Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

E
DENGAN HIPERTENSI
Di Kemitbumen , Geneng, Prambanan, Klaten.

Di susun oleh :

Nama : Fitri Dwi Yuli Utami


NIM : 3020193440
Kelas : 2A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2020-2021
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN / KONSEP DASAR TEORI
A. Latar Belakang … …………………………………………….. 5
B. Tujuan ………...………………………………………………. ..6
C. Definisi …………………………………………………………. 7
D. Etiologi …………………………………………………………. 7
E. Patofisiologi …………………………………………………......7
F. Pathway…………………………………………………………..9
G. Manifestasi Klinik ……..………………………………………. 10
H. Pemeriksaan Penunjang ……………...………………………… 10
I. Komplikasi ………………………………………………………10
J. Penatalaksanaan …………………………………….……….......11
K. Daftar Pustaka
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ………………………………………..………..….. .14
B. Pengelompokan data ……………………………………….…. ..33
C. Analisa data …………………………………………………..…34
D. Diagnosis keperawatan …………………………………….……34

LAMPIRAN

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi dimana seseorang mempunyai tekanan darah
sistole (Sistolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan
darah diastole (Diastolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 90 mmHg
sesuai kriteria WHO atau memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelumnya
(Bhadoria, Kasar, dan Toppo, 2014). Wu, Chien, Lin, Chou, dan Chou (2012)
menjelaskan bahwa hipertensi menurut diagnosis WHO di Amerika Serikat ialah
tekan sistolik > 140 mmHg dan tekan diastoliknya > 90 mmHg.
Berdasarkan WHO (2012), negara yang memiliki penghasilan tinggi
memiliki prevalensi hipertensi lebih kecil dari negara berkembang atau negara
yang memiliki penghasilan yang rendah. Dari 927 juta penderita hipertensi di
dunia, sebanyak 333 juta penderita berada di negara maju dan 639 juta penderita
sisanya terdapat di negara berkembang. Hipertensi merupakan faktor penting
yang memengaruhi hampir satu miliar orang di seluruh dunia dan menyebabkan
sekitar 7,1 juta kematian per tahun pada usia dewasa (Osamor & Owumi, 2011).
Prevalensi hipertensi di dunia sebesar 26,4% yang terdiri dari populasi
usia dewasa . Susilo, Ari, & Wuldanari (2011) menjelaskan bahwa Indonesia
merupakan negara dengan peringkat kelima dalam hal kejadian hipertensi di
kawasan Asia Tenggara yaitu sebanyak yaitu 15% dari seluruh penduduk.
Kementerian Kesehatan (2013) menyatakan bahwa di Indonesia terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada
tahun 2013. Di Indonesia penyakit hipertensi dan komplikasinya merupakan
peringkat kelima dari sepuluh besar penyebab kematian tertinggi terhitung dari
41.590 kematian dari Januari sampai Desember 2014 (Balitbangkes, 2014).
Sesuai data dari Riskesdas (2013), bahwa Jawa Barat merupakan provinsi
dengan prevalensi hipertensi paling tinggi di Pulau Jawa (29,4%) dengan
proporsi faktor risiko hipertensi pada masyarakat Jawa Barat yang menduduki
peringkat atas dalam beberapa kategori. Peluang masyarakat di Jawa Barat
cukup besar untuk menderita hipertensi bila tidak dilakukan pencegahan sejak
dini.
Kabupaten Kuningan merupakan wilayah dengan prevalensi hipertensi
terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 43,6 persen (Batlibangkes, 2014). Selain
itu kasus hipertensi merupakan salah satu penyakit yang termasuk 10 penyakit
terbesar selama 3 tahun sejak 2012 sampai 2014 di seluruh Puskesmas di
Kabupaten Kuningan termasuk puskesmas Windusengkahan yang memiliki
catatan kenaikan hipertensi tiga tahun terakhir (Profil Puskesmas
Windusengkahan, 2014).

B. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan etiologi hipertensi

2. Mengetahui manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang

3. Mengetahui penatalaksanaan dan komplikasi


4. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada penyakit hipertensi yang
terdiri dari pengkajian, diagnose,tujuan, dan intervensi.

4
C. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
morbiditas maupun moralitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik
90mmHg menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2014).

D. Etiologi Hipertensi
Etiologi menurut Argiya dan Mahin (2012)

a. Konsumsi Obat

Beberapa jenis obat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Bila obat


tersebut dihentikan tekanan darah dapat kembali normal. Obat-obat yang
dipakai dan dapat meningatkan tekanan darah: pil KB, Estrogen, pil diet,
Obat anti radang ( NSAID) seperti ibuprofen.

b. Mengkonsumsi Alkohol atau Garam Secara Berlebih

Semakin banyak mengkonsumsi alkohol atau garam, maka semakin tinggi


pula kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah.

c. Stress

Stress merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung dan
kardiovaskuler, seperti hipertensi. Situasi stress dijumpai diberbagai
tempat, krisis keuangan, masalah keluarga dan sebagainya. Semua hal itu
dapat menyebabkan perkembangan tekanan darah tinggi.
E. Patofisiologi Hipertensi
Menurut (Triyanto,2014) meningkatnya tekanan darah didalam
arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.

Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang


sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola)
untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau
hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh meningkat
sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas
memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan
keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian
terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi
ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur
berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal
mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah
meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan
menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan
darah normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi
pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan
darah kembali normal.

6
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan
enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi,
yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal
merupakan organ peting dalam mengembalikan tekanan darah, karena itu
berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah
satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan
dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah (Triyanto 2014).

F. Manifestasi klinik
Menurut (Ahmad, 2011) sebagian besar penderita tekanan darah
tinggi umumnya tidak menyadari kehadirannya. Bila ada gejala,
penderita darah tinggi mungkin merasakan keluhan-keluhan berupa:
kelelahan, bingung, perut mual, masalah pengelihatan, keringat
berlebihan, kulit pucat atau merah, mimisan, cemas atau gelisah, detak
jantung keras atau tidak beraturan (palpasi), suara berdenging di telinga,
disfungsi ereksi, sakit kepala, pusing. Sedangkan menurut
(Pudiastuti,2011) gejala klinis yang dialami oleh para penderita
hipertensi biasanya berupa: pengelihatan kabur karena kerusakan retina,
nyeri pada kepala, mual dan muntah akibatnya tekanan kranial, edema
dependen dan adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan
kapiler.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Enzim-enzim serum AST (SGOT). ALT (SGPT), LDH: meningkat pada
kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infrak miokardium.
2. Bilirubin direk: meningkat pada gangguan ekresi bilirubin terkonyugasi.
3. Bilirubin indirek: meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom
gilbert.
4. Bilirubin serum total: meningkat pada penyakit hepatoseluler.
5. Protein serum total: kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
6. Masa protombin: meningkat pada penurunan sintesis protombin akibat
kerusakan sel hati.
7. Kolesterol serum: menurun pada kerusakan sel hati, menngkat pada
obstruksi duktus biliaris.

H. Komplikasi
Komplikasi hipertensi menurut, Argiya dan Mahin (2012)
a. Stroke

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah


otak (stroke). Biasanya kasus ini terjadi secara mendadak dan
menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completestroke).
Sehingga pasien tidak menyadari hal ini.

b. Gagal Jantung

Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung berkerja lebih
berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung
kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot
jantung disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah.

c. Gagal Hinjal

Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal


tertekan dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya
fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal hal ini
menyebabkan kelenturan dinding pembuluh darah berkurang.

I. Penatalaksanaan
a. Farmakologi (Obat-obatan) menurut Argiya dan Mahin (2012)
Secara garis besar beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :

8
1. Mempunyai efektifitas yang tinggi

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral

4. Tidak menimbulkan intoleransi

5. Memungkinkan penggunaan jangka panjang golongan obat obatan


yang diberikan pada klien hipertensi seperti golongan diuretik,
golongan beta bloker, golongan antagonis kalsium.

b. Nonfarmakologi menurut Moh. dalam Budi S. (2015)

1. Membatasi asupan garam

Konsumsi tinggi garam dihubungkan dengan kenaikan kejadian stroke


dan meingkatnya angka kematian akibat penyakit kardiofaskuler.
Menurunkan asupan garam sebesar kurang dari 1700mlgr/hari dapat
menurunkan tekanan darah 4-5 mmHg pada orang hipertensi dan
2mmHg pada orang sehat

2. Modifikasi diet dan nutrisi

a) Diet kontrol
b) Ditambah tinggi sayur dan buah
c) Ditambah tinggi buah dan sayur, rendah kolestrol, produk lemak
dan rendah natrium.
3. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan akan mengurangi tekanan darah. Upaya untuk


mencegah lebih lanjut penambahan berat badan dan harus menjadi
tujuan utama dalam menejemen berat badan. Penurunan berat badan
sebesar 10% dilakukan selama 6 bulan. Upaya pemeliharaan berat
badan menjadi aspek penting dari program manajemen berat badan.
4. Olahraga rutin

Hipertensi bisa dicegah dengan aktifitas fisik secara rutin. Penurunan


tekanan darah terjadi akibat penurunan tahapan perifersis sistemik
yang dihubungkan dengan peningkatan pembuluh darah. Hal ini
terjadi akibat adaptasi yang lama terhadap aktifitas fisik sehingga
menjadi fase dilatasi

5. Berhenti merokok
Berhenti merokok dapat mengurangi terjadinya penyakit
kardiovaskuler.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan
Hipertensi. Jakarta: Rineka Cipta.

Bhadoria, A., Kasar, P. & Toppo, N., (2014). Prevalence of hypertension and
associated cardiovascular risk factors in Central India. Journal of family &
community medicine, 21(1), pp.29–38. (diakses 22 September2015).
Kemenkes, RI., (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2013, profil kesehatan indonesia
2013.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Osamor, P. E., Owumi, B. E. (2011). Factors Associated with Treatment


Compliance in Hypertension in Southwest Nigeria. Nigeria : Journal of
Health Population Nutrition.

Pikir. Budi S dkk.2015.Hipertensi Manajemen Komprehensif.Surabaya:Airlangga


University Press (AUP)

Pudiastuti, R. D. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.

Righo, Argitya dan Mahin Ridlo Ronas.2014.Terapi Bekam Terbukti Mampu Mengatasi
Hipertensi.Bandung:CV.Rasi Terbit

Susilo, Yekti, & Ari, W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: ANDI

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Nama mahasiswa : Fitri Dwi Yuli Utami


Tempat Praktik : Kemitbumen, Geneng, Prambanan, Klaten
Waktu Praktik : Tanggal 26 April 2021

A. DATA DEMOGRAFI
1. Identitas diri klien
Nama : Ny. E
Usia : 39 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Dsn Kemitbumen, Geneng, Prambanan
Suku bangsa : Jawa
Status pernikahan : Kawin
Agama / keyakinan : Islam
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medik : Hipertensi
Tanggal pengkajian : 26 April 2021
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. W
Usia : 45 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan klien : Suami

12
B. RIWAYAT PENYAKIT

1. Keluhan utama saat masuk RS :


Klien dibawa ke klinik dengan keluhan kepalanya pusing dan kepala gliyer

2. Riwayat penyakit sekarang:


Pasien mengeluh nyeri kepala dengan skala 6 dan pasien juga mengatakan
badan terasa berat untuk melakukan aktivitas, klien juga mengeluh tengkuk
terasa kaku. Sakit yang dirasakan klien hilang timbul sehingga klien sulit untuk
tidur dan kerap terbangun sehingga istirahatnya menjadi tidak tenang. Klien
juga mengeluh pandangannya kabur

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan 3 bulan yang lalu pernah mengalami hipertensi dan
sampai jatuh dikamar mandi karena pusing

4. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan.
a. Masalah atau Dx medis pada saat MRS :
Nyeri kepala dan pusing ( Hipertensi )
b. Tindakan yang telah dilakukan dipoliklinik / UGD :
Saat di klinik pasien dilakukan pemeriksaan TTV dan diberikan obat
penurun tekanan darah dan obat anti nyeri
c. Catatan Penanganan Kasus (dimulai saat pasien dirawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan) :
Pasien diberikan obat untuk menurunkan tekanan darah dan obat anti
nyeri.
C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

(Bandingkan kondisi saat klien di rumah /sebelum masuk RS dan saat klien dirawat di
RS)

1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Pengetahuan tentang penyakit/perawatan :

Pasien dan keluarga pasien tidak tahu mengenai penyakitnya.

2. Pola nutrisi / metabolik


Program diit :

Batasi asupan garam pada makanan

Intake makanan :

Pada saat sebelum sakit klien makan 3 x sehari dengan menghabiskan satu
porsi yaitu nasi, lauk dan sayur. Saat sakit pasien menghabiskan ½ dari porsi
biasanya.

Intake cairan :

Pasien mengatakan dirinya minum 8-9 gelas/hari

3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Pasien mengatakan BAB sehari 1 kali, dan pasien mengatakan tidak ada
keluhan mengenai BAB.

b. Buang air kecil


Pasien mengatakan tidak ada keluhan mengenai BAK
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total

Oksigenasi

Pasien mengatakan tidak ada keluhan

5. Pola tidur dan istirahat


(lama tidur, gangguan tidur, pengawasaan saat bangun tidur):

Pasien mengatakan tidur hanya 4 jam dari mulai jam 00.00 – 04.00 WIB,
pasien kesulitan tidur karena pusing dan nyeri kepala dan pasien juga merasa
tidak puas dengan pola tidurnya.

6. Pola perceptual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):

Penglihatan : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan penglihatannya,


pasien tidak berkacamata dan mampu melihat dengan jelas

7. Pola persepsi diri


(pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
Klien menanggap ini ujian dari tuhan, dan pasien bersyukur atas masih
diberikannya sakit.

8. Pola seksualitas dan reproduksi


(fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi, dll)

Pasien sudah menikah, pasien sudah tidak menstruasi lagi ( menopause )


sekitar beberapa tahun yang lalu

9. Pola peran-hubunagan
(komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan)

Keluarga pasien mengatakan pasien merupakan individu yang


bermasyarakat dengan baik dan aktif di kumpulan kumpulan desa.

10. Pola managemen koping-stress


(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini, dll)

Pasien mengatakan ikhlas dan memiliki keyakinan sembuh terhadap penyakit


ini

11. Sistem nilai dan keyakinan


(pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan, dll)

Pasien mengatakan sholat 5 waktu dan aktif dalam pengajian pengajian.

D. PEMERIKSAAN FISIK

(Cephalocaudal)

Keluhan yang dirasakan saat ini :


Pasien mengatakan pusing dan badan terasa berat

TD: 180/90 mmHg R : 21 x/menit N: 80 x/menit S: 36,8 ⁰C

TB/BB: 155/60

Kepala :
Tidak ada benjolan, bersih, rambut hitam ikal.

Jantung

I : Ictus cordis tak tampak,

P : lctus cordis terba di SIC V

P : pekak

A: BJ I-II normal, aritmia, tidak ada suara bising (-) , gallop (-)

Paru-Paru :

I : gerakan dada kanan dan kiri sama , tidak ada rekasi dada

P : traktil fremitus kanan dan kiri sama

P : Sonor

A : Suara paru vesikuler

Abdomen :

I : Tidak ada lesi

A : Suara bising usus 12x /menit

P : Terdengar timpani

P : Tidak ada nyeri tekan pada perut

Perkemihan :

I : Pembengkakan

A:-

P : tidak ada lesi

P : tidak ada nyeri tekan


Inguinal :

Tidak ada benjolan

Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan) :

Atas : kulit sawo matang, turgor kulit baik

Bawah : kekuatan otot baik

E. PENANGANAN KASUS

(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, sampai akhir praktik)

Pasien mengatakan saat priksa di klinik pasien sudah diberi obat dan dokter
menganjurkan untuk istirahat

F. TES DIAGNOSTIK
- tidak ada pemeriksaan laboratorium

G. TERAPI SAAT INI

Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping


Amlodipine 10 mg Untuk - Pusing, mual dan
menurunkan edema
tekanan darah
dan dapat
membantu
mencegah
stroke, serangan
jantung dan
masalah ginjal.
-
Asam mefenamat 500 mg Untuk Mual, diare,
meredakan nyeri pandangan kabur
dan berkeringat.
A. PENGELOMPOKAN DATA SENJANG

DATA SUBJEKTIF DATA OBYEKTIF


- Klien mengatakan pusing dan nyeri pada - Klien terlihat merintih rintih karena
kepala menahan pusing
P : Hipertensi -Tekanan darah 180/90 mmHg
Q : cekut cekut - Keadaan umum pasien lemah
R : Kepala - Pasien hanya berbaring ditempat tidur
S:4 - Pasien tidak bisa menjawab ketika
T : hilang timbul diberi pertanyaan seputar hipertensi
- Klien mengatakan tidak bisa tidur dan kerap
terbangun karena pusing yang sering timbul

- Klien mengeluh pandangannya menjadi


kabur
- Pasien mengatakan 3 bulan lalu juga
mengalami hipertensi
- Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan jika pusing
mengganggu aktivitasnya
- Pasien mengatakan tidak tau mengenai
penyakitnya
B. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI PROBLEM


Ds : - Klien mengatakan pusing dan nyeri pada kepala Agen cedera Nyeri akut
P : Hipertensi biologis
Q : cekut cekut
R : Kepala
S:4
T : hilang timbul
DO : - Klien terlihat merintih rintih karena menahan pusing
Ds : - Pasien mengatakan lemas Ketidakseimbangan Intoleran aktivitas
- Pasien mengatakan jika pusing mengganggu aktivitasnya
suplai oksigen dan
- pasien mengatakan jika kemungkinan pasien lemas di karenakan kurang tidur
Do : - Keadaan umum pasien lemah kebutuhan oksigen
- Pasien hanya berbaring ditempat tidur
Kemampuan perawatan diri selama sakit :
- mandi dibantu
- makan dibantu
- toileting dibantu

DS: Usia Resiko jatuh


1. Klien mengatakan pandangannya kabur akibat penyakit hipertensi

DO:
TD: 180/90mmHg
N: 80x/menit
RR: 21x/menit
1. Klien tampak berjalan dengan hati hati

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Intoleran Aktiviras berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan oksigenResiko
3. Resiko jatuh ditandai dengan usia.

D. PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI

N DIAGNOSA TUJUAN ( NOC ) INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1. Senin, 26 April 2021 Setelah dilakukan Manajemen nyeri Senin, 26 April 2021 Senin, 26 April 2021
Pukul 08.00 WIB tindakan (1400) pukul 08.00 WIB pukul 08.20 WIB
Dx. Nyeri akut keperawatan selama 1. lakukan 1.identifikasi 1.melakukan S = Pasien mengatakan
berhubungan dengan 3 x 24 jam, masalah
pengkajian nyeri nyeri merupakan pengkajian nyeri nyeri
agen cedera biologis nyeri akut
berhubungan dengan secara menyeluruh suatu hal yang secara menyeluruh P : Hipertensi
Data : agen cedera biologis ( meliputi penting untuk ( lokasi,durasi, Q: cekut cekut
Ds : - Klien mengatakan teratasi dengan lokasi,durasi, menentukan frekuensi, kualitas R: kepala
kriteria hasil : frekuensi, kualitas tindakan dan faktor pencetus ) S: 4
pusing dan nyeri pada
Tingkat nyeri dan faktor pencetus) selanjutnya T: hilang timbul
kepala (2102) O = pasien tampak merintih
1. Pasien mampu
P : Hipertensi 2. kontrol lingkungan 2.mempertahank rintih menahan nyeri dan
mengontrol nyeri (
Q : cekut cekut tahu penyebab yang dapat an lingkungan ( Fitri ) pusing
nyeri dan mampu mempengaruhi nyeri yang nyaman
R : Kepala
melakukan teknik seperti suhu ruangan,menjadi salah Pukul 10.00 WIB
S:4 non farmakologi )
pencahayaan dan satu upaya 2.mengontrol ( Fitri)
2. Pasien mampu
T : hilang timbul kebisingan. menurunkan lingkungan pasien Pukul 10.15 WIB
melaporkan bahwa
DO : - Klien terlihat nyeri berkurang nyeri ( hindarkan pasien S = pasien mengatakan
merintih rintih karena (dari skala 4-1) 3.anjurkan pasien 3.dengan dari kebisingan ) lebih nyaman
menahan pusing 3. Pasien dapat untuk istirahat yang menganjurkan O = pasien tampak lebih
menambah waktu adekuat untuk pasien untuk rileks dan dapat beristirahat
tidur membantu penurunan istirahat yang Pukul 10.00 WIB
4. Ekspresi wajah
nyeri cukup 3. menganjurkan
pasien rileks
diharapkan nyeri pasien untuk tidur
berkurang Pukul 10.15 WIB
4. kolaborasikan 4. tindakan ini S=-
dengan pasien dan pasien Pukul 15.00 WIB O = pasien bersedia untuk
keluarga ajarkan mendapatkan 4. mengajarkan teknik tidur
teknik non latihan untuk non farmakologi Pukul 15.30 WIB
farmakologi seperti meredakan nyeri ( relaksasi nafas S = pasien mengatakan
relaksasi. dalam) nyeri sedikit berkurang
Skala: 4
O = pasien dapat
melakukan latihan secara
mandiri

( Fitri)

Pukul 15.00 WIB


Evaluasi Hasil :
S = Pasien mengatakan
nyeri sedikit berkurang
Skala : 4
O = Pasien dapat tidur
A = masalah nyeri akut b.d
agen cedera biologis belum
teratasi
P = Lanjutkan intervensi
1.lakukan pengkajian nyeri
2.anjurkan pasien latihan
relaksasi

(Fitri)

N DIAGNOSA TUJUAN ( NOC ) INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


O
2. Senin, 26 April 2021 Setelah dilakukan Manajemen energi Senin, 26 april 2021 Senin, 26 april 2021
Pukul 09.00 WIB tindakan (0180)
Pukul 10.00 WIB Pukul 10.15 WIB
Dx.Intoleran aktivitas keperawatan selama 1. kaji status 1. untuk
berhubungan dengan 3 x 24 jam, masalah fisiologis pasien mengetahui 1.mengkaji penyebab S = Pasien mengatakan jika
ketidakseimbangan intoleran aktivitas yang menyebabkan penyebab
kelelahan pada pasien malam susah tidur
suplai oksigen dan berhubungan dengam kelelahan kelelahan pada
kebutuhan oksigen, ketidakseimbangan pasien O = - Pasien tampak lesu
kelemahan oksigen teratasi 2.tingkatkan tirah 2. dengan
Pukul 14.00 WIB Pukul 15.40 WIB
dengan kriteria hasil : baring ( misalnya meningkatkan
Data : 1. Toleransi terhadap waktu istirahat tidur ) kualitas tidur 2. anjurkan pasien S = pasien mengatakan
Ds : - Pasien aktivitas diharapkan
mengatakan lemas 2. 1. Tekanan darah badan terasa untuk meningkatkan badan terasa lebih bugar
- Pasien mengatakan jika dalam rentan normal lebih bugar
waktu istirahat tidur O = pasien tidur kurang
pusing mengganggu ketika beraktivitas 3. bantu pasien 3. meningkatkan
aktivitasnya 3. 2. Klien dapat dalam aktivitas kemampuan lebih 1,5 jam
- Pasien mengatakan jika melakukan aktivitas sehari hari selama pasien untuk
Pukul 15.55 WIB Pukul 16.10 WIB
kemungkinan pasien hidup harian dengan sakit beraktivitas
lemas di karenakan mudah ( berpindah,ROM,per 3. Membantu pasien S = pasien mengatakan
kurang tidur 4. 3. Klien dapat mandi awatan diri)
dalam aktivitas segar dan lebih nyaman
Do : - Keadaan umum secara mandiri
pasien lemah perawatan diri ; sehabis mandi
- Pasien hanya berbaring
mandi O = pasien tampak lebih
ditempat tidur
segar dan harum
Kemampuan perawatan
Pukul 16.30 WIB
diri selama sakit :
- mandi dibantu Evaluasi hasil :
- makan dibantu
S = -pasien mengatakan
- toileting dibantu
badan terasa lebih bugar
setelah tidur
- pasien mengatakan lebih
segar setelah mandi
O = - pasien tidur siang 1,5
jam
- wajah pasien tampak
segar dan nyaman setelah
mandi
A = masalah intoleran
aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan
kebutuhan oksigen teratasi
sebagian
P = lanjutkan intervensi
1. bantu dan ajarkan pasien
untuk melakukan aktivitas
secara mandiri

2. Resiko jatuh ditandai Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh 1. Untuk mengetahui Senin, 26 April 2021 Senin, 26 April 2
dengan usia. tindakan keperawatan (6490) hal hal yang Jam 11:10 WIB
selama 3x24jam resiko 1. Identifikasi hal hal membahayakan Jam 11:00 WIB S: pasien meg
DS: jatuh ditandai dengan yang membahayakan lingkungan klien. sangat hati-hati
usia teratasi dengan 1. Megidentifikasi hal
1. Klien dilingkungan 2. Untuk berjalan di area
kriteria hasil : yang membahayakan
mengatakan 2. Sediakan alat bantu meminimalisir mandi.
pasien yang dapat
pandangannya Kontrol Resiko: (misal tongkat atau terjadinya jatuh. O:area kamar
terjai di sekitar
kabur akibat Jatuh(1939). walker) untuk 3. Memberikan pasien tampak
lingkugan.
penyakit 1. Megidentifikasi meyeimbangkan gaya dukugan kepada arena banyak te
hipertensi faktor resiko jatuh. berjalan. psien untuk (Fitri) air dan menimb
2. Menggunakan 3. Dukung pasien untuk menggunakan tumbbuhnya lum
DO: strategi untuk menggunakan tongkat tonngkat sebagai
TD: 180/100mmHg mengkompensasika atau walker dengan alat bantu. Jam 11:20 WIB
n keterbatasan
N: 80x/menit pandangan. tepat. 4. Berkolaborasi Jam 11:10 WIB S:pasien megata
S: 36,5°C 3. Memonitor 4. Berkolaborasi dengan dengan tenaga lebih mudah berj
RR: 22x/menit lingkugan untuk angggota tim medis lainnya 2. Menyediakan alat jika menggunaka
resiko jatuh. kesehatan lain untuk dalam bantu tongakat untuk tongkat.
4. Menggunakan alat berjalan.
1. Klien tampak meminimalkan efek meminimalisiir O: pasien tampak
bantu untuk
berjalan dengan samping dari obat efek samping obat. mudah berjalan.
menurunkan resiko (Fitri)
hati hati jatuh. yang berkonstribusi
2.Klien tidak dapat terhadap jatuh. Jam 11:40
membaca dengan S:-
Jam 11:30 WIB O:membantu pas
jarak kurang lebih
30cm 3. Mendukung pasien dalam mengguna
3.Skala morse: 40 dalam menggunakan tongkat dengan b
(resiko rendah) tongkat.
Jam 12:00 WIB
(Fitri) S:-
Jam 11:50 WIB O:pasien tampak
senang sesudah b
4. Berkolaborasi berjalan.
dengan trenaga medis
lain dalam Senin, 26 April 2
meminimalkan efek Jam 14:00 WIB
samping obat. S: pasien megata
lebih mudah berj
(Fitri)
jika menggunaka
tongkat.
O: membantu pa
dalam mengguna
tongkat dengan b
A: masalah R
jatuh ditandai d
usia teratasi seba
P: lanjutkan inte
1. Identifika
hal yang
membaha
n dilingk
2. Sediakan alat
(misal tongka
walker) untuk
meyeimbangk
gaya berjalan
3. Dukung pasie
untuk
menggunakan
tongkat atau
walker denga
tepat.
4. Berkolaboras
dengan anggg
tim kesehatan
untuk
meminimalka
efek samping
obat yang
berkonstribus
terhadap jatu
Catatan perkembangan ( hari ke – 2 )

N DIAGNOSA KEPERAWATAN SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1. Selasa, 27 April 2021 Selasa, 27 April 2021 Selasa, 27 April 2021 Selasa, 27 April 2021
Pukul 09.00 WIB Pukul 09.00 WIB Pukul 10.00 WIB Pukul 10.15 WIB
Nyeri akut berhubungan dengan Evaluasi Hasil : 4. membantu pasien melakukan Evaluasi hasil :
agen cedera biologis S = Pasien mengatakan nyeri dan menganjurkan pasien untuk S = pasien mengatakan nyeri
sudah berkurang latihan teknik non farmakologi berkurang banyak
Skala : 3 ( relaksasi nafas dalam) secara Skala : 2
- pasien mengatakan jika dirinya mandiri jika sewaktu waktu nyeri O = wajah pasien tampak rileks
sudah mencoba melakukan muncul A = masalah nyeri akut
aktivitas berhubungan dengan agen cedera
O = - Pasien tampak lebih segar biologis teratasi sebagian
- pasien sudah bisa melakukan P = hentikan intervensi
pekerjaan rumah
A = masalah nyeri akut b.d agen
cedera biologis teratasi
P = Lanjutkan intervensi
sebagian
1.anjurkan pasien latihan
relaksasi
Catatan perkembangan ( hari ke – 3 )

N DIAGNOSA KEPERAWATAN SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1. Rabu 28 April 2021 Rabu 28 April 2021 Rabu 28 April 2021 Rabu 28 April 2021
Pukul 09.10 WIB Pukul 09.10 WIB Pukul 15.00 WIB Pukul 15.20 WIB
Intoleran aktivitas berhubungan Evaluasi Hasil : Membantu dan menganjurkan S = pasien mengatakan sudah
dengan ketidakseimbangan suplai S = Pasien mengatakan badan pasien untuk mandi secara mandiri bisa mandi sendiri
dan kebutuhan oksigen segar setelah mandi O = - badan pasien tampak lebih
O = - Pasien tampak lebih segar segar
- pasien sudah bisa melakukan - pasien dapat melakukan mandi
mandi secara mandiri dengan secara mandiri
dipantau keluarga
A = Intoleran aktivitas Pukul 15.30 WIB
berhubungan dengan Evaluasi hasil :
ketidakseimbangan suplai dan S=-
kebutuhan oksigen teratasi O = pasien sudah beraktivitas
sebagian kembali
P = Lanjutkan intervensi -pasien juga sudah bisa mandi
1. bantu dan ajarkan pasien secara mandiri
untuk melakukan aktivitas secara A = Intoleran aktivitas
mandiri berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen teratasi
P = hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai