Anda di halaman 1dari 20

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI


DASAR KEDUDUKAN SERTA PERAN ASN

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Puskesmas
Puskesmas Banabungi merupakan pemekaran dari Puskesmas Pasarwajo sejak
Tahun 1991. Luas wilayah kerja Puskesmas Banabungi adalah 44,24 km2. Wilayah
kerja Puskesmas tersebut berbatasan dengan :
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampolawa
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
- Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Pasarwajo
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores /Kecamatan Wabula
Jarak dari Puskesmas Banabungi ke ibukota Kabupaten adalah 2 km. Jumlah
Desa/ Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Banabungi yaitu 5 Desa dan 4
Kelurahan. Sedangkan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Banabungi berjumlah 17.005 jiwa, 3883 KK dan 3085 rumah.
Tabel 2.1 Data Kelurahan / Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah KK dan Jumlah
Rumah Di Puskesmas Banabungi Tahun 2019
Jumlah
No Nama Kel/Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
Rumah

1. Desa Banabungi 2111 530 453


2. Desa Laburunci 2304 488 402
3. Kelurahan Awainulu 1319 282 243
4. Kelurahan Kombeli 3431 741 564
5. Kelurahan Takimpo 1678 440 310
6. Kelurahan Holimombo 1026 251 208
7. Desa Dongkala 1857 435 359
8. Desa Kondowa 1808 404 365
9. Desa Holimombo jaya 1471 312 181
Jumlah 17005 3883 3085
Sumber :Data Puskesmas Banabungi

Tenaga kesehatan pada tahun 2019 di Puskesmas Banabungi berjumlah 74 orang


(30 orang PNS, 31 tenaga PTT Daerah, 13 tenaga magang sukarela/volunter aktif).
Tenaga kesehatan ini yang bertugas di Puskesmas sebanyak 60 orang dan yang bertugas
di desa14 orang. Adapun distribusinya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Data Tenaga Kesehatan di Puskesmas Banabungi

Status Tupoksi Ket.


(PNS/PTT/
PTT (Utama dan Tambahan)  
No Nama Tenaga Kesehatan Daerah/
Magang Utama Tambahan  
Sukarela)

1 Wa Ode Samuna PNS Ka.Puskesmas Promkes  


2 Dr.Hj.Adolfina PNS Dokter    
3 Hayati Ruhani PNS Pustu    
4 Harmawati PNS Hatra    
5 Urni, Amd.Keb PNS Bidan Desa    
6 Nurmiati Rahim PNS Bikor Bidan Desa  
7 Saripa PNS Loket    
8 Hartini Bai,S.Kep.Ns PNS Dendahara JKN    
9 Drg.Titi Damayanti PNS Dokter Gigi    
10 Dewi Jayadi,Amd PNS Tehniker Gigi Pet.UKGS  
11 Wd. Henny Haprianty,SKM PNS Perencana Bendahara BOK  
12 Abdul Hamid Parane PNS Bendahara Barang    
13 Wa Ode Rustin PNS Pet.Gizi    
14 Numin Laila,AMKL PNS Kesling Bend.Pengeluar  
an
15 Hasna Abu, AMKL PNS Kes. Olahraga Bend.Penerima  
16 Nini Satriya Saani,AM,Keb PNS Bidan Desa    
17 Wa Ode Safrida,SKM PNS Bidan Desa MTBS  
18 Wa Rani PNS P2M    
19 Sitti Nurhayati Harnuddin PNS Bidan Desa    
20 Engki Kamila Karim,AMKL PNS Kesling Kes.Kerja  
21 Asmah , AMK PNS Kusta    
22 Wd Afriani Idrus,A.Md.Keb PNS Bidan Desa    
23 Wa Rosiani,A.Md.Kep PNS SIK Malaria  
24 Wd Hasriani PNS Bidan Desa    
Radjana,Am,Keb
25 Ayu Wahda.R.A,Am.Keb PNS Bidan Desa    
26 Sri Rahayu,Amd.Keb PNS Bidan Desa    
27 Nurdian Jiana,A.Md.Kep PNS UGD Surveilans  
28 Adisra,AMAK PNS Laboratorium    
29 Hardiany Maula,AMF PNS Apotik    
30 Cicilia,AMK PNS Korim    

31 Hasnawati Maksum,AMK PTT Daerah Prolanis UGD  


32 Satriani Sahidin,AMK PTT Daerah posy Lansia    
33 DinanS.Purnamasari,AMK PTT Daerah Apotik    
34 Wa Ode Safiah Hafiu.P,AMK PTT Daerah Keswa    
35 Joice S.Yuanita,SKM PTT Daerah Promkes    
36 Wd Dirgahayu PTT Daerah Bidan    
Faria,Amd.Keb
37 Ratni,SKM PTT Daerah Entri Pasien    
38 Haerya Masila,Amd.Keb PTT Daerah Bidan Desa    
39 Chitra Lestari,Am.Keb PTT Daerah Hatra Bidan  
40 Lisnawati,Am.Keb PTT Daerah Bidan Desa    
41 Rosdiana Tayeb,Am.Keb PTT Daerah Bidan    
42 Hardiati,Amd.Keb PTT Daerah Bidan    
43 Wa Ode Mardianti,Amd.Keb PTT Daerah Bidan    
44 Lileniawati,SKM PTT Daerah Kesling    
45 Suwarti,Amd.Keb PTT Daerah Poslan    
46 Yunita,Amd.Keb PTT Daerah Bidan    
47 Wa Ode Atriani,AMK PTT Daerah Imunisasi    
48 Lisna Nurul Aljur,Am.Keb PTT Daerah Bidan    

50 Rostinar,AMK PTT Daerah Imunisasi    


51 Susanti,S.Farm PTT Daerah Gudang Obat    
52 Lismar,AMK PTT Daerah Ispa    
53 Lia Handriati,A.Md.Keb PTT Daerah Kantor Sehat    
54 Dr.Risqi Andhta Permatasari PTT Daerah Dokter    
55 Ifan Sepriani,SKM PTT Daerah SIK    
56 Rulliyani,S.ST PTT Daerah Bidan Desa    
57 Vini Wahyuni, AMK PTT Daerah Apotik    
58 Gusniati,Amd.Keb PTT Daerah Bidan Desa    
59 Abdul Azis PTT Daerah Sopir    
60 Susi Valentina,S,ST PTT Daerah Gizi    
61 Nurfadilah PTT Daerah Apotik    
Rusdin,A.Md.Farm
62 Asmawati,Amd.Keb Magang Bidan    
63 Hatia,Amd.Keb Magang Bidan    
64 WaOde Pinrahayu,A.Md.Keb Magang Bantu Gizi    
65 Wa Ode Yuliana,A.Md.Keb Magang Imunisasi    
66 Wa Riana,Amd.Keb Magang Bidan    
67 Riska,Amd.Gz Magang Gizi    
68 Lisca Dhelvika Putri, Magang Apotik    
A.Md.Kep
69 Sitti Firdayanti Magang Bidan Desa    
Hatma.A.Md.Keb
70 Irmayanti,SKM Magang Loket    
71 Siti Karmila,S.Tr.Keb Magang Bidan    
72 Rapiati,A.Md.Keb Magang Bidan    
73 Kalsum,A.Md.Keb Magang Hatra    
74 Sartini,Am.Keb Magang Bidan    

Sumber : Data Puskesmas Banabungi 2019

2. Visi dan Misi Puskesmas Banabungi


a. Visi
Puskesmas sebagai unsur pelaksana teknis yang bertugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.Dalam
mengemban tugas tersebut , maka Puskesmas Banabungi menetapkan suatu visi
yang merupakan suatu cita-cita bersama yang ingin di capai dimasa depan, sebagai
berikut:

“ Menjadi Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Prima Menuju


Masyarakat Sehat Dan Mandiri “

Adapun makna dari visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menjadi Puskesmas ; mengandung makna upaya dan peran bahwa Puskesmas


Banabungi menjadi penggerak utama pelaksanaan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
sehat dan mandiri.
2. Memberikan Pelayanan ; adalah upaya memberikan pelayanan di berbagai
program yaitu pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan Keluarga
Berencana, Pelayanan Imunisasi dan Survelans, Pelayanan program Pengendalian
dan Pemberantasan Penyakit, Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan di
bidang Gizi dan pelayanan lain di bidang kesehatan dengan tujuan meningkatkan
usia harapan hidup, menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita,
menurunkan angka kesakitan penduduk, menurunkan angka kecacatan akibat
penyakit dan ketergantungan akibat NAPZA, serta meningkatkan status gizi
masyarakat.
3. Kesehatan Prima ; modal yang penting dalam menjalani berbagai aktivitas
untuk memenuhi segala kebutuhan manusia guna memperoleh kehidupan yang
lebih baik.Aktivitas itu tentunya akan menguras tenaga, baik fisik ataupun
pikiran. Kondisi tubuh yang sehat diharapkan dapat mengatasi rasa lelah yang
timbul, karena kelelahan dapat menyebabkan menurunnya aktivitas, konsentrasi,
kewaspadaan, serta dapat memacu timbulnya penyakit atau infeksi, sehingga daya
tahan tubuh terhadap penyakit menjadi berkurang (Franklin, 1966).
4. Masyarakat Sehat dan Mandiri ; adalah merupakan kondisi yang ingin dicapai
yaitu masyarakat berdaya sebagai subject pembangunan kesehatan untuk ikut
aktif memelihara kesehatannya sendiri, melakukan upaya pro-aktif tidak
menunggu sampai jatuh sakit sehingga tidak kehilangan nilai produktifnya. Oleh
karena masyarakat yang sehat selain akan mendorong peningkatan produktifitas
dan pendapatan penduduk, tetapi juga dalam jangka panjang merupakan investasi
dan salah satu aspek pendorong peningkatan ”human development indeks” dimasa
datang.
Visi tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
”based knowledge and understood” dalam membangun komitmen bagi setiap
aparatur kesehatan di Puskesmas Banabungiuntuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya dalam rangka upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Komitmen tersebut diharapkan mampu direfleksikan dalam tindakan dan
perilaku pelayanan kesehatan yang dilandasi azas kemanusiaan dan etika profesi
yang tinggi disertai dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan
(transparancy), akuntabilitas (accountability) dan berkeadilan (equity).

b. Misi
Dalam mewujudkan visi tersebut di atas, maka Puskesmas
Banabungimenetapkan 4 (empat) misi yang akan dilaksanakan secara sinergis,
terintegrasi dan berkesinambungan pada periode tahun 2018 – 2022, yaitu sebagai
berikut :

Misi Puskesmas Banabungi adalah sebagai berikut:

1 Mewujudkan Sistem Manajemen dan pengelolaan Sumber Daya secara


. Efisien, Transparan dan Akuntabel

2 Memaksimalkan Pendayagunaan Sarana Prasarana Kesehatan Puskesmas


.

3 Meningkatkan Mutu Pelayanan Melalui Program – Program Inovatif


.

4 Pemerataan dan Keterjangkauan Pelayanan dengan Melibatkan Peran


. Serta Masyarakat dan Instansi Terkait

3. Tata Nilai Budaya kerja

MOKESA

Melayani dengan optimal, kompeten,efisien, santun, dan amanah


a. Optimal berarti terus berusaha meningkatkan kinerja dalam pelayanan
b. Kompeten berarti memiliki kepahaman dalam keilmuan dan kecakapan dalam
bersikap
c. Efisien berarti pelayanan yang diberikan singkat namun berdaya guna
d. Santun berarti memiliki sikap yang halus dalam bertutur kata, sopan dalam
berperilaku, sabar dan tenang dalam melayani.
e. Amanah berarti memiliki tanggung jawab dalam bekerja dan mampu menjaga
privasi dalam pelayanan.
4. Struktur organisasi Puskesmas Banabungi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


a. Tugas Pokok Puskesmas
Menurut PERMENKES No.43-2019 Puskesmas mempunyai tugas:
1) Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2) Mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga
b. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam PERMENKES
No.43-2019 Pasal 4 ayat (1), Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM
tingkat pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
6. Tugas Pokok dan Fungsi Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik
Tupoksi Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik sesuai dengan Permenkes
No.42 Th. 2015 adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium
b. Melakukan pengambilan dan penanganan spesimen darah serta penanganan cairan
dan jaringan tubuh lainnya
c. Mempersiapkan, memilih serta menguji kualitas bahan/reagensia
d. Mempersiapkan, memilih, menggunakan, memelihara, mengkalibrasi, serta
menangani secara sederhana alat laboratorium
e. Memilih dan menggunakan metode pemeriksaan
f. Melakukan pemeriksaan dalam bidang hematologi, kimia klinik, imunologi,
imunohematologi, mikrobiologi, parasitologi, mikologi, virologi, toksikologi,
histoteknologi, sitoteknologi
g. Mengerjakan prosedur dalam pemantapan mutu
h. Membuat laporan hasil pemeriksaan laboratorium
i. Melakukan verifikasi terhadap proses pemeriksaan laboratorium
j. Menilai normal tidaknya hasil pemeriksaan untuk dikonsultasikan kepada yang
berwenang
k. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium, dan
l. Memberikan informasi hasil pemeriksaan laboratorium secara analitis.

7. Data data dan Sumberdaya yang dimiliki Unit Kerja dan Data terkait Isu yang
Diangkat
Pada Laboratorium Puskesmas Banabungi memiliki tenaga ATLM berjumlah
2 orang dengan rincian 1 orang ATLM yang berstatus PNS dan Penulis sendiri yang
bersatus CPNS dimana masing-masing berpendidikan D-III Ahli Teknologi
Laboratorium Medik. Selama bekerja di Laboratorium Puskesmas Banabungi,
penulis menemukan beberapa masalah atau isu yang terjadi dari berbagai sumber
sesauai dengan hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan
(CPNS) dan tugas pokok serta fungsi penulis sebagai ahli Madya Teknologi
Laboratorium Medik.
8. Identifikasi Isu dan Penempatan isu
a. Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas pada
UPTD Puskesmas Banabungi. Berdasarkan uraian tugas pokok dan fungsi, ada
beberapa isu aktual yang akan diangkat yaitu Belum optimalnya pemeriksaan HB
pada ibu hamil; Tidak tersedianya blanko permintaan pemeriksaan Laboratorium di
puskesmas banabungi; dan Sampel pemeriksaan dahak untuk pemeriksaan BTA
tidak sesuai kriteria.

Tabel 2.3 Identifikasi Isu kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
berdasarkan tupoksi
Tugas dan
Kondisi yang
No Fungsi yang Kondisi Saat ini Identifikasi Isu
diharapkan
bermasalah

1. Melakukan Masih ada ibu hamil Peningkatan Belum optimalnya


pemeriksaan yang tidak datang untuk jumlah pemeriksaan kadar
dalam bidang memeriksakan HB ke kunjungan ibu HB pada ibu hamil
hematologi (HB) laboratorium hamil yang
memeriksakan
HB ke
laboratorium
puskesmas
banabungi

Tidak adanya blanko Tersedianya Belum optimalnya


permintaan pemeriksaan blanko pelayanan
Mempersiapkan laboratorium di permintaan laboratorium akibat
2. pasien untuk puskesmas banabungi pemeriksaan belum tersedianya
pemeriksaan di laboratorium blanko pemeriksaan
laboratorium di puskesmas laboratorium
banabungi

3. Mempersiapkan Pasien membawa sampel Pasien Belum optimalnya p


sampel dahak TB tidak sesuai membawa Sampel pemeriksaan
pemeriksaan kriteria sampel dahak dahak untuk
untuk TB sesuai pemeriksaan BTA
pemeriksaan di kriteria
laboratorium
b. Penetapan Isu
Teknik analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL. Dari beberapa isu tersebut di atas, maka
prioritas isu aktual dapat dianalisis pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.4 Analisis Isu Matriks APKL


NILAI
NO ISU UTAMA TOTAL RANKING
A P K L
Belum optimalnya
pelayanan laboratorium
1 akibat belum tersedianya 4 5 4 4 17 1
blanko pemeriksaan
laboratorium
Sampel pemeriksaan dahak
2 untuk pemeriksaan BTA tidak 4 5 4 3 16 2
sesuai kriteria
Belum optimalnya
3 pemeriksaan kadar HB pada 4 5 3 4 16 3
ibu hamil
Dari ketiga isu aktual tersebut, maka dipilih isu yang paling prioritas dengan
menggunakan kriteria Aktualitas (A), Problematik (P), Kekhalayakan (K), dan
Layaknya (L), dengan pembobotan 1 sampai dengan 5, yang artinya :
Angka 5 sangat kuat pengaruhnya;
Angka 4 kuat pengaruhnya,
Angka 3 sedang pengaruhnya,
Angka 2 kurang pengaruhnya,
Angka 1 sangat kurang pengaruhnya.
POHON MASALAH

PETUGAS SULIT MENGIDENTIFIKASI PASIEN;


PELAYANAN TIDAK TERARAH;

PELAYANAN LABORATORIUM
BELUM MAKSIMAL

BELUM TERSEDIANYA BLANKO


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Gambar 2.2 Peta permasalahan

9. Keterkaitan Isu dengan Agenda III

Tabel 2.5 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran ASN

Kedudukan dan Peran ASN


Isu
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

Belum Dalam melaksanakan Kegiatan pembuatan Setiap ASN harus


optimalnya kegiatan pembuatan blanko permintaan dapat bekerja dan
pelayanan blanko pemeriksaan laboratorium memberikan
laboratoriu laboratorium merupakan pelayanan secara
m akibat dibutuhkan koordinasi salah satu kegiatan professional dan
belum dengan staf Laboratorium, pelayanan publik berkualitas.
tersedianya petugas puskesmas, dan dibidang
blanko kepala ruangan dan kepala pelayanan
pemeriksaan puskesmas sehingga akan laboratorium.
laboratoriu memudahkan dan
m mempercepat pelayanan
laboratorium
B. Nilai – Nilai Dasar Profesi ASN
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Akuntabilitas
adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat
(public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu
berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;
b. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi;
c. Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
d. Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
e. Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas;
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan
i. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
1) Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang pertanggung
jawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih tinggi.
b) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
2) Tingkatan Akuntabilitas Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5)
tingkatan, yaitu:
a) Akuntabilitas Personal;
b) Akuntabilitas Individu;
c) Akuntabilitas Kelompok;
d) Akuntabilitas Organisasi, dan
e) Akuntabilitas Stakeholder
3) Aspek Akuntabilitas Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara
lain:
a) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);
b) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented) ;
c) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting);
d) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without
consequences) , dan
e) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1).Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2). Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab;
3). Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa;
4).Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5.) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;
6). Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan

7). Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
1). Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2). Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.;
3). Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4). Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5). Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6.) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
8). Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
9). Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain

c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia;
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dan
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-
nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama, dan
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawartan.

e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia


1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Menghormati hak orang lain;
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.;
9) Suka bekerja keras.;
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama, dan Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.3.Etika Publik Etika dapat dipahami
sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang
pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan.

3. ETIKA PUBLIK

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut :
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual. Pada
prinsipnya
Ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
2) Dimensi Modalitas, dan
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945;
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.

4. KOMITMEN MUTU

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:

1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan
juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan;
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan
untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu;
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak
eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin, dan
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah
dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.

b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas


pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya, dan
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan
untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu
pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional
bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan
aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

5. ANTI KORUPSI
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untukmemberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-normadengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara ataumasyarakat baik secara
langsung maupun tidak.Nilai dasar nasionalisme yaitu : Jujur, Disiplin, Tanggung
jawab, Kerja keras, Sederhana, Mandiri, Adil, Berani dan Peduli.
Indikator anti korupsi :
1) Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat dan bangsa;
2). Menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi;
3). Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya korupsi di
lingkungannya; dan
4). Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga,
masyarakat dan bangsa.
C. Kedudukan dan peran ASN
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan.
3. Pelayan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan
di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
partisipatif, transparan, renponsif, tidak driskriminatif, mudah dan murah, efektif dan
efisien, fleksibel, akuntabel dan berkeadilan (LAN RI, 2017).

Anda mungkin juga menyukai