Rencana Baca :
Tempat :
I. PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia. Hiperglikemia kronik pada DM menimbulkan komplikasi pada mata, ginjal,
saraf, jantung, otak dan pembuluh darah. Pemantauan status glikemik jangka panjang pasien
DM sangat penting untuk mengontrol kadar glukosa darah dalam kisaran normal dan
mencegah terjadinya komplikasi. Untuk mencapai target pengendalian glukosa darah
diperlukan pemeriksaan laboratorium, tes HbA1c merupakan pemeriksaan yang sangat akurat
dibanding pemeriksaan lain untuk menilai status glikemik jangka panjang.1,2,3
Hemoglobin (Hb) pada manusia terdiri dari HbA (α2β2), HbA2 (α2δ2), dan HbF (α2γ2).
Hemoglobin Adult (HbA) menyusun 90-98 %, dari jumlah hemoglobin total. HbA terdiri dari
HbA1a, HbA1b, dan HbA1c. Penempelan molekul glukosa pada gugus amino terminal valin
NH2 rantai β dari Hb orang dewasa normal, proses ini disebut glikosilasi atau hemoglobin
terglikosilasi atau hemoglobin A1c (gambar 1).3,4,5
Gambar 2. Pembentukan
HbA1c, melalui basa Schiff diikuti reaksi Amadori
(Sumber: www. Dyazyme.com)7
Kadar HbA1c menunjukkan kontrol glukosa jangka panjang yang menggambarkan
kondisi 8-12 minggu sebelumnya, karena waktu paruh eritrosit 120 hari (mencerminkan
keadaan glikemik selama 2-3 bulan), maka tes HbA1c dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan
secara berkala terutama pada pasien Diabetes Melitus.1,2,4
HbA1c dapat diperiksa secara imunoasay, elektroforesis dan HPLC (High
Performance Liquid Chromatography). HPLC merupakan metode yang direkomendasikan
oleh IFFC (International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine)
sebagai metode rujukan untuk menilai kadar HbA1c.1,2
Beberapa keuntungan HPLC dibandingkan metode yang lain, adalah :
1. Menggunakan alat automatik dan waktu deteksi yang lebih singkat serta dapat
memproses banyak sampel.
2. Sampel yang dibutuhkan sangat sedikit (5 µl)
3. Memiliki nilai presisi yang tinggi.
II. TUJUAN
Tutorial ini membahas tes HbA1c metode HPLC menggunakan The D-10 DualTM
Hemoglobin A1c. Program dari Bio-Rad. 1,8,9
III.METODE
A. Pra analitik
1. Persiapan pasien 1
Tidak ada persiapan khusus.
2. Persiapan sampel 1
Darah EDTA sebanyak 5 µl, dapat disimpan 1 minggu pada suhu 2-8 0C atau 4 hari
pada suhu 15-300C. Hindari sampel yang ikterik, lisis dan lipemia.
3. Alat dan bahan. 1
3.1. Alat:
a. Alat The D-10 DualTM dari Bio-Rad (Gambar 4).
b. Auto dilutor: secara otomatis menghisap 5 µl darah dan diencerkan dengan 1 ml
larutan pelisis.
c. Analytical cartridge: disimpan pada suhu 15-300C.
d. Sample vials: berisi 100 vial ukukan 1,5 ml.
e. ROM card: disket program
f. Kertas printer termal.
g. Mikropipet 5 µl
h. Air suling
i. Disposable gloves.
j. Dilakukan saat pertama kali instalasi, Ganti/tambahan catridges analitik baru dan
setelah maintenance atau perbaikan.
III.2. Bahan:
a. Darah EDTA sebanyak 5 µl.
b. Elution buffer 1: Bis-Tris/Phosphate buffer 2000 mL (pH 6,0), mengandung
natrium azide <0.05% sebagai pengawet.
c. Elution buffer 2: Bis-Tris/Phosphate buffer 1000 mL (pH 6,7), mengandung
natrium azide <0.05% sebagai pengawet.
d. Larutan pencuci (Wash/Diluent Solution) berisi 1600 deionized water,
mengandung natrium azide <0.05% sebagai pengawet.
e. Kalibrator: terdiri dari tiga vial Calibrator Level 1, tiga vial Calibrator Level 2,
dan satu vial Calibrator Diluent. Tiap vial dilarutkan dengan 7 ml larutan
pengencer. Campuran ini stabil 10 hari pada suhu 2-80C.
f. Whole Blood Primer: terdiri dari 4 vial hemolisat lyophilized yang mengandung
gentamycin, tobramycin dan EDTA sebagai pengawet. Tiap vial dilarutkan dengan
1 ml air suling.
B. Analitik
1. Prinsip tes 1,8,9,10
HPLC adalah suatu metode dalam memisahkan dan mengukur komponen dalam
suatu bahan campuran berdasarkan perbedaan pola pergerakan. Pada cara ini fase cair
atau fase gerak (buffer) dipompakan melalui kolom fase padat (fase diam). Hemolisat
yang mengandung berbagai jenis Hb yang berbeda akan diabsorbsi pada fase padat yang
Sepasang pompa piston telah diprogram untuk mengatur campuran Elution Buffer
1 dan 2 secara gradient untuk melewati cation exchange analytica cartridge bersama-
sama dengan hemolisat. Kekuatan ion campuran buffer meningkat dengan bertambahnya
aliran buffer 2. Perubahan kekuatan ion antara buffer dan cation exchange analytical
cartridge, serta afinitas bahan pemeriksaan terhadap keduanya menyebabkan pemisahan
fraksi hemoglobin yang dapat diidentifikasi dengan pola waktu retensi tertentu untuk tiap
fraksi hemoglobin. Fraksi yang terpisah keluar dari analytical cartridge sesuai waktu dan
diukur oleh detektor pada panjang gelombang 415 nm. Total waktu analisis adalah, 6,5
menit untuk tiap sampel pemeriksaan (Gambar 5) .
Stationary phase
injektor
komputer
Mobile phase
sampel
pompa detektor
waste
Gambar 5. Skema alur pemeriksaan dengan HPLC
(Sumber : Endang, Pemeriksaan HbA1c secara Ion-Exchange HPLC, FK UNS, Surakarta)11
Kadar HbA1c
Diabetik
Kontrol baik <6,5 %
Kontrol sedang 6,5-8 %
Kontrol buruk >8 %
3. Keterbatasan tes HbA1c yaitu :1,2
o Ketidakmampuan untuk mendeteksi fluktuasi darah dalam waktu singkat.
o Tidak dapat digunakan untuk mengamati kontrol yang cepat karena kadarnya baru
akan turun setelah 4 minggu. Untuk keperluan itu dapat dipakai parameter
glycosylated albumin yang menggambarkan kontrol 1-2 minggu sebelumnya.
4. Faktor yang mempengaruhi hasil HbA1c :1,2
a. Kadar HbA1c yang tinggi dapat dijumpai pada:
Lifespan eritrosit yang memanjang
Splenektomi dimana umur eritrosit memanjang
HbF
b. Kadar HbA1c yang rendah dapat dijumpai pada:
Lifespan eritrosit yang menurun
Anemia (hemolitik, defisiensi besi, penyakit ginjal)
HbC, HbS