Anda di halaman 1dari 12

WALIKOTA BANJARMASIN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN

NOMOR ..... TAHUN 2020

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 16 TAHUN

2014 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARMASIN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penataan kewenangan Pemerintah Kota


Banjarmasin untuk urusan pemerintahan bidang
penyelenggaraan Reklame di Daerah agar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
maka diperlukan perubahan Peraturan Daerah Kota
Banjarmasin Nomor 16 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Reklame karena sudah tidak sesuai perkembangaan
pengaturan penyelenggaraan Reklame di Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 16
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Reklame;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953
Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2017 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 225, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6133);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang
Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6219);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547);
12. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 24 Tahun 2010
tentang Pajak Reklame (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor
24);
13. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 15 Tahun 2012
tentang Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Tahun
2012 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 28);
14. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 5 Tahun 2013
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarmasin Tahun
2013-2032 (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 5);
15. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 16 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Reklame (Lembaran Daerah Kota
Banjarmasin Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Banjarmasin Nomor 47);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARMASIN
dan
WALIKOTA BANJARMASIN
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN


DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG
PENYELENGGARAAN REKLAME.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 16 Tahun


2014 tentang Penyelenggaraan Reklame (Lembaran Daerah Kota Banjarmasin Tahun
2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kota Banjarmasin Nomor 47) diubah
sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Banjarmasin.
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Walikota adalah Walikota
Banjarmasin.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk
susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau
orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang Jasa
atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat dibaca dan atau
didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh
Pemerintah.
6. Pajak Reklame yang selanjutnya disebut pajak adalah pungutan daerah
atas penyelenggaraan reklame.
7. Penyelenggara Reklame adalah perorangan atan badan yang
menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk
dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
8. Izin Reklame yang selanjutnya disebut Izin adalah perizinan yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah kepada penyelenggara reklame untuk dan atas
namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi
tanggungannya sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan
teknis yang berlaku.
9. Hak pengelolaan adalah hak untuk mengelola titik lokasi reklame luar
ruang.
10. Titik Lokasi Reklame adalah tempat berdirinya bangunan reklame untuk
jenis reklame megatron, bando, billboard dan baleho.
11. Nilai strategis adalah nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan
reklame luar ruang berdasarkan kepadatan pemanfaatan media ruang.
12. Sewa Pemanfaatan Aset adalah biaya yang dikenakan atas pemanfaatan
aset milik daerah oleh penyelenggara reklame dalam waktu tertentu.
13. Orang adalah orang perseorangan.
14. Badan adalah. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik
daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

2. Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 2

Setiap Orang atau Badan dapat menyelenggarakan reklame sesuai dengan


Kawasan Strategis Reklame.

3. Ketentuan Pasal 4 ayat (1) diubah, sehingga ketentuan Pasal 4 berbunyi sebagai
berikut :

Pasal 4

(1) Penempatan Reklame dapat dilakukan pada :


a. tanah persil setiap Orang atau Badan yang meliputi :
1) di halaman;
2) menempel di bangunan gedung bagian depan dan/atau samping;
3) di atas bangunan gedung; atau
4) di dalam bangunan gedung.
b. tanah persil Pemerintah Daerah dan/atau fasilitas umum yang
meliputi :
1) bahu jalan;
2) taman kota;
3) halte bus;
4) jembatan penyeberangan;
5) pasar/terminal/tempat khusus parkir;
6) gapura;
7) ruang terbuka hijau;
8) tugu;
9) pos polisi;
10) penunjuk peta kota; atau
11) instansi Pemerintah Daerah.
(2) Pengaturan penempatan Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

4. Ketentuan Pasal 5 diubah dan diantara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 2 (dua)
ayat, yakni ayat (2a) dan ayat (2b), dan ditambahkan 1 (satu) ayat baru yakni
ayat (4), sehingga ketentuan Pasal 5 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 5

(1) Pengelolaan Titik Lokasi Reklame dapat dilakukan oleh Pemerintah


Daerah, Badan dan/atau orang perseorangan.
(2) Titik Lokasi Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Walikota.
(2a) Penentuan Titik Lokasi Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh Kepala Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang informatika dengan mempertimbangkan
strategis masing-masing Titik Lokasi Reklame.
(2b) Kepala Perangkat dalam menentukan Titik Lokasi Reklame bekoordinasi
dengan Perangkat Daerah terkait untuk mendapatkan pertimbangan
teknis.
(3) Dalam hal kebijakan Kepentingan Pemerintah Daerah, maka Izin Titik
Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2a) yang telah dikeluarkan
dapat dicabut dan dilakukan pembongkaran.
(4) Pelaksanaan pembongkaran Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
didahului dengan surat pemberitahuan.

5. Ketentuan Pasal 6 ayat (1) dana ayat (3) diubah, sehingga ketentuan Pasal 6
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 6

(1) Pemberian Hak Pengelolaan Titik Lokasi Reklame pada tanah persil
Pemerintah Daerah dan/atau Fasilitas umum kepada Orang dan/atau
Badan dikenakan sewa pemanfaatan aset.
(2) Dasar pengenaan sewa pemanfaatan aset adalah harga pasar nilai strategis
Titik Lokasi Reklame.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai harga pasar nilai strategis Titik Lokasi
Reklame sebagaimana dimaksud ayat (2) dan perhitungan nilai sewa
pemanfaatan aset dalam Peraturan Walikota.
6. Ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 7

Hak pengelolaan Titik Lokasi Reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


yang diberikan kepada Orang dan/atau Badan dilakukan dengan perjanjian
antara Pemerintah Daerah dengan Pengelola sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

7. Ketentuan Pasal 8 ayat (1) diubah, sehingga ketentuan Pasal 8 berbunyi


sebagai berikut :

Pasal 8

(1) Dilarang menyelenggarakan Reklame pada:


a. persil kantor milik Pemerintah Daerah;
b. tempat/ sasaran pendidikan dan tempat ibadah;
c. persil tanah dan/atau bangunan yang tidak dikuasai oleh penyelenggara
reklame tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang menguasai atau
memiliki persil tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan;
(2) Dilarang menempatkan atau memasang Reklame billboard atau baleho :
a. diatas saluran sungai;
b. di lapangan olahraga terbuka;
c. jenis tiang yang sebagian atas seluruh papan reklamenya berada diatas
jalan;
d. lapangan sebagaimana dimaksud pada huruf b, tidak berlaku bagi
Reklame jenis Bando jalan dengan ketentuan tinggi minimum 6 m (enam
meter) diukur secara vertikal;
e. jika kaki konstruksi Reklame masuk kedalam badan sungai atau
saluran;
f. untuk Reklame papan yang disinari cahaya atau sinar lampu tidak boleh
mengarah dan menyilaukan pandangan pemakai jalan;
g. memasang Reklame dekat jaringan listrik dengan radius 2 m (dua
meter).
(3) Dilarang menempatkan atau memasang Reklame, spanduk, baleho,
banner, umbul-umbul :
a. pada tiang listrik, telepon, penerangan jalan umum dan pohon, pagar,
tanaman serta pagar pembatas jalan;
b. pada tiang-tiang traffic light, melintang jalan, jembatan dan median
jalan;
c. jalur hijau (kecuali di pasang pada panggung Reklame).
(4) Dilarang menempatkan atau memasang reklame selebaran pada tembok-
tembok, pagar, pohon, tiang listrik, tiang telepon, dan sejenisnya.
(5) Dilarang memasang reklame Balon apabila penyelenggaraannya dilakukan
pada tempat yang titik lokasinya pada Daerah milik jalan (Damija).

8. Ketentuan Pasal 9 diubah sehingga ketentuan Pasal 9 berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 9

(1) Penempatan Reklame di area sekolah dan di luar area sekolah/ tempat
ibadah dengan jarak paling dekat 50 m (lima puluh meter) dilarang adanya
Reklame dengan naskah produk rokok dan minuman keras.
(2) Reklame dengan naskah produk rokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak diperbolehkan :
a. di kawasan tanpa rokok;
b. melintang atau memotong jalan; dan
c. melebihi ukuran 72 m2 (tujuh puluh dua meter persegi).
9. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

(1) Penyelenggaraan Reklame pada tanah persil Pemerintah Daerah dan/atau


Fasilitas Umum milik Pemerintah Daerah dapat dikerjasamakan dengan
Pihak Ketiga.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerjasama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Ketentuan Pasal 11 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 11

(1) Penyelenggara Reklame wajib memenuhi estetika, etika, keselamatan


masyarakat dan bertanggung jawab atas semua resiko yang ditimbulkan
akibat penyelenggaraan Reklame.
(2) Penyelenggara Reklame wajib melakukan pengecekan konstruksi
bangunan Reklame secara berkala dalam waktu 6 (enam) bulan sekali dan
melaporkan secara tertulis kepada Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum.

11. Ketentuan Pasal 12 diubah dan diantara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1
(satu) ayat yakni ayat (1a), sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12
(1) Setiap Orang dan/atau Badan yang menyelenggaraan Reklame di
Daerah wajib memiliki izin.
(1a)Walikota berwenang memberikan izin Penyelenggara Reklame
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(2) Pemberian izin penyelenggaraan Reklame sebagaimana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan perizinan daerah.

12. Ketentuan Pasal 14 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 14

Permohonan izin Reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12


disampaikan kepada Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perizinan daerah dengan melampirkan persyaratan
sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

13. Ketentuan Pasal 18 ayat (1) diubah dan ayat (2) dihapus, sehingga ketentuan
Pasal 18 berbunyi sebagai berikut :

Pasal18

(1) Pembiayaan pelaksanaan pengawasan Reklame dibebankan pada


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber lain yang sah dan
tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dihapus.

14. Ketentuan Pasal 20 ayat (3) diubah, sehingga Pasal 20 berbunyi sebagai
berikut :

Pasal 20

(1) Setiap penyelenggaraan Reklame permanen dikenakan Jaminan biaya


bongkar.
(2) Jaminan biaya bongkar untuk setiap Reklame permanen, hanya
dikenakan 1 (satu) kali.
(3) Jaminan biaya bongkar sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dimasukkan dalam rekening penampungan pada Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pengelolaan keuangan
daerah.

15. Ketentuan Pasal 21 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 21

(1) Jaminan biaya bongkar akan dipergunakan oleh Pemerintah Daerah


untuk membongkar bangunan reklame yang terpasang dan sudah habis
masa berlakunya dilakukan dengan ketentuan :
a. tidak dibongkar oleh Penyelenggara Reklame;
b. pembongkaran reklame karena kebijakan Pemerintah Daerah;
dan/atau.
c. untuk kepentingan umum.
(2) Pembongkaran Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan terlebih dahulu memberitahuan Penyelenggara Reklame.
(3) Pembongkaran Reklame dilakukan dengan dan/atau tidak adanya
persetujuan dari penyelenggara Reklame.
16. Ketentuan Pasal 23 ayat (1) diubah, sehingga ketentuan Pasal 23 berbunyi
sebagai berikut :

Pasal 23

(1) Apabila penyelenggara Reklame telah melaksanakan pembongkaran


sendiri terhadap Reklame yang izinnya telah habis serta tidak
diperpanjang, maka Jaminan biaya bongkar akan dikembalikan kepada
yang bersangkutan setelah mengajukan surat permohonan restitusi
kepada Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerinathan
bidang pengelolaan keuangan daerah.
(2) Batas waktu pengajuan surat permohonan restitusi adalah 3 (tiga) bulan
sejak Reklame tersebut habis masa berlakunya dan apabila jangka waktu
terlampaui, maka jaminan biaya bongkar atas penyelenggaraan Reklame
yang bersangkutan dinyatakan menjadi pendapatan daerah.

17. Ketentuan BAB VI SANKSI ADMINISTRASI diubah dan ditambahkan Pasal 24


ayat (1a), sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB VI
SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 24

(1) Penyelenggara Reklame atau Pemegang Izin Reklame yang melanggar


ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) dan Pasal 12
ayat (1) dapat dikenakan sanksi administrasi berupa :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian fungsi Reklame;
d. pencabutan sementara izin penyelenggaraan Reklame;
e. pencabutan tetap izin penyelenggaraan Reklame; dan/atau
f. denda administratif.
(1a) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
merupakan pemerimaan Daerah.
(2) Penyelenggara Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
paling lambat dalam waktu 3 (tiga) x 24 (dua puluh empat) jam dapat
mengambil bongkaran dengan mengganti biaya yang telah dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah.
(3) Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perizinan daerah mencabut izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (1), apabila :
a. adanya perubahan pada reklame yang menyimpang dari ketentuan -
ketentuan yang tercantum dalam surat izin; dan/atau
b. penyelenggara reklame tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi
administrasi diatur dalam Peraturan Walikota.
18. Ketentuan Pasal 27 diubah dan ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3),
sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut :

BAB IX
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pasal 27
(1) Pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan Reklame terhadap
tertib pelaksanaan pengelolaan Titik Lokasi Reklame dilakukan oleh
Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
informasi.
(2) Penertiban penyelenggaraan Reklame permanen maupun insidentil
dilakukan oleh Instansi terkait dan/ atau Satuan Polisi Pamong Praja.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian, pengawasan dan
penertiban penyelengaraan Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Walikota.

19. Diantara BAB IX PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN dan BAB X


KETENTUAN PERALIHAN disispkan 1 (satu) BAB baru yaitu BAB IXA
KETENTUAN LAIN-LAIN dan diantara Pasal 27 dan Pasal 28 disisipkan 1
(satu) Pasal baru yaitu Pasal 27A, sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB IXA
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 27A

Setiap Orang dan/atau Badan yang menyelenggarakan Reklame di Daerah


dipungut Pajak Reklame yang diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kota Banjarmasin.

Ditetapkan di Banjarmasin
pada tanggal
WALIKOTA BANJARMASIN,

ttd
IBNU SINA

Diundangkan di Banjarmasin
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARMASIN,

ttd

….

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2020 NOMOR......

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN


SELATAN : ( /2020)
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN
NOMOR TAHUN 2020
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 16 TAHUN
2014 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

I. UMUM

Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor


23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679 yang menyebutkan bahwa “Daerah berhak menetapkan
kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah”.
Bahwa Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 16
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Reklame diperlukan untuk menyesuikan
dengan kewenangan Pemerintah Kota Banjarmasin dalam penyelenggaraan
Reklame di Kota Banjarmasin menyesuaikan dengan perkembangan peraturan
perundang-undangan yang mengatur kewenangan Pemerintah Daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah.
Bahwa Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 16
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Reklame dilakukan agar penyelenggaraan
Reklame di Kota Banjarmasin dapat dilaksanakan dengan daya guna dan hasil
guna untuk penataan penyelenggaraan Reklame menuju Kota Banjarmasin yang
tertata dengan rapi dan tertatur.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Cukup jelas.

Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal 5
Cukup jelas.

Pasal 6
Cukup jelas.

Pasal 7
Cukup jelas.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 11
Cukup jelas.

Pasal 12
Cukup jelas.

Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 18
Ayat (1)
Yang dimaksud “sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan” adalah Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
Ayat (2)
Cukup Jelas.

Pasal 20
Cukup jelas.

Pasal 21
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 27A
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR

Anda mungkin juga menyukai