A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Puskesmas
Puskesmas Banabungi merupakan pemekaran dari Puskesmas Pasarwajo sejak
Tahun 1991. Luas wilayah kerja Puskesmas Banabungi adalah 44,24 km2. Wilayah
kerja Puskesmas tersebut berbatasan dengan :
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampolawa
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
- Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Pasarwajo
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores /Kecamatan Wabula
Jarak dari Puskesmas Banabungi ke ibukota Kabupaten adalah 2 km. Jumlah
Desa/ Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Banabungi yaitu 5 Desa dan 4
Kelurahan. Sedangkan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Banabungi berjumlah 17.005 jiwa, 3883 KK dan 3085 rumah.
Tabel 2.1 Data Kelurahan / Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah KK dan Jumlah
Rumah Di Puskesmas Banabungi Tahun 2019
Jumlah
No Nama Kel/Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
Rumah
b. Misi
Dalam mewujudkan visi tersebut di atas, maka Puskesmas
Banabungimenetapkan 4 (empat) misi yang akan dilaksanakan secara sinergis,
terintegrasi dan berkesinambungan pada periode tahun 2018 – 2022, yaitu sebagai
berikut :
MOKESA
7. Data data dan Sumberdaya yang dimiliki Unit Kerja dan Data terkait Isu yang
Diangkat
Pada Laboratorium Puskesmas Banabungi memiliki tenaga ATLM berjumlah
2 orang dengan rincian 1 orang ATLM yang berstatus PNS dan Penulis sendiri yang
bersatus CPNS dimana masing-masing berpendidikan D-III Ahli Teknologi
Laboratorium Medik. Selama bekerja di Laboratorium Puskesmas Banabungi,
penulis menemukan beberapa masalah atau isu yang terjadi dari berbagai sumber
sesauai dengan hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan
(CPNS) dan tugas pokok serta fungsi penulis sebagai ahli Madya Teknologi
Laboratorium Medik.
8. Identifikasi Isu dan Penempatan isu
a. Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas pada
UPTD Puskesmas Banabungi. Berdasarkan uraian tugas pokok dan fungsi, ada
beberapa isu aktual yang akan diangkat yaitu Belum optimalnya pemeriksaan HB
pada ibu hamil; Tidak tersedianya blanko permintaan pemeriksaan Laboratorium di
puskesmas banabungi; dan Sampel pemeriksaan dahak untuk pemeriksaan BTA
tidak sesuai kriteria.
Tabel 2.3 Identifikasi Isu kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
berdasarkan tupoksi
Tugas dan
Kondisi yang
No Fungsi yang Kondisi Saat ini Identifikasi Isu
diharapkan
bermasalah
PELAYANAN LABORATORIUM
BELUM MAKSIMAL
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1).Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2). Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab;
3). Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa;
4).Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5.) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;
6). Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
7). Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
1). Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2). Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.;
3). Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4). Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5). Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6.) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
8). Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
9). Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain
3. ETIKA PUBLIK
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut :
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual. Pada
prinsipnya
Ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
2) Dimensi Modalitas, dan
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945;
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
4. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan
juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan;
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan
untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu;
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak
eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin, dan
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah
dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan
untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu
pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional
bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan
aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
5. ANTI KORUPSI
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untukmemberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-normadengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara ataumasyarakat baik secara
langsung maupun tidak.Nilai dasar nasionalisme yaitu : Jujur, Disiplin, Tanggung
jawab, Kerja keras, Sederhana, Mandiri, Adil, Berani dan Peduli.
Indikator anti korupsi :
1) Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat dan bangsa;
2). Menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi;
3). Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya korupsi di
lingkungannya; dan
4). Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga,
masyarakat dan bangsa.
C. Kedudukan dan peran ASN
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan.
3. Pelayan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan
di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
partisipatif, transparan, renponsif, tidak driskriminatif, mudah dan murah, efektif dan
efisien, fleksibel, akuntabel dan berkeadilan (LAN RI, 2017).