PATOGENESIS
LIMFOMA NON HODGKIN EKSTRA NODAL KEPALA DAN LEHER
1
Gambar 1.Sistem vassa limfatika dan kelompok nodus limfoid utama
Dikutip dari : Scanlon VC, Sanders T. The lymphatic system and Immunity. In: Scanlon VC,
Sanders T. Essential of Anatomy and Physiology. 5thed. Philadelphia: FA Davis
Company,2007:325
a. Teori Asal Neoplasma pada Limfoma sel, yang kemudian memperbanyak diri dan
Non Hodgkin menimbulkan neoplasma. Neoplasma yang
Terdapat 2 tipe asal neoplasma yaitu: berasal dari monoklonal ini jelas terlihat
1. Asal dari monoklonal pada neoplasma limfosit B (limfoma sel B)
Menurut teori asal monoklonal, yang menghasilkan imunoglobulin (gambar
perubahan neoplastik awalnya mengenai 7).
satu
Gambar 7. Neoplasma limfosit B. Distribusi immunoglobulin rantai ringan dan berat tersebar di
dalam populasi limfosit B
Dikutip dari: Chandrasoma P, Taylor CR. Sistim Limfoid: Limfoma maligna. Alih bahasa.
Dalam: Chandrasoma P, Taylor CR. Patologi Anatomi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC,1995:255
Gambar 9. Hubungan onkogen selular dengan pertumbuhan normal dan neoplasma serta cara
aktivasi onkogen
Dikutip dari: Chandrasoma P, Taylor CR. Sistim Limfoid: Limfoma maligna. Alih bahasa.
Dalam: Chandrasoma P, Taylor CR. Patologi Anatomi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC,1995:258
e. Imunodefisiensi phase.
Pasien dengan imunodefisiensi baik
kongenital maupun didapat dapat
meningkatkan resiko terjadinya LNH.
Status imunodefisiensi kongenital yang
berhubungan dengan peningkatan resiko
LNH antara lain: ataxia-telangiektasia,
sindrom Wiskot-Aldrich,
hipogammaglobulinemia, sindrom x-linked
limfoproliferatif.
Status imunodefisiensi yang didapat seperti
infeksi HIV, imunosupesi iatrogenik pada
penerima transplantasi organ, penyakit
autoimun (sindrom sjogren) dapat
3,4,18,19
meningkatkan resiko terjadinya LNH.
f. Faktor Lingkungan
Bahan kimia dapat memicu
terjadinya keganasan karena dapat
menimbulkan mutasi pada DNA.18,23 Apabila
bahan yang bersifat karsinogenik masuk ke
dalam tubuh, maka di dalam tubuh bahan ini
langsung mengalami proses detoksifikasi
untuk kemudian diekskresi. Selain itu, bahan
karsinogenik tersebut terlebih dahulu
dimetabolisme di dalam tubuh, kemudian
hasil metabolismenya didetoksifikasi dan
berikutnya diekskresi. Apabila proses ini
tidak dapat dilakukan oleh tubuh, maka hasil
metabolit dari bahan karsinogenik ini akan
mengadakan ikatan dengan rantai DNA,
sehingga DNA menjadi cacat (defect).
Sebagai akibat dari kecacatan DNA, tubuh
berusaha untuk melakukan perbaikan DNA
yang dikenal dengan DNA repair. Bila
perbaikan DNA tidak berhasil, sel yang
memiliki DNA abnormal akan dieksekusi
atau dimusnahkan. Apabila proses eksekusi
ini tidak mampu dilakukan oleh tubuh, maka
sel dengan DNA cacat bersifat permanen.
Kondisi ini dikenal dengan initiation
menyebar ke berbagai organ tubuh termasuk
Selanjutnya, sel yang memiliki DNA cacat kepala dan leher.
mengalami proliferasi dan diferensiasi, Pada limfoma non-Hodgkin tubuh
serta berkembang menjadi ganas. Kondisi membentuk limfosit yang abnormal yang
ini dikenal dengan promotion phase.2,19,23 akan terus membelah dan bertambah banyak
Beberapa bahan kimia yang dengan tidak terkontrol. Limfosit yang
berhubungan dengan perkembangan LNH, bertambah banyak ini akan memenuhi
antara lain: berbagai jenis pestisida (2,4-D- kelenjar getah bening dan menyebabkan
organofosfat, klorofenol), pelarut dan kimia pembesaran.
organik (benzene, karbon tetraklorida), dan Tumor bersifat heterogen dengan
lain-lain. lokasi bervariasi, dapat dijumpai diluar
Pasien yang mendapatkan nodulus sepanjang aliran limfatik yang
kemoterapi dan radioterapi kanker dapat dikenal dengan limfoma non hodgkin
meningkatkan resiko terjadinya LNH. 18,19,23 ekstranodal. Pada daerah kepala dan leher,
limfoma non hodgkin ekstranodal ditemukan
RINGKASAN di berbagai tempat, antara lain: cincin
Limfoma non hodgkin adalah waldeyer, sinus paranasalis, cavum nasi,
kanker yang berawal dari sistim limfatik, laring, rongga mulut, kelenjar ludah, tiroid
tumbuh akibat perubahan sel limfosit yang dan orbita. Tonsil merupakan tempat
sebelumnya normal menjadi ganas dan tersering.
Mekanisme terjadinya belum 4. Advani B, Jacobs CD. Lymphomas of
diketahui dengan pasti. Faktor-faktor yang the head and neck. In: Bailey BJ,
diduga berperan pada terjadinya limfoma Johnson JT,eds. Head and Neck Surgery
non hodgkin antara lain: virus onkogen yang Otolaryngology.4thed. Philadelphia:
menyebabkan mutasi melalui translokasi Lippincot William & Wilkins,
kromosom, faktor lingkungan (karsinogen, 2006:1622-7.
kemoterapi, radiasi), dan imunodefisiensi. 5. Chan ACL, ChanJKC, Cheung MMC,
Kapadia SB. Haematolymphoid tumours.
In: Barnes L, Eveson JW, Reichart P,
Sidransky D, eds. WHO Pathology &
DAFTAR PUSTAKA Genetics of Head and Neck Tumours.
Lyon: International Agency for Research
1. Friel JP. Kamus Kedokteran Dorland. on Cancer
Alih bahasa: Tim penerjemah EGC. Press,2005:58,104,155,199,277,357.
Edisi ke-2. Jakarta: EGC,1996:1447. 6. Baratawidjaja KG. Imunologi Dasar.
2. Chandrasoma P, Taylor CR. Sistim Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit
Limfoid: Limfoma maligna. Alih FKUI,2004:17-26.
bahasa. Dalam: Chandrasoma P, Taylor 7. Van de Graaff. Lymphatic system. In:
CR. Patologi Anatomi. Edisi ke-2. Van de Graaff. Human Anatomy. 6thed.
Jakarta: EGC,1995:406-21. New York:McGraw-Hill
3. Emmanouilides C, Casciato DA. Companies,2001:582-5
Hodgkin and Non Hodgkin Lymphoma.
In: Casciato DA,ed. Manual of Clinical
Oncology. 5thed. Philadelphia:
Lippincot William & Wilkins,2004:417-
50.
8. Scanlon VC, Sanders T. The lymphatic Sept 28, 2008
system and Immunity. In: Scanlon VC, 12. Pameijer FA, Haas RL. Neck
Sanders T. Essential of Anatomy and lymphoma. In: Hermans R,ed. Head
Physiology. 5thed. Philadelphia: FA and Neck Cancer Imaging.
Davis Company,2007:319-26. Berlin:Springer,2006:311-27.
9. Skandalakis JE.Neck: Lymphatic 13. Young G, Bailey BJ. Lymphomas of the
System. In: Skandalakis JE, Colborn Head and Neck. 1995. Adapted from:
GL, Weidman TA, Foster KS, http://www.utmb.edu/otoref/Grnds/lym
Kingsworth AN, Skandalakis LJ,et al phoma.htm. Acces Sept 28, 2008.
eds. Skandalakis Surgical Anatomy. 14. Bilge S. Mayadagli A, Ozseker N,
New York: McGraw- Parlak C, Oruc F, Ozturk N, et al.
Hill Cases of extranodal lymphoma in the
Companies,2004:32-3. head and neck region.
10. Sommers MS. Respon tubuh terhadap (abstract). Journal of
tantangan imunologik. Alih bahasa. Clinical Oncology 2007;25. Adapted
Dalam: Price SA, Wilson LM. fromhttp://www.meeting.ascopubs.org/c
Patofisiologi konsep klinis proses- gi/content/abstract/25/18_suppl/18544a
proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: nd&fulltext=lymphoma+extranodal&an
EGC,2002:81-8. dorexactfulltextrelevance&fdate=1/1/20
11. Zucca E. Extranodal lymphoma. 00&resourcetype=HWCIT. Access Sept
Annonc 2008; 19:77- 28,2008.
80. Adapted 15. Economopulos T, Papgeorgious S,
from:http://www.annonc.oxfordjournal Rontogianni D, Kaloutsi V, Fountzilas
s G, Tsatalas, et al. Multifocal Extranodal
.org/cgi/reprint/19/suppl_4/iv77. Acces Non Hodgkin Lymphoma: A
Clinicopathologic Study of 37 cases in Gordon LI, Nicolaou N. Non Hodgkin’s
Greece, A Helenic Cooperative Lymphoma. In: Ahlering TE, Bruora E,
Oncology Group Study. The Oncologist Alberts SR, Casper ES, Anderson PR,
2005;10:734-8. Adapted from: Barakat RR, et al eds. Cancer
http://www.TheOncologist.com. Access management: a multidisciplinary
Sept 12,2008. approach. New York: The Oncology
16. Martoprawiro SS, Sandhika W, Fauziah group,2003:665-710.
D. Aspek Patologi Tumor THT- Kepala 19. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL.
Leher. Pendidikan Kedokteran Neoplasia. In: Robbins SL, Cotran RS,
Berkelanjutan III Perkembangan Robbins SL, eds. Basic Pathology. 7thed.
Terkini Diagnosis dan Penatalaksanaan Philadelphia: WB Saunders, 2004:166-
Tumor Ganas THT-KL. 201.
Surabaya:2002,2- 3(November):9-26. 20. Cesarman E, Mesri EA. Pathogenesis of
17. Munir M. Keganasan di bidang Telinga viral lymphomas. In: Leonard JP,
Hidung Tenggorok. Dalam: Soepardi Coleman M,eds. Hodgkin’s and Non
EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti Hodgkin’s Lymphoma. New York:
RD,eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Springer,2006:49-75.
Telinga Hidung Tenggorok. Edisi ke-6. 21. Somers R, De Jong D. Gangguan
Jakarta: Balai Penerbit FKUI,2007:163- maligna sistem limfatik. Alih bahasa.
73. Dalam: Van de Velde CJH, BOsman FT,
18. Rosen ST, Molina A, Winter JN, Wagener DJT. Onkologi. Edisi ke-5.
Yogyakarta: Panitia Kanker RSUDP dr Cancer. Heidelberg: Wiley-VCH Verlac
Sardjito,1999: 677-96. GmbH & Co, 2006:69-79,308-9.
22. Hausen HZ. Retrovirus familiy. In: 23. Sudiana IK. Mutagen dan karsinogen.
Hausen HZ,ed. Infection causing Dalam: Sudiana IK. Patobiologi
Human Molekuler Kanker. Jakarta: Salemba
Medika,2008:27-42.