Anda di halaman 1dari 9

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) A

TANAH

CARA PENGISIAN:

Kolom 1 : Nomor urut pencatatan


Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang.
Pada kolom 1 dituliskan dengan jelas jenis tanah yang merupakan barang
inventaris. Contoh : Tanah Perkantoran, Tanah Perkebunan, Tanah Tegalan,
Tanah Hutan, Tanah Taman, dan sebagainya.

Kolom 3 : Nomor Kode Barang (lihat lampiran Tabel Kode Barang)


Kolom 4 : Nomor Register
Kolom 5 : Luas tanah
Kolom 6 : Tahun pengadaan tanah
Kolom 7 : Letak/Alamat.
Pada Kolom kolom 7 tuliskan letak alamat lengkap lokasi dari tanah tersebut.
Contoh : Jalan Kayu Jati II Rawangun  atau nama Kelurahan, kecamatan/Nama
Kota dan sebagainya.

Kolom 8 : Untuk kolom 8 Hak  Pakai  atau  Hak Pengelolaan.


Yang dimaksud dengan Hak Pakai adalah apabila tanah tersebut dipergunakan
langsung menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pemerintahan. Sedangkan
Hak Pengelolaan adalah apabila Tanah tersebut dipergunakan untuk
menunjang tugas pokok dan fungsi.

Kolom 9 : Tanggal Sertifikat.


Pada kolom 9 tuliskan tanggal dikeluarkannya Sertifikat dari tanah  tersebut.

Kolom 10 : Nomor Sertifikat


Pada kolom 10 tuliskan Nomor Sertifikat  dari Tanah tersebut.

Kolom 11 : Penggunaan.
Pada kolom 11 dituliskan dengan jelas peruntukan dari tanah  tersebut dalam
kolom 1. Misalnya : Perkampungan, Taman, Perkebunan, Sawah, dan
sebagainya.

Kolom 12 : Asal Usul.


Pada kolom 12 tuliskan asal usul perolehan dari barang tersebut. Misalnya :
Dibeli, Hibah, dan sebagainya. 

Kolom 13 : Harga
Pada kolom 13 dituliskan nilai pembelian  dari tanah tersebut atau perkiraan 
nilai tanah  tersebut  apabila  berasal dari sumbangan/hibah, pembukaan 
hutan dan sebagainya.

Kolom 14 : Keterangan.
Pada kolom 14 tuliskan keterangan yang dianggap perlu dan yang
berhubungan dengan tanah tersebut.
Penjelasan :
a.   Apabila ada data  tanah  yang tidak  jelas, dapat diisi ke dalam kolom atau
lajur maka untuk tidak menghambat  pencatatan (Sensus Barang Daerah),
kolom atau lajur  tersebut  dapat dikosongkan  atau di strip, kecuali 2
(dua)  hal yang tidak  boleh dikosongkan dan harus  ditaksir  atau
diperkirakan, yakni :
a)  Tahun Perolehan, karena tahun perolehan termasuk dalam Kode
Lokasi.
b)  Harga, oleh karena menyatakan/menggambarkan besarnya aset/
kekayaan  yang ada pada SKPD, dan menggambarkan seluruh
aset/kekayaan dan masing-masing Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota.
b.   Khusus mengenai harga, yang diisi/dicantumkan Harga Beli/sesuai
ketentuan yang berlaku.

Namun dalam rangka Sensus barang Daerah, untuk mendapatkan data/harga


yang wajar, dapat dengan harga  pada saat dilaksanakan Sensus Barang
Daerah, seperti :
1)   Untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah atau NJOP setempat.
2)   Untuk bangunan berdasarkan Harga standar dari Dinas PU
KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) B
PERALATAN DAN MESIN

Kolom 1 : Nomor Urut.


Pada kolom 1 tuliskan Nomor Urut dari setiap jenis barang.

Kolom 2 : Nomor Kode Barang.


Pada kolom 2 tuliskan Nomor Kode Barang yang bersangkutan

Kolom 3 : Nama Barang/Jenis Barang.


Pada kolom 3 tuliskan jenis barang atau nama secara jelas  seperti:
Kendaraan, Alat Besar, Mesin Tik, Filling Cabinet dan sebagainya.Untuk
barang-barang yang mempunyai nomor  pabrik, cara pencatatannya harus satu
persatu. Jadi satu baris untuk satu barang  saja, sedangkan barang-barang
yang tidak mempunyai nomor pabrik  seperti: Kursi, Meja dan sebagainya
dapat digabungkan  dalam satu baris  dengan syarat  bahwa  barang tersebut
mempunyai karakteristik yang sama (ukuran, bahan baku, tahun pembelian
dan sebagainya).

Kolom 4 : Nomor Register.


Pada kolom 4 tuliskan nomor register dari barang yang bersangkutan. Dalam
hal KIB ini dipergunakan untuk mencatat lebih dari satu barang yang sejenis,
diberi nomor register mulai dari 0001 s/d nomor register terakhir dari barang
dimaksud.

Kolom 5 : Merk/Type
Pada kolom 5 tuliskan merk dan type barang yang dimaksud. Apabila tidak ada
typenya kolom ini diberi tanda  strip (-). Contoh :
-     Mobil: merk Toyota Kijang dengan type LGX
-     Komputer: Merek IBM dengan type Pentium 4, dan sebagainya

Kolom 6 : Ukuran/CC
Pada kolom 6 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang bersangkutan, kalau
tidak ada ukurannya diberi tanda strip (-). Contoh :  
-     Mobil : 2000 cc
-     Komputer : dengan spesifikasi besaran layar, kapasitas, dan sebagainya    

Kolom 7 : Bahan.
Pada kolom 7 tuliskan dari  bahan apa barang yang bersangkutan dibuat.
Apabila  bahan yang digunakan  lebih dari 1 (satu) macam, maka tuliskan
bahan atau bahan yang paling banyak digunakan. Contoh : Besi (untuk filling
cabinet), Besi,Plastik (untuk kursi).

Kolom 8 : Tahun Pembelian.     


Pada kolom 8 tuliskan tahun pembelian dari barang yang bersangkutan,
Apabila tidak diketahui tahun pembeliannya supaya tuliskan tahun penerimaan/
unit pemakaiannya.

Kolom 9 : Nomor Pabrik.


Pada kolom 9 tuliskan nomor pabrik barang yang bersangkutan. Apabila tidak
diketahui nomor pabrik  maka kolom ini diberi tanda strip (-).

Kolom 10 : Nomor Rangka.


Pada  kolom  10  tuliskan Nomor Rangka/Chasis dari alat Angkutan yang
bersangkutan kalau tidak ada nomor chasis berikan tanda strip (-). Contoh :
K.357608 dan sebagainya.
Kolom 11 : Nomor Mesin.
Pada kolom 11 tuliskan Nomor Mesin dari Alat Angkutan yang bersangkutan,
nomor ini dapat dilihat pada Alat Angkutan yang bersangkutan pada faktur
/kwitansi pembeliannya, kalau tidak ada nomor mesin berikan tanda strip (-).

Kolom 12 :  Nomor Polisi.


Pada kolom 12 tuliskan nomor polisi Alat Angkutan yang bersangkutan.
Contoh : B 8165 LE dan seterusnya.
Untuk jenis Alat Angkutan tertentu yang tidak mempunyai Nomor Polisi, maka
kolom ini diberi tanda strip (-).

Kolom 13 : BPKB.
Pada kolom 13 tuliskan nomor BPKB.

Kolom 14 : Asal-usul.
Pada kolom 14 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.
Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.

Kolom 15 : Harga.
Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan
factur/kuitansi  pembelian  apabila  barang  yang bersangkutan  berasal dari 
pembelian. Apabila barang yang bersangkutan  berasal  dari sumbangan/
hadiah  supaya diperkirakan  dengan harga  yang wajar.
Pencatatannya  dalam ribuan rupiah. Contoh :  Suatu barang harganya :
-     Rp 253.200,- maka pada kolom ini dituliskan 253.
-     Rp 253.750,- maka pada  kolom ini dituliskan 254.

Kolom 16 : Keterangan.
Pada kolom 16 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada
hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : Dipinjamkan dan
sebagainya. Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah
dibubuhkan tanggal pencatatan dan  ditandatangani oleh Pengurus Barang
(penyesuaian) dan diketahui (kiri bawah) oleh Kepala SKPD (penyesuaian).
KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) C
GEDUNG DAN BANGUNAN

Kolom 1 : Diisi nomor urut


Kolom 2 : Jenis Barang / nama Barang
Pada kolom 2 tuliskan jenis gedung/monumen.
Pengisian tentang Gedung diartikan sebagai bangunan yang berdiri sendiri atau
dapat pula merupakan suatu kesatuan bangunan yang tidak dapat dipisahkan.
Misalnya: Gedung Kantor Gubernur, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan,
Gedung Sekolah, Puskesmas, Olah Raga, Monumen dan sebagainya.

Kolom 3 : Diisi Nomor Kode Barang


Kolom 4 : Diisi Nomor Register
Kolom 5 : Kondisi Bangunan.
Pada kolom 5 tuliskan kondisi dari pada bangunan gedung/bangunan
monumen pada saat pelaksanaan Inventrisasi. Kondisi fisik bisa dalam keadaan
baik, rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.

Kolom 6 : Konstruksi Bangunan.


Pada kolom 6 tuliskan “bertingkat” apabila bangunan tersebut bertingkat.
Sebaliknya jika tidak bertingkat tuliskan “tidak”.’

Kolom 7 : Pada Kolom 7 tuliskan : beton” apabila bangunan tersebut


seluruhnya berkonstruksi beton. Sebaliknya apabila tidak berkonstruksi beton 
isikan “tidak”

Kolom 8 : Luas Lantai ( M² )


Pada kolom 9 tuliskan luas dari bangunan yang tercantum dalam kolom 1,
dengan bilangan bulat.
Perhitungan luas lantai tersebut termasuk luas teras dan untuk gedung
bertingkat dihitung dari luas lantai satu dan dijumlah dengan luas lantai
bertingkat berikutnya.

Kolom 9 : Letak/Lokasi.
Pada kolom 8 tuliskan letak/alamat lengkap lokasi dari bangunan tersebut.
Misalnya :  Jl. Merdeka Selatan 8-9, Jl. Pemuda No. 9, Jl. Pahlawan No. 18, dan
sebagainya.

Kolom 10-11 : Dokumen Gedung.


Yang dimaksud dengan dokumen gedung dapat berupa surat-surat pemilikan.
Seperti : Sertifikat atas tanah bangunan gedung, Surat Ijin Bangunan dan
sebagainya.
Pada kolom 10 diisikan tanggal dikeluarkannya dokumen tersebut di atas,
sedangkan pada kolom 11 diisikan Nomor Dokumen.

Kolom 12,13, 14 : Tanah Bangunan


Pada kolom 12 tuliskan luas dari tanah bangunan dengan ukuran M², dengan
bilangan bulat. Kalau memang ada batas maka bisa digunakan sebagai dasar
perhitungan luas tanah bangunan.
Pada kolom 13 isikan status tanah dari tanah bangunan tersebut dapat
berupa :
a.   Tanah milik Pemda
b.   Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
c.   Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
d.   Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna
Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan
Pada kolom 14 isikan Nomor Kode Tanah.

Kolom 15 : Asal Usul


Pada kolom 15 tuliskan asal perolehan dari barang tersebut, misalnya :
a.   dibeli
b.   hibah
c.   dan lain-lain
Dalam hal bangunan/barang yang dibiayai dari beberapa sumber anggaran,
dicatat sebagai milik komponen pemilikan pokok, misalnya bangunan Pemda
dibantu dari anggaran Pusat maka statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.

Kolom 16 : Harga
Pada kolom 16 tuliskan harga yang sebenarnya untuk bangunan
gedung/monumen  tersebut. Apabila nilai gedung/monumen tersebut tidak
dapat diketahui berdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakan nilai gedung
berdasarkan harga yang berlaku dilingkungan tersebut pada waktu pencatatan.

Kolom 17 : Keterangan.
Tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada hubungannya  dengan
bangunan tersebut. Setelah selesai diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan
bawah dibubuhkan tanggal pencatatan dan ditandatangani  Pengurus Barang
dan diketahui oleh Kepala SKPD.
KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E
ASET TETAP LAINNYA

Kolom 1 : Nomor Urut.


Pada kolom 1 tuliskan Nomor Urut dari setiap jenis barang, dimulai dari Nomor
Urut 1,2,3 dan seterusnya.

Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang.


Pada kolom  2 tuliskan jenis  barang  atau  nama  secara jelas  seperti : Buku
dan perpustakaan, barang  bercorak kebudayaan, hewan/ternak dan tumbuh-
tumbuhan  dan sebagainya. Buku/barang bercorak kesenian/hewan dan
tumbuhan pencatatannya dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat
bahwa barang tersebut mempunyai karakteristik yang sama (judul, ukuran,
bahan baku, tahun pembelian dan sebagainya).

Kolom 3 : Nomor Kode Barang.


Pada kolom 3 tuliskan Nomor Kode Barang yang bersangkutan (lihat tabel Kode
Barang).

Kolom 4 : Nomor Register.


Pada kolom 4 tuliskan nomor register dari barang yang bersangkutan. Dalam
hal KIB ini dipergunakan untuk mencatat lebih dari satu barang yang sejenis,
diberi nomor register mulai dari 0001 s/d nomor register terakhir dari barang
dimaksud.

Kolom 5,6 : Buku dan perpustakaan


Pada kolom 5 tuliskan judul/pencipta buku.

Kolom 6 diisi mengenai bahan pembuatan buku (kertas, CD dan lain


sebagainya)
Kolom 7,8,9 : Barang bercorak kesenian/kebudayaan. Pada Kolom 7 diisi
mengenai asal daerah
Kolom 8 diisi nama pencipta
Kolom 9 diisi spesifikasi bahan

Kolom 10,11 : Hewan/Ternak dan Tumbuhan.


Pada kolom 10 diisi mengenai jenis hewan/ternak atau tumbuhan
Kolom 11 diisi ukuran (kg, cm, m, dan sebagainya).
Kolom 12 : Jumlah.      
Pada kolom 12 diisi jumlah barang.

Kolom 13 : Tahun cetak/pembelian


Pada kolom 13 diisi tahun cetak dan pembelian. Apabila tidak diketahui  diberi
tanda strip (-).

Kolom 14 : Asal-usul.
Pada  kolom 14 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan. Contoh :
Pembelian, hadiah dan sebagainya.

Kolom 15 : Harga.
Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan
factur/kuitansi pembelian apabila  barang yang bersangkutan berasal dari
pembelian. Apabila barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah
supaya diperkirakan dengan harga yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan
rupiah .

Kolom 16 : Keterangan.
Pada kolom 16 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada
hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : Dipinjamkan dan
sebagainya. Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah
dibubuhkan tanggal pencatatan dan  ditandatangani oleh Pengurus Barang dan
diketahui (kiri bawah) oleh Kepala SKPD.
KARTU INVENTARIS BARANG
BUKU INVENTARIS

Anda mungkin juga menyukai