Anda di halaman 1dari 79

1

SKRIPSI

ADA PENGARUH TERAPI RENDAMAN AIR HANGAT


TERHADAP NYERI SENDI DI DESA LAURAN
KECAMATAN TANIBAR SELATAN
KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

Oleh:

Adriana Besembun
2021030055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA JOMBANG
2

SKRIPSI

ADA PENGARUH TERAPI RENDAMAN AIR HANGAT


TERHADAP NYERI SENDI DI DESA LAURAN
KECAMATAN TANIBAR SELATAN
KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

Skripsi ini Dilaksanakan untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan ( S.Kep ) dalam Program Studi Ilmu
KeperawatanPada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Ke sehatan
Husada Jombang

Oleh :

Adriana Besembun
NIM : 2021030055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA JOMBANG

i
3

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya


sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang di
perguruan tinggi manapun

Lauran , …………2023

Yang Menyatakan

Adriana Besembun

ii
4

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal ini telah disetujui

tanggal .................. 2023

Oleh

Pembimbing I

Agus Sulistyowati, S.Kep.,M.Kes


NIDN : 070308780

Pembimbing II

Ns. Meli Diana, S.Kep, M. Kes


NIDN :0724098402

iii
5

MOTTO

‘’JIKA TIDAK ADA PERJUANGAN MAKA TIDAK AKAN


ADA KEMAJUAN’’

iv
6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang


telah melimpahkan rahmat -Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya
dengan judul “ ADA PENGARU TERAPI RENDAMAN
AIR HANGAT TERHADAP NYERI SENDI DI DESA
LAURAN KECAMATAN TANIMBAR SELATAN
KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR“ Skripsi ini
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan program
S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada
Jombang.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari


berbagai kesulitan dan hambatan namun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dan kesempatan ini juga penulis dapat menyampaikan
rasa terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
rahmat-Nya sehingga Skripsi ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
2. Ibu Direktur Dra. Soelijah Hadi, M.Kes, M.M Stikes
Husada Jombang.
3. Ketua Stikes Kaprodi ibu Sylyie Puspita, Ns.,M.Kep .
4. Ibu Agus Sulistyowati, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing
I pembuatan Skripsi ini yang selama ini telah tulus
meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan
saya, memberikan bimbingan hingga Skripsi ini dapat
selesai dengan baik.

v
7

5. Ibu Meli Diana, Ns.,M.Kes selaku pembimbing II


pembuatan Skripsi l ini yang selama ini telah tulus
meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan
saya, memberikan bimbingan hingga Skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pendidikan Stikes Husada
Jombang yang telah memberikan masukan dan bantuan
dalam penyelesaian pembuatan Skripsi ini.
7. Teristimewa kepada Orang Tua, yang telah memberikan
dukunngan moril maupun materi serta doa yang tiada henti
sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan
baik
8. Keluarga, Sahabat, dan Teman - teman seperjuangan
terima kasih banyak untuk support dan dukungannya
dalam penyusunan Skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam pembuatan Skripsi ini
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa
proposal belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
saran - saran dan kritik yang bersifat membangun dalam
kesempurnaan penulisan Skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.

Lauran , …………..2023

Penulis

vi
8

ABSTRAK

ADA PENGARUH TERAPI RENDAMAN AIR HANGAT


TERHADAP NYERI SENDI DI DESA LAURAN
KECAMATAN TANIBAR SELATAN
KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

Adriana Besembun
Penyakit gout adalah sala satu contoh penyakit
Degeneratif yang sangat mengganggu kwalitas hidup
seseorang di Maluku tenggara di peroleh angka kejadian
asam urat 34,30% pada pria dan 23,31% pada wanita di
setiap kota / kabupaten. Gout Arthritis adalah penyakit
yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang
sekitar sendi. Salah satu penanganan gout arthritis secarah
non farmakologis adalah dengan carah kompres air hanagat.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti ada pengaruh
kompres air hangat terhadap nyeri s endi pada penderita gout
arthritis di desa lauran kecamatan tanimbar selatan
Desain penelitian ini menggunakan pre-eksperimen
dengan onegroup pretes-posttest. Sampel penelitian ini
berjumlah 45 orang . Alat pengumpulan data menggunakan
lembar observasi . Uji statestik yang di gunakan adalah Uji
Wilcoxon-test.
Hasil penelitian di peroleh sebelum perlakuan
mayoritas skala nyeri sedang (4 -6 ), sedangkan setelah
perlakuan mayoritas skala nyeri ringan ( 1 -3 ).
Analisis uji statestik dengan menggunakan Uji
Wilcoson-test menunjukkan ada pengaruh sebelum dan
sesudah dilakukan kompres air hangat dengan hasil Asymp.
Sig. (2-tailed) 0,00˂ a 0,05. Hal ini menunjukan bawah ada
pengaruh kompres air hangat terhadap nyeri sendi pada
penderita gout arthritis di desa lauran kecamatan tanimbar
selatan kabupaten kepulauan tanimbar .
Dengan hal ini pemberian intervensi kompres air
hangat kepada responden penderita gout arthritis dinilai

vii
9

berpengaruh terhadap penderita gout arthritis di desa lauran


kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan tanimbar .
Kata Kunci : Kompres Air Hangat, Nyeri, gout arthritis.

viii
10

ABSTRACT

THERE IS AN EFFECT OF WARM WATER SOAT


THERAPY ON JOINT PAIN
IN LAURAN VILLAGE, TANIBAR SELATAN DISTRICT
TANIMBAR ISLANDS DISTRICT

Adriana Besembun
Gout illness is one of the examples of
degenerative disease that causes disturbance to the
quality of someone’s life .in southeastern Maluku ,the
percentage of uric acid cases is 34,30% on men and
23,31% on women in every city / regency. Gout
Arthritis is a disease that attacks the joints and bones
or the supporting tissues around the joints. One of the
non-pharmacological treatments for gout arthritis is
by compressing warm water. This study aims to
examine the effect of warm water compresses on joint
pain in gout arthritis sufferers in Lauran Village,
South Tanimbar District
The research design used a pre-experiment with
one group pretest-posttest. The sample of this
research is 45 people. The data collection tool uses an
observation sheet. The statistical tes t used is the
Wilcoxon-test.

The results of the study were obtained before


the treatment, the majority of the pain scale was
moderate (4-6), whereas after the treatment, the
majority of the pain scale was mild (1 -3).

Statistical test analysis using the Wilcoson -test


showed that there was an effect before and after
applying warm water compresses with the Asymp
results. Sig. (2-tailed) 0.00˂ a 0.05. This shows that
there is an effect of warm water compresses on joint

ix
11

pain in gout arthritis sufferers in Lauran Village,


South Tanimbar District, Tanimbar Islands District.

With this, the intervention of warm water


compresses to respondents with gout arthritis is
considered to have an effect on gout arthritis
sufferers in Lauran Village, South Tanimbar District,
Tanimbar Archipelago District.

Keywords: warm water compresses, pain, gout arthritis.

x
12

DAFTAR ISI

Sampul Depan ...................................................... i


Sampul Dalam ...................................................... ii
Surat Pernyataan .................................................. iii
Halaman Pengesahan .............................................. iv
Motto ................................................................. v
Kata Pengantar ..................................................... vii
Abstrack ............................................................. ix
Daftar Isi ............................................................. xii
Daftar tabel ......................................................... xiv
Daftar lampiran ..................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................. 3
1.4 Manfaat penelitian .......................................... 3
1.4.1 Bagi Peneliti ............................................... 3
1.4.2 Bagi Institusi pendidikan ............................... 3
1.4.3 Bagi Keluarga danPasien ................................ 4
1.4.4 Bagi Masyerakat ........................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep gout arthritis ....................................... 4
2.1.1 Defenisi gout arthritis .................................. 5
2.1.2 Etiologi gout arthritis ................................... 5
2.1.3 Klasifikasi gout arthritis ............................... 5
2.1.4 Faktor – Faktor gout arthritis ........................ 5
2.1.5 Manifestasi gout arthritis .............................. 5
2.1.6 Patofisiologi gout arthritis ............................ 7

xi
13

2.1.7 Penatalaksanaan gout arthritis ........................ 8


2.2 Konsep Nyeri ................................................. 8
2.2.1 Pengertian Nyeri .......................................... 10
2.2.2 Etiologi Nyeri .............................................. 11
2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi nyeri ........... 11
2.2.4 Mekanisme Nyeri .......................................... 11
2.2.5 Karakteristik Nyeri ....................................... 13
2.2.6 Pengkajian Intensitas Nyeri ............................ 13
2.2.7 Penatalaksanaan Nyeri ................................... 15
2.3 Konsep Air Hangat .......................................... 16
2.3.1 Definisi ...................................................... 19
2.3.2 Prosedur Teknik Rendaman Air Hangat ............. 20
2.3.3 Pengaruh Terapi Rendaman Air Hangat Terhadap . 22
Nyeri ................................................................... 22
2.3.4 Manfaat Air Hangat ....................................... 23
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual ....................................... 24
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................ 25
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ............................................ 28
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................. 29
4.2.1 Lokasi Penelitian .......................................... 35
4.2.2 Waktu Penelitian .......................................... 35
4.3 Alur Penelitian (Kerja) .................................... 36
4.4 Populasi dan Sampel ........................................ 37
4.4.1 Populasi ...................................................... 37
4.4.2 Sampel Penelitian ......................................... 37
4.5 Variabel Penelitian dan Devenisi Operasional ....... 37
Variabel ............................................................. 39
4.5.1 Variabel Penelitian ....................................... 41

xii
14

4.5.2 Devenisi Operasional Variabel ........................ 42


4.6 Prosedur Pengumpulan Data .............................. 43
4.7 Pengelolaan dan Analisa Data ............................ 44
4.7.1 Pengelolaan Data .......................................... 45
4.7.2 Analisa Data ................................................ 47
4.8EtikaPenelitian ................................................ . 47
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HasilPenelitian .. ·································· . .. 47
5.1.1KarakteristikResponden ························· . .. 49
5.1.2 Data Umum . ·································· . .. 49
5.1.3 Karakteristik responden berdasarkanusia ······ . .. 51
5.1.4 Karakteristik responden berdasarkan jenis ........... 51
kelamin .................................................................. 52
5.1.5 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan… . 54
5.1.6 Karakteristik respond en berdasarkan pekerjaan ..... 56
5.1.7 Skala nyeri pada penderita gout arthritis sebelum
dilakukan kompres air hangat .................................. 57
5.1.8 Skala nyeri pada penderita gout arthritis sesudah
dilakukan kompres air hangat ……… ............................ 57
5.1.9 Pengaru kompres air hangat t erhadap penurunan skala
nyeri.. .................................................................... 59
5.2Pembahasan…………………………………………… ......... 61
5.2.1 Skala nyeri pada penderita gout arthritis sebelum
dilakukan kompres air hangat …… .............................. 61
5.2.2 Skala nyeri pada penderita gout arthritis sebelum
dilakukan kompres air hangat …… ............................... 63
5.2.3 Ada Pengaru kompres air hangat terhadap penurunan

xiii
15

skalanyeri……………………………. .............................. 65
BABVIKesimpulanDanSaran
6.1Kesimpulan………………………………………………… .... 65
6.2 Saran……………………………………………………… ..... 65
DAFTAR PUSTAKA

xiv
16

DAFTAR TABEL
Halaman
T a be l 4 .5 D e fe ni si ope ra si ona l v a r i a be l

T a be l 5 .1 K a ra kt e r ri st i k re sp on de n be r da sa r ka n u si a

T a be l 5 .2 K a ra kt e r i s t i k re s po nde n be r da sa r ka n j e ni s ke l a m i n

T a be l 5 .3 K a ra kt e r i s t i k re s po nde n be r da sa r ka n pe nd i di ka n

T a be l 5 .4 K a ra kt e r i s t i k re s po nde n be r da sa r ka n pe ke rj a a n

T a be l 5 .5 K a ra kt e r i s t i k re s po nd e n be r da sa r ka n ska l a nye ri

T a be l 5 .6 H a s i l pe ne l i t i a n be r da sa rka n s ka l a n ye ri

T a be l 5 .7 A na l i sa pe ng a r uh k om pr e s a i r ha n ga t

xv
17

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Lembar permohonan responden

Lampiran 2 Persetujuan responden

Lampiran 3 Standar operasional prosedur

Lampiran 4 Lembar pengukuran skala nyeri

Lampiran 5 Tabel observasi pre dan post intervensi

Lampiran 6 Tabulasi data umum responden

Lampiran 7 Distribusi frekuensi responden

Lampiran 8 Jenis kelamin responden

Lampiran 9 Pendidikan responden

Lampiran 10 Pekerjaan responden

Lampiran 11 Stastistik

Lampiran 12 Pre-test

Lampiran 13 Pro-test

Lampiran 14 Ujinormalitas

Lampiran 15 Hasil uji stastistik

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluru


dunia gout (pirai) merupakan kelompok penyakit heterogen
sebagai akibat deposisi Kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan
ekstraseluler. Penyakit ini mengganggu kwalitas hidup
penderitanya, kadar normal asam urat dalam serum darah
adalah 7,0 mg/dl pada laki laki dan 6,0 mg/dl pada
perempuan. Kadar asam urat dalam urin 24 jam adalah 1000
mg/dl. Pada kondisi tertentu dapat menyebabka n penumpukan
atau kelebihan asam urat dalam darah. Kondisi penumpukan
ini dapat mengakibatkan rasa nyeri yang hebat pada
penderita gout arthritis ( Mulfianda & Nidia, 2019).
Motivasi perilaku hidup sehat merupakan aspek utama
dalam menjalankan pe ngobatan asam urat. Semakin
bertamba tua, kemampuan memotivasi perilaku sehat
menurun keluarga menganggap bawah penyakit asam urat
pada lansia adalah hal yang biasa. Anggapan ini muncul
karena keluarhga belum mengetahui resiko asam urat
yang dapat menimbulkan nyeri sendi kegagalan organ
dan kematian ( Kisworo, 2009 ) Hasil observasi yang
dilakukan peneliti , terdapat di desa Lauran Kabupaten
Malu ku Tenggara Barat di temukan bawah masyerakat atau
keluarga menganggap penyakit asam urat di sebabkan
karna memiliki keluarga yang menidap asam urat, baru
saja mengalami cedera, sering mengkomsumsi makanan

1
2

dengan kandungan purin tinggi, sering mengkomsumsi


minuman alcohol dan minuman tinggi gul a.

World Health Organization (WHO) pada tahun 2018


mengalami kenaikan dari 335 juta orang menjadi 1.370 juta
orang (33,3%) (World Health Organization (WHO), 2018).
Prevalensi gout arthritis juga meningkat pada kalangan
orang dewasa di Inggris sebesar 3,2 % dan Amerika Serikat
sebesar 3,9 % (Kuo, dkk, 2016). Di Korea prevalensi gout
arthritis meningkat dari 3,49 % per 1.000 orang. pada tahun
20016 menjadi 7,58 % per 1.000 orang pada tahun 2016
(Kim, dkk, 2016. Prevalensi peningkatan kadar asam urat di
Indonesia terjadi pada usia di ba wah 34 tahun sebesar 32 %
dan di atas 34 tahun sebesar 68 %. Penderita dengan kadar
asam urat yang tinggi di Indonesia hanya 24% yang pergi ke
dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi
obat-obatan yang dijual bebas. Prevalensi yang didiagnosis
nakes lebih tinggi pada perempuan (13,4%) dibanding laki -
laki (10,3%) demikian juga yang didiagnosis nakes atau
gejala pada perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki -laki
(21,8%) (RISKESDAS 2018). ( Profil Kesehatan Provinsi
Maluku pada Tahun 2018) prevalensi peningkatan kadar
serum asam urat meningkat hingga 70% dari tahun 2016 di
Provinsi Maluku sebesar 12.761 kasus dan pada tahun 2018
meningkat dengan jumlah yaitu 28.276 kasus Berdasarkan
Profil Kesehatan Kota Ambon , prevalensi peningkatan kadar
serum asam urat di Kota Ambon sebesar 14.511 (5,73%).
(Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia , 2018). gout
arthritis termasuk dalam 10 penyakit yang terbanyak di kota
3

saumlaki data dari dinas kesehatan kota saumlaki . (data


dari dinas kesehatan kota saumlaki 2018). Menunjukan
penderita gout arthritis dari umur 45-70 tahun di Desa
lauran sebanyak 10 orang berdasarkan data yang telah
tercatat. Peneliti melakukan survey lapangan pada bulan
januari 2023 yang difikuskan di desa lauran
kecamatan tanimbar selatan kabupaten Kepulawan
tanimbar di dapatkan sebanyak 10 masyerakat yang
menderita Gout Arthritis. Pada penderita Gout Arthritis,
mereka biasanya menggunakan balsam atau minyak
gosok untuk menurunkan nyerinya, kecuali pada
penderita asam urat yang sudah terjadi pembengkakan,
mereka biasanya langsung memeriksakan diri ke
puskesmas dan diberi obat analgetik. Tidak banyak
yang mengetahui obat non farmakologi yang mampu
untuk menurunkan Nyeri pada penderitannya, 80%
penderita asam urat belum perna menggunakan kompres
air hangat untuk menurunkan nyeri sendi, sehingga
mereka lebih memilih obat analgetik sebagai penghilang
rasa nyeri.

Penyakit asam urat merupakan kondisi yang dapat


menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan
pembengkakan seta adanya rasa panas pada persendian.
semua sendi di tubuh beresiko terkena asam urat tetapi
sendi yang sering terserang adalah jari tangan, lutut,
pergelangan kaki dan jari kaki. Umumnya penyakit asam
urat dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya
mereka yang berusia diatas 30 tahun , pada wanita asam
urat dapat muncul setelah terkenah menopause. Penyakit
4

asam urat disebabkan oleh penumpukan Kristal asam


urat pada sendi kondisi ini bisa terjadi ketika tubuh
menghasilkan terlalu banyak asam urat atau fungsi
ginjal dalam membuang asam urat tidak bekerja dengan
baik sehingga membuat kadar asam urat dalam darah
meningkat. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel -sel
karena proses penuaan yang dapat berakibat pada
kelemahan organ (Sustrani, 2009). Akibat dari
peningkatan kadar asam urat dapat memicu terjadinya
beberapa komplikasi munculnya Tofi, kerusakan sendi dan
penyakit batu ginjal, (Soekamto, 2012),

Penulis memilih Desa Lauran sebagai tempat


penelitian tentang terapi rendaman air hangat
dikarenakan di Desa Lauran tersebut belum ada
pemberian tatacara untuk menangani pasien gout
arthritis dengan cara non farmakologi. Larutan air
hangat dapat mengurangi tingkat Nyeri pada bagian
yang terkena asam urat, Darah akan mengalir lebih
lancar dan penggumpalan asam urat pada persendian
juga akan berkurang. Garam mengandung beberapa Zat
kimia seperti unsur sodium dan natrium. Unsur Sodium
penting untuk mengatur keseimbangan cairan di dalam
tubuh , selain itu bertugas dalam transmisi saraf dan
kerja otot ( Mulfianda, 2019 ). Reseptor panas
Mengaktivasi Serat-serat A-beta ketika temperature
panas berada antara 4-5○C dari temperature tubuh
menjadikan panas mudah beradaptasi, menyesuaikan
temperature panas dengan suhu tubu sekitar 5-15 menit.
Pemberian kompres hangat dapat mengurangi Nyeri dan
5

memberikan kesembuhan ( Sari, Dkk, 2015 ). Berdasarkan


urayan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaru terapi rendaman air ha ngat
terhadap Nyeri sendi pada penderita gout arthritis di
desa lauran kecamatan TANSEL di Kota Saumlaki .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah gout arthritis “Apakah ada
pengaruh terapi rendaman air hangat terhadap nyeri sendi
pada penderita gout arthritis di Desa lauran kec tanimbar
selatan
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui pengaruh terapi rendaman air hangat
terhadap nyeri sendi pada pende rita gout arthritis di
Desa lauran kec tanimbar selatan
1.3.2 Tujuan khusus.

1.3.2.1 Mengetahui karakteristik nyeri / skala nyeri


sebelum dilakukan terapi rendaman air hangat
terhadap Nyeri sendi.

1.3.2.2 Mengetahui karakteristik nyeri / skala nyeri


sesudah dilakukan terapi rendaman air hangat
terhadap Nyeri sendi.
1.3.2.3 Menganalisa apaka ada pengaru terapi
rendaman air hangat terhadap Nyeri Sendi.
6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menamba ilmu pengetahuan dan memperdalam


pengalam peneliti tentang riset keperawatan serta
pengembangan wawasan tentang pengobatan baik itu
dalam farmakologis atau non farmakologis yaitu dengan
pengaruh terapi rendaman air hangat terhadap nyeri
sendi pada penderita gout arthritis.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini dapat di gunakan sebagai
salasatu refrensi bagi mahasiswa serta sebagai
perbendaharaan kepustakaan di stikes husada jombang.
1.4.3 Bagi Keluarga dan Pasien
Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk memili pengobatan non farmakologis yaitu
dengan pengaruh terapi rendaman air hangat terhadap
nyeri sendi pada penderita gout arthritis.
1.4.4 Bagi masyerakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan
dan memberi wawasan yang ilmia mengenai manfaat
melakukan terapi rendaman air hangat terhadap nyeri
sendi pada penderita gout arthritis.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gout Arthritis

2.1.1 Defenisi Gout Arthritis

Gout Arthritis adalah penyakit akibat gangguan

metabolism purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan

sarangan sinovitis akut yang berulang-ulang .kelainan ini

berkaitan dengan penimbunan Kristal urat monohidrat

monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi

degenerasi tulang rawan sendi. Di Indonesia , gout arthritis

menempati urutan ke -2 setelah penyakit rematik

osteoarthritis (Tamher, 2016)

2.1.2 Etiologi Gout Arthritis

Penyakit gout arthritis adalah peningkatan kadar asam

urat darah yang berasal dari metabolism purin. P eningkatan

ini dapat disebabkanoleh penurunan eksresi maupun over

produksi asam urat.Penurunan eksresi asam urat dapat

terjadi pada keadaan insufisiensi renal, nefropati, dehidrasi,

maupun komsumsi Alkohol dalam jangka waktu lama.

Peningkatan produksi asam ura t dapat terjadi pada sindrom

7
8

Lesch-Nyhan, defesiensi glukosa -6-fosfat, dan superaktifitas

phosphoribosyl pyrophosphate synthetase. Peningkatan asam

urat ini akan menimbulkan pembentukan Kristal monosodium

urat yang terdeposit pada sendi d an saluran kemih (Hasan ,

2016)

2.1.3 Klasifikasi Gout Arthritis

Penyakit gout arthritis digolongkan menjadi penyakit

Gout primer dan penyakit gout sekunder (Nucleus Precise

News Letter Edisi-2):

2.1.3.1 Penyakit gout primer

Sebanyak 99%penyebabnya belum di ketahui

(idiopatik). Diduga berkaitan dengan faktor

kombinasi genetic dan faktor hormonal yang

menyebabkan gangguan metabolism yang dapat

mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat

atau bisajuga diakibatkan karena berkurangnya

pengeluaran asam urat dari tubuh

(Ode,2018).

2.1.3.2 Penyakit gout sekunder

Penyakit ini disebabkan antara lain karena

meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi,


9

yaitu mengkomsumsi makanan dengan kadar purin

yang tinggi. Purin adalah sala satu senyawa basa

organic yang menyusun asam nukleat ( asam inti dari

sel) dan termasuk dari kelompok asam amino unsur

pembentuk protein. Produsi asam urat meningkat

juga biasa karena penyakit darah ( penyakit sumsum

tulang, polisitemia), obat -obatan (alcohol, obat-obat

kangker, vitamin B12). Penyebab lainya a dalah

obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis),

kadar tringliserida yang tinggi (Ode, 2018)

2.1.4 Faktor –faktor yang berperan dalam gout arthritis

bergantung pada faktor penyebab terjadinya

hiperurisemia yaitu :

2.1.4.1 Diet tinggi purin dapat memicu terjadinya

sarangan gout arthritis pada orang yang mempunyai

kelainan bawaan dalam metabolism purin sehingga

terjadinya peningkatan produk asam urat dalam

tubuh. Tetapi diet renda purin tidak selalu

menurunkan asam urat serum pada setiap

keadaannya (Kusumayanti, dkk , 2014).

2.1.4.2 Minum alcohol dapat menimbulkan sarangan

gout arthritis karena alcohol dapa meningkatkan


10

produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat

akibat produk sampingan dari metabolisme normal

alcohol (Hemi, 2013)

2.1.4.3 Sejumlah obat-obatan dapat menghambat

ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga dapat

menyebabkan sarangan goutarthritis, yang termasuk

di dalamnya adalah aspirin dosis rendah atau

kurang dar 1-2g per hari, sebagian besar diuretic,

lovadopa, diazoksid, asam nikotinat, azetazolamid,

dan etambutol (Hasan, 2016)

2.1.5 Manifestasi Gout Arthritis

Gejala akibat Gout Arthritis biasanya terjadi

akibat deposit atau penumpukan asam urat di

jaringan. Secara umum tada dan gejala gout dapat

dikelompakan sebagai manifestasi klinis klasik dan

manifestasi atipikal.

2.1.6 Patofisiologi Gout Arthritis

Adanya gangguan metabolism purin dalam

tubuh intake bahan yang mengandung Gout Arthritis

tinggi, dan sistem ekskresi gout arthritis yang tidak

adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat

yang berlebihan didalam pla sma darah


11

(hiperusemia), sehinga mengakibatkan Kristal gout

arthritis menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini

menimbulkan iritasi local dan menimbulkan respon

inflamasi, Hiperurisemia merupakan hasil :

2.1.6.1 Meningkat produksi gout arthritis akibat

metabolism purin abnormal.

2.1.6.2 Menurunkan ekskresi gout arthritis

2.1.6.3 Kombinasi keduanya

Gout Arthritis sering menyerang wanita Post

menopause usia 50-60 tahun , juga dapat menyerang

laki-laki usia purtas dan atau usia 30 tahun. Penyakit

ini paling sering mengenai sendi metatarsophalangeal,

ibu jari kaki, sendi lutut, dan pergelangan kaki (Padila,

2018)

2.1.7 Penatalaksanaan Gout Arthritis

Task farce panel (TFP) merekomendasikan

penatalaksanaan awal gout arthritis pada staium akut

yaitu dengan farmakoterapi dalam 24 jam pertama

sarangan. Pilihan regimen terapi merekomendasikan

pemberian monoterapi sebagai terapi awal antara lain

NSAID, kortikosteroid oral atau kolkisin oral. Kombinasi


12

terapi diberikan berdasarkan tingkat keparahan

penyakitnya , jumlah sendi yang terserang atau

keterlibatan (Khanna, dkk, 2012)

2.2 Konsep Nyeri

2.2.1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang di

sebabkan oleh stimulus spesifik bersifat subjektif

dan berbeda antara masing – masing individu karena

di pengaruhi oleh faktor psiko sosial seseorang,

sehingga orang tersebut bisa merasakan nyeri. (Potter

Dan Perry, 2005)

2.2.2 Etiologi Nyeri

Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu

troma ,mekanik , thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan

ganas), peradangan (inflamasi), gangguan sirkulasi darah

dan kelainan pembulu darah serta yang terakhir adalah

trauma psikologis (Handayani, 2015).

2.2.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri (Potter &

perry, 2005):
13

2.2.3.1 Usia

Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan

memehami nyeri dan prosedur yang di lakukan

perawat yang menyebabkan nyeri, sedangkan pada

lansia untuk menginterprestasi Nyeri dapat

mengalami komplikasi dengan keberadaan

berbagai penyakit disertai gejala samar -samar

yang mungkin mengenai tubuh yang sama.

2.2.3.2 enis kelamin

Secara umum laki-laki dan wanita tidak berbeda

secara bermakna dalam merespon terhadap Nyeri,

toleransi terhadap Nyeri di pengaruhi terhadap

Faktor-faktor biokimia tanpa memperhatikan jenis

kelamin.

2.2.3.3 Kebudayaan

Individu mempelajari apa yang diharapkan dan

diterima oleh kebudayaan mereka, hal ini meliputi

bagimana bereaksi terhadap nyeri .

2.2.3.4 Keletihan

Rasa lelah menyebabkan sensasi Nyeri semakin

intensif dan menurunkan kemampuan koping.


14

2.2.3.5 Dukungan sosial dan keluarga

Klien dari kelompok sosial buda ya yang berbeda

memiliki harapan yang berbedah tentang orang,

tanpa mereka menumpakan keluhan mereka

tentang neyeri, klien yang mengalami nyeri sering

bergantung pada keluarga atau teman dekat untuk

memperoleh dukungan, bantuan atau perlindungan.

2.2.3.2 Mekanisme Nyeri

Ketika kedua sinyal rasa sakit bertemu, sinyal

yang lebih kuat cenderung menekan yang lemah,

teknik yang menggunakan stimulasi kutaneous

pada kulit (seperti vibrasi, menggosok -gosok atau

massage) yang mempunyai serat berdiameter

besar, bisa membantu menutupi gate pada

transmisi inplus yang menimbulkan Nyeri, sehinga

dapat meringankan / sensasi Nyeri (Maryunani,

2010).

2.2.4 Karakteristik Nyeri

Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat

kepurahan atau intensitas nyeri tersebut (Potter & Perry,

2005). Karakteristik Nyeri dapat diukur atau dilihat


15

berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri (menit, jam, hari,

atau bulan), irama atau priodenya (terus -menerus, hilang

timbul, priode bertamba atau berkurang intensitas) dan

kualitas (nyeri seperti di tusuk-tusuk, terbakar). Metode

dalam penilaian nyeri adalah PQRST :

1) P : Provacate

Apa yang menyebabkan nyeri, faktor apa

saja yang menyebabkan nyeri

2) Q : Quality

Kualitas nyeri yang dirasakan, apabila

apabila seperti ditusuk-tusuk atau dibakar

3) R : Region

Lokasi nyeri yang dirasakan klien dapat

menunjukkan rasa nyeri yang dirasakan,

tujuannya untuk melokalisir lokasi yang

nyeri

4) S : scale

Tingkat nyeri yang dirasakan klien dapat di

ukur dengan menggunakan skala nyeri

5) T : Time

Durasi nyeri yang dirasakan se perti hilang

timbul dan pada saat apa nyeri berlangsung


16

2.2.5 Pengkajian Intensitas Nyeri

penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan

menggunakan skala sebagai berikut (Potter & Perry,

2006)

2.2.6.1 NRS (Numeric Rating Scale)

Pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang di

rasakan dengan menunjukan angka 0 -5 atau 0-10,

dimana angka 0 menunjukan tidak ada nyeri, angka

1-3 menunjukan nyeri ringan, angka 4 -6 menunjukan

nyeri sedang dan angka 7-10 menunjukan nyeri berat

(Potter & Perry, 2006).

2.2.6 Penatalaksanaan Nyeri

Penatalaksanaan nyeri bertujuan untuk merangsang

pengeluaran endorphin dan enkefalin yang merupakan

peredam nyeri alami yang ada dalam tubuh, seperti

modifikasi perilaku : modalitas termal, akupuntur,

latihan kondisi otot. Pada saat ini kapasitas kerja dan

semua kemampuan penderita yang masi tersisa

dioptimalkan agar penderita dapat kembali bekerja

(Ani, dkk, 2001)


17

2.3 Konsep Air Hangat

2.3.1 Defenisi

Air hangat mempunyai dampak fisyologis bagi tubuh

pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya

air membuat sirkulasi darah menjadi lancar yang kedua

adalah faktor pembebanan didalam air yang akan

menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaru hi

sendi tubh. Rendaman air hangan bermanfaat untuk

vasodilatasi aliran darah sehingga diharapkan dapat

mengurangi tekanan darah. Dengan rendaman kaki pada air

hangat dapat memberikan efek fisiologis terhadap beberapa

bagian tubuh organ manusia. Tekanan hi drostatik air

terhadap tubuh mendorong aliran darah dari kaki menuju ke

rongga dada dan darah akan berkumpul di pembulu darah

besar di jantung (Syam, 2016).

2.3.2 Prosedur Teknik Rendaman Air Hangat

Reseptor panas mengaktivasi serat -serat A-beta ketika

temperature panas berada antara 4 -5ºC dari temperature

tubuh menjadikan panas mudah beradap tasi, menyesuaikan

temperature panas dengan suhu tubuh sekitar 5 -15 menit

(Black & Hawks, 2014).


18

2.3.3 Pengaruh Terapi Rendaman Air Hangat Terhadap

Nyeri

air hangat dapat mengurangi tingkat nyeri pada bagian

yang terkena asam urat, dengan merendam bagian yang

terkena asam urat , darah akan mengalir lebih lancar dan

penggumpalan asam urat pada persendian juga akan

berkurang (Hasan, 2019).

2.3.3 Manfaat Air Hangat

Air dengan suhu antara 31-37 ºC mempunyai manfaat

bagi tubuh, antara lain :

2.3.4.1 Meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang

mengalami cedera

2.3.4.2 Meningkatkan pengiriman nutrisi dan pembuangan

zat sisa

2.3.4.3 Mengurangi kongesti vena didalam jaringan yang

mengalami cedera.

2.3.4.4 Meningkatkan pengeriman leukosit dan anti biotik

ke daerah luka

2.3.4.5 Meningkatkan reaksi otot dan mengurangi nyeri

akibat spam atau kekakuan

2.3.4.6 Meningkatkan aliran darah, memberi rasa hangat

lok
19

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA

PENELITIAN

1.5 Kerangka Konseptual

Pasien Gout arthritis

Terap Kompres Air Hangat

skala Nyeri

Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang mempengaruhi


penurunan penurunan tekanan darah secara penurunan tekanan darah secara
non
Farmakologis antara lain : Diuretik, Beta farmakologis antara lain :diet renda
Blokers,calcium Chanel Blokers, Clonidin garam, berhenti merokok dan
Dan Vasodilator. Minuman alcohol, latihan fisik
secaraTeratur,menghindaristess,mem
perbaiki gaya hidup yang kurang
sehat .

Keterangan : = Variabel yang diteliti


= Variabel yang tidak diteliti
= Berhubungan dengan
= Mempengaruhi.

19
20

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Efektifitas Pemberian


Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Penderita Gout Arthritis di Desa Lauran Kecamatan
Tanimbar Selatan Kabupaten KepulauanTanimbar.

3.2 Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara dari rumusa

masalah atau pertanyaan penelitian.hipotesa disusun

sebagai penelitian dilaksanakan karena hipotesa data (

Nursalam,

2013). Hipotesa pada penelitian ini adalah :

H1 : pemberia kompres hangat berpengaru terhadap

penurunan skala nyeri pada penderita Gout Arthritis

di Desa Lauran Kecamatan Tanimbar Selatan

Kabupaten KepulauanTanimbar
21

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Pelitian merupakan rancangan penelitian

quasieksperimen dengan design pre test-post test with

one group yeng bertujuan mengetahui berapa skala

nyeri pada responden. Responden yang menerima

perlakuan dievaluasi dengan pengukuran skala nyeri

setelah mendapatkan dilakukan terapi rendaman air

hangat. Responden pada penelitian ini, diobservasi dan

dilakukan terapi rendaman air hangat (Nursalam,

2016).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Lauran

Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan

Tanimbar.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan sete lah ujian

proposal.

21
22

4.3 Alur Penelitian (Kerja)

Pasien berusia 45-70 tahun yang mengalami gout arthritis

Responden sesuai dengan kriteria penelitian

Infromen consent, pengumpulan data

Rresponden

Pre test

Terapi rendaman air hangat sebanyak 2x dalam 1 minggu

Post test

Bagan 4.3 Alur Penelitian


23

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi merupakan semua suber data yang terdiri

atas subjek/objek yang diperlukan dalam satu

penelitian. Populasi yang digunakan sebagai subjek

dalam penelitian ini yaitu seluru pasien dengan

estimasi pada penderita gout arthritis tahun 2022

berjumlah 20 orang yang ada di Desa Lauran Kecamatan

Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

4.4.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah pasien gout

arthritis yang ada di Desa Lauran Kecamatan Tanimbar

Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik total sampling , dengan melakukan intervensi

kepada seluruh responden intervensi.


24

4.5 Variabel Penelitian dan Devenisi Operasional

Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang

memberikan nilai beda terhadap sesuatu ( benda,

manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2016).

4.5.1.1 Variabel Independen ( Variabel Bebas )

Variabel Bebas Dalam Penelitian ini Adalah pemberian

Kompres Air Hangat

4.5.1.2 Variabel Dependen ( Variabel Terikat )

Variabel Terikat pada penelitian ini adalah skala Nyeri

pada Gout Arthritis.

4.5.2 Devenisi Operasional Variabel

Tabel 4.5 Ddevenisi Operasional Variabel

Variabe Devenisi Parameter Instrumen Skala Skor

l Operasional

Variabel Tindakan yang di Dilakukan 1 SOP Nominal sesuai atau


Independen lakukan untuk minggu 3x tidak dengan
(Standar
: Kompres melancarkan selama 15-20 SOP (Standar
Operasional
Air Hangat sirkulasi Darah menit sampai Operasional
Prosedur )
juga untuk nyeri Prosedur)
menghilangkan
25

rasa sakit /nyeri berkurang


pada persendian
di

Desa : lauran

Kec : tansel

Kab : KKT

Variabel Suatu subjektif Numeric rating Observasi Interval 0. tidak


Dependen : dengan Scale (NRS) Skala Nyeri ada
Skala Nyeri pengalaman rasa
emosional yang nyeri
tidak 1. nyeri
menyenangkan hampi
berkaitan dengan r tidak
kerusakan terasa
jaringan actual, 2. tidak
potensial di meny
enang
Desa : lauran
kan
Kec : tansel 3. bisa

Kab : KKT di
tolera
nsi
4. meny
edihk
an
5. sangat
meny
edika
26

n
6. intens
7. sangat
intens
8. benar
benar
meng
erikan
9. menyi
ksa
tak
tertah
an
10. sakit
yang
tidak
terbay
angka
n
27

4.6 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada

subyek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang

diperlukan dalam suatu penelitian . Langka – langka

pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan

teknik instrumen yang digunakan ( Nursalam 2015 ).

4.7 Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data

perlu di proses dan dianalisa secara sistematis supaya bisa

terdeteksi . Data tersebut ditabulasi dan di kelompokkan

sesuai dengan variabel yang di teliti.

4.7.2 Analisa Data

Teknik Analisa Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis statestik menggunakan program SPSS,

menurut Nursalam ( 2016 ), analisis statestik inferensial

bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh,

perbedaan, hubungan antara sempel y ang diteliti pada taraf

siknifikan tertentu.

Penelitian menggunakan analisis inferensial untuk

mengetahui ada tidaknya efektifitas pemberian kompres air


28

hangat terhadap penurunan skala Nyeri pada penderita gout

arthritis (asam urat ).analisa data penelitia n ini

menggunakan :

4.7.2.1 Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang digunakan

terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

(Notoatmodjo, 2012).analisis ini digunakan untuk

mendeskripsikan antara pemberian kompres hangat

terhadap penurunan skala nyeri pada penderita gout

arthritis.

4.7.2.2 Bivariate

Analisis bivariate adalah analisis yang dilakukan oleh

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2012).

4.8 Etika Penelitian

Masalah etika penelitian yang menggunakan subjek

manusia menjadi isu sentral yang berkembang saat ini.

Penelitian ilmu keperawatan, karena hampir 90% subjek yang

digunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami

prinsip-prinsip etika penelitian. Apabila hal ini tidak di

laksanakan, maka peneliti akan melanggar hak -hak (otonomi)

manusia yang kebetulan sebagai klien. Peneliti yang


29

sekaligus juga perawat, sering memperlakukan subjek

penelitian seperti memperlakukan kliennya, sehinga subjek

harus menurut semua anjuran yang di berikan. Padahal pada

kenyataannya, hal ini sangat bertentangan dengan prisip -

prinsip etika penelitian (Nursalam, 2016)

Menurut Nursalam (2016) secara umum prinsip etika dalam

penelitian pengumpulan data dapat dibedakan dalam 3 bagian

yaitu : prinsip manfaat, prinsip menghargai hak -hak subjek

dan prinsip keadilan.

4.8.1 Prinsip Manfaat

4.8.1.1 Bebas dari penderitaan.

Penelitian harus di laksanakan tanpa mengakibatkan

penderitaan kepada subjek, khususnya jika

menggunakan tindakan khusus.

4.8.1.2 Bebas dari eksploritasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindari

dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek

yang harus di yakinkan bawah partisipasinya dalam

penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak

akan di pergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apapun.


30

4.8.1.3 Resiko (benefits ration).

Peneliti harus berhati-hati mempertimbangkan resiko

dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek

pada setiap tindakan.

4.8.2 Prinsip menghargai hak-hak asasi manusia (respect

human dignity).

4.8.2.1.1 Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden

Subjek harus di perlakukan secara manusiawi.

Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka

bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa ada

sangsi apapun atau akan berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien. Pada

penelitian ii penulis menghargai set iap keputusan

terhadap masyerakat bersedia atau tidak menjadi

responden.

4.8.2.2 Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan

yang diberikan.

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara

rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang

terjadi pada subjek.

4.8.2.3 Infromend consent

4.8.2.4 Subjek harus mempunyai informasi secara lengkap

tentang tujuan penelitian yang akan di laksanakan,


31

mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau

menolak untuk menjadi responden.

4.8.3 Prinsip keadilan

4.8.3.1 Hak untuk mendapat pengobatan yang adil

Subjek harus di lakukan secara adil baik sebelum,

selama dan sesudah keikut sertanya dalam penelitian

tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka

tidak bersedia atau dikeluarkan dari peneliti .

4.8.3.2 Hak dijaga kerahasiaan

Subjek mempunyai hak untuk meminta bawah data

yang di berikan harus di rahasiakan, untuk perlu

adanya tanpa nama dan rahasia..


32

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada BAB ini membahas data hasil penelitian serta


pembahasan tentang ada pengaru terapi rendaman air hangat
terhadap nyeri sendi di Desa lauran kecamatan tanimbar
selatan, kabupaten Kepulauan Tanimbar , dengan jumlah
responden 45 orang . Selanjutnya hasil data Umum
menggambarkan karakteristik responden dan data khusus
meliputi : skala Nyeri Gout arthritis sesudah dilakukan
kompres air hangat pada penderita Gout arthritis.

5.1.1 Karakteristik Responden

Penelitian ada pengaru kompres air hangat terhadapn


nyeri sendi pada penderita Gout arthritis di desa lauran
kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan tanimbar .
Data ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan
usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

5.1.2 Data Umum

Data karakteristik responden yang diperoleh melalui


lembar observasi mencakup karakteristik berdasarkan usia ,
jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

5.1.3 karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 responden


berdasarkan usia dapat dili hat pada tabel 5.1 :

32
33

Tabel 5.1 karakteristik responden berdasarkan usia di desa


lauran kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan
tanimbar.

Usia ( tahun ) Frekuensi Presentase %

45-57 25 55,6

58-70 20 44,4

Total 45 100

Sumber : Data umum responden tanggal 1 mei – 28 mei 2023

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar


responden berusia 45-70 tahun , yaitu sebanyak 25
responden (55,6%).

5.1.4 karakteristik responden berdasar kan jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 responden


berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2 :

Tabel 5.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


di desa lauran kecamatan tanimbar selatan
kabupaten kepulauan tanimbar.

Jenis kelamin Frekuensi Presentase %

Laki-laki 25 55,6

Perempuan 20 44,4

Total 45 100

Sumber : Data umum responden tanggal 1 mei -28 2023


34

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 45 responden


sebagian besar responden berjenis kelamin laki -laki , yaitu
sebanyak 25 responden (55,65%).

5.1.5 karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 respond en


berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.3 :

Tabel 5.3 karakteristik responden berdasarkan pendidikan di


desa lauran kecamatan tanimbar selatan kabupaten
kepulauan tanimbar.

Pendidikan Frekuensi Presentase %

SMP 13 28,9

SMA 25 55,6

SARJANA 7 15,6

Total 45 1000

Sumber : Data umum responden tanggal 1 mei -28 mei 2023

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 45


responden sebagian besar responden berpendidikan SMA
yaitu sebanyak 25 responden (55,6%) dan sebagian kecil
berpendidikan SARJANA yaitu sebesar 7 responden (15,6%).

5.1.6 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian, berdasarkan pekerjaan


dapat dilihat pada tabel 5.4 :
35

Tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di


desa lauran kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan
tanimbar.

Pekerjaan Frekuensi Presentase %

Petani 12 26,7

Swasta 14 31,1

Ibu rumah tangga 12 26,7

PNS 7 15,6

Total 45 100

Sumber : Data umum responden tanggal 1 mei-28 mei 2023

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar


responden berprofesi sebagai karyawan swasta yaitu
sebanyak 14 responden (31,1%) dan sebagian kecil
responden berprofesi sebagai PNS sebanyak 7 respon den
(15,6%)

5.1.7 Skala nyeri pada penderita gout arthritis sebelum


dilakukan kompres air hangat pada penderita gout
arthritis di desa lauran kecamatan tanimbar selatan
kabupaten kepulauan tanimbar.

Hasil penelitian terhadap penderita gout arthritis


berdasarkan skala nyeri sebelum perlakuan dapat di
lihat pada tabel 5.5 :
36

Tabel 5.5 Hasil penelitian berdasarkan skala nyeri


pada penderita gout arthritis sebelum
dilakukan kompres air hangat di desa lauran
pada tanggal 1 mei-28 mei 2023

Skala nyeri Frekuensi Presentase (%)

Nyeri ringan (1-3) 8 17,8

Nyeri sedang (4-6) 31 68,9

Nyeri berat 6 13,1

Jumlah 45 100

Sumber : Data umum responden tanggal 1 mei -28 mei 2023

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui


bahwa sebelum diberikan kompres air hangat (pre -test)
sebagian besar responden mengalami nyeri sedang (4 -
6) sebanyak 31 responden (68,95%), dan sebagian kecil
responden mengalami nyeri berat (7-9) sebanyak 6
responden (13,3%)

5.1.8 Skala nyeri pada penderita gout arthritis sesudah


dilakukan kompres air hangat di desa lauran kecamatan
tanimbar selatan kabupaten kepulauan tanimbar.

Hasil penelitian penderita gout arthritis


berdasarkan skala nyeri sesudah perla kuan dapat dilihat
pada tabel 5.6:

Tabel 5.6 hasil penelitian berdasarkan skala nyeri pada


penderita gout arthritis sesudah dilakukan kompres air
hangat di desa lauran pada tanggal 1 mei -28 mei 2023.
37

Skala nyeri Frekuensi Presentase (%)

Tidak nyeri (0) 4 8,9

Nyeri ringan (1-3) 29 64,4

Nyeri sedang (4-6) 10 22,2

Nyeri berat (7-9) 2 4,4

Jumlah 45 100

Sumber : Data umum responden tanggal 1 mei -28 mei


2023

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat di ketahui


bahwa sesudah di lakukan kompres air hangat (post-
test) terjadi penurunan skalah nyeri yaitu sebagian
besar responden mengalami nyeri ringan berada pada
skalah nyeri 1-3 yaitu sebanyak 29 responden (64,4%),
dan sebagian kecil responden mengalami nyeri berat
berada pada skala nyeri 7-9 sebanyak 2 responden
(4,4%)

5.1.9 pengaru kompres air hangat terhadap penurunan skalah


nyeri pada penderita gout arthritis di desa lauran
kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan
tanimbar tanggal 1 mei – 28 mei 202

Hasil analisa pengaruh kompres air hangat


terdapat penurunan skalah nyeri pada penderita gout
arthritis didapatkan :
38

Tabel 5.7 Analisa pengaru kompres air hangat terhadap


penurunan skalah nyeri pada penderita gout
arthritis di desa lauran kecamatan tanimba r
selatan kabupaten kepulauan tanimbar pada
tanggal 1 mei – 28 mei 2023.

Kompres Air Hangat

Pre test Post test

Mean 1,96 1,00

Median 2,00 1,00

Std. Deviation 0,562 0,426

Min 1 0

Max 3 2

N 45 45

P=0,000

Sumber : Data umum responden tanggal 1 mei-28 mei


2023

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil


mean atau rata rata sebelum pemberian terapi kompres air
hangat adalah 1,22, hasil nilai tengah sebelum pemberian
terapi kompres air hangat adalah 2,00 dan ses udah dilakukan
terapi kompres air hangat adalah 1,00, hasil std.deviation
sebelum dilakukan kompres air hangat adalah 0,562 dan
hasil sesudah dilakukan terapi kompres air hangat adalah
0,426, hasil nilai minimal sebelum dilakukan terapi kompres
air hanagat adalah 1 dan hasil sebelum dilakukan terapi
39

kompres air hangat adalah 0 , hasil nilai maksimal sebelum


dilakukan terapi kompres air hangat adalah 3 dan nilai
maksimal sesudah dilakukan terapi kompres air hangat
adalah 2, dan banyaknya responden adalah 45.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Skalah nyeri pada penderita gout arthritis sebelum


dilakukan kompres air hanagt di Desa lauran kecamatan
tanimbar selatan kabupaten kepulauan tanimbar

Berdasarkan dari hasil penelitian pemberian kompres


air hangat terhadap penurunan skala nyeri pada penderita
gout arthritis di desa lauran yang di lakukan sebelum adanya
perlakuan pada tabel 5.5 diketahui bahwa sebelum dilakukan
kompres air hangat (pre -test) sebagian besar responden
yang mengalami nyeri sedang (4 -6) sebanyak 31 responden
(68,9%), dan sebagian kecil responden yang mengalami nyeri
berat (7-9) sebanyak 6 responden (13,3%) sehinga dapat di
simpulkan nilai skala nyeri sebelum dilakukan kompres air
hangat adalah skala nyeri sedang.

Dilihat dari tabel frekuensi 5.1 dapat diketahui bahwa


sebagian besar responden yang menderita gout atritis adalah
berusia 35-36 tahun dengan presentase 55,6% . hasil
penelitian diatas didukung oleh teori (Kurnia 2015).

5.2.2 skala nyeri pada penderita gout atritis sesudah


dilakukan kopres air hangat pada penderita gout atritis
di desa lauran kecamatan tanimbar selatan kabupaten
kepulauan tanimbar Berdasarkan dari hasil penelitian
pemberian kompres air hangat terdapat penurunan skala
nyeri pada penderita gout atritis di desa l auran yang
40

dilakukan sesudah adanya perlakuan (pros -test) pada


tabel 5.6 di ketahui bahwa dari 45 responden sebagian
besar responden mengalami penurunan nyeri pada skala
nyeri 1-3 (nyeri ringan) yaitu sebanyak 29 responde
(64,4%), dan sebagian kecil responden berada pada
skala 7-9 nyeri berat yaitu sebanyak 2 responde (4,4%).

Dan berdasarkan tabel 5.7 data distribusi frekuensi


sebelum dan sesudah pemberian terapi kompres air
hangat pada penderita gaut arthritis diketahui bahwa
hasil rata-rata sebelum pemberian terapi kompres air
hangat adalah 1,96 dan sesudah pemberian terapi
kompres air hangat adalah 1,22, hasil nilai tengah
sebelum pemberian terapi kompres air hangat adalah
2,00 dan sesudah dilakukan terapi kompres air hangat
adalah 1,00, hasil Estd defi ation sebelum dilakukan
terapi kompres air hangat adalah 0,562 dan hasil
sesudah dilakukan terapi kompres air hangat adalah
0,426, nilai minimal sebelum dilakukan terapi kompres
air hangat adalah 1 dan hasil sesudah dilakukan terapi
kompres air hangat adal ah 0, nilai maksimal sebelum
dilakukan terapi kompres air hangat adalah 3 dan nilai
maksimal sesudah dilakukan terapi kompres air hangat
adalah 2, dan banyaknya responde adalah 45.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa skala nyeri


gout atritis sesudah dilakukan kompres air hangat
adalah skala nyeri 1-3 nyeri ringan. Sesudah
mendapatkan perlakuan kompres air hangat di dapatkan
rata-rata skala nyeri gout atritis turun 3 poin. Hal ini
dikarenakan peneliti memberikan terapi kompres air
41

hangat sesuai dengan SOAP (standar operasional


prosedur), ditambah kepatuhan responde melakukan
terapi sendiri di rumah yang sebelumnya sudah
dipraktekan oleh peneliti. Pada hasil penelitian ini
terjadi penurunan tingkat nyeri setelah dilakukan terapi
kompres air hangat didapatkan paling banyak responden
berada pada skala nyeri ringan (1 -3) yang sebelumnya
dilakukan terapi kompres air hangat di dapatkan paling
banyak responde mengalami nyeri sedang (4-6) dan
setelah dilakukan terapi kompres air hangat turun
menjadi nyeri ringan (1-3).

Pemberian kompres air hangat adalah intervensi


keperawatan yang sudah lama di aplikasikan oleh
perawat kompres air hangat di anjurkan untuk
menurunkan nyeri karena dapat meredahkan nyeri,
meningkatkan relaksasi otot, meningkatkan sirk ulasi,
meningkatkan relasaksi psikologis, dan memberi rasa
nyaman, bekerja sebagai conteritan (Koizier & Erb,
2009).

5.3.3 Ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan


skala nyeri pada penderia gout arthritis di desa lauran
kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan
tanimbar.

Penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh


penurunan skala nyeri pada penderita gout arthritis
sebelum dilakukan terapi kompres air hangat dan
sesudah dilakukan kompres air hangat. Dari hasil
analisis data yang diperoleh pada tabel 5.7 hal ini
terbukti pada hasilperlakuan yang telah dilaksanakan
42

oleh peneliti pada 45 responden di desa lauran


kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan
tanimbar. Pada awal sebelum di berikan ( tabel 5.5),
sesudah dilakukan kompres air hangat ternyata mampu
menurunkan nyeri gout arthritis. Pada hasil penelitian
ditemukan terjadi penurunan nilai rata -rata skala nyeri
sebelum dan sesudah di lakukan terapi kompres air
hangat dan setelah dilakukan willcoxen-test
menggunakan program SPSS didapatkan hasil Asymp.
Sig.(2-Tailed) 0,00 ˂a =0,05.hal ini menunjukkan
bahwa terapi kompres air hangat berdampak positif
dalam menurunkan nyeri gout arthritis sehinggah
menjawab H1 diterima. Berdasarkan analisa wilcoxen
didapatkan hasil tes sebesar 0 yang artinya tidak ada
kesamaan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
kompres air hangat da nada juga beberapa responde
yang tidak mengalami penurunan pada skala nyerinya,
tetapi mayoritas responde mengalami penurunan pada
skala nyerinya dari skala nyeri berat (7)
menjadi skala nyeri sedang (4) ada juga responde yang
terjadi penurunan skala nyeri sedang (5) menjadi skala
nyeri ringan (2). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya seperti stress faktor stress
ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.
Tanda pertama yang menunjukan keadaan stress adalah
adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot
tubuh individu dipenuhi oleh hormone stress yang
menyebabkan tekanan darah, suhu tubuh, dan
pernafasan meningkat. Dari hasil wawancara, responden
mengatakan mulai membiasakan diri pada saat nyeri
43

muncul sering melakukan kegiatan terapi kompres air


hangat seperti pada saat nonton tv, keadaan istirahat
duduk dikursi dan dilakukan dengan rutin yaitu 3x
sehari selama 15-20 menit saat nyeri muncul dan terapi
kompres air hangat yang dilakukan juga benar dan tepat
maka dapat menurunkan skala nyeri gout arthritis.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori (Koizier


& Erb, 2009) dimana kompres air hangat dianjurkan
untuk menurunkan nyeri karena selain dapat
meradahkan nyeri, meningkatkan relaksi otot,
meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasi
psikologis dan memberi rasa nyaman bekerja sebagai
conteritan. Hal ini berakibat terjadi perpindahan panas
secara konduksi dari botol yang berisi air hangat ke
bagian tubuh yang mengalami nyeri sehingga bagian
tubuh yang di kompres menjadi hangat, terjadi
pelebaran pembulu darah di bagian yang mengalami
nyeri serta meningkatnya aliran darah pada daerah
tersebut sehinggah nyeri yang dirasakan oleh penderita
gout arthritis akan berkurang atau hilang. Secara
nonfarmakologis kompres air hangat sangat bermanfaat
dalam penurunan nyeri gout arthritis dimana terjadinya
relaksasi otot. Hal ini dapat terlihat pada hasil
penelitian yang menujukkan bahwa sebelum dilakukan
perlakuan terapi kompres air hangat banyak responde
yang berada pada skala nyeri sedang dan sesudah
dilakukan terapi kompres a ir hangat terjadi penurunan
yang berada pada skala nyeri ringan (1 -3). Kompres
sangat efektif dilakukan untuk mengurangi nyeri yang
44

dialami oleh penderita gout arthritis karena tidak


memerlukan biaya yang banyak, waktu yang lama, dan
kerja fisik yang berat tetapi harus tetap hati-hati
karena air yang terlalu panas dapat mengakibatkan
iritasi pada kulit.

Berdasarkan fakta dan teori diatas peneliti


berpendapat, bahwa terapi kompres air hangat sangat
bermanfaat dalam penurunan skala nyeri gout arthr itis
dimana terjadinya relaksasi otot sehingga nyeri dapat
berkurang atau hilang dan penderita gout arthritis
mulai membiasakan diri pada saat nyeri muncul akan
melakukan kompres air hangat pada perlakuan yang
sama. Selain, kompres air hangat dapat menurun kan
nyeri lewat transmisi dimana sensasi hangat pada
pemberian kompres dapat menghambat pengeluaran
mediator inflamasi seperti sitokinin proinflamasi,
kemokin, yang dapat menurunkan sensitifitas
nolsiseptor yang akan meningkatkan rasa ambang pada
rasa nyeri sehingga terjadilah penurunan nyeri.
45

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan


sebagai berikut :

6.1.1 sebagian besar (68,9%) respionde sebelum diberikan


perlakuan kompres air hangat bera da dalam skala nyeri
sedang.

6.1.2 setelah diberikan perlakuan kompres air hangat selama


15-20 menit sebagian besar 64,4% responde berada dalam
skala nyeri 1-3 (nyeri ringan).

6.1.3 ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan


skala nyeri pada penderita gout arthritis.

6.2 Saran

6.2.1 Pendidikan keperawatan

Dari hasil penelitian dapat dijadikan tambahan


informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya pada
keperawatan komunitas di masyarakat agar dapat memberikan
informasi tentang manfaatterapi rendaman air hangat

6.2.2 pelayanan kesehatan

Dari hasil penelitian dapat di jadikan tambahan


informasi bagi tenaga kesehatan di desa lauran agar dapat
membimbing masyerakat untuk menerapkan terapi kompres
air hangat pada penderita gout arthritis

45
46

6.2.3 masyerakat

Bagi masyerakat di desa lauran agar dapat


mempertahankan pengetahuan baik dan sikap baik dalam
mengaplikasikan kompres air hangat sebagai upaya
penanganan dalam menurunkan nyeri pada penderita gout
arthritis yang mengalami nyeri tersebut.

6.2.4 peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal


bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian secara
mendalam tentang terapi rendaman air hangat yang sudah di
terapkan oleh peneliti sebelumnya.

6.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk bisa memperpanjang penelitian


secara mendalam misalnya dengan menambahkan variabel
selain kompres air hangat yang sudah diterapkan oleh
peneliti sebelumnya
47

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian kesehatan Repoblik Indonesia . 2018.


Data dan infromasi profil Kesehatan Indonesia 2018.

World Health Organization (WHO). 2018. Global


Tuberkulosis Repost 2018. Switzerland : World Health
Organization.

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia


tahun 2017. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. 2018. Profil Dinas


Kesehatan Provinsi Maluku 2016. Ambon; Dinkes Prov
Maluku.

Mulfianda & Nidia, 2019. Manajamen Kinerja Falsafah


Teori dan Penerapannya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Fauziyah, lin.2013.Efektifitas Tehnik Effleurage dan


Kompres Hangat .EGC:Jakarta.

Judha, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri.


Yogyakarta: Nudha Medika.

Kusyati. 2006. Tujuan Pemberian Kompres Hangat.


http://WWW.ac.id. Diakses Pada Tanggal 15 Januari
2015.

Nuniek Nizmah Fajriah . Aida Tyas Kartika Sani,


Winarsi. 2013 . Efektifitas Kompres Air

Hangat Terhadap Nyeri Pada Pasien Gout . Jurnal


Ilmiah Kesehatan(JIK) , Vol. No. 2, September 2013.
48

Notoadmojo , S 2012. Metodologi Penelitian Ilmu


Kesehatan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta .

Nursalam,2016, Metodologi Penelitian Ilmu


Keprawatan. Jakarta : Selemba.

Perry, G.A & Potter, P.A. 2005. Buku Ajar


Fundamental Keprawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik ,
Jakarta : EGC.

Prasetyo , S.N. 2010. Konsep dan Proses


Keperawatan Nyeri Yokyakarta : Graha Ilmu.

Smeltzer, S.C 2011.Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah (edisi 8). (vol.3). Jakarta: EGC.

Sudoyo, A.W. et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam, Edisi ke 5. Jakarta: Interna Publishing.

Sukandar, E,Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.


k., Setiadi, A. A., & Kusnandar. 2009. ISO Farmakoterapi.
Jakarta: PT. ISFI penerbitan.

Wahyuningsi, Arinta. 2013. Standart Asuhan


Keperawatan. Jakarta : Trans InfoMedia.
49

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu
Keprawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada
Jombang,
Nama : Adriana Besembun
NIM : 2021030055
Bermaksud melakukan penelitian tentang “Ada
pengaruh kompres air hangat pada penderita gout arthritis di
desa lauran kecamatan tanimbar selatan kabupaten kepulauan
tanimbar “. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan
saudara untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan
saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudar akan sangat
kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk
kepentingan penelitian.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan
kesediaan saudarah saya ucapkan terimakasih.

Lauran 1 mei 2023


Peneliti

Adriana
besembun,
NIM : 2021030055
50

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


( informed Consent)

Yang bertanda tangan di bahwa ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai
tujuan, manfaat, jaminan kerahasiaan dan tidak adanya
resiko dalam penelitian yang akan di lakukan oleh
mahasiswa program studi keperawatan stikes Husada
Jombang yang bernama Adriana besembun mengenai judul
“Ada pengaruh kompres air hangat terhadap penderita gout
arthritis di desa lauran kecamatan tanimbar selatan
kabupaten kepulauan tanimbar” saya mengetahui bahwa
informasi yang akan saya berikan ni sangat bermanfaast bagi
pengetahuan keprawatan di Indonesia. Untuk ini saya akan
berikan data yang diperlukan dengan sebenar -benarnya.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk di pergu nakan
sesuai kebutuhan.

Lauran 1 mei 2023


Peneliti Responden

Adriana besembun, (,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,)


NIM : 2021030055
51

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR)


KOPRES AIR HANGAT

Pengertian Kompres hangat adalah memberikan rasa


hangat kepada pasien untuk mengurangi
rasa nyeri dengan menggunakan cairan
yang berfungsi untuk melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran
darah local, Fauziyah (2013)
Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah .
2. Mengurangi rasa sakit.
3. Memberi rasa hangat, nyaman dan
tenang pada pasien.
4. Merangsang peristatik.
5. Mencegah peradangan meluas

Alat dan a. Botol kaca.


bahan b. Air hangat dengan suhu 37-40
derajat celcius.
c. thermometer.

Persiapan Responden diberikan penjelasan dan


klien inform consent

Prosedur a. Cuci tangan.


b. Jelaskan pada klien prosedur yang
akan dilakukan.
c. Siapkan air hangat .
d. Ukur suhu air dengan thermometer
dengan suhu 37-40 derajat celcius.
e. Isi botol dengan air hangat,
kemudian lapisi botol dengan kain.
52

f. Tempelkan botol berisi air hangat


pada daerah yang akan di kompres.
g. Angkat botol setelah 15-20 menit,
dan lakukan kompres ulang jika
nyeri belum teratasi sampai nyeri
berkurang.
h. Kaji perubahan yang terjadi selama
kompres dilakukan.
53

LEMBAR PENGUKURAN SKALA NYERI

Pengukuran nyeri pre-test (sebelum dilakukan kompres air


hangat )
A. Data Demografi Responden
Nama (inisial) :
Umur :
Jenis kelamin :
Nyeri di bagian :
P :
Q :
R :
S :
T :
Makanan yang di sukai :
B. Petunjuk Desriptif
Untuk pengumpulan data terdapat penilaian nyeri
PQRST, yaitu : P: roventif yang menunjukan, Q:
Quality untuk kualitas nyeri yang di rasakan, R: Regio
untuk daerah lokasih Nyeri, S: Skala yang dirasakan
dengan bantuan instrumen pain Rating Scale, dan T:
Time untuk lama rasa nyeri yang di rasakan.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Tidak nyeri sedang nyeri hebad
54

Tabel Observasi Pre dan Post Intervensi


NAMA Kompres Air Efektif
Hangat
No
Pre Post Ya Tidak
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
55

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Keterangan :
• Pengaru bila terjadi penurunan skala nyeri ≥3
56

• Tidak ada pengaruh bila terjadi penurunan skala nyeri


˂ 3
TABULASI DATA UMUM RESPONDEN

N Um Jenis Pendidi Pekerj Has Has Selis Peruba


o ur Kela kan aan il il ih han
min Pre Pos
t
1 35 L SMA Petani 5 3 3 Turun

2 40 P SMA Petani 5 3 3 Turun

3 29 P SMA Ibu 5 3 3 Turun


rumah
tangga
4 34 L SMA Suwast 5 2 3 Turun
a
5 36 L SMP Petani 6 3 3 Turun

6 42 L SMA PNS 7 4 3 Turun

7 44 L SARJA PNS 5 2 3 Turun


NA
8 28 P SMP Ibu 6 3 3 Turun
rumah
tangga
9 27 P SMP Ibu 6 3 3 Turun
rumah
tangga
1 37 L SARJA PNS 6 3 3 Turun
0 NA
1 36 L SARJA Suwast 7 4 3 Turun
1 NA a
1 40 P SARJA PNS 5 2 3 Turun
2 NA
1 30 P SMA Ibu 5 2 3 Turun
3 rumah
tangga
57

1 29 P SMA Ibu 5 2 3 Turun


4 rumah
tangga
1 37 L SMA Swasta 7 3 4 Turun
5
1 37 L SMP Petani 6 3 3 Turun
6
1 35 P SMA Petani 7 3 4 Turun
7
1 32 P SMA Ibu 7 4 3 Turun
8 rumah
tangga
1 30 P SMA Swasta 5 2 3 Turun
9
2 31 L SMP Petani 6 3 3 Turun
0
2 34 L SMP Petani 6 3 3 Turun
1
2 42 P SARJA PNS 5 2 3 Turun
2 NA
2 42 L SMA swasta 5 2 3 Turun
3
2 40 L SMA Swasta 4 1 3 Turun
4
2 30 L SMP Petan 3 3 3 Turun
5
2 33 P SMP Ibu 6 3 3 Turun
6 rumah
tangga
2 35 P SMA Ibu 6 4 3 Turun
7 rumah
tangga
2 36 L SMP Petani 7 3 3 Turun
8
2 36 L SMP Petani 6 2 3 Turun
9
3 38 P SARJA PNS 5 1 3 Turun
0 NA
58

3 38 L SARJA NS 5 0 3 Turun
1 NA
3 33 L SMP Swasta 3 1 3 Turun
2
3 36 L SMA Swasta 3 1 3 Turun
3
3 30 L SMA Swasta 3 01 3 Turun
4
3 30 P SMA Ibu 4 1 3 Turun
5 rumah
tangga
3 29 P SMA Ibu 4 1 3 Turun
6 rumah
tangga
3 30 P SMA Swasta 3 0 3 Turun
7
3 31 L SMA Swasta 3 0 3 Turun
8
3 40 L SMP Petani 4 1 3 Turun
9
4 40 P SMP Petani 4 1 3 Turun
0
4 40 L SMP Swasta 4 1 3 Turun
1
4 44 L SMA Swasta 3 0 3 Turun
2
4 45 L SMA Swasta 3 0 3 Turun
3
4 32 P SMA Ibu 5 2 3 Turun
4 rumah
tangga
4 32 P SMA Ibu 4 1 3 Turun
5 rumah
tangga
59

DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN


Umur responden

Freque Percen Valid cumulative


ncy t percent parcent

Valid 20-35 24 53,3 53,3 53,3


tahun
21 46,7 46,7 100,0
36-50
tahun 45 100,0 100,0

Total

Jenis kelmin responden


Freque Percen Valid cumulative
ncy t percent parcent

Valid laki- 25 55,6 55,6 55,6


laki
20 44,4 44,4 100,0

perempuan 45 100,0 100,0

Total

Pendidikan responden

Freque Percen Valid cumulative


ncy t percent parcent

Valid SMP 13 28,9 28,9 28,9

SMA 25 55,6 55,6 84,4

7 15,6 15,6 100,0


60

SARJANA
45 100,0 100,0
Total

Pekerjaan responden

Freque Perce Valid cumulati


ncy nt percen ve
t parcent

Valid petani 12 26,7 26,7 26,7

Swasta 14 31,1 31,1 57,8

Ibu 12 26,7 26,7 84,4


rumah tangga
45 15,6 15,6 100,0

SARJANA 100,0 100,0

Total

HASIL FREKUENSI PRE-TEST POST TEST

Statistic
Hasil Hasil
_pre_test pos_test

N valid 45 45
Missing 0 0
Mean 1,96 1,00
Median 2,00 1,00
Mode 2 1
Std. Deviation 562 426
Minum 1 0
61

Maximum 3 2

Hasil_pre_test
Freque Parcent Valid Cumulative
ncy parcen parcent
t
Valid 1-3 nyeri 8 17,8 17,8 17,8
ringan
31 68,9 68,9 86,7
4-6 nyeri
6 13,3 13,3 100,0
sedang
45 100,0 100,0
7-9 nyeri
berat erkontrol
Total

Post_test
Freque Parce Valid Cumulative
ncy nt parcen parcent
t
Valid tidak nyeri 4 8,9 8,9 8,9
1-3 nyeri 37 82,2 82,2 91,1
ringan
4 8,9 8,9 100,0
4-6 nyeri
45 100.0 100.0
sedang
Total

UJI NORMALITAS
Tests of normality
62

Kolmogorov-smirnov Shapiro-wilk
Statistic Df Sig Statistic Df Sig
Pre 206 38 000 892 38 001
Post 227 38 000 891 38 001

a. Liliefors significance correction

HASIL UJI STATESTIK


WILCOXON SIGNED RANK TEST
Ranks
N Mean Sum of
rank ranks
Post – pre Negative 38 19,50 741.00
Ranks
0 00 00
Postive
0
Ranks
38
Ties
Total
a. Post ˂ pre
b. Post ˃ pre
c. Post = pre
Test Statistics
Post – pre
Z -5,606
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Anda mungkin juga menyukai