekerja sama, dan bersaing dalam masyarakat yang

majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Somantri et al., 2001). Senada dengan hal tersebut, Said

Hamid Hasan (1991) menyatakan bahwa hasil belajar IPS mengacu pada dua aspek, pertama,

88
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)

kemampuan memahami konsep IPS; kedua, kemampuan menerapkan pemahaman IPS, seperti

kemampuan memahami dan memecahkan masalah sosial (problem-solving), dan dapat

mengambil keputusan yang tepat (decision making process) (Mutiani, 2020).

Berdasarkan uraian di atas, maka hubungan antara keterampilan abad 21 dengan Pendidikan IPS

adalah IPS sebagai aktualisasi pengembangan keterampilan abad 21. Siswa dapat mengembangkan

potensi dan peka terhadap masalah sosial di sekitarnya dan keterampilan dalam mengatasi masalah sosial

dalam diri mereka dan masyarakat — studi sosial studi manusia dalam hubungan sosial. Sebagai makhluk

sosial, manusia akan memiliki hubungan sosial mulai dari keluarga, lingkungan sekitar hingga masyarakat

global. Pendidikan IPS abad 21 agar manusia dapat bersosialisasi dengan masyarakat dalam

perkembangan masyarakat yang dinamis dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (Abbas, 2013).

Pengembangan keterampilan pendidikan IPS abad 21 memerlukan inovasi pembelajaran dengan strategi

pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan keterampilan 4C dengan memanfaatkan teknologi untuk

menciptakan lingkungan belajar yang lebih sejahtera dan membangun keterampilan abad 21. Strategi yang dimaksud

adalah: Memiliki kesadaran dan literasi teknologi agar peserta mengetahui permasalahan yang terjadi kemudian

menyelesaikannya dengan menggunakan teknologi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis

masalah dengan menggunakan model dan pembelajaran kooperatif (Zubaidah et al., 2018).

Penggunaan model atau metode pembelajaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dan komunikasi siswa, yang terlihat dari keaktifan siswa

dalam bertanya, mengemukakan pendapat, dan mencari informasi. Sedangkan keterampilan bekerja sama dan

kreativitas serta inovasi dapat dilakukan dengan memberikan suatu masalah, siswa bekerja sama untuk

menyelesaikannya.

Sejalan dengan strategi tersebut, Komisi Ilmu Sosial Nasional di Amerika merangkum

beberapa karakteristik kurikulum IPS abad 21, yaitu sebagai berikut: Kurikulum IPS

dikembangkan untuk mencakup pemahaman yang jelas tentang peran warga negara dalam

masyarakat demokratis. . Kondisi tersebut memungkinkan mereka untuk aktif, menumbuhkan

partisipasi dalam hukum, budaya, dan kesukarelaan yang dirancang untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat dan bangsa (Abbas et al., 2016).

Kurikulum studi sosial untuk abad ke-21 menunjukkan hubungan yang jelas antara

humaniora dan ilmu alam dan fisika. Oleh karena itu, perlu mengintegrasikan ilmu-ilmu lain

dengan IPS. Pembelajaran IPS tidak lagi hanya untuk diterima dan dihafalkan saja tentang

pengetahuan IPS. Lebih dari itu, siswa diajak untuk mencari tahu tentang peristiwa masa lalu

kontemporer, tetapi siswa harus memiliki wawasan untuk menghadapi masa depan

89

Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM


Aslamiah, Ersis Warmansyah Abbas, &Mutiani

acara. Hal ini didukung oleh strategi pengajaran yang harus membantu siswa menjadi mandiri

dan kooperatif, mengembangkan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, negosiasi,

resolusi konflik, dan keterampilan berpikir kritis. Pelaksanaan kurikulum ini memerlukan

dukungan komite sekolah, bagian administrasi, dan masyarakat.

KESIMPULAN
Abad 21 merupakan abad dimana teknologi informasi berkembang pesat,
ditandai dengan teknologi mesin, mesin produksi, dan komputer, mulai menggantikan
pekerjaan rutin manusia. Perkembangan teknologi tersebut berdampak pada kehidupan
manusia. Sejalan dengan itu, abad 21 menuntut manusia untuk bertahan dan beradaptasi
dengan perkembangan zaman, dibekali beberapa keterampilan di abad 21, yaitu berpikir
kritis dan memecahkan masalah. Komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas dan inovasi.
Beberapa keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran, salah
satunya dalam pembelajaran IPS di sekolah. Karena IPS mengintegrasikan berbagai
macam ilmu sosial yang mengorganisasikan dan aktivitas manusia yang diperlukan beserta
segala permasalahannya, diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan, maka ruang lingkup kajiannya berasal dari kehidupan masyarakat.

BIBLIOGRAFI
Abbas, EW (2013). Mewacanakan Pendidikan IPS (Cetakan Kedua). WAHANA Jaya Abadi.
http://eprints.ulm.ac.id/5481/
Abbas, EW (2019, 11 Januari). Dedikasi PM Noor sebagai Sumber Pengajaran dan
Pembelajaran Ilmu Sosial. Konvensyen Kebangsaan Sekolah Kluster Kecemerlangan
2017 “Kelestarian Kecemerlangan Pendidikan Abad ke-21,” Konvensyen. http://
eprints.ulm.ac.id/4963/
Abbas, EW (2020a). Menulis Artikel Jurnal Internasional. Program Studi Pendidikan
IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/17528 Abbas, EW (2020b). Menulis
Artikel Konferensi Internasional. Program Studi Pendidikan IPS FKIP Universitas
Lambung Mangkurat. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/17949
Abbas, EW, Wahyu, W., Sofyan, A., Sarbaini, Sarbaini, S., & Syaharuddin, S. (2016).
Pendidikan Karakter. WAHANA Jaya Abadi. http://eprints.ulm.ac.id/1177/
Afandi, A., Junanto, T., & Afriani, R. (2016). IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL-AGE
DALAM PENDIDIKAN ABAD 21 DI INDONESIA. Prosiding SNPS (Seminar Nasional
Pendidikan Sains), 3(0), 113-120-120.
Arnyana, IBP (2019). PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
4C(KOMUNIKASI, KOLABORASI, PEMIKIRAN KRITIS
DANCREATIVE THINKING) UNTUKMENYONGSONG ERA ABAD 21. Prosiding :
Konferensi Nasional Matematika Dan IPA Universitas PGRI Banyuwangi, 1(1),
i–xiii.

90
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)

Mahanal, S. (2014). PERANGURUDALAMMELAHIRKANGENERASI EMAS DENGAN


KETERAMPILAN ABAD 21*). Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional
Pendidikan HMPS Pendidikan Biologi FKIP Universitas Halu Oleo.
Mutiani, M. (2014). Pengembangan Kemampuan Berpikir Divergen Melalui Kesadaran
Lingkungan dalam Pembelajaran IPS. Seminar Internasional Kontribusi Ilmu Sosial
untuk Mencapai Pendidikan Lingkungan Berkala Menjadi Prosiding Generasi
Menakjubkan 2045 LIHAT EXPO Olimpiade-Lokakarya Ilmu Sosial untuk Eco-School.
http://eprints.ulm.ac.id/5131/
Mutiani, M. (2019). SOCIAL CAPITAL DAN TANTANGAN ABAD 21: Kontrubusi
Pendidikan IPS dan Eksplorasi Nilai Sosial melalui Biografi KH Zainal Ilmi.
SOSIO-DIDAKTIKA: Jurnal Pendidikan IPS, 6(1), Pasal 1.
https://doi.org/10.15408/sd.v6i1.12386
Mutiani, M., & Faisal, M. (2019). Urgensi Keterampilan dan Modal Sosial Abad 21 di
Penelitian sosial. Jurnal Inovasi Ilmu Sosial, 1(1), 1–11. https://doi.org/
10.20527/iis.v1i1.1256
Mutiani, M., Subiyakto, B., Jumriani, J., Aslamiah, A., & Afrina, A. (2019). LAPORAN
PENELITIAN: RELEVANSI MODAL SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS (Studi
Kasus Dalam Sistem Zonasi Di SMP Negeri Kota Banjarmasin) [Laporan
Penelitian]. Universitas Lambung Mangkurat. http://eprints.ulm.ac.id/8289/
Nasih, M., Abbas, EW, & Syaharuddin, S. (2019). NILAI-NILAI HAUL GURU
SEKUMPUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS. Jurnal Socius, 8(2), Pasal 2. https://
doi.org/10.20527/jurnalsocius.v8i2.7226
Rachmantika, AR, & Wardono, W. (2019). Peran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada
Pembelajaran Matematika dengan Pemecahan Masalah. PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika, 2, 439–443.
Redhana, IW (2019). MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN ABAD KE-21 DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1), Artikel 1. https://
journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/17824
Sani, RA (2014). PEMBELAJARAN SAINTIFIK UNTUK IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013. Di YS Hayati (Ed.), Pembelajaran saintifik untuk implementasi
kurikulum 2013. Bumi Aksara. http://digilib.unimed.ac.id/1630/
Sofiah, R., Suhartono, S., & Hidayah, R. (2020). ANALISIS KARAKTERISTIK SAINS
TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN: SEBUAH
STUDI LITERATUR. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan, 7(1), Pasal 1.
https://doi.org/10.25134/pedagogi.v7i1.2611
Somantri, MN, Mulyana, R., & Supriadi, D. (2001). Menggagas pendidikan
IPS : memandai 70 tahun usia Prof. Muhammad Numan Somantri, M.SC. Guru Besar
Senior PPS dan FPIPS UPI. PT. Remaja Rosdakarya.
Subiyakto, B., & Mutiani, M. (2019). Internalisasi Nilai Pendidikan Melalui Aktivitas
Masyarakat Sebagai Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Khazanah: Jurnal Studi
Islam Dan Humaniora, 17(1), 137–166. https://doi.org/10.18592/khazanah.v17i1.2885
Sugiyarti, L., Arif, A., & Mursalin, M. (2018). PEMBELAJARAN ABAD 21 DI SEKOLAH
DASAR. PENYEDIAAN SEMINAR DAN DISKUSI PENDIDIKAN DASAR. http://
journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/10184
Suryanti, & Wijayanti, L. (2018, 25 Oktober). PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
DALAM KURIKULUM 2013 DAN KERANGKA PEMBELAJARAN ABAD 21.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DASAR 2018.
repository.bbg.ac.id/handle/706 Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). STRATEGI
PEMBELAJARAN IPS: Konsep dan
aplikasi (B. Subiyakto & E. W.ABBAS, Eds.). Program Studi Pendidikan IPS Fakultas
91

Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM


Aslamiah, Ersis Warmansyah Abbas, &Mutiani

keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.


http://eprints.ulm.ac.id/8545/
Wahyuni, HT, Setyosari, P., & Kuswandi, D. (2017). Implementasi Pembelajaran Tematik
Kelas 1 SD. Jurnal Edcomtech Kajian Teknologi Pendidikan, 1(2), 129–136.
Widodo, A., Indraswati, D., Sutisna, D., Nursaptini, N., & Anar, AP (2020). Pendidikan IPS
Menjawab Tantangan Abad 21: Sebuah Kritik Atas Praktik Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar. ENTITA: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu
Sosial, 2(2), 185–198. https://doi.org/10.19105/ejpis.v2i2.3868
Zubaidah, S., Universitas, J., & Malang, N. (2018, 13 Oktober). MENGENAL 4C:
KETERAMPILAN BELAJAR DAN INOVASI UNTUK MENGHADAPI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0.

92
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM

Anda mungkin juga menyukai