Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan


Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil selama 1 tahun masa percobaan, dengan mengedepankan
penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS dilaksanakan
dengan sistem internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang diakronimkan sebagai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk membentuk PNS yang profesional dan memiliki
karakter sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara prima sebagai pelayan
publik.
Pelayanan publik menurut UU No. 25 tahun 2009 merupakan kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atau jasa, barang, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, yang dilakuka
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Berdasarkan UU No. 43 tahun 2019. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya.
Perawat merupakan Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan kepada masyarakat pada sarana kesehatan. Perawat berkedudukan
sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pelayanan keperawatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di lingkungan instansi
pemerintah seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 Tentang
Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya.
“Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos,
"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan
rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh. Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit
atau nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran. Tujuan pemberian anastesi lokal

1
adalah untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor
dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Bentuk
paling sederhana dari anestesi lokal adalah dengan menyuntikkan anestesi hanya pada
bagian di mana pembedahan akan dilakukan. Pelayanan anastesi lokal di Puskesmas
dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
pelayanan rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat,
pelayanan gigi,dan keluarga berencana sering di jumpai dibutuhkan tindakan-tindakan yang
memerlukan anastesi lokal. Dokumentasi pelayanan anastesi di puskesmas berfungsi untuk
menghindari kesalahan pasien, menghindari kesalahan jenis dan teknik anastesi yang
digunakan, menghindari pemberian dosis anastesi yang salah pada pasien. Anastesi dengan
dosis yang kurang dapat mengakibatkan efek anastesi tersebut hilang sebelum tindakan
selesai dilakukan sehingga mengakibatkan pasien dapat merasakan sakit saat pembedahan
masih berlangsung, anastesi dengan dosis yang terlalu banyak pada beberapa kasus dapat
mengakibatkan rasa sakit atau muntah, merasa kedinginan, kebingungan, dan kesulitan
buang air besar. Pada kasus yang fatal kesalahan pemberian anastesi dapat menyebabkan
kematian. Lembar pematauan anastesi juga berfungsi untuk memantau status fisiologis
pasien selama pemberian anastesi lokal oleh petugas kesehatan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama berada di Puskesmas
Liwuto Kota Baubau. Permasalahan mengenai belum adanya lembar formulir pemantauan
anastesi lokal di puskesmas liwuto sehingga apa bila dilakukan anastesi lokal atau
pembiusan di puskemas liwuto belum terdapat dokumentasi tertulis yang bisa menjadi bukti
tertulis apa bila dilakukan tindakan anastesi pada pasien di puskesmas liwuto apalagi
puskemas liwuto yang merupakan puskesmas rawat inap sering mendapat pasien yang
membutuhkan tindakan bedah ringan di unit gawat darurat,. Menurut data pada kartu stok
obat di UGD Puskesmas Liwuto selama bulan Januari sampai Agustus 2021 terdapat 72
ampul obat anastesi yang telah digunakan tanpa adanya pendokumentasian tindakan
keperawatan. Selain itu formulir pemantauan anastesi lokal tersebut juga dapat bermanfaat
untuk poli gigi dan poli KIA di puskemas liwuto. Lembar pemantauan anestesi lokal ini juga
juga bermanfaat sebagai kelengkapan akreditasi puskesmas pada BAB III UKP standar 3.4
elemen penilaian 3.4.1 poin 1 yang berisi diperlukan adanya dokumentasi pelayanan anastesi
lokal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan kebijakan dan
prosedur, juga poin 2 yang berisi diperlukan adanya dokumentasi jenis, dosis, dan teknik
anastesi lokal dan pemantauan status fisiologi pasien selama pemberian anastesi lokal oleh
petugas atau perawat.
Melalui permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Optimalisasi Dokumentasi Keperawatan Melalui Pembuatan Lembar Formulir
Pemantauan Anastesi Lokal Di Puskesmas Liwuto Kec. Kokalukuna Kota Baubau”

2
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Tujuan umum aktualisasi yaitu penulis mampu mengaktualisasikan nilai – nilai
dasar profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi), pelayanan Publik, Manajemen ASN, dan Whole of Government
melalui pengalaman langsung di tempat tugas sebagai seorang perawat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak dicapai yaitu :
Terwujudnya optimalisasi dokumentasi keperawatan melalui pembuatan lembar formulir
pemantauan anastesi lokal.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penulis


a. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada
diri sendiri maupun dalam pekerjaan yang dilakukan;
b. Dapat merubah pola pikir sehingga menjadi individu yang lebih professional,
berkomitmen, beretika dan berintegritas.
c. Sebagai tempat belajar untuk mengemban tanggungjawab penuh sebagai abdi Negara
pada khususnya dan pengabdi masyarakat pada umumnya.

1.3.2 Bagi Unit Kerja


a. Membantu mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan publik di Puskesmas Liwuto
b. Mengoptimalisasi dokumentasi keperawatan dengan pembuatan lembar formulir
pemantauan anastesi lokal
c. Bermanfaat untuk melengkapi dokumen yang berguna untuk akreditasi Puskesmas
Liwuto

1.3.3 Bagi Masyarakat


a. Masyarakat dapat terlayani dengan optimal dengan kejelasan dokumetasi tindakan
pemantauan anastesi lokal di lingkungan pelayanan kesehatan di Puskesmas Liwuto

3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di Puskesmas Liwuto Kota Baubau, jalan Sultan


Mardan Ali No 355 Kec. Kokalukuna Kota Baubau, dengan mengambil isu belum
adanya lembar formulir pemantauan anastesi lokal. Kegiatan yang direncanakan adalah
pembuatan form lembar pelimpahan pemantauan anastesi lokal di Puskesmas Liwuto.
Beberapa kegiatan merupakan bentuk aktualisasi dari kegiatan nilai-nilai dasar ANEKA
yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Aktualisasi

Pelaksanaan habituasi atau off class dilakukan selama 30 hari mulai dari tanggal 01
Oktober - 07 November 2021. Tempat pelaksanaan habituasi dilakukan di Puskesmas
Liwuto Kota Baubau.

Anda mungkin juga menyukai