JUDUL :
PENERAPAN KOMPRES AIR HANGAT UNTUK MENURUNKAN N
PADA IBU D DENGAN ATRITIS RHEUMATOID DI WILAYA
KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO 1
KELURAHAN BUNGO TIMUR
OLEH :
OLEH :
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Ners
STIKes Perintis Padang
OLEH :
MARIA ULFA, S.Kep
NIM : 1814901637
Pada :
HARI/TANGGAL : Sabtu/ 03 Agustus 2019
JAM : 15.00 - 16.00 Wib
Tim Penguji :
Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Ners
STIKes Perintis Padang
Penerapan Kompres Air Hangat Untuk Menurunkan Nyeri Pada Ibu D Dengan Artritis
Rheumatoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Bungo 1 Kelurahan Bungo Timur tahun
2019
ABSTRAK
Latar Belakang: Atritis Rheumatoid adalah Penyakit inflamasi sistemik kronik yang
menyebabkan tulang sendi destruksi, deformitas, dan mengakibatkan ke tidak mampuan
(Meiner & Leukonette, 2013). Diperkirakan jumlah penderita Artritis Rheumatoid di
indonesia pada tahun 2013 adalah mencapai 23,6% hingga 31,3% dari jumlah penduduk.
Tujuan: Memberikan Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ibu D dengan memberikan
kompres air hangat untuk menurunkan nyeri Atritis Rheumatoid di wilayah kerja
puskesmas muara bungo 1 kelurahan bungo timur. Metode: Desain penulisan ini adalah
deskriptif dengan bentuk tinjauan kasus pada Artritis Rheumatoid di wilayah kerja
puskesmas muara bungo 1 kelurahan bungo timur pada tanggal 03-09 November dengan
menerapkan terapi kompres air hangat untuk menurunkan skala nyeri yang dialami
pasien. Data diperoleh dari observasi, wawancara langsung, pemeriksaan fisik dan
didukung jurnal yang menyangkut tema Artritis Rheumatoid pada lansia. Hasil: Dari
evaluasi pada hari terakhir di dapat kan bahwa skala nyeri pasien menurun dari skala 3
(1-10) menjadi skala 1 (1-10). Kesimpulan: Pemberian terapi kompres air hangat pada
lansia dapat digunakan sebagai terapi non farmakologi dalam menurunkan tingkat nyeri
pada pasien dengan Artritis Rheumatoid yang dilakukan selama 3 hari dengan berfokus
pada pemberian terapi kompres air hangat dapat menurunkan rasa nyeri yang dirasakan
pasien.
The Effect of Warm Water Compress to Reduce Pain in Mother D With Rheumatoid
Arthritis in the Muara Bungo 1 Health Center Working Area in East Bungo Village in
2019
ABSTRACK
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
kemampuan, kekuatan dan kelancaran serta petunjuk dalam setiap usaha yang
ners yang berjudul “Penerapan kompres air hangat untuk menurunkan nyeri
Dalam penulisan dan penyusunan kasus karya ilmia akhir ners ini, saya menyadari
bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, kasus kaya ilmiah akhir
ners ini tidak akan terselesaikan. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
Padang
3. Ibu Ns. Mera Delima, M.Kep, selaku Ketua Program Study Profesi Ners
6. Seluruh Staf dan dosen pengajar STIKes Perintis Padang yang telah
sekarang.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus karya ilmiah akhir ners ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR I.................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iii
LAMPIRAN ................................................................................................ vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penuisan ............................................................................... 4
1.2 Manfaat Penulisan ............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Artritis
Rheumatoid...................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Artritis Rheumatoid............................................. 7
2.1.2 Klasifikasi Artritis Rheumatoid............................................. 8
2.1.3 Etiologi................................................................................... 9
2.1.4 Patofisiologi........................................................................... 12
2.1.5 Gambaran klinis..................................................................... 13
2.1.6 Kriteria Diagnostik.................................................................
18
2.1.7 Diagnosa Klinis...................................................................... 19
2.1.8 Penatalaksanaan..................................................................... 21
2.1.9 Pencegahan............................................................................ 23
2.2 Konsep Lansia............................................................................. 23
2.2.1 Pengertian Lansia.............................................................. 23
2.2.2 Teori Penuaan.................................................................... 24
2.2.3 Perubahan-perubahan pada lansia...................................... 27
2.3 Konnsep dasar Asuhan keperawatan Artritis Rheumatoid....... 32
2.3.1 Pengkajian............................................................................ 32
2.3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................... 36
2.3.3 Intervensi Keperawatan....................................................... 37
2.3.4 Implementasi.......................................................................... 39
2.3.5 Evaluasi.................................................................................. 39
PENDAHULUAN
tendon, ligamen, dan tulang. Penyakit ini dapat dikategorikan secara luas
kecacatan seumur hidup. Rasa sakit yang timbul bisa sangat mengganggu
karena rasa rendah diri dan tak berharga terhadap orang lain. Sedangkan
merasa malu bahwa keluarganya ada yang cacat. Sehingga timbul beban
sosial mengarahkan pada pola aktivitas sosial yang lebih tinggi termasuk
reumatoid artritis (AR), osteoatritis (OA) dan gout artritis) dan rematik non
355 juta jiwa di dunia. penderita arthritis rheumatoid diseluruh dunia telah
mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia menderita
rheumatoid. WHO melaporkan bahwa 20% penduduk dunia terserang
tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun. Berdasarkan hasil penelitian
Bungo Timur, lansia pria dan wanita yang berkunjung menderita Artritis
Rheumatoid tercatat pada tahun 2018 sebanyak 425 lansia dengan keluhan
yang sama nyeri pada kaki dan susah untuk melakukan aktifitas, Artritis
obat. Obat yang diberikan adalah aspirin. Obat tersebut jika diberikan terus
Rheumatoid.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
yang akan menjadi kronis dan mengenai sendi serta jaringan lunak,
progresif, tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. Artritis
sendi ( www.medicastore.com )
2006).
2.1.2 Klasifikasi Artritis Rheumatoid
yaitu:
Pada tipe ini akan terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang dapat
minggu.
Pada tipe ini akan terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang
Pada tipe ini akan terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang
Pada tipe ini akan terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang
bulan.
1. Stadium sinovitis
2011)
2. Stadium Destruksi
3. Stadium Deformitas
(Nasution, 2011)
2.1.3 Etiologi
Rheumatoid sampai saat ini masih belum diketahui, maka ada beberapa
1. Usia
pernah terjadi pada anak-anak, jarang pada usia dibawah 40 tahun dan
2. Jenis Kelamin
sendi, dan pria lebih sering terkena Artritis Reumatoid pada paha,
pada perempuan dari pada pria, maka ini menunjukkan adanya peran
3. Suku
orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Artritis Reumatoid
sering dijumpai pada orang- orang Amerika asli dari pada orang kulit
letak geografis dan diantara berbagai grup etnik dalam suatu negara.
4. Genetik,
per 100.000 pria dewasa dan 50- 60 per 100.000 wanita dewasa.
lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh sebab itu faktor mekanis yang
tertentu. Olah raga yang sering dapat menimbulkan cedera pada sendi
7. Kelainan Pertumbuhan
8. Kepadatan Tulang
yang diterima oleh tulang rawan sendi. Sehingga tulang rawan sendi
9. Riwayat Atropi
sendi siku, kaki, pergelangan kaki serta lutut. Sinovial sendi, sarung
tendon, serta bursa menebal akibat radang diikuti oleh erosi tulang dan
destruksi tulang disekitar persendian. Hal ini akan terjadi secara
2.1.4 Patofisiologi
yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel inflamasi.
lahan, awalnya terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri berkurang dengan
pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut lagi terdapat
sinovitis, terdiri dari nyeri tekan gangguan gerak, rasa panas yang merata
1. Nyeri sendi
3. Kaku pagi
4. Krepitasi
b) Simetris, sendi sisi kiri dan kanan terserang bersamaan atau berturut-
turut.
terhadap osteoartritis).
d) Kaku pagi (morning stiffness) merupakan ciri khas dari penyakit ini,
seperti tidur atau duduk lama selalu disertai dengan kaku sendi.
kombinasi dan hiper ekstensi sendi PIP dan fleksi sendi DIP.
sempurna.
Gambar Sendi Metacarpopalangeal dan Proksimal
parestesi pada aspek palmar ibu jari, jari kedua dan ketiga dan
gangguan neurologik.
sendi.
sepatu khusus.
katup jantung.
medula spinalis.
selama 6 minggu.
lebih.
f. Nodul rheumatoid.
sarung tendon.
1. Derajat I, Awal:
destruktif.
gerak sendi.
atau tenosivitis.
atau tenosivitis.
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Terapi Obat
lanjut.
Beberapa obat atau golongan obat yang dapat digunakan pada rematik :
asetaminofen.
Tersedia bahan alami atau herbal yang dapat digunakan untuk melawan
Dengan cara :
Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya berat
a. Istirahat yang cukup gunakan kaus kaki atau sarung tangan waktu tidur
Lansia (lanjut usia) atau manusia usia lanjut (manula), adalah kelompok
usia menjadi 4 yaitu : Midddle age, 45-59 tahun. Elderly 60-74 tahun.
Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun (Nugroho,2008).
(lansia) apabila usianya 65 tahun keatas. Lansia bukan suatu penyakit, tetapi
Penetapan usia 65 tahun keatas sebagai awal masa lanjut usia (lansia)
dirinya berada pada masa usia pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak
dengan cara yang berbeda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap
lansia adalah unik, oleh sebab itu perawat memberikan pendekatan berbeda
antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter dan Perry, 2009).
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap bekas
2008)
2.2.2.1 Teori-teori proses penuaan menurut Potter and Perry (2005) antara lain :
a. Teori Biologi
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak mampu terhadap zat
organ tubuh.
9. Teori Stress
12. Sel yang tua atau usang, reaksi kimianya mengakibatkan ikatan
Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas, pada teori ini
1. Sistem persyarafan
b) Berat otak menurun 10 hingga 20% (sel saraf otak setiap orang
2. Sistem Pendengaran
tinggi.
meningkatnya keratin
3. Sistem Penglihatan
hijau
4. Sistem Kardiovaskuler
perdarahan
a) Pada waktu ini, lanjut usia merasa kedinginan serta dapat pula
6. Sistem Pernafasan
terganggu.
c) Exsopagus melebar
8. Sistem Reproduksi
vulva.
9. Sistem Genitourinaria
3 Perubahan Mental
jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang lalu dan
4 Perubahan Psikososial
2. Kehilangan status
4. Kehilangan pekerjaan
Banyak diantara orang tua tidak dapat menyesuaikan diri bahkan tidak
5 Perubahan Spritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam berfikir dan
pada tingkat ini adalah berfikir serta bertindak dengan cara memberikan
2.3.1 Pengkajian
a. Karakteristik Demografi
dihubungi
b) Pekerjaan sebelumnya
c) Sumber pendapatan
d) Kecukupan pendapatan
organisasi, Lain-Lain
makanan
2. Eliminasi (Berapa kali klien BAB dan BAK, Apa keluhan yang
4. Istirahat dan tidur (Berapa lama klien tidur malam dan siang,
berkebun / memasak)
c. Status Kesehatan
2. Fungsi kognitif
3. Status Fungsional
2. Penerangan
3. Sirkulasi udara
8. Sumber pencemaran
9. Penataan halaman
10. Privasi
krisis yang dialami keluarga itu pada waktu tahap pertama.data ini
Berikut ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan: (Zaidin Ali,
a. Wawancara
b. Pengamatan/observasi
muskulosskletal
2.3.3 Intervensi keperawatan
intensitas nyeri
Teraupetik
a. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
kompres hangat)
meredakan nyeri
Edukasi
muskulosskletal
Observasi
Terapeutik
tidur)
b. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
pergerakan
Edukasi
(SIKI, 2018)
2.3.4 Implementasi
2.3.5 Evaluasi
tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Tahap evaluasi ini terdiri dari
TINJAUAN KASUS
Nama : Ibu. D
Agama : Islam
2. Keluarga atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
Nama : Ny. E
No Tlp : 085381174245
Ibu D mengatakan saat ini hari libur keluarga jarang pergi rekreasi
5. Riwayat Keluarga
Tabel 3.1
Riwayat Keluarga
1. Ny. N Sehat -
2. Ny. E Sehat -
3. Tn. E Sehat -
4. Ny. E Sehat -
a. Nutrisi
sayuran)
makanan
Dengan makanan
b. Eliminasi
1. BAK
dengan BAK
2. BAB
hari
b) Konsistensi : Lunak
c) Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada keluhan
c. Personal Hygine
1. Mandi
2. Oral Hygine
3. Cuci Rambut
tidur
2. Nonton TV : Ya
3. Berkebun / Memasak : Ya
4. Lain-Lain :-
pakai )
seperti yasinan dan acara-acara keagamaan lain nya, setelah sakit ibu D
sering buang air kecil pada malam hari, nyeri ulu hati, mual (-),
muntah (-).
a) Faktor Keluhan
Mendadak
c) Upaya mengatasi
b) Riwayat Alergi
c) Riwayat kecelakaan
herbal
Suhu : 36,4 oC
2. BB/TB : 78 kg
baik.
6. Mulut, Gigi, dan bibir : Lidah bersih, caries (+), sariawan (-),
Tabel 3.2
dengan fungsi-fungsi
A Fungsi penglihatan
1. Penglihatan kabur √
2. Mata Berair √
B Fungsi Pendengaran
4. Pendengaran berkurang √
5. Telinga berdenging
√
C Fungsi Paru
6. Batuk lama berserta √
keringat malam
7. Sesak nafas √
8. Berdahak/sputum √
D Fungsi Jantung
9. Jantung berdebar-debar √
10. Cepat lelah √
11. Nyeri dada √
E Fungsi Pencernaan
12. Mual / Muntah √
13. Nyeri ulu hati √
banyak (berlebihan)
√
15. Perubahan kebiasaan
buang air besar
(Mencret atau Sembelit)
F Fungsi Pergerakan
16. Nyeri kaki saat √
berjalan
17. Nyeri pinggang atau √
tulang belakang
18. Nyeri persendian / √
Bengkak.
G Fungsi Persyarafan
19. Lumpuh / kelemahan √
pada kaki atau tangan.
20. Kehilangan rasa √
daerah tengkuk
H Fungsi Saluran perkemihan
23. Buang air kecil banyak √
24. Sering buang air kecil √
pada malam hari
√
25. Tidak mampu
mengontrol
pengeluaran air kemih
(ngompol)
Jumlah 18 6 2 0
Analisa Hasil
Skor
Dari hasil tersebut didapatkan hasil Selalu 18, Sering 6, Jarang 2, Tidak
pernah 0
b. Fungsi Kognitif
Tabel 3.3
Fungsi kognitif
Jumlah 9 1
Analisa Hasil
Dari hasil tersebut didapatkan hasil Benar 9 dan salah 1 ini menunjukan
c. Status Fungsional
Tabel 3.4
No
Aktivitas Mandiri Tergantung
( Nilai 1 ) ( Nilai 0 )
Analisa Hasil
Poin : 13 – 17 : Mandiri
Poin : 0 – 12 : Ketergantungan
Tabel 3.5
Status Psikososial
Analisa Hasil
Nilai 0 – 5 : Normal
e. Dukungan keluarga
Lingkungan tempat tinggal Ibu D berada tidak jauh dari keluarga nya,
membantu.
a) Penerangan
b) Sirkulasi udara
Sirkulasi udara dirmh ibu D cukup, dilihat dari rumah ibu D yang
terbuka.
g) Pembuangan sampah
h) Sumber pencemaran
Tabel 3.6
Data Fokus
ulu hati, mual (-), muntah (-) 3. Nyeri pada daerah persendian
Tabel 3.7
Analisa Data
NO DATA MASALAH
dan lutut
rematik ± 3 tahun
Do :
1. Skala nyeri 3
gerak
5. Tanda-Tanda Vital
Nadi : 80 x/mnt
RR ; 20 x/mnt
Suhu : 36,4oC
2 Gangguan mobilitas
Fisik b/d Gangguan
berjalan
Data Objektif :
2. Skala nyeri 3
ektremitas bawah
3.8 Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
muskulosskletal
3.9 Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 3.8
kualitas hidup
Teraupetik
kompres hangat)
nyeri
Edukasi
pemicu nyeri
mandiri
secara tepat
17.00-18.00 wib
melakukan mobilisasi
Terapeutik
perlu
pergerakan
Edukasi
mobilisasi
harus dilakukan
3.10 Catatan Perkembangan
Tabel 3.9
Catatan Perkembangan
nyeri mengatakan
nyeri T : Nyeri
Suhu : 36,40C
Ibu D masih
terlihat
kesakitan
setelah
dilakukan
kompres
hangat dan
rendam air
hangat dikedua
kakinya
Terlihat masih
bengkak dan
kemerahan
Ibu D dan
keluarga
tampak
mengerti dan
memahami saat
diajarkan
kompres air
hangat.
A:
Masalah
Keperawatan
nyeri akut
belum teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
a. Identifikasi
skala nyeri
b. Identifikasi
respon nyeri
non verbal
c. Berikan tehnik
nonfarmakolog
is untuk
mengurangi
rasa nyeri
d. Control
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
Fasilitasi
istirahat dan
tidur
e. Pertimbangan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
stategi
meredakan
nyeri
f. Ajarkan tehnik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
dengan cara
Minggu
kompres
04-11-18 a. Identifikasi skala nyeri
hangat
b. Identifikasi respon nyeri non verbal
kompres hangat)
S:
d. Control lingkungan yang
P : Klien
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu mengatakan
nyeri ditusuk-tusuk
pagi dan
aktivitas
O:
T/d : 130/70
mmhg
Nadi : 82x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu : 36 0C
Ibu D terlihat
tenang dari
pada hari
sebelumnya
namun Ibu D
masih terlihat
kesakitan
menahan nyeri
Terlihat masih
bengkak dan
kemerahan
mulai
berkurang
A:
Masalah
Keperawatan
nyeri akut
teratasi
sebagian
P : Pertahankan
Intervensi
a. Identifikasi
skala nyeri
b. Ajarkan tehnik
Jum’at
non
09-11-18
farmakologis
a. Identifikasi skala nyeri
untuk
b. Ajarkan tehnik non farmakologis
mengurangi
untuk mengurangi rasa nyeri dengan
rasa nyeri
cara kompres hangat mengggunakan
dengan cara
handuk yang direndam dalam air
kompres
hangat yang bersuhu 40.5oC-43oC
hangat
kemudian letakkan pada sendi yang
sakit selama 20 menit, dilakukan S:
berkurang dan
mendingan
Q: Nyeri
seperti ditusuk-
tusuk sudah
berkurang
R : Nyeri
dibagian
pinggang,lutut,
dan kaki
S : Skala nyeri
T : Nyeri
hilang timbul
saat bangun
pagi dan
beraktivitas Ibu
D mengatakan
sedikit lebih
nyaman dari
pada hari
sebelumnya
O:
T/d : 130/70
mmhg
Nadi : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu : 36,2 0C
Ibu D terlihat
tenang dari
pada hari
sebelumnya
Setelah
dilakukan
kompres air
hangat dan
rendam air
hangat dikedua
kakinya Ibu D
terlihat mampu
untuk
melakukan
aktivitas
A:
Masalah
Keperawatan
nyeri akut
teratasi
P : Pertahankan
Intervensi
a. Anjurkan Ibu
D untuk
b. melakukan
kompres air
hangat secara
mandiri
c. Anjurkan
untuk kontrol
kepelayanan
kesehatan
terdekat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini penulis akan membahas tentang kasus yang diambil dengan judul
“Penerapan kompres air hangat menurunkan nyeri pada ibu D dengan Artritis
tahun 2019. ” dengan membandingkan konsep dasar dan proses keperawatan pada
nyeri sendi. Proses keperawatan dimulai Pada tanggal 03 November 2018 sampai
4.1 Pengkajian
Pengkajian ini adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
terdapat kesamaan antara tanda dan gejala di teori dengan tanda dan gejala
pasien yang menderita rematik. Hal ini sesuai dengan pengkajian penulis
kepada pasien dimana pasien mengalami nyeri pada kaki dan hambatan
kasus yang didapatkan. Secara teoritis pasien dengan rematik mengalami hal
yang ditandai gajala utama dari rematik adalah adanya nyeri pada sendi
pagi, krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut
Pada saat pengkajian didapatkan data Ibu D sedang mengalami nyeri pada
kaki, dan susah untuk beraktivitas terutama saat berjalan. Usia Ibu D
air hangat ada pengaruh yang signifikan antara kompres air hangat dengan
muskulosskletal
Dari hasil pengkajian yang telah penulis kumpulkan, mulai pengkajian awal,
nyeri pada kaki, nyeri pinggang dan lutut, susah untuk berjalan, klien
4.3 Intervensi
rencana keperawatan yang mengacu pada teori yang ada, namun disesuaikan
dengan teori yang ada dan lebih banyak melihat dari kondisi klien, sarana
dan prasarana serta sumber daya dari tim kesehatan. Hasil yang diharapkan
Diagnosa pertama yang penulis angkat yaitu. Nyeri Akut b/d proses
setelah dilakukan kompres hangat, dalam hal ini kompres hangat juga
atau bagian tubuh yang sakit. Berdasarkan diatas maka penulis ingin
tentang mobilisasi sederhan yang harus dilakukan dengan cara teknik ROM.
Penulis berfokus pada diagnosa ini karena apabila dibiarkan dan tidak di
intervensi, maka akan dapat menimbulkan masalah yang lebih serius atau
keperawatan teori dan kasus , Intervensi dalam hal ini berarti sama antara
4.4 Implementasi
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
Nyeri masih seperti tertusuk-tusuk, Skala nyeri masih 3, Nyeri hilang timbul
pada saat bangun tidur pagi dan aktivitas. Sedangkan respon objektif Ibu D
klien masih dilakukan kompres air hangat dengan respon subyektif klien
mengatakan nyeri sudah mulai berkurang pada kaki, nyeri masih seperti
ditusuk-tusuk, Skala nyeri 2, Nyeri masih hilang timbul pada saat bangun
tidur pagi dan aktivitas. Sedangkan respon objektif Ibu D terlihat tenang
dari pada hari sebelumnya, namun Ibu D masih terlihat kesakitan menahan
klien masih dilakukan kompres air hangat dengan respon subyektif klien
berkurang, skala nyeri 1, Nyeri hilang timbul saat bangun pagi dan
sebelumnya.
5.5 Evaluasi
PENUTUP
kerja Puskesmas Muara Bungo 1 Kelurahan Bungo Timur tahun 2019. yang
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Hasil pengkajian pada Ibu. D sama dengan yang terdapat di tinjauan
pustaka.
yaitu :
5.1.3 Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ibu D dengan kasus
5.1.4 Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada Ibu
kriteria hasil.
5.1.5 Evaluasi Asuhan keperawatan pada Ibu D menunjukkan bahwa asuhan
5.2 Saran
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan .Jakarta: Kencana, Prenada Media Gro
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Jakarta: CV Sagung
Potter, P. A., Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta: EGC.
Rizema, Sitiatava. 2012. Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah, Yogyak
Medika
Stuart,G.W. 2013. Psychiatric Nursing : Principle and Practice 8th Edition. St.Loius:M
Wong’s. 2008. Wong’s nursing Care of Intans and Children (8 th.ed), Canada: Mosby
Lampiran 5
NIM : 1814901637
NIM : 1814901637
Tanda Tangan
No Hari/Tgl Materi Bimbingan
Pembimbing
Materi : Terlampir
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
C. Metode
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pemberian kompres air hangat ya