Disusun oleh:
Kelompok V(Lima)A3
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021
ABSTRAK
Reaksi kimia menyatakan perubahan suatu zat menjadi zat lain, yaitu perubahan
suatu pereaksi menjadi hasil reaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya
pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan
konsentrasi reaktan atau produk tiap satuan waktu. Laju dengan molaritas tertentu dapat
dibuat dari padatan murni atau larutan pekatnya membuat larutan dari padatan murni
dilakukan dengan mencampurkan zat tertentu. Sementara itu, untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dari larutan pekatnya dapat dilakukan dengan cara
pengenceran. Percobaan ini dilakukan dengan mengamati waktu yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sebesar 1C pada larutan HCl yang memiliki konsentrasi berbeda-beda
dengan serbuk Mg yang kemudian diaduk hingga homogen. Hasil yang didapat yaitu pada
konsentrasi 0,1 N hingga 0,5 N waktu rata-rata yang didapat yaitu 17,33 s, 6,34 s, 4,78 s,
3,19 s, dan 2,303 s. Terlihat dari hasil yang didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi
HCl, maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan menaikkan suhu sebesar 1C. Hal ini
dipengaruhi oleh kecepatan reaksi yang mengakibatkan semakin banyaknya tumbukan yang
terjadi pada larutan HCl. Maka tetapan kecepatan baru pada reaksi antara HCl dengan Mg
adalah 0,9731 dan harga tingkat reaksi (n) antara HCl dengan Mg adalah 1,2070.
Kata Kunci: Kecepatan Reaksi, Laju Reaksi, Reaksi Kimia, HCl, Mg.
Kenaikan temperatur sebagai ukuran
kecepatan reaksi
a. Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2021
sistem reaksi.
Teori kinetik gas digunakan untuk memperkirakan benturan gas antara satu
dengan molekul lainnya.Jika setiap benturan menghasilkan reaksi,maka secara praktis reaksi
akan selesai dalam waktu 10⁻⁹ s.Beberapa reaksi memang berlangsung dengan laju reaksi
secepat itu.Contohnya yaitu reaksi Bimolekuler antara dua radiasi CH2 menghasilkan C2H6.
2CH2→C2H6…………………..……………………………………………………………………………(2.1)
lebih umum reaksi berlangsung dengan laju yang 10 kali (atau lebih)jauh
rendah.Gagasan bahwa setiap benturan menghasilkan reaksi harus dimodifikasi jika harus
laju reaksi seperti ini diterima.(Sukardjo,1985)
K=Aₑ⁻Ea/RT…………………………………………………....……….………………………………………(2.2)
E adalah tetapan dengan dimensi energi,A adalah tetapan dengan dimensi yang
sama dengan K, logaritma alami dari persamaan ini didapat:
Ketergantungan tetapan laju yang kuat pada suhu seperti yang dinyatakan oleh
hukum Arrheniuss dapat dikaitkan dengan distribusi Maxwell-Boltzman mengenai energi
molekul, Jika Ea merupakan energy benturan relative yang kritis yaitu yang harus dimiliki
oleh sepasang molekul agar reaksi dapat terjadi, hanya sebagian kecil molekul saja yang
mempunyai energi sebesar itu (atau lebih) Jika suatu cukup rendah.
Liquid yang volatil pada temperature kamar akan menguap persatuan waktu
sebanding dengan banyaknya molekul liquid permukaan secara kinetika kimia, kecepatan
reaksi mengubah liquid untuk uap, sebanding dengan jumlah spesies yang terlibat di
dalamnya.
V=-dL/dT=K(L)………………………………………..……………………………….…………………………(2.4)
Laju reaksi pada sistem homogen umumnya diinyatakan sebagai laju pengurangan
konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu
satuan waktu. Jika diketauhi satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L, maka satuan dari
laju reaksi tersebut adalah mol/L.det (Sukardjo,1985).
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dari tiap satuan volume zat
pelarut.Hubungan dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat ,maka
semakin cepat suatu reaksi berlangsung,Dengan demikian,pada molaritas yang rendah suatu
reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju
reaksi dengan molaritas adalah:
Dimana :
V= Laju reaksi
m= Ordereaksi zat A
n=Ordereaksi zat B
Laju reaksi molaritas tertentu dapat dibuat dari padatan murni atau larutan
pekatnya membuat larutan padatan murni dilakukan dengan mencampur zat tertentu.
Sementara itu, untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari larutan pekatnya
dapat dilakukan dengan cara pengenceran menggunakan rumus berikut:
V1 X M1 =V2 X V2..................................................................................................(2.6)
Dimana:
Suatu reaksi sederhana yang melibatkan tumbukan antara dua molekul etanan
CH2=CH2 dan hidrogen kior, HCL sebagai contoh. Keduanya bereaksi untuk menghasilkan
kloroetan. Sebagai hasil dari tumbukan yang terjadi antara dua molekul, ikatan rangkap
diantara dua molekul, ikatan rangkap diantara dua karbon berubah menjadi ikatan tunggal.
Satu hidrogen atom berikatan dengan satu karbon lainnya. Reaksi hanya dapat terjadi bila
hidrogen yang merupakan ujung dari ikatan H-Cl mendekati ikatan rangkap karbon-karbon.
Tumbukan selain dari pada itu tidak bekerja karena kedua molekul tersebut nantinya akan
saling bertolak (Smith dkk,1999).
2.7.1 Konsentrasi
2H2(g)+2NO(g)→2H2O+N2………………………………..…………………………………….……………(2.7)
2.7.2 Temperatur
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila temperature dinaikan.
Dengan menaikkan temperature maka energi kinetic molekul-molekul zat yang bereaksi
akan bertambah sehingga akan lenih banyak molekul yang memiliki energi kebih besar dari
Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau
dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara
nilai tetapan laju realsi (K) terhadap suhu dinyatakan oleh Arhenius:
K=A.e-A/RT……………………………………………………………………………………………………….….(2.9)
Dimana:
E=Energi Pengaktifan
2.7.3 Katalisator
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan
dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan
kedalam dua golongan yaitu katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam
reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Katalis
homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu
produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan (Brady,1999).
1. Perubahan Warna
Contoh reaksi yang disertai perubahan warna, antara lain larutan kalium
permanganate yang berwarna merah-ungu akan berubah menjadi bening atau
merah muda jika ditetesi dengan asam sulfat.
2. Terjadi endapan
Contoh reaksi yang menghasilkan endapan yaitu larutan perak nitrat ditambah
natrium klorida akan menghasilkan endapan putih.
3. Terbentuk Gas
Contoh rekasi yang menghasilkan gas yaitu besi atau seng ditambah larutan
asam klorida akan menghasilkan gas hidrogen.
4. Perubahan Suhu
Contoh rekasi yang disertai perubahan suhu, antara lain Barium Hidroksida
ditambah ammonium klorida akan menyebabkan penurunan suhu.
Beberapa reaksi kimia dapat menghasilkan dua atau lebih perubahan yang
terjadi secara bersamaan. Misalnya ada reaksi yang menghasilkan gas,
perubahan temperature dan ada yang menghasilkan warna sekaligus
didapatkan atau terjadinya endapan (dian wuri astute, 2009).
Karena kecepatan reaksi hanya dipengaruhi oleh ion H + maka kecepatan reaksi
sama dengan kecepatan pengurangan konsentrasi ion H + sebagai berikut :
V=-d(H)/dt=K(H+)………………………………………………………………………………………..(2.1)
Dengan :
V = Kecepatan Reaksi
K = Tetapan kecepatan reaksi
N = Tingkat reaksi
Secara pendekatan persamaan (2.12) dapat ditulis sebagai :
1
/t= K1(H+)n…………………………………………………………………………………………………(2.13)
Dari persamaan (2.14) harga n dan K 1 dapat dihitung (Team penyusun jurusan
teknik kimia Unimal, 2021)
2.9 Orde Reaksi
Umumnya harga orde reaksi merupakan bilangan bulat sederhana, yaitu 1.2,
atau 3, tetapi kadang-kadang juga terdapat reaksi yang mempunyai reaksi D,-
atau bahkan negative. Beberapa orde reaksi yang umum terdapat pada
persamaaan reaksi kimia beserta maknanya sebagai berikut :
2.9.1 orde rekasi nol
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol jika besarnya laju reaksi tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya seberapa pun peningkatan
konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.
2.9.2. orde reaksi Satu
Suatu reaksi kimia dinyatakan mempunyai orde satu apabila besarnya laju
reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan
meningkat besarnya sebanyak 2 (1) atau 2 kali semula juga.
2.9.3 orde reaksi dua
Suatu rekasi dikatakan mempunyai orde dua apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan meningkat 4
kali semula. Apabila konsentrasi dinaikkan 3 kali semula maka laju rekasi akan
menjadi 9 kali semula (utami dkk, 2009).
3.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Thermometer 1000C 1 buah
4. Pipet volume 10 ml 1 buah
5. Stop watch 1 buah
6. Ball pipet 1 buah
7. Labu ukur 100 ml 1 buah
8. Labu ukur 50 ml 1 buah
3.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Lempengan Al (Alumunium) 8 buah
2. Larutan HCl (Asam klorida) 3 M 10 ml
3. Larutan HCl (Asam klorida) 3,5 M 10 ml
4. Larutan HCl (Asam klorida) 4 M 10 ml
5. Larutan HCl (Asam klorida) 4,5 10 ml
5.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel 5.1
Tabel 5.1 Hasil percobaan kenaikkan temperature sebagai ukuran kecepatan reaksi.
5.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan tingkat reaksi dan tetapan kecepatan
reaksi dengan menggantikan dan mengamati perubahan temperature sistem reaksi.
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan lempengan Al (Alumunium) ke dalam
larutan HCl (Asam Klorida) dengan konsentrasi yang berbeda pada setiap
percobaannya. Berdasarkan hasil yang didapat, waktu yang diperlukan setiap
konsentrasi larutan HCl (Asam Klorida) untuk menaikkan 2 0C temperaturnya ketika
dimasukkan lempengan Al (Alumunium) hasilnya berbeda.
Terdapat perbedaan suhu awal Asam Klorida (HCl) yaitu pada HCl awal percobaan
dengan konsentrasi 3 M dan 3,5 M didapat 31 0C sedangkan pada percobaan
selanjutnhya dengan konsentrasi HCl (Asam Klorida) 4 M dan 4,5 M didapatkan suhu
awal 300C. hal ini dapat terjadi karena kurang telitinya kami sebagai praktikan ketika
melakukan pengukuran suhu atau factor eror dari alat yang digunakan.
Orde reaksi pada percobaan ini adalah orde reaksi 2,hal ini karena nilai konsentrasi
pereaksi berpengaruh terhadap kecepatan laju reaksi.seperti yang ditunjukkan pada grafik
sebelumnya,dimana semakin besar konsentrasi pereaksi laju reaksinya semakin
cepat.Percobaan ini melibatkan reaksi lempengan Al dan larutan HCl oleh karena itu maka
kecepatan reaksi hanya di pengaruhi oleh ion H + maka kecepatan reaksi sama dengan
kecepatan reaksi sama dengan kecepatan pengurangan konsentrasi ion H +.Maka melalui
percobaan ini didapat nilai K atau tetapan kecepatan reaksi sebagai berikut:
Orde 2
1/[A]=K.t + 1/[A]0
Y =0,0038x-0,0632
Y =mx + b
Y =K.t
K =0,0038
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Waktu yang paling cepat untuk menaikan suhu 2 0C yaitu pada konsentrasi 4,5 M
sebesar 76 sekon.
2. Waktu yang paling lambat untuk menaikan suhu 2 0C yaitu pada konsentrasi 3 M
sebesar 106 sekon.
3. Kecepatan reaksi akan semakin cepat apabila konsentrasi yang digunakan semakin
tinggi.
4. Lempangan Al(Alumunium)tidak berpengaruh pada kecepatan reaksi karena
kecepatan reaksi hanya dipengaruhi oleh ion H+ dalam HCl.
5. Dalam percobaan ini didapat nilai K yaitu 0,0038,dengan orde reaksi yang terjadi
adalah orde 2
6.2 Saran
Akan lebih baik pada praktikum selanjutnya digunakan dua larutan berbeda sebagai
perbandingan hasil yang yang di dapat. Contohnya asam kuat yaitu HCl (asam klorida)
dibandingkan dengan asam lemah yaitu CH 3COOH (asam asetat), sebagai pembelajaran
baru.
DAFTAR PUSTAKA
PERHITUNGAN
n log[H+] = 7,3508176
n = 7,3508176
__________
1,83770494
n =4
Maka harga tingkat reaksi (n) antara HCl dan Al adalah 4
LAMPIRAN C
Jawab:Karna semakin besar konsentrasi zat yang terlihat dalam suatu reaksi berarti
semakin banyak partikel/molekul yang bertumbukan akibatnya kecepatan reaksi juga
semakin cepat.
Jawab:Karena kecepatan reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi HCl atau ion H + dan
suhu yang terdapat pada reaksi tersebut,bukan dipengaruhi banyaknya serbuk Mg.
Mol = M x Volume/1
mol = M x Volume/1
mol = M x Volume/1