Oleh:
REZMA RAHAYU ARYANTI
088STYJ21
Tanda gejala pada pasien dengan cedera otak menurut Wijaya dan Putri
(2013), adalah :
a. Cedera otak ringan – sedang
1) Diorientasi ringan
2) Amnesia post traumatic
3) Hilang memori sesaat
4) Sakit kepala
5) Mual muntah
6) Vertigo dalam perubahan posisi
7) Gangguan pendengaran
b. Cedera otak sedang – berat
1) Oedema pulmonal
2) Kejang
3) Infeksi
4) Tanda herniasi otak
5) Hemiparase
6) Gangguan syaraf kranial
5. Patofisiologi
Proses patofisiologi cedera otak dibagi menjadi dua yang didasarkan pada
asumsi bahwa kerusakan otak pada awalnya disebabkan oleh kekuatan fisik
yang lalu diikuti proses patologis yang terjadi segera dan sebagian besar
bersifat permanen. Dari tahapan itu, Arifin (2002) membagi cedera kepala
menjadi dua :
a. Cedera otak primer
Cedera otak primer (COP) adalah cedera yang terjadi sebagai
akibat langsung dari efek mekanik dari luar pada otak yang menimbulkan
kontusio dan laserasi parenkim otak dan kerusakan akson pada substantia
alba hemisper otak hingga batang otak.
b. Cedera otak sekunder
Cedera otak sekunder (COS) yaitu cedera otak yang terjadi akibat
proses metabolisme dan homeostatis ion sel otak, hemodinamika
intrakranial dan kompartement cairan serebrosspinal (CSS) yang dimulai
segera setelah trauma tetapi tidak tampak secara klinis segera setelah
trauma. Cedera otak sekunder ini disebabkan oleh banyak faktor antara
lain kerusakan sawar darah otak, gangguan aliran darah otak, gangguan
metabolisme dan homeostatis ion sel otak, gangguan hormonal,
pengeluaran neurotransmitter dan reactive oxygen species, infeksi dan
asidosis. Kelainan utama ini meliputi perdarahan intrakranial, edema
otak, peningkatan tekanan intrakranial dan kerusakan otak.
Cedera kepala menyebabkan sebagian sel yang terkena benturan
mati atau rusak irreversible, proses ini disebut proses primer dan sel otak
disekelilingnya akan mengalami gangguan fungsional tetapi belum mati
dan bila keadaan menguntungkan sel akan sembuh dalam beberapa
menit, jam atau hari. Proses selanjutnya disebut proses patologi sekunder.
Proses biokimiawi dan struktur massa yang rusak akan menyebabkan
kerusakan seluler yang luas pada sel yang cedera maupun sel yang tidak
cedera. Secara garis besar cedera kepala sekunder pasca trauma
diakibatkan oleh beberapa proses dan faktor dibawah ini :
1) Lesi massa, pergeseran garis tengah dan herniasi yang terdiri dari :
perdarahan intracranial dan edema serebral
2) Iskemik cerebri yang diakibatkan oleh : penurunan tekanan perfusi
serebral, hipotensi arterial, hipertensi intracranial, hiperpireksia dan
infeksi, hipokalsemia/anemia dan hipotensi, vasospasme serebri dan
kejang
inspirasi menurun
Hipoksia jaringan
10. Ekskursi dada
berubah Gangguan pertukaran gas
Pernapasan dangkal
Defisit nutrisi
penurunan kesadaran
gangguan komunikasi
verbal
Cedera jaringan
Hematoma
Tekanan intrakranial
meningkat
Cedera jaringan
Hematoma
Tekanan intrakranial
meningkat
DO :- Trauma kepala
Trauma akibat
deselerasi/akselerasi
b. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan persepsi
sensori dan kognitif, penurunan kekuatan dan kelemahan
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis kontraktur
(terputusnya jaringan tulang)
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
trakeobronkial, neurovaskuler, kerusakan medula oblongata
neuromaskuler
4) Deficit nutrisi berhubungan dengan melemahnya otot yang digunakan
untuk mengunyah dan menelan
5) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera otak dan
penurunan keseadaran
6) Gangguan menelan berhubungan dengan penurunan kesadaran,
peningkatan tekanan intra kranial
7) Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan edema
serebral dan peningkatan tekanan intracranial
8) Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
pengeluaran urine dan elektrolit meningkat
9) Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kerusakan kulit
kepala.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap ke empat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang
telah direncanakan dalam rencana keperawatan. Dalam tahap ini perawat
harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan
perlindungn pada pasien, tehnik komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami
tingkat perkembngan pasien (Nursalam, 2006)
Menurut Nursalam, (2006) Tindakan keperawatan mencakup tindakan
independent (mandiri), dan kolaborasi.
a. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan lain.
b. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan
bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2006)
Menurut Nursalam, (2006) evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP
yang operasional dengan pengertian:
S : Ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara obyektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Kedaan subyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamat yang objektif setelah implemnatsi keperawatan.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan
masalah keluarga yang dibandingkan dengan krietria dan standar yang telah
ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan keluarga.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis pada tahap
ini ada 2 evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Smetlzer, & Bare. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &
Suddart Edisi 8 Vol 1 Alih Bahasa : Kuncara Monica Ester. Jakarta : EGC
Sudoyo. A. W., dkk .2009 .Buku Ajar Penyakit Dalam .Edisi 4.Jakarta : Pusat
Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Wijaya, A.S Dan Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medical Bedah 2,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika