Disusun Oleh :
Salma tsalasah Chairun Nisaa'
3020193464
PROGRAM STUDI DIPOLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2022
2
LAPORAN KASUS
PENERAPAN KOMPRES AIR HANGAT UNTUK MENGONTROL
NYERI PADA PASIEN Ny.S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
ASAM URAT DI SANGGRAHAN RT 07/RW09,BANYURADEN
GAMPING,SLEMAN
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Salma Tsalasah Chairun Nisaa’
3020193464
2
3
LAPORAN KASUS
PENERAPAN KOMPRES AIR HANGAT UNTUKMENGONTROL NYERI
PADA LANSIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ASAM URAT DI
SANGGRAHAN RT 07/RW09,BANYURADEN
GAMPING,SLEMAN
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Salma Tsalasah Chairun Nisaa’
302019346
3
4
PERSETUJUAN
dengan judul
“Penerapan Kompres Air Hangat Untuk Mengontrol Nyeri Pada Lansia
Dengan Masalah Keperawatan Asam Urat Di Sanggrahan RT007/RW
009,Banyuraden,Gamping,Sleman,Yogyakarta
Telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk dilakukan ujian sidang.
……………………………….
NIK. ………………………....
4
5
PENGESAHAN
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji dan telah diterima sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
pada Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKES Notokusumo Yogyakarta
Mengesahkan, Menyetujui,
Ketua, Kaprodi,
GiriSusiloAdi,S.Kep.,Ns.,M.ke BarkahWulandari,S.Kep.,Ns.,M.Ke
p p
NIK NIK
Ditetapkan di : Yogyakarta
Tanggal Ujian: 21 Juni 2022
5
6
Abstrak
Abstrak Nyeri pada lansia dengan arthritis gout adalah nyeri yang dirasakan oleh
seseorang yang berumur 60 tahun keatas yang mempunyai penyakit arthritis gout
dengan kategori nyeri ringan, sedang dan berat. Tindakan untuk menurunkan
nyeri adalah salah satunya kompres air hangat. Karena kompres air hangat sangat
efektif untuk menurunkan nyeri. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memberikan tindakan kompres air hangat untuk menurunkan nyeri pada lansia
dengan arthritis gout. Karya Tulis Ilmiah menggunakan Studi Kasus asuhan
keperawatan dengan menggunakan teknik terapi Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Arthritis Gout Pada Lansia. Subyek Studi kasus yang digunakan
adalah dua lansia yang menderita arthritis gout di Desa Kabundelan Kecamatan
Batang Kabupaten Batang. Metode Pengumpulan data yang digunakan berupa
wawancara dan observasi. Kompres air hangat dilakukan selama 15 menit dengan
suhu 40oC, kompres air hangat dilakukan dibagian kaki dari lutut sampai ujung
kaki. Hasil sudi kasus penerapan selama 7 kali kunjungan pada dua lansia
mengalami penurunan nyeri artritis gout. Kasus 1 hari pertama skala nyeri 8 hasil
pemeriksaan asam urat 7 setelah hari ketujuh skala nyeri 2 hasil pemeriksaan
asam urat 5.7. dan pada kasus 2 hari pertama skala nyeri 7 hasil pemeriksaan asam
urat 6,6 setelah hari ketujuh skala nyeri 1 hasil pemeriksaan asam urat 5,1.
Kesimpulan dari studi kasus ini adalah bahwa kompres air hangat dapat
6
7
diterapkan untuk menurunkan nyeri pasien lansia artritis gout. Kata kunci:
kompres air hangat; Arthritis gout; lansia
7
8
Kata kunci: Artritis Gout, asan urat, Kompres Hangat, Penurunan Nyeri.
MOTTO
(Penulis)
8
9
KATA PENGANTAR
Assalamu”alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya Tulis
Ilmiah.
Laporan ini penulis susun dan diajukan guna melengkapi syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Stikes Notokusumo Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan kali ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih
setulus-tulusnya kepada:
1. Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Direktur Akademi
Keperawatan Yayasan Notokusumo Yogyakarta yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta.
2. Eva Nurlina Aprilia, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom selaku dosen
penguji dan pembimbing Akademik yang telah dengan sabar
membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi penulis
dalam uji praktik dan penyusunan laporan ini.
3. CecilyaKustanti, S.Kep.,Ns.,M.kes selaku dosen penguji
Akademi yang telah berkenan memberikan masukan, saran dan
kritik yang bersifat membimbing penulis.
4. Muhammad Daroji,SKM, M.P.H selaku kepala Puskesmas
Gamping ll
9
10
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
A. Pengertian....................................................................................................
D. Struktur Keluarga.........................................................................................
10
11
F. Fungsi Keluarga...........................................................................................
G. Peran Keluarga.............................................................................................
A. Pengertian....................................................................................................
B. Etiologi ........................................................................................................
C. Manifestasiklinis .........................................................................................
D. Patofisiologi.................................................................................................
E. Penatalaksanaan...........................................................................................
F. Klasifikasi....................................................................................................
G. Pathwey........................................................................................................
H. Komplikasi...................................................................................................
I. Pemeriksaan penunjang...............................................................................
A. Desain Penelitian.........................................................................................
C. Subjek Penelitian.........................................................................................
D. Fokus Penelitian...........................................................................................
G. Instrumen Penelitian....................................................................................
11
12
A. Hasil.............................................................................................................
B. Pembahasan.................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data prevalensi artritis gout di Dunia pada lansia sebanyak 34,2% terjadi di
Negara maju seperti Amerika. Artritis gout di Amerika sebesar 34,2% dari
total penduduk. Peningkatan kejadian artritis gout tidak hanya terjadi di
Negara maju, peningkatan juga terjadi di Negara berkembang, salah satunya
di Negara Indonesia (Kumar & Lenert, 2016). Artritis gout di Asia pada
lansia meningkat, dalam satu dekade terakhir ini sebesar 13%-25% (Hastuti,
2018). Artritis gout di indonesia pada lansia menunjukkan bahwa penyakit
artritis gout di Indonesia sesuai diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar
11,9% dan sesuai diagnosis dan gejala sebesar 24,7%. (Riskesdas, 2013
dalam Nurhayati, 2018). Artritis gout di Jawa Tengah tahun 2013 sesuai
diagnosis tenaga kesehatan sebesar 11,2% dan sesuai diagnosis dan gejala
sebesar 25,5% (Riskesdas, 2013 dalam Nurhayati, 2018). Artritis gout di
Indonesia pada lansia menunjukkan bahwa penyakit artritis gout di
Indonesia sesuai diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar 11,9% dan
sesuai diagnosis dan gejala sebesar 24,7%. (Riskesdas, 2013 dalam
Nurhayati, 2018). Artritis gout di Jawa Tengah tahun 2013 sesuai diagnosis
tenaga kesehatan sebesar 11,2% dan sesuai diagnosis dan gejala sebesar
25,5% (Riskesdas, 2013 dalam Nurhayati, 2018). Artritis gout merupakan
hasil metabolisme purin didalam tubuh yang kadar tidak boleh berlebih.
13
14
14
15
tubuh, selain itu sebagai mediator yang baik bagi suhu yang akan
ditransmisikan kepada saraf sehingga merelaksasi otot dan meringankan
kelelahan dan ketegangan yang terjadi pada otot atau memberikan efek
menurunkan spasme otot pada pembuluh darah, mengurangi rasa sakit dan
nyeri. Penelitian Herlina (2013) dan Yada (2019) Berdasarkan penjelasan
diatas, peneliti tertarik untuk menerapkan intervensi kompres air hangat
pada lansia artritis gout. Peneliti berharap dengan ditetapkan intervensi
kompres air hangat dapat digunakan sebagai sarana pengendalian secara non
farmakologi untuk menurunkan nyeri pada lansia yang mengalami artritis
gout.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
Tujuan umun
Tujuan khusus
15
16
D. Manfaat penelitian
a. Bagi Penulis
b. Bagi Institusi
c. Bagi Puskesmas
16
17
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah,perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Muwani & Setyowati, 2013).
2. Ciri-Ciri Keluarga
17
18
3. Tipe Keluarga
Berikut tipe keluarga menurut Setiawan (2016) terbagi menjadi dua, yaitu:
a.Secara tradisional
18
19
b.Secara modern
Berkembangnya individu dan meningkatnya rasa individualism maka pengelompokan tipe
keluarga selain diatas adalah:
1. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-
sanksi illegal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar
rumah.
2. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal
dalam satu rumah dengan anak- anaknya. Baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Niddle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/ kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami dan istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu
bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya
dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa seorang anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.Kedua
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita dan pria dewasa yang tinggal dalam satu rumah.
9) Three Generation
19
20
4. Struktur Keluarga
Adapun struktur keluarga menurut Setiawan (2016), antara lain:
1. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garisayah.
2. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu
3. Matrilocal: sepasang suami yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu atau istri
4. Patrilocal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah atau suami.
5. Keluarga kawin: hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami istri.
20
5. Tahap perkembangan keluarga
Menurut Muwani dan Setyowati (2013) tahap perkembangan keluarga antara lain:
b. Keluarga dengan Anak Baru Lahir <30 bulan (Child Bearing) Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini:
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah (2-6 tahun)Tugas perkembangan keluarga pada saat
ini:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, missal kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan
rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar keluarga.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
21
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan Kesehatan
anggota keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak mulai meninggalkan rumah) Tugas perkembangan
keluarga saat ini:
22
6. Fungsi Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut Friedman dan Padilla (2012), sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah:
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi
dimulai sejak individu dilahirkan dan berakhir setelah meninggal. Keluarga merupakan
tempat dimana individu melakukan sosialisasi.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol.
Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau luar perkawinan
sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua (single parent).
d. Fungsi ekonomi
23
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal.
7. Peran Keluarga
a. Peran Formal
Peran formal bersifat eksplisit yang terdiri dari peran parental dan perkawinan yang
membentuk posisi sosial suami-ayah dan istri-ibu.
b. Peran informal
Peran informal bersifat implicit biasanya tidak tampak kepermukaan dan dimainkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan emosional individu dan atau untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga.
Menurut Setiawan (2016) tugas keluarga dibagi menjadi 5 dalam bidang Kesehatan yang
harus dilakukan, yaitu:
24
Tugas ini merupakan perhatian dan tanggung jawab penting bagi keluarga apabila terjadi
adanya perubahan pada anggota keluarga, perlu segera dicatat sejak kapan dan perubahan
apa saja yang terjadi.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga pertimbangan siapa diantara keluarga yang memiliki
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan
tindakan tepat agar maalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar
keluarga.
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan
Berikut tujuan utama dalam perawatan kesehatan keluarga menurut Effendy (2012) yaitu:
a. Tujuan umum:
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara Kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
b. Tujuan Khusus:
25
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
Kesehatan dasar dalam keluarga.
Adapun tingkat kemandirian keluarga menurut Setiawan (2016), yang dibagi menjadi 4
tingkatan, antara lain:
Berikut beberapa peran perawat keluarga yang dapat dilakukan menurut Murwani dan
Setyowati (2013), antara lain:
a. Educator (Pendidik)
Pada peran ini perawat berkewajiban membantu klien atau keluarga dalam menghadapi
kendala keluarga untuk meingkatkan kesehatan melalui pemberian pengetahuan yang
terkait dengan keperawatan dan tindakan medis yang diterima sehingga keluarga dapat
menerima tanggung jawab terhadap hail-hal yang diketahui.
b. Fasilitator
Perawat membantu klien atau keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan
derajat kesehatannya. Perawat harus meyakinkan keluarga mengenai system pelayanan
Kesehatan yang ada di masyarakat.
c. Konselor
d. Coordinator
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun
kemampuan keluarga secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang
terlewatkan maupun yang tumpeng tindih.
e. Pelaksana
27
Peran perawat sebagai penghubung antara klien atau keluarga dengan tenaga kesehatan
lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien atau keluarga,
dan membantu keluarga untuk memahami semua informasi dan upaya Kesehatan yang
diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
g. Kolaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dankeluarga dalam menentukan rencana
maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan dasar keluarga.
Arthritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi akibat dari hiperurisemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin dan
eksresi asam urat kurang dari ginjal (Sya’diyah, 2018).
2.Etiologi
Gangguan metabolik dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini ditimbulkan dari
penimbunan kristal di sendi oleh monosodium (MSU) dan kalsium pirofosfat dihidrat
(CCPD), dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenarasi tulang rawan sendi (Nurarif
dan Kusuma, 2016).Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Kelainan ini berhubungan
dengan gangguan kinetik asam urat yang hiperurisemia (Sya’diyah 2018). Hiperurisemia
pada penyakit ini terjadi karena:
28
2) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit
lain, seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitotistika psoarisis, polisetemia
vera dan mielofibrosis
1) Gout primer renal terjadi karena ekseresi asam urat ditubuli distal
ginjal yang sehat.
2)Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronis.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif dan Kusuma (2016) terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang
tidak di obati:
a. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat serum
laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat serum.
b. Stadium kedua arthritis gout terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang
luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalengeal.
c. Stadium ketiga setelahserangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak terdapat
gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai
tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang
dari 1 tahun jika tidak di diobati
d. Stadium keempat adalah tahap gout kronik dengan timbunan asam urat yang terus
meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai peradangan kronik akibat
kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku juga pembesaran dan
pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.
4. Patofisiologi
Kelainan pada sendi metatarsofangeal terjadi akibat ditemukan penimbunan kristal pada
membrane sinovia dan tulang rawan artikular. Pada fase lanjut akan terjadi erosi tulang
rawan, proliverasi sinovia dan pembentukan panus, erosi kistik tulang serta perubahan
gout sekunder. Selanjutnya, terjadi tofus dan fibrosis serta ankilosis pada tulang kaki.
Adanya gout pada sendi kaki menimbulkan respon lokal, sistemik dan psikologis.
29
Respon inflamasi lokal menyebabkan kompresi saraf sehingga menimbulkan respon
nyeri. Degenerasi kartilago sendi dan respon nyeri menyebabkan gangguan mobilitas
fisik. Peningkatan metabolism menyebabkan pemakaian energy berlebih sehingga klien
cenderung mengalami malaise, anoreksia dan status nutrisi klien tidak seimbang.
Pembentukan panus pada pergelangan kaki menyebabkan masalah citra tubuh dan
prognosis penyakit menimbulkan respons ansietas (Muttaqim,2012:396).
5. pathwey
Respon Inflamasi
Lokal Degenerasi Kartilago
Defisit Nutrisi
Menurut (Nurarif dan Kusuma, 2016): Penanganan gout biasanya dibagi menjadi
penanganan serangan akut dan penanganan hiperurisemia pada pasien arthritis kronik.
Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini
6. Klasifikasi
Asam urat diklasifikasikan menjadi dua menurut (Herliana, 2013) yaitu: Asam urat
primerPenyakit asam urat primer penyebabnya belum diketahui secara pasti namun,
sebagian besar kasus ini disebabkan oleh faktor genetik dan ketidakseimbangnya
hormonal dalam tubuh. Faktor tersebut menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
meningkatkan kadar asam urat.
Penyebab asam urat sekunder berkaitan dengan asupan makanan dan minuman ke
dalam tubuh. Makanan yang mengandung banyak purin merupakan penyebab utama
terjadinya asam urat sekunder
7. Komplikasi
Abiyoga ( 2016 ), menyatakan bahwa komplikasi yang muncul akibat gout
antara lain :
1. Gout kronik berthopus
Merupakan serangan gout yang disertai benjolan – benjolan ( tofi ) disekitar sendi
yang sering meradang. Tofi adalah timbunan Kristal monosodium urat disekitar
31
persendian seperti ditulang rawan sendi, sinoval, bursa atau tendon. Tofi bisa juga
ditemukan dijaringan lunak dan otot jantung,katub mitral jantung, retina mata,
panggkal tenggorokan.
2. Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia terjadi akibat dari
pengendapan Kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Padajaringan ginjal bisa terbentuk
mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus
3 Nefrolitiasis asam urat ( batu ginjal )
Terjadi pembentukan massa keras seperti batu didalam ginjal, nisa menyebabkan nyeri,
pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan garam –
garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin, dan mineral
struvit ( campuran magnesium, ammonium, fosfat )
4 Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Zairin Noor ( 2017 ), pemeriksaan penunjang pada pasien gout
adalah :
1 Laboratorium
a. Pemeriksaan cairan sinovia didapatkan adanya Kristal monosodiumurat
intraselular.
b. Pemeriksaan serum urat meningkat >7mg/dL.
c. Urinalisis 24 jam didapatkan ekskresi >800 mg asam urat
d. Urinalisis untuk mendeteksi fungsi ginjal, hati, hipertrigliseridemia,
tingginya LDL, dan adanya diabetes mellitus
e. Leukositosis didapatkan pada feses akut
2 Radiodiagnostik
a) Radiografi untuk mendeteksi adanya klasifikasi sendi
b) Radiografi didapatkan adanya erosi pada penumpukan sendi dan kapsul
9. Asuhan Keperawatan
Pengkajian keperawatan
32
Menurut Setiadi, 2012 Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan
dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan meng identifikasi status kesehatan
pasien. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar
dapat menidentifikasi, mengenali masalah – masalah, kebutuhn kesehatan
dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, social dan lingkungan menurut
Darmawan, 2012 . secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji
status keluarga adalah :
a. Data umum
1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan, dan status imunisasi
masing – masing keluarga serta genogram
2) Tipe keluaga
Data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini. Berdasarkan tipe
pembagian keluarga tradisional dan non tradisional
3) Suku bangsa
Data ini mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa terkait kesehatan
4) Agama
Data ini mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
5) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Status sosial ekonomi
keluarga ditentukan juga oleh kebutuhan kebutuhan yang dikeluarkan
oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki keluarga.
6) Aktivitas rekreasi keluarga
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga dalam rekreasi atau
refreshing. Rekreasi tidak harus ketempat wisata,namun menonton TV,
mendengarkan radio, juga merupakan aktivitas rekreasi keluarga.
7). Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a)Tahap perkembangan keluarga saat ini
Data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
33
Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan
keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
Struktur keluarga
Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Data yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
2) Fungsi sosialisasi
34
Data yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,norma, budaya
dan perilaku
3) Fungsi perawatan kesehatan
Data ini menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit
(a)Mengenal masalah Kesehatan
ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah kesehatan pada
keluarganya, salah satunya adalah disebabkan karena kurang
pengetahuan
(b) Mengambil keputusan
Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena tidak memahami mengenai
sifat, berat dan luasnya masalah tidak begitu menonjol
(c) Merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
disebabkan karena tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya
komplikasi, progfosis, cara perawatan dan sumber-sumber yang ada
dalam keluarga.
(d) Memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga diharapkan mengetahui keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan yang sehat, dan menyadarinya sebagai salah
satu media perawatan bagi anggota keluarga yang sakit.
(e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Pengetahuan keluarga tentang keberadaan dan keuntungan yang didapat
dari fasilitas-fasilitas kesehatan, sangat berpengaruh terhadap penderita
gout. Fasilitas kesehatan dimasyarakat sangat berperan dalam hal ini, juga
saat penderita gout memerlukan pengobatan.
(4) Fungsi reproduksi
Data yang perlu dikaji adalah berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga, upaya apa yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
(5) Fungsi ekonomi
35
Data yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, dan papan
(10) Stress dan koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga
tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang
berkepanjangan. Salah satu pencegahan agar serangan hipertensi tidaksering
muncul adalah dengan mencegah stress
(11) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Pemeriksaan fisik anggota keluarga pada keperawatan keluarga
dilakukan dengan pemeriksaan fisik dari kepala ke kaki ( Head to toe ).
Pemeriksaannya dimulai dari keadaan umum, kesadaran, tanda – tanda
vital, kepala, dada, abdomen, genetalia dan ekstremitas ( Mubarak, 2011 )
(12) Diagnosa keperawatan keluarga
Kriteria hasil :
36
1) Keluarga mampu memahami dan mengidentifikasi faktor – faktor
penyebab manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
2) Respon perilaku keluarga terhadap manajemen kesehatan keluarga
membaik
3) Keluarga mampu berpartisipasi dalam mengembangkan rencana
perawatan
4) Keluarga mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama
dengan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Intervensi :
(4) Monitor keterlibatan anggota keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan
Rasional : Untuk mengetahui respon dan tingkat keterlibatan keluarga dalam proses
perawatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
(5) Berikan pemahaman kepada keluarga terkait dengan kondisi anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan serta proses pengobatannya
37
Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
Kriteria hasil :
Intervensi :
(b) Identifikasi hambatan untuk merubah perilaku kearah yang lebih sehat
(c) Anjurkan keluarga untuk merubah gaya hidup sesuai dengan gaya hidup sehat
Rasional : Agar keluarga dapat merubah gaya hidup sesuai dengan gaya hidup sehat
Implementasi Keperawatan :
38
3) Menganjurkan keluarga dan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
untuk berpartisipasi dalam mengembangkan rencana perawatan
39
d. Keluarga mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dengan
anggota keluarga yang mengalami masalah Kesehatan .Perilaku kesehatan cenderung
beresiko berhubungn dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
1) Keluarga mampu mengenal perilaku kesehatan cenderung beresiko
2) Keluarga mampu merubah gaya hidup sesuai dengan gaya hidup sehat
3) Keluarga mampu berpartisipasi dalam pengambilan dan pelaksanaan
keputusan terkait dengan kesehatannya
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pendekatan studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien ederita asam urat. Pendekatan
asuhan keperawatan yang digunakan meliputi pengkajian, diagnosa asuhan keperawatan
keluarga , perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Dalam study kasus ini peneliti mengambil judul Asuhan Keperawatan Keluarga pada
Keluarga Ny.”S” Dengan Masalah Kesehatan Asam Urat Di Dusun Sanggrahan
RT07/RW09 Banyuraden,Gamping,Sleman,Yogyakarta
40
B. Waktu dan Tempat
1. Waktu kegiatan
Hari/tanggal : Selasa, 26 Mei 2022
Waktu : Jam 09:00 WIB
2. Tempat kegatan
Di puskesmas gamping 2
C. Subjek Penelitian
1) Nama : Ny.S
2) Umur : 62 tahun
4) Agama : Islam
6) Pekerjaan :-
9) Pendidikan : SLTA
D.Fokus Penelitian
Penerapan kompres air hangat pada penderita asam urat pada pasien Tn. S dengan
Masalah Keperawatan Asam urat di dusun Sanggrahan RT07/RW09
Banyuraden,Gamping,Sleman,Yogyakarta
41
b. Observasi
Data yang di ambil melalui pengamatan dari keluarga maupun anggota
keluarga dengan diagnosa medis asam urat
c. Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaam fisik yang dapat menunjang penegakan diagnosa
dan penaganan selanjutnya.
d. Sumber data
1. Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh dari anggota keluarga
dengan diagnosa medis gout
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari keluarga atau orang
terdekat anggota keluarga dengan dignosa medis gout
3. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan
judul studi kasus dan masalah yang di bahas
F. Metode Analisa
Analisa data dilakukan dengan mengemukakan fakta dan dibahas dalam
pembahasan.Teknik Analisa data yang digunakan dari hasil studi
kasus,wawancara,observasi,pemeriksaandan literatur sebagai jawaban rumusan
masalah
G. Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data.
Alat atau instrumen data dalam penelitian menggunakan lembar evaluasi dan format
pengkajian keperawatan keluarga yang terdiri dadi pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, evaluasi dengan kasus penerapan kompres air hangat.
42
BAB IV
1. Hasil Penelitian
Dari hasil studi kasus yang didapatkan pada pasien penderita asam urat dapat diberikan
guna mengurangi rasa nyeri,kompres air hangat diberikan kurang lebih 15 menit dan
dilakukan seminggu 2 kali ,dengan pemberian komprees air hangat memberikan efek
pembuluh-pembuluh darah akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah di
dalam jaringan tersebut sehingga dapat menurunkan nyeri.
2. Pembahasan
43
Hasil studi kasus mennjukan bahwa kompres air hangat adalah upaya yang mudah dan
murah,sehingga dapat diterapkan untuk mengatasi atau menurunkan keluhan nyeri
dengan artritis gout. Manfaat pemberian kompres air hangat ini memberikan rasa
hangat pada penderita asam urat dengan mengunakan cairan yang menimbulkan hangat
pada bagian tubuh yang memerlukanya,tujuan dari kompres air hangat ini untuk
memperlancar sirkulasi darah ,mengurangi rasa sakit,memberi rasa nyaman atau hangat
dan tenang.
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat disimpukan bahwa kompres air hangat
dapat menurunkan skala nyeri untuk asam urat,cara ini selain mudah dan murah
efektif untuk diberikan jika nyeri meradang dan efektif diberikan selama 2 hari
sekali.bagi penderita asam urat juga harus mengimbangi dengan pola hidup sehat
contohnya makanan-makanan yang harus dihindari. Kompres air hangat juga bisa
menjadi alternatif intervensi keperawatan untuk menurunkan nyeri pada penderita
artritis gout, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelayanan
44
keperawatan untuk penatalaksanaan penyakit artritis gout secara non farmakologi,
dapat digunakan sebagai terapi non farmakologis pada penderita yang mengalami
nyeri artritis gout.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,penulis memberikan saran- saran sebagai berikut:
1. Bagi keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga bisa mengerti tentang penyakit asam urat dan
cara pencegahanya juga mulai melakukan pola hidup sehat.
2.bagi Pusksmas Gamping II
Dihrapkan bisa meningkatkan pelayanan Kesehatan
3. Bagi institusi
Diharapkan bisa menjadi sumber referensi keperawatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses, dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Friedman, Marilyn M. 2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik.
Jakarta: EGC.
45
Muwani, A & Settowati, S. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Penerbit
Fitramaya
Setiawan, R. 2016. Teori dan Praktik Keperawatan Keluarga. Semarang: Unnes Press
Nurarif & Kusuma, 2016). (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Lampiran jurnal
46
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI
KOMPRES AIR HANGAT PADA PENDERITA ASAM URAT
A. LATAR BELAKANG.
.Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan cairan
hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan
nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa
hangat (Fajriyah, N, Sani, Tyas, & Winarsih, 2013)
D. TEMPAT
Penyeluhan di lakukan di rumah Ny.S
F. METODE
48
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. KISI-KISI MATERI
1. Pengertian kompres hangat
2. Tujuan kompres hangat
3. Pengaruh kompres hangat
4. Alat dan bahan kompres hangat
5. Cara terapi kompres hangat
H. KEGIATAN PENYULUHAN
N KEGIATAN
O WAKTU PENYULUHAN PESERTA
1 2Menit Pembukaan - Menjawab
a. Salam pembukaan - salam
b. Perkenalan - Memperhati
c. Mengkomunikasikant kan
tujuan
49
penyuluhandengan
pertanyaan secara
lisan
c. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan
I. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan mahasiswa dalam memberikan materi penyuluhan
b. Media dan alat yang memadai
c. Settingan waktu sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan penyuluhan di lakukan oleh mahasiswa sesuai dengan jadwal
yang sudah direncanakan
b. Peserta penyuluhan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
berlangsung
c. Seluruh mahasiswa berperan aktif selama proses penyuluhan berlangsung
3. Pertanyaaan
a. Apa tujuan kompres hangat ?
b. Apa pengaruh kompres hangat ?
MATERI PENYELUHAN
A. Pengertian
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri pada asam urat. Kompres hangat
merupakan pengobatan non farmakologil atau terapi alternative untuk mengurangi
nyeri pada penderita asam urat. Kompres air hangat dapat mengurangi peradangan
pada penderita asam urat, selain itu kompres air hangat juga memiliki ini dapat
meredakan rasa nyeri, kaku, spasme otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh
50
darah, manfaat yang maksimalakan di capai dalam waktu 20 menit sesudah afikasi
panas(Agustin, 2014).
E. Cara mengompres
51