Anda di halaman 1dari 157

Menganalisis Air Sungai Cisadane

di kota Tangerang

Disusun Oleh :
Najmy Muhammad Firdaus Al-Ghifari
X-G

SMA NEGERI 8 BEKASI


TAHUN 2022
ABSTRAK
NikenArieska (4315126789).Pengaruh Penggunaan Air Sungai Cisadane Terhadap
Keluhan Penyakit di Kampung Kelor Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten
Tangerang.Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data empiris mengenai
pengaruh penggunaan air sungai Cisadane terhadap keluhan penyakit. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 94 Kepala Keluarga yang menggunakan
air sungai Cisadane. Agar pembagian jumlah sampel tiap RT proporsional maka
digunakan rumus proporsional, sehingga didapatlah 46 sampel di RW 01 dan 48
sampel di RW 02. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dalam
bentuk tabel frekuensi dan presentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penggunaan air sungai
Cisadane terhadap keluhan penyakit di Desa Kampungkelor, karena 94 responden
menggunakan air sungai untuk mandi, mencuci peralatan rumah tanggga, mencuci
pakaian dan kakus.Jarak antara rumah dengan sungai juga ada pengaruhnya
dengan keluhan penyakit semakin dekat dengan sungai maka resiko mengalami
keluhan penyakit juga besar. Dari hasil survey penggunaan sungai Cisadane lebih
didominasi oleh ibu rumah tangga, biasanya para ibu rumah tangga melakukan
mencuci pakaian sekaligus mencuci peralatan rumah tangga.43% ibu rumah
tangga selalu menggunakan detergen setiap mencuci pakaian. Tidak hanya ibu
rumah tangga tetapi kepala keluarga dan anak-anak juga ikut mencemari sungai
Cisadane dengan cara selalu buang air besar dan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 92% responden mengalami keluhan penyakit, yang paling banyak dialami
adalah gatal-gatal yaitu sebanyak 60%. Responden biasa pergi berobat ke
puskesmas karena dekat dan gratis yaitu sebanyak 79%.

Kata kunci : Penggunaan, Air Sungai Cisadane, Keluhan Penyakit

iii
ABSTRACT
NikenArieska (4315126789).Effect of Air Cisadane USE Complaints Against Disease in
KampungKelorSepatan Eastern District of Tangerang Regency. Essay. Jakarta: Study
Program of Geography, Faculty of Social Sciences, State University of Jakarta, in 2017.

This study aims to find empirical data on the effect of water use Cisadane
against illness complaints. This research using quantitative descriptive method with
survey approach. The population in this study amounted to 94 heads of household who
use river water Cisadane. In order for the division of the number of samples per RT
proportional then used the proportional formula, so didapatlah 46 samples in RW 01 and
RW 48 samples at 02. Data were analyzed using descriptive analysis in the form of
frequency tables and percentages.

Singer Research Results indicated the presence of air use Cisadane Complaints
Against the disease in the village Kampungkelor, because 94 respondents using the river
for a review of bathing, washing appliances tanggga, Clothes washing and toilet
facilities. Distance between the house Also river Complaint disease effect with river
increasingly close so complaints disease risk experiencing Also big. From the survey
findings Cisadane use more dominated by housewives, usually housewives do wash
clothes washing appliances Simultaneously tangga.43% housewives Always using any
detergent to wash clothes. not only housewives but the head of the family and children
also Participate pollute rivers Cisadane with always how big dispose and research results
show that 92% of respondents experienced Complaints disease, Yang Most experienced
is rashes that is as much as 60%. Respondents usual treatment Went Into because
nearby health center and is free namely as much as 79%.

Keywords: Use, Air Cisadane, Complaint Disease

MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN

iv
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran kepada penulis selama mengerjakan
skripsi ini

Bolehjadikamumembencisesuatu, padahaliaamatbaikbagimu, danbolehjadi (pula)


kamumenyukaisesuatu, padahaliaamatburukbagimu, Allah mengetahui,
sedangkamutidakmengetahui. (Q.S Al-Baqarah 216)

Sesungguhnya Bersama Kesukaran Itu Ada Keringanan. Karena Itu Bila Kau
Sudah Selesai (Mengerjakan yang Lain). Dan Berharaplah Kepada Tuhanmu
(Q.S Al Insyirah : 6-8)

Dear ALLAH, there is no comfort except with things that You allow ease, You make
difficulties a simple journey if You are willing. So, Laa Tahzan Robbuna Yussahil.

Ku Persembahkan Dengan Penuh Rasa Bangga dan


Haru
Karya Tulis Sederhana Ini
Teruntuk Papa, Ibunda, Abang, Kakak, serta Seluruh
Keluarga dan Sahabat-Sahabatku yang Selalu
Mendoakan, Menyemangati, dan Memotivasi

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi inidengan judul
Pengaruh Penggunaan Air Sungai Cisadane Terhadap Keluhan Penyakit
Dikampung Kelor Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Dengan bantuan, saran, ilmu, bimbingan serta
kesabaran dari Bapak Dr. Rudi Iskandar, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Drs. Parwata selaku Dosen Pembimbing II, yag pada akhir skripsi ini dapat

v
diselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Namun, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Muhammad Zid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Jakarta.
2. Ibu Dra. Asma Irma S, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.
3. Bapak Drs. Suhardjo, M.Pd selaku Pembimbing Akademik selama masa
perkuliahan
4. Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Provinsi Banten
5. Kepala Kantor Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Tangerang
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
7. Puskesmas Kampung Kelor Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang
8. Bapak Winata selaku Kepala Desa Kampung Kelor Kecamatan Sepatan Timur
Kabupaten Tangerang, yang telah memberikan izin melakukan penelitian di
Desa KampungKelor Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang
9. Seluruh elemen masyarakat yang telah bersukarela membantu penelitian Saya
di Desa KampungKelor Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang
10. Terimakasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah mendukung secara
penuh terhadap penulisan skripsi ini, berkat doa dan dukungan, baik secara
materi maupun moril. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih kepada kedua kakak-kakak ku Ricky Novianto dan Yudhita
Melya Putri, yang selalu memberikan semangat kepada penulis
12. Terimakasih kepada Jenri Nur Ardi selaku teman terbaikku yang selalu
mendampingi, memberikan nasehat, menjadi seksi dokumentasiku selama
penelitian, memberikan semangat tiada henti kepada penulis serta membantu
proses pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13. Terimakasih kepada kesayanganku, Luna selaku kucing termanja yang selalu
menemani pada saat mengerjakan skripsi di malam hari.
14. Terimakasih kepada teman-temanku “Ucullubuy” yang memberikan semangat
dan dukungan kepada penulis agar tetap semangat dan ikhlas menjalani
likaliku penulisan skripsi (Nurhafila, Wulan Nufita Sari, Dwi Sartika Sari,
Purika Ayu Tirani, Reynita Novianda, Priyo Atmojo Widi Andono, Antonius
Panjaitan, Harvian Putra, dan Laelani Jhofiroh).
15. Terimakasih kepada kak Reza Mannarudin selaku kakak mentor yang
memberikan semangat dan memberikan solusi judul untuk skripsi penulis.
16. Terimakasih kepada teman-teman Geografi 2012 yang telah mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis, yang namanya tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
17. Terimakasih kepada kakak dan adik Geografi 2010, 2011, 2013, 2014 dan
2015 yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

vi
Jakarta, Januari 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI ........................................................................ i SURAT
PERNYATAAN ............................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
ABSTRACK ............................................................................................................... iv
MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN ..............................................................
v KATA PENGANTAR ................................................................................................
vi DAFTAR ISI .............................................................................................................
viii DAFTAR
TABEL ....................................................................................................... x DAFTAR
BAGAN .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 4
D. Perumusan
Masalah........................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian............................................................................................. 4
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Air5
2. Hakikat Penggunaan Air 5
3. Sumber-sumber Air 5
4. Pemanfaatan Air 9
5. Air Bersih9
6. Hakikat Sungai Bagi Kehidupan Manusia 13
7. Hakikat Sungai Sebagai Ekologi 13
8. Hakikat Sungai Sebagai Transportasi 14
9. Hakikat Sungai Sebagai Fungsi Ekonomi 15
10. Hakikat Pencemaran Air Sungai 15
11. Hakikat Komponen Pencemaran Air Sungai 16
12. HakikatKeluhanPenyakit 19
13. Hubungan Air Terhadap Kesehatan 20
B. PenelitianRelevan 27
C. Kerangka Berpikir30
D. HipotesisPenelitian32

viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian............................................................................................. 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 33
C. Metode Penelitian............................................................................................ 33
D. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 36
F. TenikAnalisis Data .......................................................................................... 37
G. Instrumen Penelitian........................................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian................................................................. 42
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................... 42
C. Pembahasan ..................................................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 79
B. SARAN ........................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 81
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data riwayat penyakit kampung kelor ......................................................... ..3
Tabel 2. Penelitian relevan ......................................................................................... 27
Tabel 3. Populasi di Kampung Kelor ......................................................................... 34
Tabel 4. Jumlah sampah tiap RW .............................................................................. 35
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen ...................................................................................... 38
Tabel 6.Kaidah Reliabilitas ........................................................................................ 41
Tabel 7. Usia responden ............................................................................................ 43
Tabel 8. Alasan tinggal di bantaran sungai ................................................................ 43
Tabel 9. Lama tinggal ................................................................................................ 44
Tabel 10. Indikator air bersih .................................................................................... 45
Tabel 11. Sumber-sumber air bersih .......................................................................... 46
Tabel 12. Keperluan air sungai .................................................................................. 46

ix
Tabel 13. Sumber pencemaran sungai ....................................................................... 47
Tabel 14. Sumber pencemaran air sungai Cisadane................................................... 47
Tabel 15. Kebersihan perorangan ............................................................................. 48
Tabel 16. Cara pengambilan air sungai Cisadane ...................................................... 49
Tabel 17. Penggunaan air sungai untuk keperluan mandi.......................................... 50
Tabel 18. Mencuci pakaian ........................................................................................ 50
Tabel 19. Mencuci peralatan Rumah Tangga ........................................................... 51
Tabel 20. Kebutuhan air sungai Cisadane .................................................................. 52
Tabel 21. Mencuci tangan setelah membuang sampah ............................................. 53
Tabel 22. Mencuci tangan dengan sabun setelah BAB .............................................. 53
Tabel 23. Menggunakan handuk sendiri ................................................................... 54
Tabel 24. Mencuci tangan sebelum makan ................................................................ 54
Tabel 25. Mengganti pakaian 3x sehari ..................................................................... 55
Tabel 26. Memotong kuku seminggu sekali ............................................................. 55
Tabel 27. Penggunaan deterjen pada saat mencuci .................................................... 56
Tabel 28. Membuang lemak atau sisa lemak penggorengan.................................... 57
Tabel 29. Membuang oli kendaraan ke sungai Cisadane ........................................... 57
Tabel 30. Membuang sampah kesungai Cisadane ..................................................... 58
Tabel 31. BAB di sungai Cisadane ............................................................................ 59
Tabel 32. Buang air kecil di sungai Cisadane ............................................................ 60
Tabel 33. Waktu penyembuhan.................................................................................. 60
Tabel 34. Pendidikan ................................................................................................. 61
Tabel 35. Tipe Rumah ............................................................................................... 61
Tabel 36. Pendidikan .................................................................................................. 63
Tabel 37. Tempat Pengobatan .................................................................................... 63
Tabel 38. Pekerjaan .................................................................................................... 64
Tabel 39. Penghasilan ............................................................................................... 64

x
Tabel 40. Jarak Rumah Dengan Sungai ..................................................................... 66
Tabel 41. Keluhan Penyakit ....................................................................................... 66
Tabel 42. Jarak Rumah Dengan Sungai ..................................................................... 67
Tabel 43. Anggota Keluarga ..................................................................................... 68
Tabel 44. Jarak Rumah Dengan Sungai .................................................................... 69
Tabel 45. Keluhan Penyakit ...................................................................................... 69
Tabel 46. Jarak Rumah Dengan Sungai ..................................................................... 71
Tabel 47. Tindakan Pengobatan ................................................................................. 71
Tabel 48. Jarak Rumah Dengan Sungai ..................................................................... 73
Tabel 49. Tempat Pengobatan ................................................................................... 73

DAFTAR BAGAN
2.1 Kerangkaberfikir ................................................................................................. 31

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2Standar Operasional Prosedur (SOP) Uji Validitas
Lampiran 3Standar Operasional Prosedur (SOP) Uji Reabilitas
Lampiran 4 Tabulasi Skala Likert
Lampiran 5Uji Validitas Kuesioner Skala Likert
Lampiran 6Reliability Statistics
Lampiran 7 Tabulasi Skala Guttman
Lampiran 8Uji Validitas Kuesioner Skala Guttman
Lampiran 9 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 10 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 11 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 12 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 13 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 14 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 15 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 16 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 17 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 18 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 19 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 20 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 21 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 22 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 23 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 24 Hasil Crosstab (Tabulasi Silang)
Lampiran 25 Tabel Distribusi Nilai r Tabel
Lampiran 26 Precentage Point Of The Chi-Square Distribution

xii
Lampiran 27 Data Kualitas Air Sungai Cisadane di Desa KampungKelor
Lampiran 28 Indikator Kualitas Air Sungai Cisadane di Desa KampungKelor
Lampiran 29 Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 30 Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian Untuk Penulisan Skripsi
Di Desa KampungKelor, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten
Tangerang
Lampiran 31 Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian Untuk Penulisan Skripsi
Di KESBANGPOL Banten
Lampiran 32 Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian Untuk Penulisan Skripsi
Puskesmas Sepatan Timur
Lampiran 33 Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian Untuk Penulisan Skripsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Lampiran 34 Foto Hasil Penelitian

xiii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas lingkungan yang sehat dan tidak tercemar salah satunyadapat dilihat
dari kualitas air yang digunakan manusia sebagai pokok penunjang aktivitas dalam
kehidupan manusia. Air merupakan media lingkungan yang tidak dapat dipisahkan
dari manusia dalam kehidupannya. Namun seiring perkembangan teknologi
pencemaran terhadap lingkungan air terjadi secara besar-besaran yang menyebabkan
kualitas air semakin menurun (Soemirat, 2011).
Dalam pengembangan penyediaan air bagi masyarakat, sumber-sumber air
dicari untuk diolah yang salah satu sumber air tersebut adalah air permukaan.
Keberadaan air tidak lepas dari siklus hidrologi. Dengan adanya siklus tersebut maka
air akan bersentuhan dengan senyawa sehingga air terkontaminasi dengan bahan lain.
Jadi tidak ada air yang benar-benar murni. Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat
telah meningkatkan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan disegala sektor.
Peningkatan ini mengakibatkan peningkatan intensitas pencemaran terhadap sumber
daya air yang tersedia. Ditambah lagi perubahan teknologi baru yang dapat mencemari
lingkungan seperti detergen, pupuk, pestisida dan lain-lain. Semakin menambah rusak
sumber daya air permukaan yang tersedia (Sumantri, 2013).
Sungai sebagai sumber daya alam merupakan ekosistem perairan yang sangat
besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Pada umumnya sungai dimanfaatkan
untuk keperluan aktivitas rumah tangga (mandi,cuci, kakus), bahan baku air
minum,rekreasi (pemandian), pertanian, perikanan, penambang pasir, transportasi
bahkan untuk perindustrian dalam skala kecil maupun besar. Selain itu sungai menjadi
media hidup berbagai jenis tumbuhan, air, ikan, plankton dan makro invertebrate yang
melekat di dasar sungai (Soemarwoto,2001)
Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan di segala
bidang, kebutuhan air bersih tentu saja akan semakin meningkat. Air merupakan hal
yang pokok bagi umat manusia, tanaman, dan berbagai kebutuhan lainnya. Kondisi

1
2

yang diinginkan oleh setiap orang adalah tersedianya air sepanjang waktu dalam
jumlah yang cukup dan kualitas yang memadai. Air tersebar tidak merata di atas bumi,
sehingga ketersediaannya di suatu tempat akan bervariasi mengikuti waktu. Oleh
karena itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan ketersediaan air bersih yang
akan berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kuantitas air sungai di Kabupaten Tangerang relatif cukup tinggi meskipun
terjadi fluktuasi debit aliran yang cukup besar antara musim hujan dan musim
kemarau. Sedangkan kualitasnya menunjukkan adanya indikasi pencemaran di
beberapa sungai (Pokja AMPL Kabupaten Tangerang, 2012).
Air sungai merupakan kebutuhan yang belum bisa dipisahkan dengan
kehidupan masyarakat yang berada dalam suatu sistem daerah aliran sungai, sehingga
kondisi sungai tidak dapat dipisahkan dari kondisi daerah aliran sungai tersebut,
kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berkaitan dengan
aktivitas masyarakat yang tinggal di sekitarnya (Wiwobo, 2005).
Peraturan Pemerintah 35 Tahun 1991 tentang Sungai menyebutkan fungsi
sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai
fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Sungai sumber daya alam
merupakan ekosistem perairan yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan dampak dari hasil
buangan dari penggunaan lahan, perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi
pertanian, dan permukiman serta meningkatnya aktivitas industri memberikan dampak
terhadap kondisi hidrologis dalam suatu daerah aliran sungai (Suriawiria, 2004).
Masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai merupakan kelompok yang
paling beresiko atau rentan terhadap penularan penyakit menular yang disebabkan
oleh penyediaan air bersih secara kualitas dan kuantitas belum memadai. Kebiasaan
masyarakat untuk buang kotoran di sungai, pembuangan sampah dan air limbah yang
belum dikelola dengan baik dan bangunan tempat tinggal belum memenuhi syarat
3

perumahan yang sehat. Hal tersebut merupakan faktor resiko penyakit menular
berbasis lingkungan (Putranto, 2005).
Masyarakat Kampung Kelor Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang
menggunakan air Sungai Cisadane sebagai sarana air bersih untuk mandi, mencuci,
bahkan buang air kecil/besar. Masyarakat yang tidak memiliki kamar mandi justru
memilih alternatif lain yaitu sungai untuk memenuhi kebutuhannya, bahkan banyak
sampah yang terdapat dipinggir sungai Cisadane, yang bisa menyebabkan timbulnya
penyakit bila digunakan untuk jangka waktu yang panjang.
Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
penggunaan air Sungai Cisadane terhadap keluhan penyakit di Kampung Kelor
Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2016.

Tabel 1. Data Riwayat Penyakit di Kampung Kelor


NO Nama 2011 2012 2013 2014 2015
Penyakit
1. Hepatitis - - - 1 1
2. Disentri 9 8 22 15 32
3. Tifus 16 35 52 43 19
4. Diare 109 98 124 91 83
5. Penyakit 334 384 576 438 398
kulit
Sumber : Puskesmas Sepatan Timur 2016

Dapat dilihat dari data sekunder diatas, penyakit yang paling banyak diderita
oleh masyarakat Desa KampungKelor adalah penyakit kulit yaitu pada tahun 2013
penyakit kulit dengan jumlah tertinggi 576 kasus.

Tidak hanya itu, penyakit hepatitis, disentri, tifus dan diare juga diderita oleh
masyarakat Desa KampungKelor. Penyakit hepatitis tidak banyak yaitu hanya 2 kasus
dalam 2 tahun yaitu pada tahun 2014 dan 201. Penyakit disentri dengan jumlah
terbanyak yaitu 32 kasus pada tahun 2015. Penyakit tifus dengan jumlah terbanyak
yaitu 52 kasus pada tahun 2013. Dan penyakit diare dengan jumlah terbanyak yaitu
124 kasus pada tahun 2013.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah


dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas air sungai cisadane di kampung kelor?
4

2. Bagaimana keluhan penyakit kulit di Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan Timur,


Kabupaten Tangerang
3. Bagaimana pengaruh penggunaan air sungai cisadane dengan keluhan penyakit kulit
di Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang?

C. Pembatasan Masalah
Agar pengkajian masalah ini lebih terfokus dan terarah. Maka penulis akan
membatasi permasalahan penelitian ini pada pengaruh penggunaan air sungai
Cisadane terhadap keluhan penyakit Kampung Kelor.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan
masalah yang didapat oleh peneliti adalah “adakah pengaruh penggunaan air Sungai
Cisadane dan keluhan penyakit pada masyarakat Kampung Kelor Kecamatan
Sepatan Kabupaten Tangerang?”

E. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan informasi sebagai masukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru serta dapat dijadikan sebagai
referensi bahan penelitian pengembangan lebih lanjut.
Dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan model yang lebih kompleks.
BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam
tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang
dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk
keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ).
2. Penggunaan Air
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai
air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh
manusia itu sendiri. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian,
indusrti rumah tangga,rekreasi dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat
bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. 97% air di bumi adalah air asin
dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam
bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan
terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas
permukaan tanah dan di udara (Slamet, 2007).
3. Sumber-sumber Air
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman ini,
antara lain: (Sumantri, 2016)
a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit
b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
c. Tidak berasa dan tidak berbau
d. Dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan dometik dan rumah
tangga
5
7

e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen


Kesehatan RI
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan
kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air yang berada
dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak
sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air tanah.

a. Air Angkasa (Hujan)


Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama di bumi. Walau pada saat
presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami
pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di
atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
misalnya, karbon dioksida, nitrogen, dan amonia.
Air hujan merupakan penyubliman aan/uap air menjadi air murni yang ketika
turun dan melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat diudara.
Dalam keadaan murni sangat bersih. Diantara benda-benda yang terkait dari
udara ini, yaitu:
1) Gas (O2, CO2, H2, dan lain-lain)
2) Jasad-jasad renik
3) Debu
Kelarutan gas CO2, di dalam air hujan akan membentuk asam karbonat
(H2CO3) yang menjadikan air hujan bereaksi dengan asam. Beberapa gas oksida
dapat berada pula di dalam udara, diantaranya yang penting adalah oksida
belerang dan oksida nitrogen (S2O3 dan N2O5). Kedua oksida ini bersama-sama
dengan air hujan akan membentuk larutan asam sulfat dan larutan asam nitrat
(H2SO4 dan H2NO3). Jadi setelah mencapai permukaan bumi air hujan bukan
merupakan air murni lagi.

b. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga,
aduk, rawa, dan sumur permukaan. Sebagian berasal dari air hujan yang jatuh ke
8

permukaan bumi. Air hujan ini kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh
tanah, sampah, maupun lainnya.
Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain:
• Mutu atau kualitas baku
• Jumlah atau kuantitasnya
• Kontinuitasnya
Dibandingkan dengan sumber air lain, air permukaan merupakan sumber air
yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain.

Sumber-sumber air permukaan, antara lain, sungai, selokan, rawa, parit,


bendungan,danau, laut dan air terjun. Air terjun dapat digunakan untuk sumber
air dikota-kota besar karena air tersebut sebelumnya sudah dibendung oleh
alamdan jatuh secara gravitasi. Air ini tidak tercemar sehingga tidak
membutuhkan purifikasi bakterial.

Sumber air permukaan yangg berasal dari sungai, selokan, dan parit
mempunyai persamaan, yaitu airnya mengalirdan dapat menghanyutkan bahan
yang tercemar. Sumber air permukaan yang berasal dari rawa, bendungan, dan
danau memiliki air yang tidak mengalir, tersimpan dalam aktu yang lama, dan
mengandung sisa-sisa pembusukan alam.

Air yang berasal dari parit, selokan, dan sungai mempunyai beberapa
kesamaan antara lain, mengalir sambil menghanyutkan bahan-bahan pencemar
dan pengotor air. Dari bahan pencemar dan pengotor ini dapat dibedakan
bendabenda yang melarut (zat arna, garam-garam), terapung (tinja, kayu-
kayuan), melayang (benda-benda koloid).

Air yang berasal dari rawa, bendungan, dan danau merupakan air yang diam
dan tersimpan dalam waktu yang cukup lama. Air jenis ini biasanya mengandung
sisa-sisa pembusukan di alam seperti pembusukan akar-akar, rumput-rumput
serta mengandung algae, fungi, dan jasad-jasad renik lainnya. Adanya
9

kandungan tanin dan lignin di dalam air rawwa sebagai sisa pembusukan
rumputrumput dan akar kayu-kayuan. Air yang berasal dari laut mengandung
garamgaram dalam kadar yang cukup tinggi. Untuk memperoleh air minum dari
air laut diperlukan usaha-usaha pemurnian air laut dengan jalan penyulingan,
penukaran ion-ion dan sebagainya. Sistem ini mengangkut biaya yang mahal.

c. Air Tanah
Air tanah dibedakan atas dua macam,air lapisan (layer water) dan air celah
(fissure water). Air lapisan adalah air yang terdapat di dalam ruang antara
butirbutir tanah. Adapun air celah ialah air yang terdapat di dalam retak-retak
batuan di dalam tanah.
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
yang kemudian mengalami perlokasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses iniltrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air
hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah
menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sumber lain. Pertama,
air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses
purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang
tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki
beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air tanah
mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi.
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan
menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Air tanah yang terdapat
di dalam akuifer dibedakan menjadi dua macam, yaitu air bebas (free water) dan
air terkekang (confined water). Air bebas adalah air tanah di dalam akuifer yang
tidak tertutup oleh lapisan impermeable, sedangkan air terkekang ialah air tanah
di dalam akuifer yang tertutup oleh lapisan impermeable.
10

Air tanah dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dengan cara


membuat sumur atau pompa air. Sumur ini dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Sumur Dangkal
2) Sumur Dalam (sumur artesis)

4. Pemanfaatan Air
Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah : (Arif Sumantri, 2016)
1. Untuk keperluan air minum.
2. Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur, dan lain-lain).
3. Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siram halaman)
4. Untuk konservasi sumber baku PAM.
5. Taman rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan).
6. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan proses
kegiatan bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-lain).
7. Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan dalam proses
membuat makanan, minuman seperti the botol, coca cola, perusahaan roti dan
lain-lain).
8. Pertanian/ irigasi
9. Perikanan.
10. Lain-lain.

5. Air Bersih
Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syaratsyarat
pengawasan kualitas air. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitsanya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
11

a. Standar Kualitas Air Bersih


Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan
mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan
MenteriKesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat
danPengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007). 1) Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut
(TDS) yang rendah.
2) Parameter Mikrobiologis
Sumber- sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis
bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh
karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri
patogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namum
bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen. 3)
Parameter Radioaktivitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama,
yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa
kematian, dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti kembali
apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis
dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi. 4) Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa
(Hg), alumunium (Al), arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), flourida (F), tembaga (Cu),
derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih
yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990. Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun
dan zat-zat kimia yang melebihi ambang batas berakibat tidak baik bagi kesehatan
dan material yang digunakan manusia, contohnya antara lain sebagai berikut :
12

a) pH
Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah terjadinya
pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air
bersih adalah 6,5 – 9.
b) Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan
pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
c) Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl). Dalam jumlah banyak, klor (Cl) akan
menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai
desinfektan, residu klor (Cl) di dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor
(Cl) ini dapat terikat pada senyawa organic dan membentuk halogen-hidrokarbon
(ClHC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Kadar
maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l.
d) Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia. Tetapi,
dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber, pusing
kepala, lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, koma dan dapat meninggal. Dalam
dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan, dan
peralatan dapur.
e) Mangan (Mn)
Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifat
khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala
susunan syaraf: insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga
ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng (mask). Bila pemaparan
berlanjut maka bicaranya melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada
patella dan tumit, dan berjalan seperti penderita parkinsonism.
f) Seng (Zn)
13

Di dalam air minum akan menimbulkan rasa kesat dan dapat menyebakan
gejala muntaber. Seng (Zn) menyebabkan warna air menjadi opalescent dan bila
dimasak akan timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang
diperbolehkan dalam air bersih adalah 15 mg/l.
14

6. Hakikat Sungai Bagi Kehidupan Manusia


Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem aquatik yang mempunyai peran
penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah
sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Suwondo 2004).
Sungai mempunyai peranan besar bagi peranan yang sangat besar bagi perkembangan
peradaban manusia di seluruh dunia ini, yakni dengan menyediakan daerah-daerah
subur yang umumnya terletak dilembah-lembah sungai dan sumber air sebagai
kehidupan yang paling utama bagi kemanusiaan dan juga sebagai sarana transportasi
guna meningkatkan mobilitas serta komunikasi antar manusia.
Sumber air di daerah pegunungan digunakan untuk pembangkit tenaga listrik serta
memegang peranan utama sebagai irigasi, penyediaan air minum, kebutuhan industri
dan lain-lain.

7. Hakikat Sungai Sebagai Ekologi


Sungai mempunyai fungsi vital kaitannya dengan ekologi, sungai dan
bantarannya biasanya merupakan habitat yang sangat kaya akan flora dan fauna
sekaligus sebagai barometer kondisi ekologi daerah tersebut. Sungai yang masih
alaiah dapat berfungsi sebagai aerasi alamiah yang akan meningkatkan atau menjag
kandungan oksigen air di sungai.
Komponen ekologi sungai adalah vegetasi daerah badan, tebing dan bantaran sungai.
Pada sungai juga sering ditemui sisa vegetasi misalnya kayu mati yang posisinya
melintang auat miring di sungai. Kayu mati pada sungai kecil dan menengah
menunjukkan fungsi hidraulik yang berarti bahwa kayu mati akan menghambat aliran
air ke hilir, aliran air terbendung sehingga air tertahan di daerah hulu (Maryono,
2005).

8. Hakikat Sungai Sebagai Transportasi


Menurut (Maryono,2005), sebagai fungsi transportasi, sungai bisa dilihat dari
berbagai kelayakan, yaitu:
15

1) Kelayakan Ekonomi
Transportasi sungai (kapal) memiliki keefektifan yang sangat tinggi, karena
kapal memiliki kapasitas angkut barang paling efektif. Sebuah kapal barang dengan
panjang 110 m dan lebar 10 m dapat menggantikan 87 buah truk atau sebanyak 50
gerbong kereta api. Ini berarti satu kapal dapat menghemat pembelian bensin dan
tenaga kerja.
2) Kelayakan Lingkungan
Salah satu sebab hancurnya kualitas sungai dan menjadi tempat pembuangan
sampah dan limbah karena sungai tidak dimanfaatkan secara optimal sebagai sarana
yang murah untuk transportasi atau rekreasi sejarah dan kondisi di Indonesia. Jika
dilihat dari sejarah maka akan ditemukan bahwa transportasi sungai di Indonesia
sampai 1920 masih dominan, sebagai contoh : Kota Majapahit di Jawa Timur, di
Semarang yang pada tahun 1950an kapal dagang kecil masih bisa masuk sampai di
tengah kota. Sedangkan di luar Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan, sungai secara
tradisional digunakan sebagai sarana transportasi.Robert Kodoatie juga menyatakan
bahwa sungai merupakan lintas sektoral yang mempunyai fungsi ganda yaitu
ekonomi, ekologis dan sosial. Mempunyai dungsi sosial yakni dapat menjadi
penghubung antara masyarakat (sebagai transportasi), kegiatan dan interaksi.

9. Hakikat Sungai Sebagai Fungsi Ekonomi


Sungai mempunyai fungsi ekonomi, sebagai konsumsi dan kebutuhan
berbagai aktivitas seperti industri, perdagangan dan jasa, pertanian dan wisata yang
dapat menghasilkan nilai ekonomi dan juga dapat menghasilkan nilai ekonomi seperti
ruang produksi, wisata dan rawa material (Kodoatie, 2002).

10. Hakikat Pencemaran Air Sungai


Menurut (Alhada, 2012) pencemaran air sungai di Indonesia membawa
dampak negatif yang ragam diantaranya:

1) Meracuni sumber air minum


16

Air yang tercemar oleh logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh melalui
minuman daoat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa, saluran
pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. 2) Merusak
ekosistem air
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
a. Disebabkan karena penguraian sampah organik yang dalam penguraiannya
memerlukan banyak oksigen sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi
semakin sedikit yang mengakibatkan ikan-ikan dan organisme dalam air
kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan kematian.
b. Bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang dapat
mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
c. Bahan pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat
menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan seperti eceng
gondok dengan pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan
kadar oksigen dan sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat
masuk ke dalam air sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme,
ikan, dan tanaman dalam hari).
d. Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu
air meningat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman, ikan
dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik
yang dalam proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga
terjadi penurunan oksigen dalam air.
e. Bahan pencemaran berupa endapan/sedimen yang menyebabkan air menjadi
keruh, masuknya sinar matahari berkurang, air kurang mampu mengasimilasi
sampah sehingga mengganggu kehidupan akuatik.
3) Mengakibatkan terjadinya bencana alam
Aliran sungai yang tersumbat oleh sampah masyarakat dapat mengakibatkan
banjur yang merugikan masyarakat itu sendiri dan makhluk hidup lain di sekitarnya.
4) Mengakibatkan penularan penyakit
17

Peranan air sungai dalam terjadinya penyakit menular dapat bermacammacam,


antara lain sebagai berikut :
a. Air sungai sebagai penyebab mikroba patogen
b. Air sungai sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c. Air sungai yang tidak memenuhi syarat air bersih, sehingga orang tidak dapat
membersihkan dirinya dengan baik menggunakan air tersebut
d. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit

11. Hakikat Komponen Pencemaran Sungai


Menurut (Mukono,2006) pencemar air dapat menentukan indikator yang
terjadi pada air lingkungan. Bahan pencemar air sungai yang sering dibuang oleh
masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai diantaranya :

1) Sampah
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi
oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan,
sampah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Notoatmodjo, 2003).
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan
manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada
pengolahan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang
serius. Tumpukkan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan
mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang
membawa kuman penyakit.
Sampah yang dibuang dijalan dapat menghambat saluran air yang akhirnya
membuar air terkurung dan tidak bergerak, menjadi tempat berkubang bagi nyamuk
penyebab malaria. Sampah yang menyumbat saluran air atau got dapat menyebabkan
banjir. Ketika banjir, air dalam got yang tadinya dibuang keluar oleh setiap rumah
18

akan kembali masuk ke dalam rumah sehingga semua kuman, kotoran dan bibit
penyakit masuk lagi ke dalam rumah.
Berdasarkan krarakteristiknya sampah yang kering sering dibuang penduduk
yang bermukim di daerah aliran sungai dapat dibedakan menjadi :
a. Garbage
Jenis sampah yang terdiri dari sisa potongan hewan atau sayuran yang berasal dari
proses pengolahan, pesipan, pembuat dan penyediaan makanan yang sebagian besar
terdiri dari bahan yang mudah membusuk, lembab dan mengandung air.
b. Rubbish
Sampah kering yang mudah atau sukar terbakar. Sampah yang mudah terbakar
umumnya terdiri dari zat organik, seperti kertas, sobekan kain, kayu, plastik, dan
lainlain. Sampah yang sukar terbakar sebagian besar merupakan zat inorganik seperti
logam, mineral, kaleng dan gelas.
c. Ashes (abu)
Sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar.
d. Dead Animal (bangkai binatang)
Bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan.

2) Kotoran Manusia
Menurut (Notoatmodjo, 2003) kotoran manusia adalah semua benda atau zat
yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus di keluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat
yang tidak dipakai lagi oleh tubuh berbentuk tinja, air seni (urine) dan CO2 sebagai
hasil pernapasan. Pembuangan kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan
dimaksud hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut latrine,
jamban atau kakus.
Menurut (Soeparman, 2002) tinja adalah buangan yang dikeluarkan dari tubuh
manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang
sistem saluran pencernaan.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area
permukiman maka masalah Pembuangan kotoran manusia meningkat dan harus
19

diatasi sedini mungkin karena kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kermi, tambang dan pita) dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003).
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, tinja bersumber dari manusia baik
individu ataupun kelompok. Dengan pembuangan tinja yang saniter insidensi
penyakit kolera, tifus, disentri, diare, pada anak-anak, penyakit cacing tambang,
ascariasis, dan infeksi pada usus dapat diturunkan. Masalah tinja berhubungan erat
dengan masalah lingkungan hidup dan masalah kesehatan masyarakat. Masalah yang
ada dapat dieliminasi, ditekan, atau dikurangi apabila faktor penyebab masalah
dikurangi derajat kandungannya, dijauhkan, dipisahkan dari kontak manusia
(Soeparman, 2002).
Menurut (Supriharyono, 2002) limbah domestik mengandung sumpah padat
berupa tinja dan cair yang berasal dari sampah rumah tangga dengan beberapa sifat,
antara lain :
1. Mengandung bakteri
2. Mengandung bahan organik dan padatan tersuspensi sehingga BOD biasanya
tinggi
3. Padatan organik dan anorganik yang mengendap di dasar perairan dan
menyebabkan DO rendah
4. Mengandung bahan terapung dalam bentuk suspense sehingga mengurangi
kenyamanan dan menghambat laju fotosintesis.
3) Limbah Cair
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar
yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi, yang
terbuang dari sumber domestik (perkantoran, prumahan, dan perdagangan), dan
sumber industri (Soeparman, 2002).
Salah satu limbah cair yang dikenal oleh kalangan masyarakat luas adalah
deterjen yang sering digunakan sebagai bahan pembersih sintesis. Dalam deterjen
terkandung komponen utamanya, yaitu surfaktan, baik bersifat kationik, anionik
20

meupun non-ionik. Semakin banyaknya pemakaian surfaktan dikalangan masyarakat


sebagai bahan utama pembersih maka resiko bagi kesehatan dan lingkungan pun
makin rentan.
Pembuangan air limbah ke badan sungai tidak selalu terus menerus sepanjang
hari. Limbah yang dibuang baik kuantitas, kualitas maupun waktu pembuangannya
berkaitan erat dengan kegiatan yang dilakukan baik oleh rumah tangga secara
individu, tempat-tempat pelayanan dan fasilitas umum maupun oleh pabrik yang
menghasilkan limbah tersebut. Air limbah dari sektor rumah tangga umumnya
dibuang pada pagi hingga sore hari dan mencapai puncaknya pada sekitar pukul
07.00-10.00 dan 16.00-20.00 sehingga komposisi air limbah tidak akan konstan
sepanjang waktu. Sekitar 60% - 80% dari total air yang digunakan dalam rumah
tangga dibuang sebagai limbah cair. Limbah tersebut secara langsung maupun tidak
akan mencapai badan air (air tanah, sungai, danau) sehingga mempengaruhi kualitas
badan air (Sudarmadji, 1995).

12. Hakikat Keluhan Penyakit


Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan
kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun
selama 1 bulan terakhir tidak mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminal, atau hal
lainnya. Berdasarkan data susesnas tahun 2001 disebutkan beberapa keluhan
kesehatan dasar seperti sakit kepala, diare, sesak napas, pilek, demam, sakit gigi, dan
sakit kulit (alergi, infeksi, dan iritasi). (Badan Pusat Statistik ,2008).
13. Hubungan Air Terhadap Kesehatan
Ada beberapa penyakit tidak menular yang disebarkan lewat air, antara lain
keracunan air raksa (Hg), keracunan cadmium (Cd), keracunan cobalt (Co),
akumulasi Fe berlebih dalam tubuh, dan berbagai keracunan fisis lainnya karena
zatzat kimia yang terdapat dalam air (Slamet, 2009). Penyakit tidak menular yang
21

disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya tersebut sering menimbulkan gejala


seperti seperti sakit pinggang dan tulang rapuh yang diakibatkan oleh logam Mn
(mangan), tekanan darah tinggi oleh cadmium (Cd), kerusakan ginjal dan korosi pada
besi.

Zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh seseorang dalam jumlah yang
melebihi ambang batas dapat mengakibatkan efek kesehatan. Klasifikasi atas dasar
efek kesehatan atau atas dasar gejala yang timbul mengelompokkan pencemar sebagai
penyebab gejala (Slamet, 2009) :

a. Fibrosis atau terbentuknya jaringan ikat secara berlebih


b. Granuloma atau ditemukannya jaringan radang yang kronis
c. Demam atau temperatur badan melebihi normal
d. Afiksia atau keadaan kekurangan oksigen
e. Alergi atau sensitivitas yang berlebih
f. Kanker atau tumor ganas
g. Mutan, yaitu generasi yang secara genetik berbeda dari induknya
h. Cacat bawaan akibat teratogen,
i. Keracunan sistemik, yaitu keracunan yang menyerang seluruh anggota tubuh.
Keracunan zat-zat kimia juga dapat digolongkan berdasarkan organ yang
diserangnya, antara lain:

a. Hepatotoksik atau beracun bagi hepar/hati,


b. Nefrotoksik atau beracun bagi nefron/ginjal
c. Neurotoksik atau beracun bagi neuron/saraf
d. Hematotoksik atau beracun bagi darah/sistem pembentukan sel darah
e. Pneumotoksik atau beracun bagi pneumon/paru-paru.
Klasifikasi ini sering digunakan karena sifat kimia-fisika racun yang berbeda
dengan racun biologis ataupun kuman patogen. Berbagai racun kimia-fisika sering
menimbulkan gejala yang sama dan sebaliknya satu jenis racun dapat menimbulkan
berbagai/banyak gejala, seperti halnya gejala penyakit lainnya. Masuknya zat-zat
kimia yang berasal dari air minum melalui oral dan akan diserap tubuh. Adsorpsi zat
22

kimia yang asing bagi tubuh dari saluran pencernaan umumnya berlangsung melalui
transport pasif yaitu melalui difusi pasif (zat terlarut) melintasi membran dinding
lambung atau usus.

Zat-zat kimia yang masuk melalui oral akan masuk ke dalam saluran pencernaan
dan akan mengalami berbagai proses. Zat-zat kimia yang dibutuhkan tubuh akan
diserap sedangkan sisanya akan mengalami detoksikasi dan akan diekskresikan.
Meskipun demikian sebagian zat-zat kimia dapat bereaksi dengan senyawa lain
menjadi kompleks. Sisanya akan menuju organ target masing-masing dan akan
terakumulasi dalam tubuh. Hal ini yang akan berefek terhadap kesehatan.

Arsen adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat toksik.
Secara kronis keracunan arsen dapat menimbulkan anorexia, kolik, mual, diare atau
konstipasi, icterus, perdarahan pada ginjal, dan kanker kulit. Arsen dapat juga
menimbulkan iritasi, alergi dan cacat bawaan (Slamet, 2005).

Fluorida adalah senyawa fluor. Fluor adalah halogen yang sangat reaktif, karena
di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa. Fluorida anorganik bersifat lebih toksis
dan lebih iritant daripada yang organik. Gangguan pencernaan yang disebabkan
olehnya yang dapat disertai dehidrasi (Slamet, 2005).

Dari zat-zat kimia yang mungkin tergantung di dalam air minum, flourida
merupakan zat kimia yang sifatnya unik karena memilikidua konsentrasi batas
(konsentrasi atas dan konsentrasi bawah) yang dapat menimbulkan efek yang
merugikan dan yang menguntungkan terhadap gigi dan tulang. Konsentrasi yang
berlebihan dalam air minum untuk masa waktu yang lama dapat menimbulkan
fluorosis kumulatif endemik, berupa kerusakan tulang rangka pada anak dan orang
dewasa. Bila konsentrasi fluorida dalam air kurang dari 0,5 ml/l, dapat peningkatan
insidensi penyakit karies gigi pada masyarakat. Fluorida merupakan bahan esensial
untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Batasan yang aman untuk fluorida
adalah 0,5-0,8 mg/l (Chandra, 2007).
23

Keracunan kronik yang terjadi disebut fluorisis dengan gejala yang ditimbulkan
antara lain berat badan turun, anemia, badan lemah, sendi-sendi terasa kaku, dan gigi
berwarna hitam, jika keracunan terjadi dalam masa pembentukan gigi.

Pada kasus keracunan berat akan terjadi cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian.
Baru-baru ini penelitian tentang senyawa fluorida pada tikus memperlihatkan adanya
hubungan yang bermakna antara fluorida dengan kanker tulang. Hal ini tentunya
menjadi pertimbangan bagi para ahli penyediaan air bersih agar perlu meninjau
kembali manfaat fluoridasi air, serta standar air minum bagi fluorida (Slamet, 2005).

Sebagai logam berat, khromium (Cr) termasuk logam yang mempunyai daya
racun tinggi. Daya racun yang dimiliki oleh logam Cr ditentukan oleh valensi ionnya.
Ion Cr6+ merupakan bentuk logam Cr yang paling banyak dipelajari sifat racunnya,
bila dibandingkan dengan ion-ion Cr2+ dan Cr3+. Sifat racun yang dibawa oleh
logam ini juga dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis.
Tingkat daya racun yang dibawa oleh logam khromium tidak sama pada semua
makhluk hidup. Daya racun itu lebih ditentukan oleh masing-masing individu untuk
menetralisir bahan-nahan beracun yang masuk kedalam tubuh. Banyaknya jumlah Cr
dengan lambatnya proses penghapusan Cr dari paru-paru, menjadi dasar dari suatu
hipotesis bahwa Cr merupakan salah satu bahan yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker paru-paru. Oleh karena itu, Cr digolongkan pula sebagai bahan karsinogen
(Palar, 2004).

Keracunan yang bersifat kronis yang dibawa oleh logam kadmium (Cd), terjadi
dalam selang waktu yang sangat panjang. Peristiwa ini terjadi karena logam Cd yang
masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil, sehingga dapat ditolerir oleh tubuh pada
saat tersebut. Akan tetapi karena proses kemasukan tersebut terus-menerus secara
berkelanjutan, maka tubuh pada batas akhir tidak lagi mampu memberikan toleransi
terhadap daya racun yang dibawa oleh Cd. Keracunan yang bersifat kronik ini
membawa akibat yang lebih buruk dan penderitaan yang lebih menakutkan bila
dibandingkan dengan keracunan akut (Palar, 2004).
24

Pada keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd, umumnya berupa


kerusakankerusakan pada banyak sistem fisiologis tubuh. Sistem-sistem tubuh yang
dapat dirusak oleh keracunan kronis logam ini adalah pada sistem urinaria (ginjal),
sistem respirasi (pernafasan/paru-paru), sistem sirkulasi (darah) dan jantung. Di
samping semua itu, keracunan kronis tersebut juga merusak kelenjar reproduksi,
sistem penciuman dan bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang (Palar,
2004).

Adannya nitrat dalam sumber air minum menunjukkan adanya bekas pencemaran
yang lama dan batasan yang diperbolehkan tidak lebih dari 1 mg/l. Nitrat dalam
konsentrasi >45 mg/l dapat membahayakan anak-anak dan menimbulkan
metahemoglobinemia infantil (Chandra, 2007).

Dalam keadaan normal nitrit tidak ditemukan dalam air minum,kecuali dalam air
yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam besi.
Apabila hasil pemeriksaaan menunjukkan adanya nitrat (walaupun konsentrasinya
rendah), perlu dicurigai adanya pencemaran (Chandra, 2007).
Nitrit dan nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan gastero-
intestinal, diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma dan bila tidak ditolong
akan meninggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan
gangguan mental. Nitrit terutama akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk
Methemoglobin (metHb). Dalam jumlah melebihi normal MetHb menjadi Hb
dijumpai karena pembentukan enzim yang menguraikan MetHb menjadi Hb masih
belum sempurna. Sebagai akibat Methemoglobinaemia, bayi akan kekurangan
oksigen, maka mukanya akan tampak membiru, dan karenanya penyakit ini juga
disebut blue babies (Slamet, 2005).

Sianida adalah senyawa sian (Cn) yang sudah lama terkenal sebagai racun. Di
dalam tubuh akan menghambat pernafasan jaringan, sehingga terjadi asphyxia, orang
merasa seperti tercekik dan cepat diikuti oleh kematian. Keracunan kronis
menimbulkan malaise, dan iritasi. Sianida ini didapatkan secara alami di berbagai
25

tumbuhan. Apabila ada di dalam air minum, maka untuk menghilangkannya


diperlukan pengolahan khusus. Selain itu, hidrocyanida juga mudah terbakar (Slamet,
2005).

Selenium adalah logam yang berbau bawang putih, didapat bersama-sama dengan
Cu, Au, Ni, dan Ag. Selenium juga didapat antara lain pada industri gelas, kimia,
plastik, dan semikonduktor. Dalam dosis besar Se akan menyebabkan gejala
gasteroin-testinal seperti muntah dan diare. Bila pemaparan berlanjut, maka akan
terjadi gejala gangguan susunan syaraf seperti hilangnya refleks-refleks, iritasi
cerebal, konvulsi, dan dapat terjadi kematian. Se merupakan racun sistemik, dan
mungkin juga bersifat karsinogenik (Slamet, 2005).

Aluminium adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak digunakan
sehingga terdapat banyak di lingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan.
Sumber alamiah aluminium terutama adalah bauxit dan cryolit. Aluminium dalam
dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus. Aluminium yang berbentuk debu
akan diakumulasi di dalam paru-paru. Aluminium juga dapat menyebabkan iritasi
kulit, selaput lendir, dan saluran pernafasan (Slamet, 2005).

Di dalam air minum besi dapat menimbulkan rasa, warna kuning, pengendapan
pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri, dan kekeruhan. Besi (Fe) dibutuhkan oleh
tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya Fe di dalam tubuh dikendalikan
pada fase absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat mengeksresikan Fe. Karenanya
mereka yang sering mendapat transfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam karena
akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan dalam tubuh, tetapi dalam dosis besar
dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding
usus ini. Debu Fe juga dapt diakumulasi di dalam alveoli, dan menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru (Slamet, 2005).

Sifat kesadahan seringkali ditemukan pada air yang menjadi sumber baku air
bersih yang berasal dari air tanah atau daerah yang tanahnya mengandung deposit
garam mineral dan kapur. Air semacam ini memerlukan penanganan khusus sehingga
26

biaya purifikasi tentunya menjadi tinggi. Kesadahan pada air dapat berlangsung
sementara (temporary) maupun menetap (permanent). Kesadahan pada air ini dapat
terjadi karena air mengandung:

1. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan bikarbonat (temporary).


2. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan magnesium dengan
sulfat,nitrat,dan klorida (permanent).
3. Garam-garam besi,zink, dan silika (Chandra, 2007).
Semua sumber air yang ada, termasuk air hujan, mengandung zat klorida. Kadar
klorida bervariasi antar tempat sementara di daerah dekat laut, kadar klorida
cenderung tinggi. Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran,
yaitu dengan mengukur terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang
diperkirakan tidak mengalami pencemaran disekitar lokasi sumber air yang akan
diperiksa. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar klorida yang lebih tinggi
dibandingkan kadar klorida pada sumber air yang terdapat disekitarnya, dapat
dipastikan bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaran (Chandra, 2007).

Air minum sebaiknya netral, tidal asam/basa, untuk mencegah terjadinya


pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air minum. Air adalah bahan
pelarut yang baik sekali, maka dibantu dengan pH yang tidal netral, dapat melarutkan
berbagai elemen kimia yang. Tubuh memerlukan seng untuk proses metabolisme,
tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Di dalam air minum akan
menimbulkan rasa kesat, dan dapat menimbulkan gejala muntaber. Seng
menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan timbul endapan
seperti pasir (Slamet, 2005).

Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastri-intestinal, bila dicampur dengan


magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat
menimbulkan diare. Sulfat pada boilers menimbulkan endapan (hard scales),
demikian pula pada heat exchangers (Slamet, 2005).
27

Tembaga sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia. Tetapi dalam


dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati, muntaber, pusing kepala,
lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, coma, dan dapat meninggal. Dalam dosis
rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan, dan
paeralatan dapur (Slamet, 2005).

Amonia bebas merupakan hasil proses dekomposisi benda-benda organik.


Keberadaan amonia bebas dalam sumber air menunjukkan adanya pencemaran oleh
kotoran binatang atau manusia. Batas amonia bebas yang diperbolehkan 0,05mg/l di
dalam air minum (Chandra, 2007).
B. Penelitian Relevan
Tabel 2. Penelitian Relevan
NO Nama Judul Metode Hasil
Peneliti
28

1. Yusmita Analisis Metode Hasil penelitian kondisi


Nadhiroh Kualitas survey kualitas air sungai Pakis
lapangan
(UMS Air Sungai (Observasi, berdasarkan uji laboratorium
2014) Pakis angket dan dari arah hulu menuju hilir
analisis
Akibat mengalami penurunan kualitas
laboratoriu
Limbah m) yang ditunjukkan adanya
Pabrik Gula parameter
Pakis Baru (suhu,warna,bau,TSS,BOD,C
Di OD, dan OD) yang melebihi
Kecamatan baku mutu. Menurunnya
Tayu kualitas air sungai dikarenakan
Kabupaten besarnya kandungan bahan-
Pati bahan organik yang
terkandung dalam limbah
pabrik gula. Limbah pabrik
gula memberi dampak
terhadap kondisi fisik
lingkungan air
(suhu,warna,bau dan TSS)
suhu air sungai tinggi, berbau
busuk dan warna menjadi
hitam.

2. Rohana Studi Metode Hasil penelitian uji


Retno Kualitas deskriptif laboratorium secara fisik
dengan kelima sampel air yang
Febriyani Air Tanah
29

(UNJ Dangkal Di pendekatan diambil dapat dikatakan


2009) Kelurahan survey belum tercemar, sedangkan
secara kimia 80% (sampel
Cipinang 1,3,4 dan 5) dari kelima
Besar sampel air yang diambil
mengandung kadar besi yang
Utara,
melampaui ambang batas
Kecamatan baku mutu air bersih dan
Jatinegara, hanya sampel 2 yang
memiliki kadar besi yang
Kota dibawah ambang batas baku
Administrat mutu air bersih. Kualitas air
tanah dangkal terendah di
if Jakarta
Kelurahan Cipinang Besar
Timur Utara adalah sampel 3.

3. Putra Pengaruh Metode Hasil penelitian sebagian


Sadeak Air Sungai analisis besar penduduk masih belum
deskriptif tau akan kebersihan
Wirnata Terhadap lingkungan yang harus
(Universi Kebersihan mereka jaga. Konsumsi air
bersih responden banyak yang
tas Esa Lingkungan
menggunakan air galon
Unggul, dan Tingkat sebagai konsumsi minum
2012) Penyakit utama responden, hal ini
menunjukkan bahwa kondisi
Diare Di air tanah di lokasi penelitian
Teluk sudah tidak layak untuk
Naga, dikonsumsi.

Kabupaten
Tangerang
30

Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian,


kualitas air yang akan diteliti, tujuan penelitian, serta variabel bebas peneliti.
31

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, bisa dikatakan bahwa
terdapat kaitan yang sangat erat antara penggunaan air sungai dengan keluhan
penyakit. Kampung Kelor adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Sepatan
Timur, Kabupaten Tangerang. Desa ini bisa dibilang tertinggal bila dibandingkan
dengan desa lain yang ada di Kecamatan Sepatan Timur, masyarakat di kampung
kelor dominan bertempat tinggal disepanjang aliran sungai cisadane dan oleh sebab
itu mereka memanfaatkan sungai untuk kelangsungan hidup mereka. Masyarakat
yang tinggal di daerah aliran sungai merupakan kelompok yang paling beresiko atau
rentan terhadap penularan penyakit menular yang disebabkan oleh penyediaan air
bersih secara kualitas dan kuantitas belum memadai. Kebiasaan masyarakat untuk
buang kotoran di sungai, membuang sampah, membuang air limbah yang belum
dikelola dengan baik serta bangunan tempat tinggal yang belum memenuhi syarat
perumahan yang sehat. Hal tersebut merupakan faktor resiko penyakit menular
berbasis lingkungan.
Masyarakat Kampung Kelor Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang
menggunakan air Sungai Cisadane sebagai sarana air bersih untuk mandi, mencuci,
bahkan buang air kecil/besar. Serta tidak jarang pula terlihat sampah yang mengapung
dibadan air Sungai Cisadane. Hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Kebanyakan masyarakat kampung kelor banyak yang tidak memiliki kamar mandi
pribadi (MCK), oleh sebab itu mereka menggunakan sungai sebagai sarana mencuci,
mandi dan buang air kecil/besar.
32

Alur Kerangka Berpikir

Kampung Kelor

Sungai Cisadane

Penggunaan Air Sungai Cisadane oleh


masyarakat sekitar

Mencuci
Untuk Untuk Mencuci
alat
mandi BAB pakaian
dapur

Pengaruh Penggunaan Air Sungai Cisadane


Terhadap Keluhan Penyakit di Masyarakat
Kampung Kelor
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
• H0 = Tidak Terdapat Pengaruh antara Penggunaan Air Sungai Cisadane
dengan Keluhan Penyakit.
• H1 = Terdapat Pengaruh antara denganPenggunaan Air Sungai Cisadane
Keluhan Penyakit.
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh penggunaan air sungai Cisadane terhadap keluhan penyakit di Desa
KampungKelor Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa KampungKelor, Kecamatan Sepatan,
Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan
SeptemberJanuari 2017.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Pengertian metode deskriptif diungkapkan dalam buku Prosedur
Penelitian oleh Arikunto (2010) bahwa Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan
lain-lain. Sedangkan kuantitatif diungkapkan dalam buku Metode Penelitian
oleh Sugiyono (2012) yaitu sebagai berikut :
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan intrusmen
penelitian.
Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu. Sumadi Suryabrata (2002)
34

33

D. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dan Sample Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang menggunakan
air sungai Cisadane di RW 01 dan 02 Desa KampungKelor, Kecamatan Sepatan
Timur, Kabupaten Tangerang. Dengan unit analisis data berupa Kepala Keluarga.

Tabel 3.
Populasi di Desa KampungKelor, Kecamatan Sepatan Timur,
Tangerang
No RW Jumlah Penduduk Jumlah Kepala Keluarga
Tiap RW Tiap RW
1. 01 2195 711
2. 02 2982 751
Total 2 RW 5177 1462

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik


Proportional Random Sampling, yaitu Kepala Keluarga yang tinggal di
daerah aliran sungai Cisadane. Jumlah sampel yang didapatkan berjumlah 94
KK. Adapun teknik penentuan jumlah sampel dilakukan dengan
menggunakan formula dari Slovin (Bungin, 2013). Dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

n = Jumlah sampel yang dicari


N = Jumlah Populasi
d = Nilai Presisi (α = 0. 1)
35

dibulatkan menjadi 94 KK

Pengambilan 94 responden tidak terfokus pada satu tempat. Namun,


tersebar di dua RW. Agar pengambilan sampel pada setiap wilayah dapat
mewakili populasi, maka sampel pada setiap wilayah ditentukan dengan
menggunakan rumus proporsional sebagai berikut:

Jumlah KK setiap RW X 94
Jumlah KK dari 2 RW

Hasil penghitungan jumlah KK yang dijadikan sampel pada


masingmasing RW dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. Jumlah Sampel yang diambil dari tiap RW
No. RW Jumlah Kepala Keluarga Jumlah
(KK) Sampel

1. RW 01 711 46
2. RW 02 751 48
Jumlah 1462 94
Sumber : Data Monografi Desa KampungKelor 2016

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, dibutuhkan data primer dan sekunder dalam
pelaksanaannya. Adapun data primer, yaitu :
a. Hasil survey kepada masyarakat yang tidak memiliki MCK.
b. Hasil survey kepada masyarakat tentang keluhan penyakit akibat menggunakan
air sungai Cisadane.
Sedangkan data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari intansi terkait :

a. Daftar riwayat penyakit warga Kampung Kelor, data diambil dari Puskesmas
setempat.
b. Luas wilayah Kampung Kelor, data diperoleh dari kantor Desa/Kampung
Kelor.
36

c. Data kependudukan yang diperoleh dari kantor Desa/Kampung Kelor.


37

F. Teknik Analisis Data


Berdasarkan data primer dan data sekunder yang telah didapat,
selanjutnya dilakukan pengolahan dan dianalisis secara statistik
deskriptif.Kemudian analisis dilanjutkan dengan menggunakan analisis
tabulasi silang (crosstab). Crosstab menurut Singgih Santoso (2014),
merupakan metode untuk menganalisis keterkaitan beberapa faktor yang
disusun menjadi kolom dan baris. Adapun data tersebut merupakan data
kualitatif, khususnya data yang berskala nominal dan ordinal. Jadi, metode
Crosstab merupakan suatu bentuk analisis statistik deskriptif yang
dipergunakan untuk mengetahui korelasi antar dua variabel sederhana di
mana hasil tabulasi yang dilakukan disajikan ke dalam bentuk tabel dengan
variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris. Dalam hal ini, baris
berisikan variabel terpengaruh (dependent variable) dan kolom berisikan
variabel mempengaruhi (independent variable).

Dalam analisis Crosstab terdapat sebuah uji yaitu Uji Chi Square
Pearson di mana nilai atau hasil dari uji ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel baris dan kolom yang diinputkan dalam
melihat hubungan antar indikator dengan hasil dari Penggunaan Air Sungai
Cisadane dengan Keluhan Penyakit.
Menurut Sugiyono (2006), Chi kuadrat adalah teknik statistika yang
digunakan untuk menguji hipotesis bila populasi terdiri atas dua atau lebih
klas di mana data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Uji ini biasa
digunakan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara dua sampel
yang saling independen dengan skala data minimal nominal. Uji ini baik
digunakan jika jumlah sampelnya cukup besar.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, maka untuk mengambil
keputusan dilihat dengan cara:
 Bila Chi Square hitung (X2) ≥ Chi Square tabel maka H0 ditolak
dan H1 diterima (ada hubungan secara signifikan)
 Bila Chi Square hitung (X2) < Chi Square tabel maka H 0 diterima
dan H1 ditolak (tidak ada hubungan secara signifikan)
Atau dilakukan pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis
dengan menentukan taraf signifikansi kesalahan ( ) sebesar 5% atau 0,05.
Dengan menggunakan software SPSS versi 16.0, maka ketentuannya, jika:
38

 Sig < (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (ada hubungan


secara signifikan)

 Sig > (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak ada


hubungan secara signifikan)

G. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan instrumen dalam penelitian ini yaitu angket/kuesioner. Tiap
pertanyaan diberi skor, yaitu jawaban A = 1, B = 2, C = 3, D = 4

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen


No Aspek Indikastor No.Soal
1. Pengetauan Air 1.indikator Air 11,12, 13, 14, 15,
Bersih dan Sungai Bersih 16
2.sumber Air
Bersih
3.Sumber
Pencemaran
Sungai
4. Pencemaran
Sungai Cisadane
2. Penggunaan Air 1.Mandi 17,18, 19, 20
Sungai 2.Mencuci Tangan
3.Mencuci Pakaian
3. 1.Mencuci Tangan
Kebersihan 2.Mengganti 22, 23, 24, 25, 26,
Perorangan Pakaian 27
3.Menggunakan
Hnaduk Sendiri
4.Memotong Kuku
4. Pencemaran 1.Penggunaan 28, 29, 30, 31, 32,
Sungai Detergen 33
2.Limbah Cair
39

3.Sampah
4.Tinja
5. Penyakit 1.Sakit 34, 35, 36, 37, 38,
2.Keluhan penyakit 39

3.Lama
Penyembuhan
4.Tindak
Pengobatan
5.Tempat
Pengobatan

A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2006) uji validitas adalah suatu langkah pengujian
yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan
untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu
penelitian.
40

Dalam penelitian ini, instrumen kuesioner diuji validitas menggunakan


validitas butir soal melalui perhitungan statistik menggunakan SPSS versi
16.0. Pengujian dilakukan dengan analisis Product Moment dari Pearson,
dengan taraf kesalahan 5%, dengan cara membandingkan taraf signifikansi
hitung dengan tingkat kesalahan (alpha) = 0.05.

Dengan ketentuan apabila taraf signifikansi hitung lebih kecil dari


tingkat kesalahan (alpha), atau Sig 0.05 maka butir soal dianggap tidak
valid, sedangkan apabila taraf signifikansi hitung lebih besar dari pada
tingkat kesalahan (alpha) 0.05 atau Sig ≥ 0.05 maka butir soal dianggap
valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen


Uji reliabilitas menurut Usman Husaini (2003) adalah proses
pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian
ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan
sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas
sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.

Instrumen yang realibilitas adalah instrumen yang bila digunakan


beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, maka akan menghasilkan
data yang sama. Butir-butir pertanyaan yang valid selanjutnya diuji tingkat
reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, perhitungan
reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0. kriteria
reabilitas dapat dilihat dari tabel yang mengacu pada kaidah Guldford,
(Kuncoro, 2004) berikut ini:
Tabel 6. Kaidah Reliabilitas Guldford
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabilitas > 0.9
Reliabilitas 0.7-0.9
Cukup Reliabilitas 0.4-0.7
Kurang Reliabilitas 0.2-0.4
Tidak Reliabilitas <0.2
Sumber: Kuncoro (2004)
41
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Wilayah Penelitian


1. Kondisi Geografis
Desa KampungKelor, Kecamatan Sepatan timur adalah sebuah
kecamatan di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Wilayahnya
berdekatan dengan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan
Provinsi DKI. Desa KampungKelor terdiri dari 4 RW dan 17 RT,
Kampung Kelor memiliki batas-batas administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Kiarapayung


Sebelah Selatan : Desa Kedaung Barat
Sebelah Timur : Desa Neglasari
Sebelah Barat : Desa Gempol Sari

2. Kependudukan
Jumlah penduduk di Desa KampungKelor tahun 2016 adalah 8.268
jiwa dari 4 RW dan 17 RT. Dengan jumlah laki-laki 4.265 jiwa dan
perempuan 4.003 jiwa. Jumlah kepala keluarga pada tahun 2016 yaitu
sebanyak 2.198 kepala keluarga.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


1. Identitas Responden
1.1 Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang
menggunakan air sungai Cisadane sebagai sarana air bersih yang
berjumlah 94 kepala keluarga yang diambil dari 2 RW.

1.2 Usia
Dari 94 responden, terdapat rentang usia responden antara 20 tahun
hingga lebih dari 51 tahun. Hal ini menunjukkan baha responden dalam
43

42
penelitian ini semuanya merupakan usia produktif. Untuk lebih lengkapnya
mengenai usia responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Usia Responden


Usia F %
20 - 30 14 15
31 - 40 25 27
41 - 50 32 34
>51 23 24
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa responden paling banyak berusia


41-50 tahun sebanyak 34%, kemudian responden berusia 31-40 tahun
sebanyak 27%, responden berusia >51 tahun sebanyak 24% dan
responden yang berusia 20-30 sebanyak 15%.

2. Status Ekonomi
2.1 Alasan Bertempat Tinggal di Bantaran Sungai
Dari responden yang diwawancarai, ada beragam alasan mengapa
mereka tinggal dibantaran sungai. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 8. Alasan Tinggal Dibantaran Sungai


Alasan Tinggal Dibantaran Sungai F %
Dekat mata pencaharian 22 23
Letak strategis 14 15
Kemauan sendiri 45 48
Dorongan keluarga 13 14
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 8 dapat disimpulkan bahwa alasan warga kampung kelor


lebih memilih tinggal dibantaran sungai karena atas dasar kemauan sendiri
44

yaitu sebanyak 48%, sedangkan warga yang memilih karena dekat dengan
mata pencaharian yaitu sebanyak 23%. Selanjutnya warga dengan alasan
letaknya strategis yaitu sebanyak 15%. Dan untuk atas dasar dorongan
keluarga yaitu sebanyak 14%.

2.2 Lama Tinggal


Dari responden yang diwawancarai perihal lama tinggal dikampung
kelor, mereka dominan sudah lama tinggal di kampung kelor. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Lama Tinggal


Lama Tinggal F %
< 5 Tahun 9 10
5 - 10 Tahun 7 8
11 - 15 Tahun 30 31
15 - 20 Tahun 48 51
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa responden yang diwawancarai sudah


lama tinggal di kampung kelor antara 15 – 20 tahun yaitu sebanyak 51%,
karena rata-rata responden adalah masyarakat asli Desa KampungKelor
yang tinggal disana sejak masih kecil. Kemudian diikuti responden dengan
lama tinggal antara 11 – 15 tahun yaitu sebanyak 31%. Tidak hanya yang
sudah lama, yang baru menetap di Desa KampungKelor pun ada sekitar <
5 tahun yaitu sebanyak 10%. Dan ada juga beberapa responden yang
tinggal di kampung Kelor antara 5 – 10 tahun yaitu sebanyak 8%.

3. Pengetahuan Tentang Air Bersih dan Ai Sungai


45

3.1 Indikator Air Bersih


Air bersih adalah kebutuhan yang sangat harus diperhatikan
keberadaannya. Agar air tidak tercemar, para responden menjawab
beragam jawaban tentang indikator air bersih itu seperti apa. Untuk lebih
lengkapnya. Dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Indikator Air Bersih
Indikator Air Bersih %

Tidak berbau 33 35
Tidak berasa 14 15
Tidak berwarna 24 26
Tidak keruh 23 24
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa responden lebih memilih indikator


air bersih itu tidak berbau, sebab jika air itu berbau maka tidak dapat
dikonsumsi. Responden yang menjawab tidak berbau sebanyak 35%, ada
juga beberapa responden yang menjawab bahwa indikator air bersih itu
tidak berwarna yaitu sebanyak 26%. Selanjutnya 24% responden
menjawab indikator air bersih tidak keruh. Dan 15% responden menjawab
indikator air bersih tidak berasa.

3.2 Sumber-sumber Air Bersih


Beragam sumber-sumber air bersih bagi kelangsungan hidup
masyarakat sangatlah beragam. Dari 94 responden yang diwaancarai ada
beragam jawaban yang menjadi sumber air bersih. Untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Sumber-sumber Air Bersih


Sumber-sumber Air Bersih F %
PDAM 6 6
46

Sumur 29 31
Mata Air 58 62
Sungai 1 1
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa 62% responden menjawab sumber


air bersih berasal dari mata air. 31% responden menjawab bahwa sumur
merupakan sumber air bersih. 6% responden menjawab PDAM menjadi
sumber air bersih. Dan 1% responden menjawab sungai adalah sumber air
bersih.

3.3 Keperluan Air Sungai


Keperluan/kegunaan sungai bagi masyarakat tentunya akan sangat
beragam. Dari 94 responden lebih banyak didominasi oleh jawaban
mencuci. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Keperluan Air Sungai


Kegunaan Air Sungai F %
Keperluan Minum 2 2
Keperluan Mandi 18 19
Keperluan Mencuci 45 48
Keperluan Kakus 29 31
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa 94 responden yang diwawancarai


lebih dominan menjawab kegunaan sungai untuk mencuci, yaitu sebanyak
48%. Selanjutnya ada beberapa responden yang menjawab untuk kakus,
yaitu sebanyak 31%. Ada juga responden yang menjawab untuk keperluan
mandi, yaitu sebanyak 19%. Dan ada 2% yang menjawab bahwa air sungai
bisa digunakan untuk minum.

3.4 Sumber Pencemaran Air Sungai


Pencemaran terhadap air sungai sangatlah beragam. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
47

Tabel 13. Sumber Pencemaran Air Sungai


Sumber Pencemaran Air Sungai F %
Limbah RT 20 21
Limbah RS 0 0
Limbah Pabrik 61 65
Buangan Irigasi 13 14
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dapat dilihat dari 13 diatas menunjukkan bahwa limbah pabrik yang


paling dominan diantara yang lain, yaitu sebanyak 65%. Tidak hanya
limbah pabrik, limbah rumah tangga juga menjadi jawaban responden
yaitu sebanyak 21%. Ada juga beberapa responden yang memilih buangan
irigasi sebagai penyebab pencemaran sungai, yaitu sebanyak 14%.

3.5 Sumber Pencemaran Air Sungai Cisadane


Pencemaran terhadap sungai cisadane sangatlah beragam, ada
responden yang menjaab akibat limbah rumah tangga, limbah pabrik,
limbah rumah sakit bahkan limbah dari kotoran manusia/tinja. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Sumber Pencemaran Air Sungai Cisadane


Sumber Pencemaran Air Sungai Cisadane F %
Limbah RT 22 23
Limbah Pabrik 54 57
Limbah RS 8 9
Tinja 10 11
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 14 menunjukkan bahwa 57% pencemaran sungai Cisadane


disebabkan oleh limbah pabrik. Karena di sekitar Desa KampungKelor
masih terdapat banyak pabrik-pabrik, sehingga tidak menutup
kemungkinan limbah pabrik tersebut tidak diolah dan langsung dibuang di
sungai Cisadane. Selain limbah pabrik, ada limbah rumah tangga yang
48

menjadi penyebab tercemarnya air sungai Cisadane dengan responden


yang menjawab sebanyak 23%. Selain itu juga ada responden yang
menjawab pencemaran air sungai disebabkan oleh kotoran manusia/tinja
yang mana masyarakat Desa KampungKelor masih memanfaatkan sungai
untuk kebutuhan hidup mereka, yang dijaab sebanyak 11%. Dan ada juga
beberapa responden yang menjawab tercemarnya air sungai disebabkan
oleh limbah rumah sakit, yaitu sebanyak 9%.

3.6 Kebersihan Perorangan


Kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga kita agar tetap sehat
dan fit. Dari 94 responden yang diwawancarai didominasi oleh mandi
menggunakan air bersih. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 15. Kebersihan Perorangan
Kebersihan Tubuh F %
Mandi menggunakan air bersih 62 66
Tidak menggunakan handuk bersama 8 9
mandi menggunakan sabun 19 20
mengganti pakaian setiap hari 5 5
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 15 menunjukkan bahwa 66% responden menjawab mandi


menggunakan air bersih, 20% responden menjawab mandi menggunakan
sabun. Ada juga beberapa responden yang menjawab tidak menggunakan
handuk secara bersama-sama, yaitu sebanyak 9%. Dan 5% responden
menjawab untuk menjaga kebersihan tubuh maka perlu mengganti pakaian
setiap hari.

4. Penggunaan Air Sungai


4.1 Cara Pengambilan Air Sungai
Para responden memiliki cara untuk mengambil air sungai untuk
kebutuhan mereka, beragam cara yang bervariasi menjadi sarana untuk
pengambilan air. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
49

Tabel 16. Cara Pengambilan Air Sungai Cisadane


Cara Pengambilan Air Sungai Cisadane F %
Menggunakan selang 4 5
lainnya 65 69
Menggunakan drigen 19 20
Menggunakan ember 6 6
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 16 sebagian responden lebih memilih melakukan segala


aktifitas disungai dengan jongkok ditempat yang sudah disediakan yang
terbuat dari kayu, yaitu sebanyak 69%. Ada juga responden yang
menggunakan drigen untuk mengambil air yaitu sebanyak 20%.
Selanjutnya ada bebrapa responden yang memilih menggunakan ember
untuk mengambil air sungai yaitu sebanyak 6%. Dan ada pula responden
yang mengambil air menggunakan selang karena jarak rumah yang sangat
dekat, yaitu sebanyak 5%.

4.2 Penggunaan Air Sungai Cisadane Untuk Mandi


Penggunaan air sungai untuk mandi pakaian sangat bervariasi antara
responden satu dengan responden yang lainnya, untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Mandi di Sungai Cisadane

Mengunakan Sungai Cisadane Untuk Mandi F %


2 Kali Sehari 44 47
3 Kali Sehari 49 52
4 Kali Sehari 1 1
>4 Kali Sehari 0 0
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
50

Dari tabel 17 menunjukkan 52% responden mandi di sungai 3 kali


sehari, sedangkan responden yang mandi di sungai 2 kali sehari berjumlah
47%. Dan ada 1% responden yang mandi di sungai Cisadane 4 kali sehari.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa KampungKelor menunjukkan bahwa
masyarakat yang menggunakan air sungai Cisadane untuk mandi
mengalami keluhan gatal-gatal pada tubuhnya dan juga mengalami
bintikbintik merah.

4.3 Penggunaan Air Sungai Cisadane untuk Mencuci Pakaian


Penggunaan air sungai untuk mencuci pakaian sangat bervariasi antara
responden satu dengan responden yang lainnya, untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18. Mencuci Pakaian


Mencuci Pakaian Menggunakan Air Sungai Cisadane F %
2 Kali Sehari 81 86
3 Kali Sehari 11 12
4 Kali Sehari 1 1
>5 Kali Sehari 1 1
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 18 responden yang mencuci pakaian menggunakan air


sungai Cisadane 2 kali sehari paling dominan yaitu sebanyak 86%.
Sedangkan yang mencuci pakaian 3 kali sehari sebanyak 12%. Dan ada
juga responden yang mencuci pakaian di sungai Cisadane 4 kali bahkan
lebih dari 5 kali sehari, yaitu sebanyak masing-masing 1%. Dari hasil
penelitian di Desa KampungKelor bahwa masyarakat khususnya ibu
rumah tangga yang melakukan aktivitas di sungai Cisadane, mengalami
keluhan gatal-gatal pada telapak tanggannya dan ada beberapa ibu rumah
tangga yang juga mengalami keluhan kulit kering/busikan.

4.4 Penggunaan Air sungai untuk Mencuci Peralatan Rumah Tangga


51

Penggunaan air sungai untuk mencuci peralatan rumah tangga sangat


bervariasi antara responden satu dengan responden yang lainnya, untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 19. Mencuci Peralatan RT

Berapa Kali Mencuci Peralatan Dapur di Sungai Cisadane F %


2 Kali Sehari 64 68
3 Kali Sehari 20 21
4 Kali Sehari 7 8
>5 Kali Sehari 3 3
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 19 responden yang paling dominan saat mencuci peralatan


rumah di sungai Cisadane yaitu melakukan 2 kali sehari, dengan jumlah
sebanyak 68% responden. Ada juga beberapa responden yang
melakukannya 3 kali sehari, yaitu dengan jumlah 21% responden.
Selanjutnya sebagian kecil responden melakukannya 4 kali sehari, dengan
jumlah sebanyak 8%. Dan ada juga responden yang melakukannya lebih
dari 5 kali dalam sehari yaitu sebanyak 3%. Dari hasil penelitian di Desa
KampungKelor masyarakat khususnya ibu rumah tangga mengalami
keluhann seperti gatal-gatal ditelapak tangan dan kulit kering/busikan. Ini
terjadi karena penggunaan air sungai Cisadane untuk kegiatan sehari-hari,
yaitu mencuci peralatan rumah tangga.

4.5 Kebutuhan Air Sungai Cisadane (Liter)


Kebutuhan air tentunya dilihat dari untuk apa air tersebut digunakan, sehingga
semakin banyak kegunaan maka semakin banyak juga kebutuhannya. Dari 94
responden yang paling dominan yaitu 7 liter air dalam sehari. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20. Kebutuhan Air Sungai Cisadane


Dalam Sehari Menggunakan Air Sungai Cisadane F %
3 Liter 13 14
5 Liter 24 26
52

7 Liter 44 46
>7 Liter 13 14
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 20 banyaknya kebutuhan air disebabkan oleh banyaknya


kegunaan dari air tersebut yang dipakai masyarakat untuk kebutuhan
sehari-hari. Disini yang paling dominan adalah responden yang
membutuhkan air sebanyak 7 liter dalam sehari, yaitu sebanyak 46%
responden. Sedangkan yang membutuhkan air sungai dalam sehari 5 liter
air sebanyak 26% responden. Dan yang membutuhkan 3 liter air dan >7
liter sehari memiliki kedudukan yang sama, yaitu sebanyak 14%
responden.

5. Kebersihan Perorangan
5.1 Mencuci Tangan Setelah Membuang Sampah
Dari 94 responden yang diwawancarai sebagian besar mencuci
tangannya setelah membuang sampah. Untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 21. Mencuci Tangan Setelah Membuang Sampah

Mencuci Tangan Setelah Membuang Sampah F %


YA 82 87
TIDAK 12 13
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 21 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari responden


yang diwawancarai menjawab selalu mencuci tangan setelah membuang
sampah, yaitu sebanyak 87% responden. Sedangkan yang tidak mencuci
tangan setelah membuang sampah sebanyak 13% responden.
53

5.2 Mencuci Tangan Menggunakan Sabun sesudah BAB


Dari 94 responden yang diwawancarai sebagian besar mencuci
tangannya menggunakan sabun setelah BAB (Buang Air Besar). Untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 22. Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Setelah BAB


Mencuci Tangan Dengan Sabun Setelah BAB F %
YA 74 79
TIDAK 20 21
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 22 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden


menjawab mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB. Responden
yang menjawab yaitu sebanyak 79%. Tetapi ada juga responden yang tidak
mencuci tangan menggunakan sabun, responden yang menjawab tidak
yaitu sebanyak 21%.

5.3 Menggunakan Handuk Sendiri


Dari 94 responden yang diwawancarai sebagian besar ternyata
menggunakan handuknya sendiri. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 23. Menggunakan Handuk Sendiri


Menggunakan Handuk Sendiri F %
YA 80 85
TIDAK 14 15
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
54

Dari 23 diatas dapat disimpulkan hampir sebagian besar responden


menggunakan handuk sendiri untuk kebersihan diri, yaitu sebanyak 85%
responden menjawab menggunakan handuk sendiri. Ada juga beberapa
responden yang menggunakan handuknya secara bersama-sama dengan
keluarga mereka, yaitu sebanyak 15%.

5.4 Mencuci Tangan Sebelum Makan


Dari 94 responden yang diwawancarai sebagian besar selalu mencuci
tangan sebelum makan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 24. Mencuci Tangan Sebelum Makan
Mencuci Tangan Sebelum Makan F %
YA 79 84
TIDAK 15 16
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 24 dapat disimpulkan bahwa dari 94 responden yang


diawancarai, sebagian besar selalu mencuci tangan sebelum makan. Yaitu
sebanyak 84%, tidak hanya itu ternyata ada juga responden yang tidak
mencuci tangannya sebelum makan. Yaitu sebanyak 16%.

5.5 Mengganti Pakaian 3 Kali Sehari


Dari 94 responden hampir semua selalu mengganti pakaian 3 kali
sehari. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 25. Mengganti Pakaian 3 Kali Seminggu


Mengganti Pakaian 3 Kali Sehari F %
YA 63 67
TIDAK 31 33
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 25 dapat disimpulkan sebagian besar responden selalu


mengganti pakaian mereka 3 kali sehari, yaitu sebanyak 67%. Tetapi ada
55

responden yang tidak mengganti pakaiannya 3 kali sehari, karena mereka


lebih banyak melakukan aktifitas diluar rumah sehingga mereka tidak
sempat untuk kembali kerumah. Responden yang menjawab tidak, yaitu
sebanyak 33%.

5.6 Memotong kuku (Seminggu Sekali)


Kebersihan tangan adalah hal paling penting, terutama memotong kuku
minimal seminggu sekali. Dari data wawancara sebagian besar melakukan
potong kuku. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 26. Memotong Kuku (seminggu sekali)


Memotong Kuku (Seminggu Sekali) F 5%
YA 78 83
TIDAK 16 17
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 26 dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden


memotong kuku mereka dengan rutin yaitu sebanyak 83%, tetapi ada
beberapa responden yang tidak melakukan potong kuku dengan berbagai
alasan, yaitu sebanyak 17%.

6. Pencemaran Air Sungai Cisadane


6.1 Mencuci Pakaian Di Sungai Cisadane Menggunakan Detergen
Sebagian besar responden yang diwawancarai menjawab
menggunakan detergen saat mencuci pakaian di sungai Cisadane. Untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 27. Penggunaan Detergent saat mencuci


Mencuci Pakaian Menggunakan Detergen F %
Setiap Hari 40 43
Lebih Dari 3 Kali Seminggu 32 34
Kurang Dari 3 Kali Seminggu 21 22
Tidak Pernah 1 1
Jumlah 94 100
56

Sumber : Hasil Penelitian,2017


Dari tabel 27 sebagian besar responden menggunakan detergen saat
mencuci pakaian di sungai Cisadane, yaitu sebanyak 43%, sebagian lagi
menggunakan detergen saat mencuci pakaian menjawab lebih dari 3 kali
dalam seminggu yaitu sebanyak 34%. Selanjutnya responden yang
menggunakan kurang dari 3 kali dalam seminggu sebanyak 22%. Tidak
hanya itu ternyata ada responden yang tidak pernah memakai detergen saat
mencuci pakaian di Sungai Cisadane, yaitu 1%.

6.2 Membuang Lemak atau Sisa Minyak Penggorengan ke Sungai


Cisadane
Dari 94 responden banyak yang membuang sisa minyak penggorengan
ke sungai Cisadane. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 28. Membuang Lemak/Sisa Minyak Penggorengan


Membuang Lemak atau Sisa Minyak Penggorengan F %
Setiap Hari 6 7
Lebih Dari 3 Kali Seminggu 12 13
Kurang Dari 3 Kali Seminggu 39 41
Tidak Pernah 37 39
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 28 dapat dilihat bahwa 41% responden menjawab


membuang lemak/sisa minyak penggorengan ke sungai Cisadane kurang
dari 3 kali seminggu, 39% responden menjawab tidak pernah membuang
lemak/sisa minyak penggorengan ke sungai Cisadane karena mereka lebih
memilih menimbunnya didalam tanah. Beberapa dari responden menjawab
membuang lemak/sisa minyak penggorengan ke sungai Cisadane, yaitu
sebanyak 13%. Dan responden yang menjawab setiap hari selalu
57

membuang lemak/sisa minyak penggorengan ke sungai Cisadane sebanyak


7%.

6.3 Membuang Oli Kendaraan ke Sungai Cisadane


Dari 94 kepala keluarga yang diawancarai sebagian besar tidak ada
yang pernah membuang oli kendaraan mereka ke sungai. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 29. Membuang Oli Kendaraan ke Sungai Cisadane


Membuang Oli Kendaraan F %
Setiap Hari 2 2
Lebih Dari 3 Kali Seminggu 1 1
Kurang Dari 3 Kali Seminggu 8 9
Tidak Pernah 83 88
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 29 dapat dilihat bahwa 88% responden menjawab tidak


pernah membuang sisa oli kendaraan mereka ke sungai Cisadane, tetapi
ada 9% responden menjawab pernah membuang oli kendaraan ke sungai
Cisadane kurang dari 3 minggu sekali. 2% responden menjawab setiap
hari membuang sisa oli kendaraan mereka. Dan 1% menjawab lebih dari 3
kali dalam seminggu membuang sisa oli kendaraan ke sungai Cisadane.

6.4 Membuang Sampah ke Sungai Cisadane


Rumah yang berdekatan dengan sungai belum tentu selalu
membuang sampah rumah tangga ke sungai. Untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 30. Membuang Sampah ke Sungai Cisadane


Membuang Sampah Ke Sungai Cisadane F %
Setiap Hari 9 10
Lebih Dari 3 Kali Seminggu 3 3
Kurang Dari 3 Kali Seminggu 27 29
Tidak Pernah 55 58
Jumlah 94 100
58

Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 30 menunjukkan bahwa responden yang tinggal di


sepanjang aliran sungai, belum tentu membuang sampah rumah tangganya
ke sungai. 58% responden tidak membuang sampahnya ke sungai
Cisadane melainkan langsung memberikan ke petugas kebersihan yang
lewat di kampung kelor setiap seminggu sekali. Tetapi ada responden yang
membuang sampah rumah tangganya ke sungai Cisadane kurang dari 3
minggu sekali, yaitu sebanyak 29%. Ada juga beberapa responden yang
selalu membuang sampah rumah tangganya ke sungai Cisadane, yaitu
sebanyak 10%. Ini dikarenakan jarak rumah yang sangat dekat dengan
sungai. Dan juga beberapa responden membuang sampah rumah tangganya
lebih dari 3 kali seminggu yaitu sebanyak 3%.

6.5 Buang Air Besar di Sungai Cisadane


Dari 94 responden banyak yang sering buang air kecil di sungai
Cisadane, mengingat responden yang diwwawancarai tidak memiliki MCK
dirumahnya. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 31. Buang Air Besar di Sungai Cisadane


Buang Air Besar Di Sungai Cisadane F %
2 Kali Sehari 66 70
3kali Sehari 19 20
4 Kali Sehari 5 6
>4 Kali Sehari 4 4
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 31 menunjukkan bahwa 70% responden menjawab 2 kali


sehari buang air besar di sungai Cisadane, 20% responden menjawab
buang air besar di sungai Cisadane sebanyak 3 kali sehari, 6% responden
menjawab buang air besar di sungai Cisadane sebanyak 4 kali sehari. Dan
59

4% responden menjawab lebih dari 4 kali sehari buang air besar di sungai
Cisadane. Dari hasil penelitian di Desa KampungKelor, masyarakat yang
menggunakan air sungai Cisadane untuk buang air besar umumnya
mengalami keluhan gatal-gatal.

6.6 Buang Air Kecil di Sungai Cisadane


Dari 94 responden banyak yang sering buang air kecil di sungai
Cisadane, mengingat responden yang diwwawancarai tidak memiliki MCK
dirumahnya. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 32. Buang Air Kecil di Sungai Cisadane


Buang Air Kecil Di Sungai Cisadane F %
2 Kali Sehari 35 37
3 Kali Sehari 23 24
4 Kali Sehari 20 22
>4 Kali Sehari 16 17
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 32 menunjukkan bahwa 37% dari responden buang air


kecil di sungai Cisadane 2 kali sehari, 24% responden menjawab 3 kali
sehari buang air kecil di sungai Cisadane, 22% responden menjawab 4 kali
sehari dan 17% menjawan lebih dari 4 kali sehari buang air kecil di sungai
Cisadane. Dari hasil penelitian di Desa KampungKelor, masyarakat yang
menggunakan air sungai Cisadane untuk buang air besar umumnya
mengalami keluhan gatal-gatal.

7. Keluhan Penyakit
60

7.1 Waktu Penyembuhan


Waktu penyembuhan dari suatu penyakit juga sangat penting
diperhatikan, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 33. Waktu Penyembuhan
Membutuhkan Waktu Yang Lama Untuk Penyembuhan F %
YA 29 31
TIDAK 65 69
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Dari tabel 33 bisa dilihat bahwa tidaklah lama untuk menyembuhkan


penyakit yang responden derita, yaitu sebanyak 69%. Tetapi ada juga
beberapa responden yang membutuhkan waktu yang lama untuk
penyembuhan yaitu sebanyak 31%.

Hasil Crosstab

Crosstab Pendidikan dengan Tipe Rumah

Tabel 34. Pendidikan


Pendidikan F %
Terakhir
SD 63 67
SMP 17 18
SMA 14 15
Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 35. Tipe rumah


Tipe Rumah F %
Sangat Mewah 36 38
Mewah 17 18
Sederhana 4 5
Sangat Sederhana 37 39
61

Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Hasil Crosstab Pendidikan dengan Tipe Rumah

Dari hasil crosstab 6 responden yang berpendidikan SD memiliki tipe


rumah sangat mewah, 17 yang berpendidikan SD memiliki tipe rumah mewah, 4
yang berpendidikan SD memiliki tipe rumah sederhana, dan 36 yang
berpendidikan SD memiliki tipe rumah sangat sederhana. Sedangkan 16 yang
berpendidikan SMP memiliki tipe rumah sangat mewah, tidak ada dari yang
berpendidikan SMP memiliki tipe rumah mewah dan sederhana, dan 1 yang
berpendidikan SMP memiliki tipe rumah sangat sederhana. Sedangkan 14 yang
berpendidikan SMA/SMK memiliki tipe rumah sangat mewah, dan tidak ada yang
berpendidikan SMA/SMK memiliki tipe rumah mewah, sederhana dan sangat
sederhana(lampiran 9).

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 67.113. untuk chi square tabel yaitu, df = 6 dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 12.59 maka chi square hitung (67.113)
> chi square tabel (12.59) sehingga terdapat H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dengan tipe rumah.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan


pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat keterkaitan),


Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak terdapat keterkaitan).
Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0
diketahui baha taraf signifikansi hitung adalah 0,307. Nilai 0,307 > 0,05 maha H 0
ditolak dan H1 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pendidikan dengan tipe rumah(lampiran 10).
62

Hasil Crosstab Pendidikan dengan Tempat Pengobatan

Tabel 36. Pendidikan


Pendidikan F %
Terakhir
SD 63 67
SMP 17 18
SMA 14 15
Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitain, 2017

Tabel 37. Tempat Pengobatan

Kemana Melakukan Tindakan Pengobatan F %


Rumah Sakit 5 5
Puskesmas 74 79
Mantri 15 16
Dukun 0 0
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian,2017

Hasil Crosstab Pendidikan dengan Tempat Pengobatan

Yang berpendidikan SD 3 orang memakai pengobatan rumah sakit, 53


orang memakai pengobatan puskesmas, dan 7 orang mantri. Sedangkan yang
63

berpendidikan SMP 2 orang memakai pengobatan rumah sakit, 10 orang memakai


pengobatan puskesmas, 5 orang memakai pengobatan mantri. Sedangkan yang
berpendidikan SMA/SMK tidak ada yang memakai pengobatan rumah sakit, 11
orang memakai pengobatan puskesmas, dan 3 orang memakai pengobatan
mantri(lampiran 11).
Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 6.316. untuk chi square tabel yaitu, df = 6 dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 12.59 maka chi square hitung (67.143)
>chi square tabel (12.59) sehingga terdapat H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dengan tempat pengobatan.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan
pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (tidak terdapat


keterkaitan),

Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (terdapat keterkaitan).

Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0


diketahui baha taraf signifikansi hitung adalah 0,117. Nilai 0,117> 0,05 maha H0
ditolak dan H1 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pendidikan dengan tempat pengobatan(lampiran 12).

Hasil Crosstab Pekerjaan dengan Penghasilan

Tabel 38. Pekerjaan


Pekerjaan F %
Buruh 34 36
Pedagang 16 18
Karyawan 13 15
Petani 28 31
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
64

Tabel 39. Penghasilan


Penghasilan Perbulan F %
< Rp. 500.000 42 45
Rp. 500.000 - 1.000.000 23 24
Rp. 1.000.000 - 2.000.000 19 20
> Rp. 2.000.000 10 11
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
Hasil Crosstab Pekerjaan dengan Penghasilan

Dengan pekerjaan buruh 21 orang memiliki gaji sebesar < Rp. 500.000, 7
orang memiliki gaji sebesar Rp. 500.000-1.000.000, 8 orang memiliki gaji
sebesar Rp. 1.000.000-2.000.000, dan 3 orang memiliki gaji > Rp. 2.000.000.
sedangakan dengan pekerjaan sebagai pedagang 4 orang memiliki gaji sebesar <
Rp. 500.000, 6 orang memiliki gaji sebesar Rp. 500.000-1.000.000, 4 orang
memiliki gaji sebesar Rp. 1.000.000-2.000.000, dan 2 orang memiliki gaji > Rp.
2.000.000. sedangkan dengan pekerjaan sebagai karyawan 7 orang memiliki gaji
sebesar < Rp. 500.000, 3 orang memiliki gaji sebesar Rp. 500.000-1.000.000,
tidak ada yang memiliki gaji sebesar Rp. 1.000.000-2.000.000, dan 3 orang
memiliki gaji > Rp. 2.000.000. sedangkan dengan pekerjaan sebagai petani 10
orang memiliki pendapatan sebesar < Rp. 500.000, 7 orang memiliki pendapatan
sebesar Rp. 500.000-1.000.000, 7 orang memiliki pendapatan sebesar Rp.
1.000.000-2.000.000, dan 2 orang memiliki pendapatan > Rp.
2.000.000(lampiran 13).

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 6.316 untuk chi square tabel yaitu, df = 2 dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 5.99 maka chi square hitung (6.316)
>chi square tabel (5.99) sehingga terdapat H0ditolak dan H1 diterima,
artinyaterdapat pengaruh antara tingkat pekerjaan dengan penghasilan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan


pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :
65

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (tidak terdapat


keterkaitan),

Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (terdapat keterkaitan).

Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0 diketahui baha
taraf signifikansi hitung adalah 0,147. Nilai 0,147> 0,05 maha H0 ditolak dan H1
diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pekerjaan dengan
penghasilan(lampiran 14).

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Keluhan Penyakit

Tabel 40. Jarak antara Rumah dan Sungai

Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 41. Keluhan Penyakit

Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Keluhan Penyakit

Dengan jarak antara rumah dengan sungai5 – 10 M 43 responden


mengalami keluhan penyakit selama 1 bulan terakhir, sedangkan dengan 10 – 15
M 27 responden mengalami keluhan penyakit dalam 1 bulan terakhir, sednagkan
dengan jarak 15 – 20 M 1 responden tidak mengalami keluhan penyakit dalam 1
bulan terakhir dan 13 responden lainnya mengalami keluhan penyakit dalam 1
66

bulan terakhir, sedangkan dengan jarak 20 25 M 1 responden tidak mengalami


keluhan penyakit dalam 1 bulan terakhir dan 9 responden lainnya mengalami
keluhan penyakit(lampiran 15).
Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 6.189. untuk chi square tabel yaitu, df = 2 dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 5.99 maka chi square hitung (6.189)
>chi square tabel (5.99) sehingga terdapat H 0 ditolak dan H1 diterima ,
artinyaterdapat pengaruh antara jarak rumah dengan keluhan penyakit.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan


pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (tidak terdapat


keterkaitan),

Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (terdapat keterkaitan).

Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0 diketahui baha
taraf signifikansi hitung adalah 0,103. Nilai 0,103> 0,05 maha H0 ditolak dan H1
diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak rumah
dengan keluhan penyakit dalam 1 bulan(lampiran 16).

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Anggota Keluarga
yang Mengalami Keluhan Penyakit.

Tabel 42. Jarak antara Rumah dengan Sungai

Sumber : Hasil Penelitian, 2017


67

Tabel 43. Anggota Keluarga yang Mengalami Keluhan Penyakit

Anggota Keluarga Yang Mengalami Keluhan Penyakit F %


YA 92 98
TIDAK 2 2
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Anggota Keluarga
yang Mengalami Keluhan Penyakit.

Dengan jarak rumah dengan sungai 5 - 10 M 43 anggota keluarga terkena


penyakit, sedangkan dengan jarak 10 - 15 M 27 anggota keluarga terkena
penyakit, sedangkan dengan jarak 15 - 20 M 1 anggota keluarga tidak terkena
penyakit dan 13 anggota keluarga terkena penyakit, sedangkan dengan jarak 20 –
25 M 1 anggota keluarga tidak terkena penyakit dan 9 anggota keluarga lainnya
terkena penyakit(lampiran 17).

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 6.189. untuk chi square tabel yaitu, df = 2 dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 5.99 maka chi square hitung (6.189) >
chi square tabel (5.99) sehingga terdapat H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat keterkaitan yang signifikan antara jarak rumah dengan anggota keluarga
yang mengalami keluhan penyakit.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan


pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (tidak terdapat


keterkaitan),

Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (terdapat keterkaitan).

Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0 diketahui baha
taraf signifikansi hitung adalah 0,103. Nilai 0,103 > 0,05 maha H0 ditolak dan H1
68

diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak rumah
dengan anggota keluarga yang mengalami keluhan penyakit(lampiran 18).

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Keluhan Penyakit
Tabel 44. Jarak antara Rumah dengan Sungai
Jarak Rumah Dengan Sungai F %
5 - 10 M 43 46
10 - 15 M 27 28
15 - 20 M 14 15
20 - 25 M 10 11
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 45. Keluhan Penyakit

Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Keluhan Penyakit

Dengan jarak 5 – 10 M 26 orang mengalami keluhan gatal-gatal, 6 orang


bintik bintik, 6 orang lainnya mengalami keluhan panas/hangat, dan 5 lainnya
mengalami kulit kering. Sedangkan dengan jarak 10 – 15 M 14 orang mengalami
keluhan gatal-gatal, 11 orang mengalami keluhan bintik bintik, 2 orang
mengalami keluhan panas/hangat dan tidak ada yang mengalami keluhan kulit
kering. Sedangkan dengan jarak 15 – 20 M 12 orang mengalami keluhan
gatalgatal, 1 orang mengalami keluhan bintik bintik, 1 orang mengalami keluhan
panas/hangat dan tidak ada keluhan untuk kulit kering.sedangkan dengan jarak 20
-25 M 4 orang mengalami gatal gatal, 2 orang mengalami bintik bintik, 2 orang
mengalami panas/hangat dan 2 orang lainnya mengalami kulit kering(lampiran

19).
69

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 17.336. untuk chi square tabel yaitu, df = 9 dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 16.92 maka chi square hitung (17.336)
> chi square tabel (16.92) sehingga terdapat H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat pengaruh antara jarak rumah dengan keluhan penyakit.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan


pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (tidak terdapat


keterkaitan),

Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (terdapat keterkaitan).

Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0


diketahui baha taraf signifikansi hitung adalah 0,043. Nilai 0,043<0,05 maha H 0
ditolak dan H1 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
jarak rumah dengan keluhan penyakit(lampiran20).

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Tindakan


Pengobatan

Tabel 46. Jarak antara Rumah dengan Sungai


Jarak Rumah Dengan Sungai F %
5 - 10 M 43 46
70

10 - 15 M 27 28
15 - 20 M 14 15
20 - 25 M 10 11
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 47. Tindakan Pengobatan

Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Tindakan


Pengobatan

Dengan jarak antara rumah dengan sungai 5 – 10 M sebanyak 43


responden melakukan tindakan pengobatan, dengan jarak antara rumah dengan
sungai 10 – 15 M sebanyak 27 responden melakukan tindakan pengobatan,
dengan jarak antara rumah dengan sungai 15 – 20 M sebanyak 14 responden
melakukan tindakan pengobatan, sedangkan jarak antara rumha dengan sungai 20
– 25 M ada 1 responden yang tidak melakukan tindakan pengobatan dan 9
responden lainnya melakukan tindakan pengobatan(lampiran 21).

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 8.409 untuk chi square tabel yaitu, df = 3 dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 7.81 maka chi square hitung (8.409) >
chi square tabel (7.81) sehingga terdapat H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat pengaruh antara jarak rumah dengan tindakan pengobatan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan


pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :
71

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (tidak terdapat


keterkaitan),

Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (terdapat keterkaitan).

Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0


diketahui baha taraf signifikansi hitung adalah 0,037. Nilai 0,037< 0,05 maha H0
ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak
rumah dengan tindakan pengobatan(lampiran 22).

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Tempat Pengobatan

Tabel 48. Jarak antara Rumah dengan Sungai

Sumber : Hasil Penelitian, 2017


72

Tabel 49. Tempat Pengobatan


Kemana Melakukan Tindakan Pengobatan F %
Rumah Sakit 5 5
Puskesmas 74 79
Mantri 15 16
Dukun 0 0
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Hasil Crosstab Jarak antara Rumah dan Sungai dengan Tempat Pengobatan

Dengan jarak 5 – 10 M 1 orang memakai pengobatan dari rumah sakit, 32


orang memakai pengobatan puskesmas, dan 10 orang memakai pengobatan
mantri. Sedangkan dengan jarak 10 – 15 M 1 orang memakai pengobatan rumah
sakit, 24 orang memakai pengobatan puskesmas dan 2 orang memakai pengobatan
matri. Sedangkan dengan jarak 15 – 20 M 1 orang memakai pengobatan rumah
sakit, 12 orang memakai pengobatan puskesmas dan 1 orang memakai pengobatan
mantra. Sedangkan dengan jarak 20 – 25 M 2 orang memakai pengobatan rumah
sakit, 6 orang memakai pengobatan puskesmas dan 2 orang memakai pengobatan
mantri (lampiran 23).

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui bahwa taraf chi square hitung
diperoleh 9.441 untuk chi square tabel yaitu, df = 4dengan tingkat signifikansi
0,05 maka didapat chi square tabel sebesar 9.49 maka chi square hitung (9.441) >
chi square tabel (9.49) sehingga terdapat H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
terdapat pengaruh antara jarak rumah dengan tempat pengobatan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dapat dilakukan


pengujian signifikansi. Tes ini menguji hipotesis dengan menentukan taraf
signifikansi kesalahan (α) sebesar 5% atau 0,05 dengan menggunakan software
spss versi 16.0 maka ketentuannya, jika :

Sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima (tidak terdapat


keterkaitan),

Sig > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak (terdapat keterkaitan).


73

Berdasarkan output pada tabel chi square menggunakan SPSS 16.0 diketahui baha
taraf signifikansi hitung adalah 0,150. Nilai 0,150 > 0,05 maha H0 ditolak dan H1
diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak rumah
dengan tempat pengobatan(lampiran 24).

C. PEMBAHASAN

1. Gambaran Karakteristik Pengggunaan Air Sungai Cisadane


Sungai Cisadane yang terdapat di Desa KampungKelor ,
Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang digunakan masyarakat
sekitar sudah turun-temurun. Masyarakat yang menggunakan air sungai
Cisadane tersebut untuk mencuci pakaian, mencuci peralatan rumah
tangga, mandi, serta kakus.
Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa berdasarkan jenis
kelamin pengguna air sungai pada umumnya adalah perempuan
dikarenakan aktivitas yang sering dilakukan menggunakan air sungai
untuk pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan oleh perempuan misalnya
mencuci pakaian dan piring.
74

Distribusi pengguna air sungai berdasarkan tingkat pendidikan


pada umumnya adalah tamatan SD, berdasarkan pekerjaannya sebagian
besar adalah buruh karena banyaknya jumlah pabrik di wilayah kampung
Kelor sehingga banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya
sebagai buruh. Pengguna air sungai berdasarkan penghasilannya yang
terbanyak adalah berpenghasilan antara < Rp. 500.000.
2. Pengetahuan Tentang Air Bersih dan Sungai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui masyarakat
yang mengetahui indikator air bersih yang paling dominan adalah tidak
berbau sebanyak 33%. Sedangkan untuk sumber air bersih masyarakat
lebih memilih mata air. Berdasarkan kegunaan air sungai masyartakat
memilih untuk keperluan mencuci, mengingat seluruh masyarakat
kampung Kelor memang memanfaatkan sungai untuk mencuci.
Kampung Kelor sangat dekat keberadaannya dengan pabrik, maka
tidak heran jika masyarakat memilih faktor limbah pabriklah yang dapat
mencemari air sungai Cisadane, yaitu sebanyak 54%.

3. Penggunaan Air Sungai


Hasil penelitian banyak masyarakat yang lebih memilih mangambil air
langsung dari sungainya sebanyak 69% . karena lebih effisien dan
mempersingkat aktu saat akan digunakan. Pengguna air sungai juga biasa
mandi menggunakan air sungai 3 kali sehari sebanyak 52%. Dan ini lebih
di dominasi oleh anak-anak yang usianya 8-14 tahun.
Masyarakat Kampung Kelor tak hanya menggunakan untuk mandi,
tetapi untuk mencuci tangan, mencuci rambut/keramas, mencuci pakaian,
mencuci peralatan rumah tangga, serta kegiatan kakus.
Kegiatan mencuci pakaian biasa dilakukan ibu rumah tangga setiap
dua kali sehari, yaitu pagi dan sore sebanyak 86% responden, untuk
takaran berapa liter perhari para ibu rumah tangga sepakat menjaab 7 liter
untuk sehari mencuci. Sama halnya dengan mencuci peralatan rumah
tangga sebanyak 2 kali sehari dan biasa dilakukan secara bersama dengan
mencuci pakaian sebanyak 64% responden.
75

4. Kebersihan Perorangan
Kebersihan perorangan sangat penting dilakukan guna menjaga tubuh
agar terhindar dari berbagai penmyakit. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa 87% responden selalu mencuci tangan mereka setelah membuang
sampah. 79% selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB.
85% responden menggunakan handuk sendiri. 84% responden selalu
mencuci tangan sebelum makan. 67% responden selalu mengganti
pakaiannya 3 kali sehari. Dan 83% responden selalu memotong kuku
minimal seminggu sekali.
Jadi kesimpulannya masyarakat Kampung Kelor sangat menjaga
kebersihan tubuh mereka.
5. Pencemaran Sungai Cisadane
Berdasarkan hasil penelitian 43% ibu rumah tangga menggunakan
detergen saat mencuci pakaian di sungai Cisadane. 41% membuang sisa
minyak goreng kurang dari 3 kali seminggu. Dan 88% responden
menjawab tidak pernah membuang oli kendaraannya ke sungai cisadane.
58% responden juga tidak pernah membuang sampah rumah tangga ke
sungai, mereka lebih memilih membuangnya ke petugas kebersihan yang
seminggu sekali selalu lewat di kampung Kelor. Karena mereka
menggunakan air sungai untuk mencuci dan mandi, maka masyarakat
enggan untuk membuang sampah di sungai. 70% responden buang air
besar 2 kali sehari di sungai Cisadane. Dan 37% responden buang air kecil
di sungai Cisadane 2 kali sehari.
6. Keluhan Penyakit
Dari hasil penelitian yang didapat mendapatkan bahwa 92%
masyarakat kampung kelor mengalami keluhan sakit dalam kurun waktu 1
bulan terakhir. 92% ada anggota yang juga terkena penyakit dalam 1 bulan
terakhir, dalam rentang usia 8-35 tahun yang merupakan usia produktif.
Setelah menggunakan air sungai Cisadane ada keluhan yang
ditimbulkan yaitu gatal-gatal pada kulit sebanyak 56%. Tetapi tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan. Hampir seluruh
masyarakat kampung kelor yang diwaancarai selalu melakukan tindakan
pengobatan bila terjadi keluhan sakit yaitu sebanyak 93%. Dan selalu
76

berobat ke puskesmas karena jaraknya yang tidak terlalu jauh


dibandingkan dengan rumah sakit, yaitu sebanyak 74% responden.
Berdasarkan hasil dari cross tabulation (tabulasi silang) menunjukkan bahwa
pendidikan sangat mempengaruhi tipe rumah responden, dimana semakin rendah
tingkat pendidikan maka semakin rendah tipe rumah responden. Responden yang
peneliti waancarai adalah seluruh masyarakat kampung kelor yang menggunakan
air sungai Cisadane yang tinggal di RW 01 dan RW 02, berdasarkan hasil cross
tabulation (tabulasi silang) menunjukkan bahwa jarak antara rumah dengan sungai
ternyata mempengaruhi keluhan penyakit yang responden alami, baik responden
maupun anggota keluarga dari responden. Karena semakin dekat dengan sungai
maka semakin besar pula pengaruh yang akan timbul dari segi penyakit berbasis
lingkungan. Jarak juga mempengaruhi tempat pengobatan karena responden lebih
memilih tempat yang paling dekat dengan rumahnya. Jarak rumah dengan sungai
juga mempengaruhi dengan tindakan pengobatan yang responden lakukan. Jadi
kesimpulannya ada pengaruh penggunaan air sungai dengan keluhan penyakit di
Kampung Kelor karena dari hasil wawancara dengan responden tingkat
kebersihan perorangan menunjukkan baik. Sehingga responden menyadari bahwa
kebersihan sangatlah penting. Tetapi responden masih menggunakan air sungai
Cisadane karena belum memiliki MCK pribadi dirumahnya. Oleh sebab itu
penggunaan air sungai Cisadane oleh responden dalam jangka waktu yang lama,
akan menimbulkan berbagai penyakit berbasis lingkungan. Ditambah lagi bahwa
sungai Cisadane sudah tercemar baik dari limbah rumah tangga maupun limbah
pabrik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penggunaan air sungai dalam penelitian ini mencakup 4 kegiatan yaitu mandi,
mencuci, membuang sampah dan kakus. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh penggunaan air sungai Cisadane terhadap keluhan penyakit di kampung
Kelor, karena dari hasil penelitian didapat bahwa 94 responden menggunakan air
sungai untuk mandi, mencuci peralatan rumah tanggga, mencuci pakaian dan
kakus. Jarak antara rumah dengan sungai juga ada pengaruhnya dengan keluhan
penyakit semakin dekat dengan sungai maka resiko mengalami keluhan penyakit
juga besar. Tidak hanya responden yang mengalami keluhan penyakit, tetapi
anggota keluarga yang lain juga ikut mengalami keluhan. Tindakan pengobatan
juga berpengaruh terhadap jarak rumah. Dari hasil survey penggunaan sungai
Cisadane lebih didominasi oleh ibu rumah tangga, biasanya para ibu rumah tangga
melakukan mencuci pakaian sekaligus mencuci peralatan rumah tangga.43% ibu
rumah tangga selalu menggunakan detergen setiap mencuci pakaian. Tidak hanya
ibu rumah tangga tetapi kepala keluarga dan anak-anak juga ikut mencemari
sungai Cisadane dengan cara selalu buang air besar di sungai sebanyak 70%.
Sedangkan untuk buang air kecil di Sungai Cisadane Sebanyak 37%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 92% responden mengalami keluhan penyakit,
yang paling banyak dialami adalah gatal-gatal yaitu sebanyak 60%. Responden
biasa pergi berobat ke puskesmas karena dekat dan gratis yaitu sebanyak 79%.
Dalam penelitian didapat bahwa sungai Cisadane sudah dalam katagori
tercemar berat, akibat aktivitas rumah tangga dan industri yang berada di Desa
Kampungkelor. Berbagai keluhan penyakit akibat penggunaan air sungai Cisadane
sudah dirasakan masyarakat, yang paling sering adalah gatal-gatal pada kulit
karena air yang di pakai sudah tercemar oleh limbah, bukan hanya limbah rumah
tangga tapi juga limbah pabrik yang ada disekitarnya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kebersihan masyarakat sangat baik.
Karena mereka selalu mencuci tangan setelah membuang sampah, setelah BAB
dan juga sebelum makan. Serta penggunaan handuk yang tidak secara bersama-

79
80
sama. Ini menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan antara keluhan penyakit
dengan kebersihan perorangan.
Hasil dari Cross Tabulasi (tabulasi silang) menunjukkan bahwa ada pengaruh
penggunaan air sungai Cisadane dengan keluhan penyakit di kampung kelor tetapi
tidak signifikan.

B. Saran
1. Bagi akademisi peneliti selanjutnya : penelitian ini hanya membahas
tentang penggunaan air sungai yang tersebar di Kampung Kelor,
Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, yang dikaitkan
dengan keluhan penyakit di masyarakat setempat. Penelitian ini hanya
dilakukan dalamw aktu temporal, pada saat musim penghujan sehingga
keluhan penyakit pada musim kemarau tidak dapat dijelaskan.
2. Bagi aparat pemerintahan terkait :
a. Perlu diadakan pembuatan MCK pribadi, karena akan dapat
mengurangi dampak penggunaan air sungai sebagai sarana air
bersih yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
b. Perlu diadakan tempat sampah di rumah warga atau per RT, karena
masih banyak terdapat sampah yang berserakan walaupun sudah
ada petugas kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA

Alhada, Muhammad. 2012. Pencemaran Air Sungai di Indonesia. Yogyakarta :


Universitas Gadjah Mada

Arikunto. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Bungin, Burhan. 2013. Dasar-Dasar Statistik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit buku


kedokteran EGC.

Djuanda, Adhi. 2007. Keluhan Penyakit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Surabaya : Penerbit Hipoktares

Husaini, Usman. 2010. Dasar-dasar Statistik. Jakarta : Graha Ilmu

Kodoatie, J Robert. 2002. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya Perairan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kuncoro, Ahmad. 2004. Ilmu Statistika. Bandung : PT Mutiara Sumber Widya

Maryono, Agus. 2005. Eko-Hidraulik Pembangunan Sungai : Menanggulangi Banjir


dan Kerusakan Lingkungan Wilayah Sungai. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada

Mukono, Hj. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Airlangggga


Universsity Press

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.


Jakarta : PT. Rineka Cipta

Palar, N. 2004. Zat-Zat Kimia. Jakarta : Penerbit Gunung Agung

Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Peraturan Kualitas Air dan


Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta : Peraturan Pemerintah
81

Putranto, Kusno. 2005. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : PT


Rineka Cipta

Slamet, Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada


Universsity Press

Slamet. 2009. Pengelolaan Kualitas Air dan Kesehatan. Surabaya : Gramedia Pustaka
Utama

Soemarwoto, O. 2001. Ekologi, Lingkungan, dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan

Sudarmadji. 1995. Pengelolaan Limbah. Bandung : PT ALUMNI

Sugiyono. 2006. Dasar-dasar Statistik. Jakarta : Salemba Medika

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Medika

Sugiyono. 2013. Pengantar Ilmu Statistik. Jakarta : Salemba Medika

Sumantri. 2013. Siklus Hidrologi. Jakarta : Pustaka Pelajar

Supriharyono. 2002. Limbah dan Kimia Lingkungan. Bandung : Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. 2002. Penelitian Metode Deskriptif. Yogyakarta : Universitas


Gadjah Mada

Suwondo. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :


Andi Offset

www.bps.go.id (diakses pada tanggal 10 November 2016, pukul 19.28)


82
83
No Kuesioner :
Lampiran 1
Hari/Tanggal :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Kampus Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220
Tel./Fax. : Rektor : (021) 4893854, PR. I : 4895130, PR II : 4893918, PR III : 4892926
PR IV : 4893982, BAUK : 4750930, BAAK : 4759081, BAPSI : 4755118, BAG. UHTP : Telp. 4890046
Bag. Keuangan : 4892414, Bag. Kepegawaian : 4890536, Bag. HUMAS : 4898486

KUESIONER PENELITIAN

Assalamualaikum, Wr.Wb.
Saya Niken Arieska, mahasiswi Geografi Universitas Negeri Jakarta. Saya
sebagai peneliti sedang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Air Sungai Cisadane Terhadap Keluhan Penyakit Di
Desa KampungKelor, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang”.

Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kesediaan dari Bapak/Ibu untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini dengan sebenar-benarnya agar
dapat diperoleh informasi. Kerahasiaan dari Bapak/Ibu aman dan terjaga.
Terimakasih banyak atas bantuan dan perhatiannya.

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
5. Pekerjaan :

6. Jarak antara rumah dengan sungai :

STATUS EKONOMI

7. Apa alasan anda bertempat tinggal di bantaran kali?

a. Dekat mata pencaharian

b. Letak strategis

c. Kemauan sendiri

d. Dorongan Keluarga

8. Berapa lama anda tinggal di bantaran kali?

a. < 5 tahun

b. 5 - 1 0 tahun

c. 11 – 15 tahun

d. 16 – 20 tahun

9. Berapakah penghasilan rata-rata kepala keluarga per bulan ?

a. < Rp. 500.000

b. Rp. 500.000 – 1.000.000

c. Rp. 1.000.000 – 2.000.000

d. >Rp. 2.000.000

10. Apa tipe rumah yang saudara miliki ?

a. Sangat Mewah
b. Mewah

c. Sederhana

d. Sangat Sederhana

PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH DAN AIR SUNGAI

11. Menurut pengetahuan Bapak/Ibu manakah yang menjadi indikator air bersih?

a. Tidak berbau

b. Tidak berasa

c. Tidak berwarna

d. Tidak keruh

12. Menurut Bapak/ibu dari mana sumber-sumber air bersih itu berasal?

a. PDAM

b. Sumur

c. Mata air

d. Sungai

13. Menurut pengetahuan Bapak/Ibu apa kegunaan air sungai untuk sehari-hari?

a. Keperluan minum

b. Keperluan mandi

c. Keperluan mencuci

d. Keperluan kakus
14. Menurut pengetahuan Bapak/Ibu dari mana sumber pencemaran air sungai?
a. Limbah RT

b. Limbah RS

c. Limbah pabrik

d. Buangan irigasi

15. Menurut Bapak/Ibu dari mana sumber pencemaran air sungai Cisadane ini?

a. Limbah RT

b. Limbah Pabrik

c. Limbah RS

d. Tinja

16. Menurut pengetahuan Bapak/Ibu bagaimana cara menjaga kebersihan tubuh


agar terhindar dari penyakit?

a. Mandi menggunakan air bersih

b. Tidak menggunakan handuk secara bersama-sama

c. Mandi menggunakan sabun

d. Mengganti pakaian setiap hari


PENGGUNAAN AIR SUNGAI

17. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengambil air sungai Cisadane untuk keperluan
sehari-hari?

a. Menggunakan selang

b. Menggunakan ember

c. Menggunakan drigen

d. lainnya

18. Berapa kali dalam sehari Bapak/Ibu menggunakan air sungai Cisadane untuk
mandi?

a. 2 kali sehari

b. 3 kali sehari

c. 4 kali sehari

d. >4 kali sehari

19. Berapa kali dalam sehari Bapak/Ibu menggunakan air sungai Cisadane untuk
mencuci pakaian?

a. 2 kali sehari

b. 3 kali sehari

c. 4 kali sehari

d. > 5 kali sehari

20. Berapa kali dalam sehari Bapak/Ibu menggunakan air sungai Cisadane untuk
mencuci peralatan rumah tangga?

a. 2 kali sehari
b. 3 kali sehari

c. 4 kali sehari

d. > 5 kali sehari

21. Berapa liter dalam sehari Bapak/Ibu menggunakan air sungai cisadane untuk
mencuci pakaian?

a. 3 liter

b. 5 liter

c. 7 liter

d. > 7 liter

KEBERSIHAN PERORANGGAN

22. Apakah Bapak/Ibu mencuci tangan setelah membuang sampah?

a. Ya b. Tidak

23. Apakah Bapak/Ibu mencuci tangan menggunakan sabun sesudah BAB?

a. Ya b. Tidak

24. Apakah Bapak/Ibu menggunakan handuk sendiri?

a. Ya b. Tidak

25. Apakah Bapak/Ibu mencuci tangan sebelum makan?

a. Ya b. Tidak

26. Apakah Bapak/Ibu mengganti pakaian 3 kali sehari?

a. Ya b. Tidak
27. Apakah Bapak/Ibu memotong kuku (seminggu sekali)

a. Ya b. Tidak

PENCEMARAN SUNGAI CISADANE

28. Apakah Bapak/Ibu mencuci pakaian dengan deterjen di sungai Cisadane?

a. Setiap hari

b. Lebih dari 3 kali seminggu

c. Kurang dari 3 kali seminggu

d. Tidak pernah

29. Apakah Bapak/Ibu membuang lemak atau minyak sisa penggorengan di


sungai Cisadane?

a. Setiap hari

b. Lebih dari 3 kali seminggu

c. Kurang dari 3 kali seminggu

d. Tidak pernah

30. Apakah Bapak/Ibu membuang oli kendaraan ke sungai Cisadane?

a. Setiap hari

b. Lebih dari 3 kali seminggu

c. Kurang dari 3 kali seminggu

d. Tidak pernah

31. Apakah Bapak/Ibu membuang sampah ke sungai Cisadane?

a. Setiap hari
b. Lebih dari 3 kali seminggu

c. Kurang dari 3 kali seminggu

d. Tidak pernah

32. Berapa kali Bapak/Ibu buang air besar di sungai Cisadane?

a. 2 kali sehari

b. 3 kali sehari

c. 4 kali sehari

d. > 4 kali sehari

33. Berapa kali Bapak/Ibu buang air kecil di sungai Cisadane?

a. 2 kali sehari

b. 3 kali sehari

c. 4 kali sehari

d. > 4 kali sehari

KELUHAN PENYAKIT

34. Apakah Bapak/Ibu mengalami keluhan penyakit dalam 1 bulan terakhir?

a. Ya

b. Tidak

35. Apakah ada anggota keluarga lainnya yang pernah mengalami keluhan
penyakitdalam 1 bulan terakhir setelah menggunakan air sungai cisadane?

a. Ya
b. Tidak

Sebutkan nama anggota keluarga yang mengalami keluhan sakit dalam 1 bulan
terakhir
NO Nama Anggota Keluarga Usia

36. Keluhan apa yang Bapak/Ibu derita setelah menggunakan air sungai
Cisadane?

a. Gatal-gatal

b. Bintik-bintik

c. Panas/hangat

d. Kulit kering

37. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan?

a. Ya

b. Tidak

38. Apakah Bapak/Ibu melakukan tindakan pengobatan, bila terjadi keluhan


penyakit?
a. Ya

b. Tidak

39. Kemana Bapak/Ibu biasa melakukan pengobatan?

a. Rumah sakit

b. Puskesmas

c. Mantri

d. dukun
Lampiran 2

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Uji Validitas

1. Persiapkan data yang telah ditabulasi dan yang akan diuji dalam file excel
2. Buka program SPSS 16.0
3. KLIK Variable Vie (dipojok kiri bawah)
4. Dibagian Name tulis P_1 sampai dengan total item soal, pada decimals ubah
angka menjadi 0
5. Klik data view kemudian copy – paste data tabulasi ke program SPSS 16.0
6. Pilih Analyze pada menu, kemudian Correlate lalu Bivariate
7. Akan muncul kotak dialog masukkan semua variable centangg Pearson, pada
Test Of Signifikan pilih Two-Tailed centang flag signifikan correlations
8. Klik OK
9. Akan keluar hasil analisis dioutput kemudian cocokkan dengan nilai r tabel
10. Nilai r table untuk 94 responden adalah 0,202 jadi cocokkan per item soal bila
r hitung > t, table maka item dinyatakan valid
Lampiran 3

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Uji Reabilitas
1. Persiapkan data yang telah di tabulasi dan yang akan diuji dalam ile excel
2. Buka program SPSS 16.0
3. Klik Variabel View
4. Dibagian name tulis P_1 sampai dengan total item soal. Pada decimals ubah
angka menjadi 0
5. Klik data vie kemudian copy – paste data tabulasi ke program SPSS 16.0
6. Pilih Analyze pada menu, kemudian Reability Analyze
7. Akan muncul kotak dialog masukkan semua variabel ke kotak items,
kemudian pilih Alpha
8. Klik Statistic pada Descriptive for klik Scale if item delete, selanjutnya klik
continiue
9. Klik OK
10. Akan keluar hasil analisis dioutput kemudian dicocokkan dengan table kriteria
reabilitas

No 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 1 17 18 19 20 2 28 29 30 31 32 3 36 39 JML
0 6 1 3
1 1 4 3 1 4 2 1 1 2 2 3 1 1 4 1 1 1 2 2 4 4 3 1 1 1 2 53

2 3 1 3 1 4 2 1 1 3 3 4 1 1 4 1 1 1 1 3 4 4 4 1 1 2 3 58

3 1 2 2 3 3 1 4 2 3 4 1 2 1 3 1 1 2 2 3 4 4 3 1 2 3 2 60

4 1 4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 2 1 2 2 1 2 3 3 3 4 3 1 4 1 3 69

5 2 2 1 2 4 3 1 3 3 4 4 1 1 2 2 1 1 3 2 3 4 4 1 2 3 3 62

6 1 2 1 1 4 2 3 1 3 3 4 2 1 4 1 1 1 1 2 4 4 4 1 1 4 3 59

7 1 2 1 1 3 2 1 3 2 4 3 3 1 2 2 1 1 2 3 3 4 4 1 2 2 3 57

8 1 4 1 2 3 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 46

9 1 3 4 4 2 1 1 4 3 3 1 4 1 2 2 1 1 4 2 4 4 4 2 2 1 2 63
Lampiran 4
10 1 1 1 2 4 1 2 2 3 3 4 4 2 2 1 1 1 3 3 4 4 4 1 1 1 2 58

11 1 4 1 2 3 3 2 3 1 4 3 3 1 3 2 1 1 1 3 4 4 3 1 3 3 2 62

12 2 3 4 3 3 1 4 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 2 4 4 3 1 1 2 1 61

13 1 2 1 2 4 1 2 1 3 3 3 2 1 2 1 1 3 2 3 4 4 4 2 3 2 2 59

14 1 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 2 1 2 2 1 1 3 1 1 4 3 1 1 1 3 59

15 1 4 1 1 3 2 2 4 2 3 1 1 1 4 2 1 1 3 3 3 4 4 1 3 1 3 59

16 2 3 1 3 4 4 1 1 3 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 3 4 4 2 3 4 2 62

17 3 1 3 1 4 1 1 3 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 4 4 2 3 1 2 54

18 2 3 1 2 3 1 1 1 2 4 3 2 1 3 2 1 2 3 3 3 4 4 1 2 1 1 56

19 2 3 1 1 4 4 1 3 2 3 3 1 1 2 1 1 1 3 2 3 4 3 1 3 4 2 59

20 1 4 1 1 4 3 2 2 2 3 3 2 1 2 1 1 1 4 3 4 4 2 1 1 1 2 56

21 1 2 1 2 3 3 4 2 2 3 3 2 1 1 3 1 4 4 3 1 4 4 1 1 1 2 59

22 2 3 1 1 2 1 1 3 2 4 1 1 1 2 2 1 2 3 3 3 4 3 1 1 1 2 51

23 1 3 4 3 4 1 4 1 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 3 3 4 4 1 1 2 2 60

24 1 3 4 3 3 1 4 3 2 4 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 3 1 2 4 1 2 57

25 1 4 1 1 4 3 2 4 2 3 3 4 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3 1 1 1 2 59

26 1 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 1 2 1 1 1 4 4 4 4 1 1 1 3 2 63

27 1 4 4 4 4 3 2 1 2 3 3 4 1 2 2 1 2 4 2 2 4 4 2 3 4 2 70

28 1 4 4 3 4 3 2 1 2 2 4 4 1 1 1 1 1 3 1 4 4 3 2 3 4 2 65

29 1 1 3 1 3 1 2 1 3 3 4 1 1 2 2 4 4 3 3 3 4 3 1 1 3 2 60

30 1 4 4 3 2 2 4 4 3 4 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 3 1 71

31 1 4 1 3 2 2 4 3 3 4 3 2 1 2 2 1 1 2 2 3 3 3 4 4 3 2 65

32 1 4 1 3 3 2 4 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 4 1 3 4 4 4 4 3 2 69

33 2 3 1 2 4 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 1 3 4 2 1 3 3 2 64

34 1 4 1 3 2 2 4 2 2 3 1 1 1 2 2 1 1 3 1 2 4 3 1 1 2 2 52

35 3 1 2 3 3 3 1 2 3 3 3 4 1 2 2 2 2 4 1 3 4 3 1 1 2 3 62

36 1 4 2 3 3 2 1 4 3 4 3 2 1 4 2 1 1 2 2 2 4 3 3 4 1 2 64

37 1 4 2 3 4 1 4 1 3 1 3 2 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 3 1 1 67
38 1 4 2 1 4 1 4 1 3 3 3 2 3 2 1 1 1 4 1 4 4 4 1 1 1 2 59

39 1 4 2 3 3 1 4 4 3 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 4 3 3 2 2 59

40 1 4 2 3 3 1 4 4 3 4 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 4 3 1 4 2 2 64

41 1 1 2 3 3 1 4 4 3 4 1 2 1 2 2 2 2 3 1 2 4 4 2 4 2 2 62

42 1 1 2 3 3 1 4 4 3 4 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 4 3 2 4 1 3 59

43 1 4 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 2 2 4 4 1 3 3 2 59

44 1 4 2 3 3 1 4 4 3 4 1 2 1 2 1 1 1 2 2 4 4 3 1 3 2 2 61

45 1 1 2 3 3 1 4 1 3 2 1 2 1 3 2 1 1 3 1 2 4 4 1 3 2 2 54

46 1 4 2 3 3 1 4 1 3 2 1 2 1 3 2 1 1 3 2 3 4 4 1 3 2 2 59

47 1 4 2 3 3 1 4 1 3 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 3 4 4 1 4 2 2 58

48 1 1 2 3 3 1 4 4 3 4 1 2 1 3 2 1 1 3 2 3 4 4 1 3 2 2 61

49 3 1 2 3 1 1 1 2 1 4 3 2 1 2 1 1 1 3 1 3 4 3 1 3 1 2 51

50 1 4 1 2 4 3 4 1 3 4 3 1 1 2 1 1 1 3 1 3 3 4 1 4 1 2 59

51 3 1 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 1 1 1 2 3 1 4 4 4 2 1 1 2 63

52 1 1 2 3 1 2 4 3 4 3 3 2 3 2 1 1 1 3 3 3 4 4 1 1 1 2 59

53 1 3 2 3 3 1 4 4 3 3 1 2 1 2 2 1 1 3 2 3 4 3 1 4 1 2 60

54 3 1 2 2 3 2 1 1 2 2 3 1 3 3 1 2 1 1 2 3 4 4 1 1 1 2 52

55 1 1 2 2 3 1 4 4 1 1 3 2 1 4 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 48

56 1 4 2 4 3 1 4 4 3 3 3 4 1 2 1 1 1 4 1 4 4 4 2 2 1 2 66

57 2 1 2 3 4 1 1 2 3 4 4 3 1 2 2 1 1 3 1 4 4 4 1 2 1 2 59

58 2 1 2 3 2 3 1 3 1 2 3 2 1 3 1 1 1 2 2 4 4 3 1 2 2 2 54

59 3 1 3 1 1 4 1 3 2 3 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 4 4 1 1 1 2 50

60 2 1 1 3 4 1 1 4 3 4 3 2 3 3 1 1 1 3 1 4 4 4 1 1 1 2 59

61 3 1 3 1 3 1 1 3 3 4 3 4 1 2 1 1 1 3 1 4 4 4 1 2 1 2 58

62 2 1 1 4 4 2 1 4 2 4 1 4 3 2 1 1 1 3 1 4 4 4 4 4 1 2 65

63 1 1 1 3 4 1 4 4 2 4 4 2 4 2 2 2 2 4 1 4 4 1 1 4 1 2 65

64 1 4 2 2 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 2 2 61

65 1 4 2 2 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 1 2 60

66 1 1 3 4 4 2 1 3 3 3 3 2 1 2 1 1 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 55

67 1 1 3 1 3 2 4 1 3 3 3 3 1 2 2 1 1 3 1 4 4 4 1 2 1 2 57

68 3 1 3 3 3 3 1 3 3 4 4 1 1 2 1 1 1 3 1 4 4 4 1 3 1 2 61

69 2 1 1 4 1 1 1 1 3 2 3 1 2 3 2 1 3 3 1 4 4 4 1 2 2 3 56

70 1 3 3 1 3 2 4 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 4 4 4 1 1 1 2 52

71 1 2 1 3 4 2 4 1 3 3 3 2 3 2 2 1 1 2 1 3 4 4 1 4 1 2 60

72 1 1 1 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 1 1 2 64

73 1 3 3 4 3 2 3 1 3 3 4 2 3 2 2 1 3 3 1 4 4 3 3 2 1 2 66

74 1 2 1 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 1 3 1 3 4 4 1 2 1 2 60

75 3 1 1 3 3 4 1 4 3 3 3 2 3 2 2 1 1 3 2 4 4 3 1 2 4 2 65
76 2 2 1 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 54

77 3 1 3 1 3 3 1 1 3 3 3 4 2 2 1 1 1 2 1 4 4 4 1 1 1 2 56

78 1 2 1 1 1 2 1 1 3 2 3 2 4 3 2 2 1 1 2 2 3 4 1 1 4 2 52

79 2 2 1 1 3 2 1 1 3 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 3 4 1 1 1 3 47

80 1 1 1 4 3 1 4 1 3 3 4 1 3 2 1 1 1 4 2 3 4 1 2 1 1 2 55

81 3 1 1 4 4 1 1 4 3 3 3 2 2 3 1 1 3 3 1 4 4 4 1 2 1 3 63

82 1 2 1 1 1 4 4 1 2 3 3 2 3 2 2 1 1 3 3 3 4 4 1 2 1 2 57

83 1 1 1 4 3 3 4 1 2 3 3 1 4 3 2 1 1 3 2 3 4 1 2 1 1 2 57

84 2 2 1 4 1 1 1 1 3 2 3 1 2 3 2 1 3 3 1 4 4 4 1 2 2 3 57

85 3 1 3 1 1 4 1 3 2 3 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 4 4 1 1 1 2 50

86 1 1 1 3 4 1 4 1 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 3 3 4 4 1 1 2 2 55

87 3 1 3 1 4 1 1 3 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 4 4 2 3 1 2 54

88 1 1 1 2 3 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 43

89 1 1 1 4 3 1 4 1 3 3 4 1 3 2 1 1 1 4 2 3 4 1 2 1 1 2 55

90 1 1 1 4 3 2 3 1 3 3 4 2 3 2 2 1 3 3 1 4 4 3 3 2 1 3 63

91 1 2 1 3 4 2 4 1 3 3 3 2 3 2 2 1 1 2 1 3 4 4 1 4 1 2 60

92 2 1 1 3 1 1 1 2 1 4 3 2 1 2 1 1 1 3 1 3 4 3 1 3 1 3 50

93 2 1 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 1 1 1 2 3 1 4 4 4 2 1 1 2 62

94 1 2 1 3 3 1 4 2 3 4 1 2 1 3 1 1 2 2 3 4 4 3 1 2 3 2 59

JML 139 21 179 236 287 185 23 225 242 289 255 194 15 215 145 110 137 24 171 295 360 316 135 20 157 198 5519
4 0 5 5 5
Lampiran 5

Uji Validitas Kuesioner Skala Likert

Tabel 6.1
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Variance
Scale Mean if if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
P4 91.61 97.720 .654 .927
P5 91.53 96.148 .755 .926

P6 91.57 97.498 .644 .927


P7 91.59 97.745 .583 .928
P8 91.62 97.468 .616 .928
P9 91.58 97.455 .609 .928

P10 91.63 98.319 .578 .928


P11 91.65 98.584 .480 .930
P12 91.61 99.595 .524 .929

P13 91.58 96.392 .660 .927


P14 91.57 101.373 .327 .931

P15 91.60 98.680 .505 .929


P16 91.55 95.542 .756 .925
P17 91.60 100.451 .401 .930
P18 91.55 95.917 .657 .927
P19 91.55 100.125 .388 .931
P20 91.53 96.273 .685 .927
P21 91.47 98.106 .556 .928
P28 91.63 99.590 .455 .930
P29 91.60 96.368 .627 .927

P30 91.56 99.499 .424 .930


P31 91.43 96.602 .552 .929
P32 91.42 99.642 .366 .932
P33 91.53 96.564 .661 .927
P36 91.61 99.137 .481 .929
P39 91.55 95.542 .756 .925
Lampiran 7

Tabel 6.2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.931 .931 26
No 22 23 24 25 26 27 34 35 37 38 JML
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6
3 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5
9 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 5
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
15 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7
16 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7
17 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
19 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4
20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
23 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
24 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
26 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
28 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6
Lampiran 9

29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
30 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
32 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
33 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
34 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8
35 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
39 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5
40 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
41 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 5
42 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8
43 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
44 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6
45 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8
46 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8
47 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
48 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
49 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
50 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
51 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
53 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 5
54 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
55 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
58 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
59 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
60 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7
61 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
62 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
63 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
64 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
65 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
66 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
67 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
68 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
69 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
70 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
71 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
72 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
73 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
74 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
75 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
76 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7
77 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
78 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
80 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
81 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
82 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
83 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
84 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
85 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
86 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
87 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
88 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5
89 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
90 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
91 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
92 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
93 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
94 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
JML 82 74 80 79 63 78 92 92 29 93 762
Lampiran 8

Uji Validitas Kuesioner Skala Guttman


Tabel 8.1
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Variance
Scale Mean if if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
P22 4.09 17.793 .823 .983
P23 4.13 17.471 .912 .980

P24 4.16 17.285 .970 .978


P25 4.15 17.361 .946 .979
P26 4.11 17.456 .913 .980
P27 4.10 17.531 .892 .981
P34 4.16 17.306 .964 .979
P35 4.11 17.456 .913 .980

P37 4.08 17.847 .809 .983


P38 4.16 17.285 .970 .978

Tabel 8.2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.988 10
Lampiran 9

Pendidikan * Tipe Rumah Crosstabulation


Tipe Rumah

Sangat Sederhan Sangat


Mewah Mewah a Sederhana Total
Pendidi SD Count 6 17 4 36 63
kan Expected Count 2.7 24.8
24.1 11.4 63.0
% within Pendidikan 9.5% 27.0% 6.3% 57.1% 100.0%
% within Tipe Rumah 100.0% 97.3%
16.7% 100.0% 67.0%
% of Total 4.3% 38.3%
6.4% 18.1% 67.0%
SMP Count 16 0 0 1 17
Expected Count 6.5 3.1 .7 6.7 17.0
% within Pendidikan 94.1% 0.0% 0.0% 5.9% 100.0%
% within Tipe Rumah 0.0% 2.7%
44.4% 0.0% 18.1%
% of Total 0.0% 1.1%
17.0% 0.0% 18.1%
SMA/SMK Count 14 0 0 0 14
Expected Count 5.4 2.5 .6 5.5 14.0
% within Pendidikan 100.0% 0.0% 0.0% 0.0% 100.0%
% within Tipe Rumah 0.0% 0.0%
38.9% 0.0% 14.9%
% of Total 0.0% 0.0%
14.9% 0.0% 14.9%
Total Count 36 17 4 37 94
Expected Count 36.0 17.0 4.0 94.0
% within Pendidikan 38.3% 18.1% 4.3% 37.0 100.0%
% within Tipe Rumah 100.0% 39.4%
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 4.3% 100.0%
38.3% 18.1% 100.0%
39.4%
Lampiran 10

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2sided)
Pearson Chi-Square 67.113a 6 .307

Likelihood Ratio 78.791 6 .310

Linear-by-Linear Association 41.193 1 .313


94
N of Valid Cases

a. 5 cells (41.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .60.
Lampiran 11
Pendidikan * Tempat Pengobatan Crosstabulation

Pengobatan

Rumah Sakit Puskesmas Mantri Total

Pendidikan SD 3 53 7 63
Count
3.4 49.6 10.1 63.0
Expected Count

% within Pendidikan 4.8% 84.1% 11.1% 100.0%

% within Pengobatan 60.0% 71.6% 46.7% 67.0%

% of Total 3.2% 56.4% 7.4% 67.0%

SMP Count 2 10 5 17

Expected Count .9 13.4 2.7 17.0

% within Pendidikan 11.8% 58.8% 29.4% 100.0%

% within Pengobatan 40.0% 13.5% 33.3% 18.1%

% of Total 2.1% 10.6% 5.3% 18.1%

SMA/SMK Count 0 11 3 14

Expected Count .7 11.0 2.2 14.0

% within Pendidikan 0.0% 78.6% 21.4% 100.0%

% within Pengobatan 0.0% 14.9% 20.0% 14.9%

% of Total 0.0% 11.7% 3.2% 14.9%

Total Count 5 74 15 94

Expected Count 5.0 74.0 15.0 94.0

% within Pendidikan 5.3% 78.7% 16.0% 100.0%

% within Pengobatan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 5.3% 78.7% 16.0% 100.0%


Lampiran 12
Lampiran 13

Lampiran 12
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2sided)
Pearson Chi-Square 67.143a 6 .177

Likelihood Ratio 78.791 6 .165

Linear-by-Linear Association 41.193 1 .193


94
N of Valid Cases

a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is .74.
Pekerjaan * Penghasilan Crosstabulation

Penghasilan

1.000.000
500.000- -
< 500.000 1.000.000 2.000.000 >2.000.000 Total

Buruh 21 39
Count 7 8 3
17.4 39.0
Expected Count 9.5 7.9 4.1
53.8% 17.9% 20.5% 7.7% 100.0%
% within Pekerjaan

% within Penghasilan 50.0% 30.4% 42.1% 30.0% 41.5%

% of Total 22.3% 7.4% 8.5% 3.2% 41.5%

Pedagang 4 16
Count 6 4 2
7.1 16.0
Expected Count 3.9 3.2 1.7
25.0% 37.5% 25.0% 12.5% 100.0%
% within Pekerjaan

% within Penghasilan 9.5% 26.1% 21.1% 20.0% 17.0%

% of Total 4.3% 6.4% 4.3% 2.1% 17.0%

Karyawan 7 13
Count 3 0 3
5.8 13.0
Expected Count 3.2 2.6 1.4
53.8% 23.1% 0.0% 23.1% 100.0%
% within Pekerjaan

% within Penghasilan 16.7% 13.0% 0.0% 30.0% 13.8%

% of Total 7.4% 3.2% 0.0% 3.2% 13.8%

Petani 10 26
Count 7 7 2
11.6 26.0
Expected Count 6.4 5.3 2.8
38.5% 26.9% 26.9% 7.7% 100.0%
% within Pekerjaan
% within Penghasilan 23.8% 30.4% 36.8% 20.0% 27.7%

% of Total 10.6% 7.4% 7.4% 2.1% 27.7%

Total Count 42 23 19 10 94

Expected Count 42.0 23.0 94.0


Lampiran 15

% within Pekerjaan 44.7% 24.5% 100.0% 100.0%

% within Penghasilan 100.0% 24.5% 19.0 10.0 100.0%


% of Total 20.2% 10.6%

100.0% 100.0%

44.7% 20.2% 10.6% 100.0%

Lampiran 14

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2sided)
Pearson Chi-Square 6.316a 2 .147

Likelihood Ratio 6.493 2 .135

Linear-by-Linear Association 1.694 1 .163


94
N of Valid Cases

a. 8 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1.38.
Jarak antara rumah dan sungai* Keluhan Penyakit Crosstabulation

Penyakit

Tidak Ya Total

5 – 10 M Count 0 43 43

Expected Count .9 42.1 43.0

% within Jarak 0.0% 100.0% 100.0%

% within Penyakit 0.0% 46.7% 45.7%

% of Total 0.0% 45.7% 45.7%

10 – 15 M Count 0 27 27

Expected Count .6 26.4 27.0

% within Jarak 0.0% 100.0% 100.0%

% within Penyakit 0.0% 29.3% 28.7%

% of Total 0.0% 28.7% 28.7%

15 – 20 M Count 1 13 14

Expected Count .3 13.7 14.0

% within Jarak 7.1% 92.9% 100.0%

% within Penyakit 50.0% 14.1% 14.9%

% of Total 1.1% 13.8% 14.9%

20 25 M Count 1 9 10

Expected Count .2 9.8 10.0

% within Jarak 10.0% 90.0% 100.0%

% within Penyakit 50.0% 9.8% 10.6%

% of Total 1.1% 9.6% 10.6%

Total Count 2 92 94

Expected Count 2.0 92.0 94.0

% within Jarak 2.1% 97.9% 100.0%

% within Penyakit 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 2.1% 97.9% 100.0%


Lampiran 17

Lampiran 16

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2sided)
Pearson Chi-Square 6.189a 2 .103

Likelihood Ratio 5.651 2 .130


Linear-by-Linear Association 5.03
4 1 .025
N of Valid Cases
9
4

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is .21.
Jarak * Keluhan Penyakit Anggota Keluarga Crosstabulation

Anggota Keluarga

Tidak Ya Total

Jarak 5 – 10 M 0 43
Count 43
.9 42.1
Expected Count 43.0

% within Jarak 0.0% 100.0% 100.0%

% within AG Penyakit 0.0% 46.7% 45.7%

% of Total 0.0% 45.7% 45.7%

10 – 15 M Count 0 27 27

Expected Count .6 26.4 27.0

% within Jarak 0.0% 100.0% 100.0%

% within AG Penyakit 0.0% 29.3% 28.7%

% of Total 0.0% 28.7% 28.7%

15 – 20 M Count 1 13 14

Expected Count .3 13.7 14.0

% within Jarak 7.1% 92.9% 100.0%

% within AG Penyakit 50.0% 14.1% 14.9%

% of Total 1.1% 13.8% 14.9%

20 – 25 M Count 1 9 10

Expected Count .2 9.8 10.0

% within Jarak 10.0% 90.0% 100.0%

% within AG Penyakit 50.0% 9.8% 10.6%

% of Total 1.1% 9.6% 10.6%

Total Count 2 92 94

Expected Count 2.0 92.0 94.0

% within Jarak 2.1% 97.9% 100.0%

% within AG Penyakit 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 2.1% 97.9% 100.0%


Lampiran 19
Lampiran 20

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2sided)
Pearson Chi-Square 6.189a 2 .103

Likelihood Ratio 5.651 2 .130

Linear-by-Linear Association 5.034 1 .025


94
N of Valid Cases

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .21.
Lampiran 21
Jarak * Keluhan Penyakit Crosstabulation

Keluhan

Gatal-gatal Bintik-bintik Panas/hangat Kulit Kering Total

Jarak 5 – 10 M 26 6 5 43
Count 6
25.6 5.0 3.2 43.0
Expected Count 9.1
60.5% 14.0% 11.6% 100.0%
% within Jarak 14.0%

% within Keluhan 46.4% 30.0% 54.5% 71.4% 45.7%

% of Total 27.7% 6.4% 6.4% 5.3% 45.7%

10 – 15 M 14 2 0 27
Count 11
16.1 3.2 2.0 27.0
Expected Count 5.7
51.9% 7.4% 0.0% 100.0%
% within Jarak 40.7%

% within Keluhan 25.0% 55.0% 18.2% 0.0% 28.7%

% of Total 14.9% 11.7% 2.1% 0.0% 28.7%

15 – 20 M 12 1 0 14
Count 1
8.3 1.6 1.0 14.0
Expected Count 3.0
85.7% 7.1% 0.0% 100.0%
% within Jarak 7.1%

% within Keluhan 21.4% 5.0% 9.1% 0.0% 14.9%

% of Total 12.8% 1.1% 1.1% 0.0% 14.9%

20 – 25 M 4 2 2 10
Count 2
6.0 1.2 .7 10.0
Expected Count 2.1
40.0% 20.0% 20.0% 100.0%
% within Jarak 20.0%

% within Keluhan 7.1% 10.0% 18.2% 28.6% 10.6%

% of Total 4.3% 2.1% 2.1% 2.1% 10.6%

Total 56 7 94
Count 20
56.0 7.0 94.0
Expected Count 20.0 11
59.6% 7.4% 100.0%
% within Jarak 21.3% 11.0

% within Keluhan 100.0% 100.0% 11.7% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 59.6% 21.3% 11.7% 7.4% 100.0%


Lampiran 22

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2sided)
Pearson Chi-Square 17.366a 9 .043

Likelihood Ratio 19.074 9 .025

Linear-by-Linear Association .000 1 .997


94
N of Valid Cases

a. 9 cells (56.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .74.
Lampiran 23

Jarak * Tindakan Pengobatan Crosstabulation

Tindakan Pengobatan

Tidak Ya Total

Jarak 5 – 10 M 0 43
Count 43
.5 42.5 43.0
Expected Count
% within Jarak 0.0% 100.0% 100.0%

% within Tindakan
45.7%
Pengobatan 0.0% 46.2%

% of Total 0.0% 45.7% 45.7%

10 – 15 M 0 27 27
Count
.3 26.7 27.0
Expected Count
% within Jarak 0.0% 100.0% 100.0%

% within Tindakan
Pengobatan 0.0% 29.0% 28.7%

% of Total 0.0% 28.7% 28.7%

15 – 20 M 0 14 14
Count
.1 13.9 14.0
Expected Count
% within Jarak 0.0% 100.0% 100.0%

% within Tindakan
Pengobatan 0.0% 15.1% 14.9%

% of Total 0.0% 14.9% 14.9%

20 – 25 M 1 9 10

Count .1 9.9 10.0

Expected Count 10.0% 90.0% 100.0%


% within Jarak
100.0% 9.7% 10.6%
Lampiran 24

% within Tindakan
Pengobatan

% of Total 1.1% 9.6% 10.6%

Total 1 93 94
Count
1.0 93.0 94.0
Expected Count
% within Jarak 1.1% 98.9% 100.0%

% within Tindakan
Pengobatan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 1.1% 98.9% 100.0%


Lampiran 22
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2sided)
Pearson Chi-Square 8.490a 3 .037

Likelihood Ratio 4.574 3 .206

Linear-by-Linear Association 4.294 1 .038

N of Valid Cases 94

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .11.
Lampiran 23

Jarak * Tempat Pengobatan Crosstabulation

Pengobatan

Rumah Sakit Puskesmas Mantri Total

Jarak 5 – 10 M 1 32 10
Count 43
2.3 33.9 6.9
Expected Count 43.0

% within Jarak 2.3% 74.4% 23.3% 100.0%

% within Pengobatan 20.0% 43.2% 66.7% 45.7%

% of Total 1.1% 34.0% 10.6% 45.7%

10 – 15 M Count 1 24 2 27

Expected Count 1.4 21.3 4.3 27.0

% within Jarak 3.7% 88.9% 7.4% 100.0%

% within Pengobatan 20.0% 32.4% 13.3% 28.7%

% of Total 1.1% 25.5% 2.1% 28.7%

15 – 20 M Count 1 12 1 14

Expected Count .7 11.0 2.2 14.0

% within Jarak 7.1% 85.7% 7.1% 100.0%

% within Pengobatan 20.0% 16.2% 6.7% 14.9%

% of Total 1.1% 12.8% 1.1% 14.9%

20 – 25 M Count 2 6 2 10

Expected Count .5 7.9 1.6 10.0

% within Jarak 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Pengobatan 40.0% 8.1% 13.3% 10.6%

% of Total 2.1% 6.4% 2.1% 10.6%

Total Count 5 74 15 94

Expected Count 5.0 74.0 15.0 94.0

% within Jarak 5.3% 78.7% 16.0% 100.0%

% within Pengobatan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


% of Total 5.3% 78.7% 16.0% 100.0%

Lampiran 24

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2sided)
Pearson Chi-Square 9.441a 4 .150

Likelihood Ratio 8.280 4 .218

Linear-by-Linear Association 3.304 1 .069


94
N of Valid Cases

a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is .53.
Lampiran 25
Lampiran 26

Lokasi Kode Pi Status mutu Parameter Segmentasi Kriteria Baku Aktivit


St(C) berpengaruh mutu mutu as
sasaran
saat ini
Muara 01 11.0109 Tercemar Coliform A 2 1 Pertani
Jaya berat an
Lampiran 27

Pancasan 03 11.0391 Tercemar Coliform A 2 1 Pasar


berat

Karya 055 10.5858 Tercemar Coliform A 2 1 RS


Bhakti berat

Jasmin 06 9.69121 Tercemar Coliform B 2 1 RPH


sedang

Karihkil 08 8.27077 Tercemar Coliform B 2 1 Galian


sedang C
Kranggan 10 8.52093 Tercemar Coliform B 2 1 Domes
sedang tik
Cilenggang 12 7.57434 Tercemar Coliform B 2 1 Domes
sedang tik
Ciheuni 13 8.89003 Tercemar Coliform B 2 1 Industr
sedang i
Gading 15 9.37188 Tercemar Coliform B 2 1 Industr
Serpong sedang i
Cikokol CT 9.43339 Tercemar Coliform B 2 1 Industr
sedang i
Robinson 17 10.5911 Tercemar Coliform B 2 1 Industr
berat i
Bendung 18 9.63623 Tercemar Coliform B 2 1 Industr
Pasar Baru sedang i
Bayur 19 11.6608 Tercemar Coliform C 2 2 Industr
berat i
Kelo 2 11.3164 Tercemar Colifor C 2 2 Indust
r 1 m r
i
berat
Jembatan 2 10.4504 Tercemar Colifor C 2 2 Industr
Kali Biru 2 berat m i
Sumber : Puskesmas Sepatan Timur
Lampiran 2
8

Sumber : Puskesmas Sepatan Timur


Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34

FOTO – FOTO DI LOKASI PENELITIAN

Foto bersama salah satu responden

Foto bersama salah satu responden


Foto Sungai Cisadane

Foto kumpulan sampah yang dibuang masyarakat


Para Ibu Rumah Tangga yang sedang menuci pakaian dan membuang sampah

Para Ibu Rumah Tangga yang sedang mencuci dan sebagian anak-anak yang sedang
mandi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Niken Arieska, lahir di Tangerang pada tanggal 29 Maret 1995, merupakan anak ke

3 dari 3 bersaudara. Pendidikan ormal penulis diaali pada tahun 2000 di SDN Bojong

2, Kunciran, yang diselesaikan pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMPN 3, Tangerang, yang diselesaikan pada tahun 2009. Selanjutnya

penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 90 Jakarta, yang di selesaikan pada tahun

2012. Setelah itu penulis diterima di Jurusan Geografi, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Jakarta melalui jalur PENMABA pada tahun 2012.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta penulis adalah anggota Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Geograi periode 2014 – 2015 sebagai Staff Kestari.

Anda mungkin juga menyukai