com
Abstrak
Ciri-ciri abad 21 ditandai dengan berbagai perubahan dalam aspek ekonomi, transportasi,
teknologi, komunikasi, dan informasi sebagai akibat dari globalisasi. Oleh karena itu,
individu atau kelompok membutuhkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah,
komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas dan inovasi. Penulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan hubungan antara Pendidikan IPS dengan pengembangan keterampilan
abad 21. Penulisan ini menggunakan studi kepustakaan dengan memanfaatkan jurnal
ilmiah, ebook, dan undang-undang yang dituangkan dalam tulisan. Hasil penelitian
memastikan bahwa pendidikan IPS memiliki hubungan dalam mengembangkan
keterampilan di abad ke-21. Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan keterampilan sosial serta mengatasi suatu masalah yang
terjadi baik pada dirinya maupun masyarakat.
Kata kunci: Abad 21, Keterampilan Abad 21, dan Pendidikan Ilmu Sosial.
PENDAHULUAN
Abad ke-21 identik dengan globalisasi, di mana tidak ada demografi
batas antar negara masing-masing. Kehidupan manusia di era ini mengalami perubahan yang berbeda dari
tatanan kehidupan sebelumnya. Teknologi informasi berkembang pesat, dan perkembangan otomatis dimana
perubahan pekerjaan yang awalnya memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) digantikan oleh
82
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)
teknologi (Arnyana, 2019). Perubahan dalam beberapa aspek kehidupan manusia membutuhkan
peningkatan kualitas manusia untuk bertahan dan beradaptasi di tengah globalisasi. Kualitas sumber
daya manusia yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang memiliki daya tembus dan daya tangkal
yang kuat karena kemampuan iptek yang handal, etos kerja dan daya juang yang tinggi, serta sikap
bertanggung jawab terhadap masyarakat dan kebangsaan (Mutiani, 2019; Mutiani & Faisal, 2019). . Sejalan
dengan perkembangan globalisasi dan penelusuran kebutuhan global, UNESCO menetapkan beberapa
keterampilan yang harus dikuasai di era globalisasi, antara lain kemampuan berpikir kritis dan
memecahkan masalah, kreativitas dan inovasi, keterampilan komunikasi dan kolaborasi, sosial dan lintas
Peningkatan kualitas manusia dapat diwujudkan dalam dunia Pendidikan. Sebagaimana tertulis dalam
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah wahana untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang berwatak
religius, sosial, dan ilmiah. dan meminta pertanggungjawaban warga negara yang demokratis.Pendidikan
merupakan sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam segala aspek kehidupan dan sarana
dicapai dengan memanfaatkan materi pelajaran IPS. IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu sosial dan humaniora dan kegiatan manusia yang diperlukan yang terorganisir dan
disajikan secara ilmiah untuk tujuan pendidikan. Mata pelajaran IPS diajarkan di tingkat pendidikan
dasar dan menengah, dengan kurikulum PIPS sebagai instrumen untuk mempelajari masyarakat
dan konsekuensi dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis (Abbas, 2020a, 2020b; Mutiani,
Pendidikan IPS membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai
untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki jati diri dan dapat hidup
bermasyarakat, memiliki rasa tanggung jawab, hak sebagai warga negara; interaksi global dan sistem
komunikasi; identitas kelompok yang menunjukkan loyalitas seseorang; masyarakat (Abbas, 2013; Nasih et
al., 2019). Juga, pendidikan IPS didasarkan pada nilai-nilai. Siswa dapat memahami dan memecahkan
masalah sosial secara rasional dan peka terhadap persamaan dan perbedaan budaya dengan komitmen
IPS menganalisis, menilai gejala dan masalah sosial yang ada di masyarakat. Namun demikian,
kajian masyarakat dalam pembelajaran IPS memiliki keterbatasan, yaitu hanya di lingkungan sekolah atau
siswa dalam lingkungan yang luas. Mata pelajaran IPS di sekolah dapat memberikan
83
pengetahuan dan wawasan kepada peserta didik tentang konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial dan humaniora,
memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah-masalah sosial di lingkungan, serta memiliki keterampilan
mempelajari dan memecahkan masalah. Fungsi pembelajaran IPS adalah untuk menanamkan sikap ilmiah dan
melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan mengembangkan kemampuan kreatif dan
inovatif siswa (Mutiani, 2019; Mutiani et al., 2019; Al-Muchtar, 2007; Mutiani et al., 2019).
Sejalan dengan hal tersebut di atas, abad 21 membutuhkan manusia yang aktif, responsif
terhadap perubahan, dan mampu berpikir kritis, menghadapi tantangan era global (Mutiani & Faisal,
2019). Peningkatan kualitas manusia untuk bertahan dan beradaptasi dengan era global dapat
dikembangkan dalam pendidikan IPS. Pendidikan berwawasan global mempersiapkan peserta didik
menjadi warga dunia yang memiliki rasa tanggung jawab dan dapat menjadi agen perubahan dalam
Keterkaitan pendidikan IPS dan abad 21 dipelajari oleh Arif Widodo dkk. tahun
2020 dengan judul “Pendidikan IPS Menjawab Tantangan Abad 21: Kritik Terhadap
Praktik Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar” Hasil penelitian menggambarkan bahwa
globalisasi dan kemajuan teknologi mengubah tatanan sosial dan budaya manusia
(Widodo et al. al., 2020). Tantangan perubahan sosial harus disiapkan, dan melalui
studi sosial, fenomena perubahan dapat dipahami. Melalui pendidikan IPS dapat
dipelajari bagaimana bersosialisasi, beradaptasi dengan perubahan, berkomunikasi
dan berkolaborasi untuk membangun hubungan, berpikir analitis dan kritis. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan IPS masih dibutuhkan dan relevan untuk menghadapi
tantangan di abad 21. Dalam praktek,
Membandingkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penulisan artikel ini berada pada
tataran keterkaitan dan pengembangan keterampilan abad 21 dalam pendidikan IPS. Berdasarkan
penjelasan di atas, abad 21 menghadirkan dunia tanpa batas dengan perkembangan teknologi yang
semakin pesat dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Menghadapi dampak
perkembangan tersebut, siswa perlu dibekali dengan keterampilan abad ke-21 untuk memastikan mereka
dapat bersaing dengan dunia global. Keterampilan abad 21 dapat dikembangkan melalui Pendidikan IPS
di tingkat sekolah. Melalui pendidikan IPS diharapkan siswa memiliki keterampilan abad 21 yang berguna
METODE
Penulisan ini menggunakan studi kepustakaan. Studi literatur atau studi literatur adalah penulisan dengan
mengumpulkan data atau sumber, seperti sumber jurnal, buku, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan
suatu topik. Menurut Zed (2014), studi kepustakaan adalah serangkaian kegiatan menulis yang berkaitan dengan
metode pengumpulan data kepustakaan, serta membaca, mencatat, dan kemudian mengolahnya.
84
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)
bahan tulisan. Jadi, penulisan studi kepustakaan dilakukan dengan cara menelaah buku atau jurnal untuk
merangkum dan mengkaji serta mendeskripsikan tema penulisan informasi yang berkaitan dengan
pendidikan IPS dan keterampilan abad 21 (Sofiah et al., 2020; Syaharuddin & Mutiani, 2020).
Penulis melakukan pencarian data/sumber buku/ebook atau penulisan jurnal yang dipublikasikan di internet
atau perpustakaan, dengan menggunakan kata kunci yang dipilih yaitu pendidikan IPS, pendidikan abad 21,
1. Sumber pustaka tahun yang digunakan adalah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2020.
mengelompokkan data dari hasil pencarian data yang sejenis atau hasil penelusuran untuk menjawab rumusan
masalah. Berdasarkan hasil pencarian, dapat diperoleh beberapa data sebagai berikut:
Berdasarkan tabel. Satu di atas, menelusuri data dari berbagai sumber seperti buku,
jurnal, dokumen, dll. Berdasarkan kriteria pengumpulan data, kata kunci pencarian
Pendidikan Ilmu Sosial, Keterampilan Abad 21, dan Abad 21 diperoleh dan diakumulasikan
dengan 23 sumber dari buku, jurnal, dokumen, dan sumber lainnya.
HASIL DAN DISKUSI
Pendidikan merupakan sarana untuk membangun manusia agar mampu bertahan dan beradaptasi dengan dinamika
masyarakat. Oleh karena itu, paradigma pendidikan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, dengan
pendidikan yang menggambarkan kebutuhan substantif Pendidikan untuk menjawab tantangan kehidupan global. Jadi,
Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Afandi et al., 2016).
zaman. Bahkan pada abad 21 telah terjadi perubahan paradigma pendidikan dari Pendidikan
konvensional ke modern (Afandi et al., 2016). Terdapat beberapa perbedaan paradigma dalam
pembelajaran di era abad 21, seperti yang dapat dijelaskan pada tabel berikut:
85
Teori Proses
Kemampuan dasar Keterampilan terapan
Berdasarkan tabel 2. Perubahan paradigma Pendidikan lama dan pendidikan abad 21 terletak pada
sifatnya yang konvensional menuju Pendidikan modern. Hal ini terlihat pada pergeseran praktik pembelajaran
yang semula pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa pada
abad 21. Selain itu, paradigma pendidikan lama lebih menekankan pada penguasaan pengetahuan peserta
didik. Sementara itu, pendidikan abad 21 lebih menekankan pada penguasaan keterampilan siswa. Pada abad
ke-21, tuntutan yang sangat tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia yang responsif terhadap
tantangan zaman.
Selain itu, dalam perkembangan pendidikan di abad 21, beberapa prinsip harus diikuti jika dikaitkan
dengan konsep pembelajaran. Beberapa prinsip pendidikan abad 21 adalah sebagai berikut: Pertama, Belajar
berpikir. Belajar berpikir berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional. Kegiatan belajar berpikir untuk
memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan abad 21. Siswa harus
siap untuk beradaptasi dengan situasi baru yang membutuhkan keterampilan baru. Kedua, Learning to do.
Learning to do atau belajar untuk hidup, berorientasi pada keterampilan pemecahan masalah. Seseorang perlu
belajar beradaptasi dengan masyarakat yang statis (Sugiyarti et al., 2018). Mereka yang ketiga, Belajar untuk
menjadi. Mereka berorientasi pada pembentukan karakter diri. Siswa yang memenuhi syarat yang dapat
merespon kegagalan dan konflik di abad 21 memiliki kemampuan kognitif dan keterampilan sosial yang
mendasar—keempat, Belajar untuk hidup bersama—berorientasi untuk memiliki sikap toleransi dan kerjasama.
Manfaat belajar bersama akan memungkinkan siswa terlibat aktif dalam diskusi dan menjadikan mereka pemikir
Pendidikan abad 21 secara fungsional menghasilkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif,
dan efektif serta membentuk keunggulan kompetitif pada peserta didik untuk bersaing di era
globalisasi. Dengan ini, pada abad ke-21, siswa diharapkan menguasai keterampilan untuk
menghadapi era globalisasi dengan cepat. Keterampilan abad 21 memiliki empat bidang
keterampilan untuk mempersiapkan mereka menghadapi era globalisasi: berpikir kritis dan
pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas dan inovasi (Mahanal, 2014).
86
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)
Berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan hidup yang perlu dikembangkan dalam proses pendidikan.
Melalui kemampuan berpikir kritis, seseorang akan mengamati dan sekaligus mencari solusi atas segala
permasalahan yang dihadapi dalam hidupnya (Zubaidah et al., 2018). Keterampilan berpikir kritis pada tataran
praktis dapat menganalisis suatu masalah dari berbagai sudut pandang untuk mendapatkan solusi yang bijak
terhadap masalah tersebut berdasarkan pemikiran yang logis. Keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan
Membuat keputusan dengan pemikiran yang masuk akal dan reflektif membutuhkan keterampilan berpikir kritis
untuk memutuskan apa yang harus dipercaya dan dilakukan. Berpikir kritis bermanfaat karena manusia dapat berpikir
secara realistis dengan alasan yang logis dan rasional untuk memecahkan suatu masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, siswa akan mampu menyusun, mengungkapkan,
menganalisis, dan memecahkan masalah (Suryanti & Wijayanti, 2018). Keterampilan berpikir dalam tatanan kehidupan
berguna untuk melihat setiap perubahan dinamis dalam masyarakat dan menyaring setiap dampak globalisasi
sehingga dengan berpikir kritis, masyarakat tidak terjerumus dalam arus globalisasi tetapi dapat beradaptasi dengan
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan manusia. Keterampilan
komunikasi dimaknai untuk mengungkapkan pikiran, gagasan/gagasan, atau informasi baru, baik
secara lisan maupun tulisan (Redhana, 2019). Komunikasi merupakan kegiatan yang sering
dilakukan setiap orang dalam kehidupan, dan komunikasi dilakukan dalam lingkup apapun,
dimanapun, dan kapanpun. Kemampuan komunikasi bahasa dan budaya yang baik akan
penjelasan akan membantu negosiasi dan bentuk interaksi manusia yang intens, tujuan komunikasi
memahami makna pesan yang disampaikan, baik secara lisan maupun tulisan melalui media dan
cara berkomunikasi yang tepat dengan karakter siswa. penerima pesan dan tujuan dari pesan yang
disampaikan. Media komunikasi yang digunakan dapat berupa teknologi dan sumber daya digital
lainnya dalam menyampaikan ide dan pendapat. Dengan demikian, seseorang dapat berinteraksi
87
3. Kolaborasi (kerjasama)
Keterampilan kolaborasi dapat diartikan sebagai keterampilan untuk bekerja sama secara efektif dengan
menunjukkan sikap saling menghormati anggota tim dan melatih keterampilan dalam mengambil keputusan yang
ditunjukkan dengan kemampuan bekerja sama dalam kelompok secara efektif dengan menghargai dan
menghormati anggota tim, dan juga memiliki kemauan untuk saling membantu dengan sesama anggota
tim, dan berkompromi untuk mencapai tujuan bersama sehingga setiap orang dalam anggota tim
bekerja secara produktif dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut (Mahanal, 2014).
dari ide kreatif yang unik menjadi orisinal, dan menemukan solusi baru untuk setiap masalah. Indikator
seseorang yang dapat berpikir kreatif adalah sebagai berikut: menggunakan berbagai cara untuk
menemukan ide-ide baru, seperti berdiskusi dengan rekan kerja, sehingga ide-ide baru berbeda dengan
ide-ide sebelumnya. Temuan ini dapat memperbaiki, menganalisis, dan mengevaluasi ide-ide yang ada
gagasan menjadi kontribusi nyata dan nyata di lapangan. Kreativitas berkaitan dengan beberapa
keterampilan lain seperti berpikir kritis dan mengambil keputusan serta memecahkan masalah,
Keterampilan abad 21 dapat dikembangkan melalui mata pelajaran IPS. IPS di tingkat sekolah dasar
menggunakan tematik integratif, yaitu dengan menggunakan tema-tema yang dapat menghubungkan
beberapa konsep mata pelajaran dengan materi pelajaran untuk memberikan pengalaman langsung yang
bermakna kepada siswa (Wahyuni et al., 2017). Sementara itu, pembelajaran IPS di tingkat sekolah
menengah pertama menggunakan pendekatan terpadu, yang menggabungkan beberapa konsep disiplin
ilmu sosial seperti sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi (Abbas, 2013).
Keterkaitan pendidikan IPS dengan pengembangan keterampilan abad 21 dapat tertuang dalam tujuan
Pendidikan IPS dalam kurikulum 2006. Pendidikan IPS bertujuan untuk memastikan bahwa siswa memiliki
kemampuan berikut: mengenali konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dan memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, penyelidikan, pemecahan masalah,
dan keterampilan dalam kehidupan sosial; memiliki komitmen dan kesadaran dalam dirinya terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan; dan mampu berkomunikasi, bekerja sama, dan bersaing dalam masyarakat yang
majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Somantri et al., 2001). Senada dengan hal tersebut, Said
Hamid Hasan (1991) menyatakan bahwa hasil belajar IPS mengacu pada dua aspek, pertama,
88
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)
kemampuan memahami konsep IPS; kedua, kemampuan menerapkan pemahaman IPS, seperti
Berdasarkan uraian di atas, maka hubungan antara keterampilan abad 21 dengan Pendidikan IPS
adalah IPS sebagai aktualisasi pengembangan keterampilan abad 21. Siswa dapat mengembangkan
potensi dan peka terhadap masalah sosial di sekitarnya dan keterampilan dalam mengatasi masalah sosial
dalam diri mereka dan masyarakat — studi sosial studi manusia dalam hubungan sosial. Sebagai makhluk
sosial, manusia akan memiliki hubungan sosial mulai dari keluarga, lingkungan sekitar hingga masyarakat
global. Pendidikan IPS abad 21 agar manusia dapat bersosialisasi dengan masyarakat dalam
perkembangan masyarakat yang dinamis dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Pengembangan keterampilan pendidikan IPS abad 21 memerlukan inovasi pembelajaran dengan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan keterampilan 4C dengan memanfaatkan teknologi untuk
menciptakan lingkungan belajar yang lebih sejahtera dan membangun keterampilan abad 21. Strategi yang dimaksud
adalah: Memiliki kesadaran dan literasi teknologi agar peserta mengetahui permasalahan yang terjadi kemudian
menyelesaikannya dengan menggunakan teknologi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis
masalah dengan menggunakan model dan pembelajaran kooperatif (Zubaidah et al., 2018).
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dan komunikasi siswa, yang terlihat dari keaktifan siswa
dalam bertanya, mengemukakan pendapat, dan mencari informasi. Sedangkan keterampilan bekerja sama dan
kreativitas serta inovasi dapat dilakukan dengan memberikan suatu masalah, siswa bekerja sama untuk
menyelesaikannya.
Sejalan dengan strategi tersebut, Komisi Ilmu Sosial Nasional di Amerika merangkum
beberapa karakteristik kurikulum IPS abad 21, yaitu sebagai berikut: Kurikulum IPS
dikembangkan untuk mencakup pemahaman yang jelas tentang peran warga negara dalam
partisipasi dalam hukum, budaya, dan kesukarelaan yang dirancang untuk meningkatkan
Kurikulum studi sosial untuk abad ke-21 menunjukkan hubungan yang jelas antara
humaniora dan ilmu alam dan fisika. Oleh karena itu, perlu mengintegrasikan ilmu-ilmu lain
dengan IPS. Pembelajaran IPS tidak lagi hanya untuk diterima dan dihafalkan saja tentang
pengetahuan IPS. Lebih dari itu, siswa diajak untuk mencari tahu tentang peristiwa masa lalu
kontemporer, tetapi siswa harus memiliki wawasan untuk menghadapi masa depan
89
acara. Hal ini didukung oleh strategi pengajaran yang harus membantu siswa menjadi mandiri
resolusi konflik, dan keterampilan berpikir kritis. Pelaksanaan kurikulum ini memerlukan
KESIMPULAN
Abad 21 merupakan abad dimana teknologi informasi berkembang pesat,
ditandai dengan teknologi mesin, mesin produksi, dan komputer, mulai menggantikan
pekerjaan rutin manusia. Perkembangan teknologi tersebut berdampak pada kehidupan
manusia. Sejalan dengan itu, abad 21 menuntut manusia untuk bertahan dan beradaptasi
dengan perkembangan zaman, dibekali beberapa keterampilan di abad 21, yaitu berpikir
kritis dan memecahkan masalah. Komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas dan inovasi.
Beberapa keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran, salah
satunya dalam pembelajaran IPS di sekolah. Karena IPS mengintegrasikan berbagai
macam ilmu sosial yang mengorganisasikan dan aktivitas manusia yang diperlukan beserta
segala permasalahannya, diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan, maka ruang lingkup kajiannya berasal dari kehidupan masyarakat.
BIBLIOGRAFI
Abbas, EW (2013). Mewacanakan Pendidikan IPS (Cetakan Kedua). WAHANA Jaya Abadi.
http://eprints.ulm.ac.id/5481/
Abbas, EW (2019, 11 Januari). Dedikasi PM Noor sebagai Sumber Pengajaran dan
Pembelajaran Ilmu Sosial. Konvensyen Kebangsaan Sekolah Kluster Kecemerlangan
2017 “Kelestarian Kecemerlangan Pendidikan Abad ke-21,” Konvensyen. http://
eprints.ulm.ac.id/4963/
Abbas, EW (2020a). Menulis Artikel Jurnal Internasional. Program Studi Pendidikan
IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/17528 Abbas, EW (2020b). Menulis
Artikel Konferensi Internasional. Program Studi Pendidikan IPS FKIP Universitas
Lambung Mangkurat. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/17949
Abbas, EW, Wahyu, W., Sofyan, A., Sarbaini, Sarbaini, S., & Syaharuddin, S. (2016).
Pendidikan Karakter. WAHANA Jaya Abadi. http://eprints.ulm.ac.id/1177/
Afandi, A., Junanto, T., & Afriani, R. (2016). IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL-AGE
DALAM PENDIDIKAN ABAD 21 DI INDONESIA. Prosiding SNPS (Seminar Nasional
Pendidikan Sains), 3(0), 113-120-120.
Arnyana, IBP (2019). PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
4C(KOMUNIKASI, KOLABORASI, PEMIKIRAN KRITIS
DANCREATIVE THINKING) UNTUKMENYONGSONG ERA ABAD 21. Prosiding :
Konferensi Nasional Matematika Dan IPA Universitas PGRI Banyuwangi, 1(1),
i–xiii.
90
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Vol. 2, (2), Maret 2021
ISSN: 2716-2354 (hal); 2723-1119 (e)
92
Copyright © 2020, Jurusan Pendidikan IPS, ULM