Prosedural menunjukkan pada keadaan yang sifatnya a contrario dengan
peraturan perundang-undangan sehingga untuk mengukur cacat prosedur dengan
peraturan perundang-undangan (asas legalitas formal/wetmatigheid van heidbestuurs) yang memuat tiga hal Wewenang terkait masalah materi,tempat,dan masa jabatan Prosedur memuat peraturan perundang-undangan dengan demukian kesalahan prosedur jika dimintakan pengujiannya di pengadilan tun karena kepentingan penggugat yang merasa dirugikan maka hakim akan menggunakan instrumen perundang-undangan (pengujian legalitas) karean prosedur merupakan salah satu komponen pengujian segi legalitas.
Pertanggungjawaban hukum pemerintah pertanggungjawaban secara luas
bermakna dalam pustaka hukum diartikan dengan kata liability juga ada kata reponsibility dan perkermbangan terakhir accountability yang perlu dibedakan karena sama-sama berarti pertanggungjawaban. Liabilty meliputi hampir setiap karakter tanggungjawab yang menunjuk pada pertanggungjawaban hukum. Istilah ini acap kali dalam praktiknya selalu digunakan dalam bidang hukum perdata karena menyangkut masalah ganti rugi. Gantgi rugi karena adanya wanprestasi/cacat di dalam isi perjanjian yang telah disepakati. Istilah yang lazim dalam hukum perdata adalah liabiluity yang sifatnya lazim digunakian dalam hukum privat. Sementara reponsibilty lazim digunakan dalam bidang hukum publik, ini menyangkut hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban dan termasuk kepurtusan,penilaian,kecakapan, dan lain sebagainya dengan demikian reponsibility menyangkut pertanggungjawaban politik dan pemerintahan. Dengan demikian reponsibility karena bentuk pertanggungjawabannya menyangkut masalah orang dalaam han akan berdampak pada segi pemisahan atas pertanggungjawabannya itu sendiri (pemisahan dalam melakukan pembuktian dalam han ada tanggungjawab jabatan (yang memepertanggungjawabkan adalah jabatannya sehingga berlaku asas vicarious liability (tanggungjawab pengganti)) tanggungjawab pribadi (yang mempertanggungjawabkan adalah orangnya sehingga tiap orang memikul tanggungjawab terhadap akibat hukum yang timbul dari setiap perbuatan yang dilakukan). Dalam responsibility menyangkut orang karena menunjuk pada tanggungjawab politik dan pemerintahan maka sudah dipastikan adanya bentuk aktivitas yang dilakukan dlaam hal ini adalah tugas pekerjaan yang dijalankan. Seseorang yang memangku jabatan karena memiliki tanggungjawab dalam konteks responsibility maka pejabat ybs menjalankan aktivitas aktivitas yg setiap aktivitasnya harus diuji jadi ini masalah pekerjaannya hasil pekerjaannya yang disebut accountability. Sehingga antara responsibility dan accountability dapat dibedakan secara jerlas dimana responsibility tanggungjawab dilakukan oleh orang yang melakukan tugas kewajiban, sementara tugas kewajibannya itu meliputi hasil pekerjaan yang lazim dikatakan sebagai accountability/akuntabilitas juga oekerjaan yang dijalankan itu harus bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Dengan demikian reponsibility menyangkut segi hasil pekerjaan dan moral pejabat yang melakukan ini mengingatkan kita pada tindakan pemerintahan yang tidak semata mata harus dipertanggungjawabkan secara hukum saja melainkan secara moral juga apalagi dalam praktik peradilan.Jadi antara hukum dan moral menyatu dalam responsibility (pertanggungjawaban oleh pejabat publik). Antara liability dan responsibility ada perbedaan dimana liability menunjuk pada tanggungjawab mutlak/absolute liability sementara responsibility menunjuk pada pertanggungjawaban atas dampak yang timbul. Di Prancis sebagai asal mula han masalah tanggungjawab pemerintah bisa dibedakan menjadi dua Legalitas pemerintah harus bertindak sesuai dengan hukum dan keputusan yang dibuat berisiko untuk dibatalkan oleh pengadilan administrasi Reponsibility pemerintah akan bertanggunggugat untuk ganti ruhi bagi warga negara yang mengalami kerugian oleh kepurusan atau tindakan pemerintahan. Dalam pemberian ganti rugi yang mengganti adalah negara atau pejabat yang melakukan perbuatan sehingga timbul kerugian. Di Prancis untuk pembuktian kesalaahan yang menimbulkan kerugian dibedakan menjadi Kesalahan pribadi Kesalahan jabatan Yang mengingatkan kita pada pertanggungjawaban jabatan dan pertanggungjawaabn pribadi. Untuk kesalahan pribadi terkait penyelenggaraan pelayanan publik yang kaerena perbuatan yang dilakukan dalam mengambil suatu tindakan jadi ketika pejabat menjalankan tugasnya sebagai kewajiban yang harus dijalankan maka ketika menjalankan tugasnya itu yang mestinya digunakan untuk pelayanan publik tapi tidak digunakan untuk kepentingan pelayanan publik melainkan untuk kepentingan pribadi, Disini ada penyimpangan yang senantiasa dilakukan dengan sadar sehingga otomatis unsur kesengajaan (dolus) berupa niat yang menyertai dalam perbuatan yang dilakukannya (ranah hukum pidana). Sementara kesalahan jabatan terjadi karena kesalahan dalam penggunaan wewenang yang hanya berkaitan dengan pelayanan publik jadi tidak terkait kepentingan pribadi. Kesaklaahn jabatan ini umumnya dilaksanakan secara konkrit dan dilakukan karena adanya cacat prosedur. Ada perbedaan penting ketika kita melakukan pembedaan antara tanggungjawaqb jabatan dan tanggungjawab pribadi. Tanggungjawab jabatan berkenaan dengan asas legalitas dari tindakan pemerintahan. Tadi disinggung bahwa keabsahan legalutas itu menyangkut wewernang, prosedur, dan substansi. Untuk pertanggungjawaban pribadi menggunakan pendekatan perilaku berkaitan dengan maladministrasi dari pemangku jabatan berkaitan dengan penggunaan wewenang atau penyelenggaraan fasilitas publik. Dalam HAN pertanggungjawaban pribadi berkaitan dengan maladministrasi. Dengan demikian tanggungjawab pribadi berkaitan dengan perintahnya sementara tanggungjawab jabatan berkaitan dengan norma-normanya. Legalitas tindak pemerintah berkaitan dengan tanggungjawab jabatan ruanglingkupnya meliputi wewenang,prosedur dan substansi wewenang dan substansi menjadi landasan legalitas formal oleh karena itu lahir asas presumptio iustae causa dimana gugatan tidak menunda keputusan tun yang sedang digugat sesuai asas ini tiap keputusan yang dilakukan badan pemerintah selalu dinyatakan sah sebelum dinyatakan sebaliknya oleh pengadilan. Pemohon ketika menggugat keputusan tun harus meminta kepada hakim untuk menunda keputusan tun tersebut sampai adanya keputusan pengadilan. Contohnya keputusan walkot ttg penertiban bangunan kalau tidak diikuti dengan imb. Sk walkot yg dikeluarkan bagi seseorang yang membangun bangunan dan tidak dilengkapi imb dianggap merugikan alu digugat ke ptun untuk dimintakan pembatalan, pemilik bangunan ketika menggugat ke ptun harus pula meminta haki melalui pernmohonannya kepada hakim untuk menunda perintah wali kota untuk membongkar bangunan tersebut meskipun perkaranya sedang diadili.Masalah rechtmatigheid lebih banyak dilihat dari segi cacat keabsahannya saja. Terhadap cacat-cacat ini akan berdampak pada akibat hukumnya cacat yuridis dari tindak pemerintahan untuk yang cacat wewenang akibat hukumnya adalah batal demi hukum untuk yang cacat prosedur akibat hukumnya dapat dibatalkan sementara untuk cacat substansi akibat hukumnya batal dengan demikian pembatalan suatu keputusan ada 3 bentuk seperti yang sudah disebutkan tadi.