Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang
disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek
(kerdil) dari standar usianya. (Depkes RI 2018)
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan
(genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima
tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika
merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila
dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya
bisa dicegah. (Depkes RI 2018)
WHO menetapkan batas toleransi stunting (bertubuh pendek) maksimal 20 persen
atau seperlima dari jumlah keseluruhan balita. Sementara, di Indonesia tercatat 7,8 juta
dari 23 juta balita adalah penderita stunting atau sekitar 35,6 persen. Sebanyak 18,5
persen kategori sangat pendek dan 17,1 persen kategori pendek. Ini juga yang
mengakibatkan WHO menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan status gizi buruk.
Dr Damayanti Rusli S SpAK Phd anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
PP IDAI mengatakan, faktor utama tingginya masalah stunting di Indonesia salah satunya
adalah buruknya asupan gizi sejak janin masih dalam kandungan (masa hamil), baru
lahir, sampai anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada dua tahun pertama kehidupan
dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat lagi diperbaiki. Investasi gizi pada
1.000 hari pertama kehidupan merupakan kewajiban yang tak bisa ditawar.
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan wilayah dengan persentase
prevalensinya di atas 40% terkait angka stunting dan gizi buruk di Sulawesi Selatan.
Untuk itu, diharapkan sinergitas antara semua pihak untuk mencapai penurunan angka
yang signifikan. Salah satunya program pemerintah kabupaten melalui UMD (Universitas
Membangun Desa).
Berlandaskan masalah tersebut, maka kami mahasiswa KKN Tematik Universitas
Megarezky Makassar menjadikan persoalan tersebut bagian dari program kerja selama
ditempatkan di Desa Bowong Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan salah satunya melalui serangkaian lomba dan seminar.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan lomba desa peduli stunting ini diharapkan dapat
meningkatkan perhatian dan kepedulian masyarakat Desa Bowong Cindea terhadap
pentingnya gizi ibu hamil, bayi dan balita. Peduli terhadap masa depan anak-anak yang
terbebas dari stunting dan gizi buruk dengan memberikan apresiasi terhadap bayi dan
balita yang tinggi, sehat dan cerdas.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan lomba desa peduli stunting diharapkan masyarakat Desa
Bowong Cindea peduli terhadap masa depan anak2 yang terbebas dari stunting dan gizi buruk
dengan memberikan apresiasi berupa hadia terhdap bayi dan balita yang tinggi sehat dan
cerdas.
BAB II
PELAKSANAAN

A. Persiapan Pelaksanaan
1. Setelah dilakukan perencanaan kegiatan didapatkan peserta melalui penyampaian
informasi pada kader dan spanduk :
- Lomba bayi sehat, tinggi dan cerdas (6 peserta)
- Lomba merangkak indah (0 peserta)
- Lomba balita sehat, tinggi dan cerdas (12 peserta)
- Lomba balita mewarnai (12 peserta)
- Lomba balita generasi Qur’an (4 peserta)
- Lomba bunda tanggap stunting (5 grup dengan masing-masing 3 peserta)
2. Menyiapkan alat dan media untuk pelaksanaan kegiatan semarak lomba desa peduli
stunting.
B. Proses Pelaksanaan
1. Tanggal 14 Juli 2019 Pukul 08.00 WITA acara dimulai
2. Acara berlangsung secara berurut sebagai berikut :
a. Pembukaan acara dilakukan oleh MC : Megawati Putri Rajab
b. MC mempersilahkan masing-masing penanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan lomba :
- Lomba bayi sehat, tinggi dan cerdas : Shafira Permaniya Putri
- Lomba merangkak indah : Sri Rezeky Sultan
- Lomba balita sehat, tinggi dan cerdas : Brigitta
- Lomba balita mewarnai : Irmawanti
- Lomba balita generasi Qur’an : Achmad Renaldi Erman
- Lomba bunda tanggap stunting (5 grup dengan masing-masing 3 peserta) : Megawati
Putri Rajab
c. Setelah dilakukan pembagian penanggung jawab masing-masing kegiatan lomba,
kegiatan dilaksanakan
d. Setelah kegiatan dilaksanakan, dewan juri memberikan penilaian terhadap masing-
masing peserta
e. Penutup

C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Pada tanggal 14 Juli 2019 bertempat di Pelataran Rumah Kepala Desa pada pukul 08.00
WITA

D. Masalah yang Dikaji


1. Penyajian data :
Dari serangkaian lomba yang dilaksanakan hanya ada 5 lomba yang diminati oleh
warga Desa Bowong Cindea, berikut rinciannya :
- Total peserta lomba bayi sehat, tinggi dan cerdas yang seharusnya berjumlah 15
peserta (masing-masing 3 peserta per dusun), yang ikut mendaftar hanya 6
peserta
- Total peserta lomba bayi merangkak indah yang seharusnya berjumlah 15
peserta (masing-masing 3 peserta per dusun), tidak ada peserta yang
mendaftarkan diri
- Total peserta lomba balita sehat, tinggi dan cerdas yang seharusnya berjumlah
15 peserta (masing-masing 3 peserta per dusun), yang ikut mendaftar hanya 12
peserta
- Pendaftaran peserta lomba balita mewarnai yang dibuka untuk seluruh warga
Desa Bowong Cindea, yang ikut mendaftar hanya 12 peserta
- Pendaftaran peserta lomba balita generasi Qur’an yang dibuka untuk seluruh
warga Desa Bowong Cindea, yang ikut mendaftar hanya 4 peserta
- Total peserta lomba bunda tanggap stunting sejumlah 5 grup dengan masing-
masing 3 peserta per grup
2. Masalah yang dijumpai :
- Kurangnya fasilitas untuk peserta lomba bayi
- Kurangnya fasilitas untuk peserta lomba bunda tanggap stunting
- Kesalahan teknis dalam pembuatan surat permintaan dewan juri
3. Masalah yang akan di atasi :
- Untuk kesalahan pembuatan surat, hal tersebut akan segera diklarifikasi
4. Faktor penunjang dan penghambat :
a) Faktor penunjang :
- Adanya donator dan sponsor yang ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan
kegiatan
b) Faktor penghambat :
- Kurangnya dana bantuan dari stockholder
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang
disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek
(kerdil) dari standar usianya. (Depkes RI 2018)
WHO menetapkan batas toleransi stunting (bertubuh pendek) maksimal 20 persen
atau seperlima dari jumlah keseluruhan balita. Sementara, di Indonesia tercatat 7,8 juta
dari 23 juta balita adalah penderita stunting atau sekitar 35,6 persen. Sebanyak 18,5
persen kategori sangat pendek dan 17,1 persen kategori pendek.
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan wilayah dengan persentase
prevalensinya di atas 40% terkait angka stunting dan gizi buruk di Sulawesi Selatan.

B. Saran
Setelah dilakukan kegitan semarak lomba desa peduli stunting diharapkan
meningkatkan perhatian dan kepedulian masyarakat Desa Bowong Cindea terhadap
pentingnya gizi ibu hamil, bayi dan balita. Peduli terhadap masa depan anak-anak yang
terbebas dari stunting dan gizi buruk dengan memberikan apresiasi terhadap bayi dan
balita yang tinggi, sehat dan cerdas.

Anda mungkin juga menyukai