Anda di halaman 1dari 12

KISAH HIDUPKU

AUTOBIOGRAFI
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Otniel Attanta Tarigan Sibero


NIM : 11000120130371
Kelas : E

PRODI S1 ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
A. Aku dan Keluargaku

Ini adalah Keluargaku yang


beranggotakan 5 orang, terdiri dari ayah
saya di paling kiri, ibu saya di sebelah ayah
saya, abang saya di pojok kanan sebagai
anak pertama, kakak saya di sebelah kiri
abang saya sebagai anak kedua, dan saya
di tengah sebagai anak terakhir.
Ayah saya sebagai kepala keluarga bernama Done Yani Fahrevo
Tarigan lahir di Medan pada tanggal 12 Oktober 1965 dari pasangan Helmi
Tarigan dan Asmalem br Sebayang yaitu kakek dan nenek saya dari
keluarga Ayah. Kakek dan nenek saya mempunyai 5 anak yang terdiri dari
4 laki-laki dan 1 perempuan, anak pertama sampai ketiga laki-laki, anak
keempat perempuan dan anak kelima laki-laki. Semua anak dari kakek dan
nenek saya tinggal berjauhan dari anak pertama di Jakarta, anak kedua
yaitu ayah saya tinggal di Bekasi, anak ke tiga yaitu pak tengah saya tinggal
di Medan, anak keempat yaitu bibi saya tinggal di Bekasi, dan kelima yaitu
pauda saya tinggal di Malaysia. Ayah saya menempuh pendidikannya di
Sumatra utara, mulai dari sd tamansiswa binjai pada tahun 1972. Ayah saya
bersekolah sd selama 6 tahun dan setelah itu melanjutkan Pendidikan di
smp 1 Binjai pada tahun 1978. Kemudian, Ayah saya melanjutkan
pendidikannya di Kota Medan karna kakek saya di pindahtugaskan dari
kota Binjai ke Kota Medan. Kakek saya membeli rumah di jalan bunga
terompet Koserna meda, saya ingat rumahnya karna hamper setiap liburan
saya pulang ke rumah kakek saya di Medan. Di kota Medan ayah saya
melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di Sekolah Menengah
Atas Negri 4 Medan. Kalau didengar dari cerita Ayah saya, SMA adalah
masa paling indah dan paling seru karena, di SMA kita banyak menemui
teman baru yang pikirannya lebih dewasa dan kita menemukan perspektif
baru tentang kehidupan, begitu kata ayah saya. Sampai sekarang pun Ayah

1
saya masih sering menemui teman SMA nya yang sekarang sudah sama
sama tua, saya tau karena saya sering menemani ayah saya berkumpul
dengan teman-teman nya. Kemudian, setelah lulus dari Sekolah Menengah
Atas Negri 4 Medan, Ayah saya melanjutkan studi perkuliahannya di
Universitas Dharma Agung Medan dengan mengambil jurusan Ekonomi
Manajemen. Pada masa kuliah Ayah saya lulus tepat waktu dan mendapat
gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Selanjutnya, ibu saya, Ibu saya bernama Martalena Sebayang lahir
pada tanggal 10 Desember 1967 dari pasangan Layasi sebayang dan
Penalamen br Ginting yaitu iting dan bayak saya, iting dan bayak adalah
sebutan dari cucuk untuk kakek dan neneknya tergantung marga dan beru
yang dipunya kakek dan neneknya. Cerita sedih dari ibu saya yaitu ibu saya
tidak pernah melihat bayak saya yaitu ayah dari ibu saya karena, bayak
saya meninggal pada bulan April 1968 pada saat ibu saya masih berumur
4 bulan. Bayak dan iting saya mempunyai 5 anak, yang uniknya, 5 anak
dari bayak dan iting saya semua berkelamin perempuan dan ibu saya anak
paling terkahir dari 5 perempuan bersaudara ini. Ibu saya di besarkan oleh
1 orang tua yaitu iting saya dan dibantu oleh keempat kakanya. Ibu saya
memulai Pendidikan di Sekolah Dasar Masehi medan pada umur 7 tahun,
ibu saya karna keterbatasan ekonomi keluarga mengharuskan dirinya
belalajar dengan giat untuk mendapatkan sekolah yang bagus nantinya.
Setelah lulus dari Sekolah Dasar, ibu saya melanjutkan ke jenjang Sekolah
Menengah Pertama tepatnya di SMPN 8 medan. Di Sekolah Menengah
Pertama ibu saya menjadi murid berprestasi, ibu saya tidak pernah turun
dari peringkat 3 besar, ibu saya belajar dengan giat agar tidak
menyusahkan orangtua nya yaitu iting saya. Setelah dari Sekolah
Menengah pertama Ibu saya melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas
tepatnya di SMA 1 Medan yang saat iyu menjadi sekolah unggulan. Dari
SMA menuju perguruan tinggi ibu saya mengikuti seleksi Bernama
Sipenmaru (seleksi penerimaan mahasiswa baru) tentunya sangat beda
seperti sekarang yg sudah berbasis computer, karna Sipenmaru masi
memakai kertas. Dari mengikuti sipenmaru ibu saya diterima di Universitas

2
Sumatara Utara jurusan Teknik Industri. Di perkuliahan ibu saya berusaha
untuk cepat lulus agar bisa mencari kerja dan membantu keluarganya, dan
Puji Tuhan sebelum lulus dari kuliah ibu saya telah diterima berkerja di
perusahaan BUMN Telkom.
Setelah perjalanan Pendidikan dua orang tua saya, mereka menikah
pada tanggal 1995 dengan adat Batak Karo. Setelah menikah mereka
mempunyai tiga anak anak pertama yaitu
Rizki Hiskia Pindonta Tarigan, lahir di
Jakarta,3 April 1996 dan biasa di panggil
Kiki. RIzki abang saya dikenal sebagai
anak yang aktif ketika kecil, kalau
didengar dari cerita sepupu saya Rizki
hobi nya “nyungsep” ketika kecil. Abang
saya Rizki memulai Pendidikan Sekolah
Dasar di SD ST ANTONIUS II Medan,
masih seperti cerita sepupu saya Rizki
sangat aktif. Pada waktu Sekolah Dasar
abang saya pernah mengalami
kecelakaan karna sangat aktifnya dia,
kecelakaannya yaitu jatuh dari lantai 2 di salah satu mall di medan, abang
saya bisa terjatuh karna sangat dekat dengan teralis pembatas yang pada
saat itu masih dalam tahap pembangunan dan teralis itu belom sepenuhnya
jadi, tetapi abang saya tidak ada luka sedikit pun di tubuh nya, sungguh
mujizat Tuhan. Setelah lulus dari Sekolah Dasar abang saya melanjutkan
Pendidikan nya di Sekolah Menengah Pertama ST Thomas 4 Medan atau
lebih dikenal dengan singkatan “stopat”. Di SMP abang saya sedikit
berubah, dia sudah tidak seaktif waktu SD mungkin karena bertamabahnya
umur dan kedewasaan. Setalah dari SMP abang saya lanjut ke Pendidikan
selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Atas tepatnya di SMA ST Thomas 1
Medan yang lebih dikenal dengan singkatan “stosa”. Pada masa SMA
abang saya pulang lebih sore dibandingkan dengan SMP alasanya dia
bermain dulu setelah pulang sekolah. Ketika abang saya SMA keluarga

3
saya pernah hampir di tipu melalui telpon rumah, dari telpon rumah
diberitahu kalau abang saya berada di kantor polisi karena ketahuan
memakai narkoba disitu ayah saya langsuh tahu kalau itu penipuan karena
abang saya sedang berada di tempat les pada saat itu. Pada saat abang
saya naik ke kelas 2 SMA keluarga saya pindah ke Kota Jakarta, dari SMA
di Kota Medan abang saya pindah ke SMA di Jakarta bernama SMAN 21
Jakarta. Di SMAN 21 Jakarta abang saya mulai belajar dengan giat untuk
mengejar nilai agar diterima SNMPTN atau undangan ke perguruan tinggi,
setelah perjuangan belajar dengan giat akhirnya abang saya diterima
melalui jalur snmptn di Universotas Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
jurusan Teknik Kelautan. Di ITS Surabaya abang saya lulus tepat waktu
dan sekarang sudah berkerja.
Anak kedua dari ayah dan ibu saya bernama Natasya Novalita
Tarigan. Lahir di Jakarta tanggal 26 November 1998, kakak saya di kenal
pendiam tapi jika sudah kenal dengan orangnya dia tidak seperti yang
terlihat sebelumnya. Kakak saya biasa di panggil Tasya, dia memulai
Pendidikan Sekolah Dasar nya di SD ST Antonius,ya sama dengan abang
saya. Kakak saya dikenal pendiam tapi kakak saya mempunyai banyak
teman di sd nya, di SD ST Antonius dari kelas 1 sampai kelas 6 murid-murid
selalu satu kelas tidak di acak selama 6 tahun dan sekolah sampai hari
sabtu, jadi hamper setiap hari menemui orang yang sama selama 6 tahun.
Setelah dari SD ST Antonius kakak saya melanjutkan Pendidikan di SMP
Putri Cahaya yaitu salah satu SMP swasta di Kota Medan. Ketika kakak
saya SMP kelas 3 keluarga saya pindah kota ke Jakarta, pada saat itu
kakak saya tidak ikut pindah ke Jakarta karena tanggung rasanya untuk
menyelesaikan Pendidikan nya yang akan melaksanakan Ujian Nasional
atau UN. Ketika kakak saya tidak ikut pindah ke Jakarta dia tinggal dirumah
kakek saya di Medan, dia tidak tinggal menetap di rumah kakek saya, dia
berpindah-pindah kerumah tante saya dan kerumah sahabatnya bernama
Jesica. Setelah dia sudah selesai melaksanakan Ujian Nasional, dia
melanjutkan Pendidikan SMA nya di Jakarta tepatnya di SMAN 5 Jakarta,
di SMAN 5 Jakarta, di SMA sebagai murid baru dari daerah kakak saya

4
harus beradaptasi lagi karena berbeda daerah berbeda kultus dan logat
Bahasa. Pada saat SMA ternyata kakak saya mendapat sahabat baru lagi
dan masih bersehabat hingga sekarang. Setelah SMA kakak saya
melanjutkan Pendidikan nya ke kuliah, kakak saya mengikuti jalur SBMPTN
yaitu Seleksi Bersana Masuk Perguruan Tinggi Negri tetapi pada jalur
SBMPTN kakak saya gagal. Setelah itu, kakak saya mencoba jalur mandiri.
Pada jalur mandiri kakak saya di terima di perguruan tinggi negri tepatnya
di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) jurusan Desain Interior dan
sekarang sudah lulus dengan mengikuti siding kelulusan daring.
Anak ketiga dari ayah dan ibu saya adalah, saya Otniel Attanta
Tarigan Sibero. Lahir di Jakarta pada tanggal 20 Januari 2003, saya dikenal
sebagai anak yang aktif, mudah bergaul, dan tidak malu untuk menemui
orang baru pada saat masih kecil. Kehidupan pada saat masih kecil saya
hamper sama seperti anak kecil pada umumnya yang dipikirkan hanya
makan, bermain, dan tidur.

B. Masa-Masa Pendidikan
Saya memulai Pendidikan dari jenjang Taman
kanak-kanak atau biasa yang kita sebut TK., Nama
TK tersebut adalah Happy Holy Kids yang
bertempat di JL. Dr. Mansyur Medan. Di taman
kanak-kanak lah saya pertama kali mempunyai
teman, saya ingat teman pertama saya di TK
adalah Jose Carol Pedro yang hingga sekarang
masih bertaman dengan saya. di TK kami diajarkan bagaimana bermain
dan belajar tetapi lebih banyak kegiatan bermainnya seperti bermain
plastisin, membentuk origami, menyusun puzzle dan masih banyak hal.
Setiap sebelum pulang ke rumah dari TK kami beramai-ramai bermain di
taman yang sudah disediakan permainan seperti ayunan, tempat duduk
putar dan jungkat jungkit. Pernah ketika saya bermain ayunan, teman saya
membantu mendorong saya agar terayun tetapi teman saya mendorong

5
terlalu kencang hingga saya terjatuh, ketika saya terjatuh saya menangis
dengan kencang karna kesakitan akhirnya saya dijemput daan pulang
kerumah dengan ayah saya. Di Taman Kanak-kanak saya menghabiskan
waktu 1 tahun sebelum melanjutkan Pendidikan ke Sekolah Dasar.
Selanjutnya saya melanjutkan Pendidikan di Sekolah Dasar tepatnya di
SD ST Antonius Medan. Abang saya, kakak, dan saya menempun tempat
Pendidikan Sekolah dasar yang sama. Teman pertama saya di Sekolah
Dasar bernama Michael Sitorus yang sampai sekarang masih menjalin
hubungan dengan saya. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya kalau di
SD ST Antonius kelas 1 sampai Kelas 6 murid-murid akan tetap sekelas
atau tidak diacak jadi setiap hari bertemu dengan orang yang sama. Karena
kebijakan SD ST Antonius yang tidak mengacak kelas selama 6 tahun
Pendidikan, kami satu kelas menjadi sangat akrab. Dari hari senin hingga
sabtu persekolahan kami bermain dan belajar Bersama tetapi lebih banyak
mainnya karena kami pada saat itu masih kecil. Kami satu kelas
beranggotakan 42 orang. Saya pada waktu SD bisa dibilang murid yang
tidak pintar dan tidak malas juga, saya juga tidak pernah masuk ranking
sepuluh besar di kelas, saya selalu berada di tengah tengah. Pada saat
kelas 2 sd saya sedikit bermasalah dengan matematika khususnya
perkalian, saya sedikit susah mengerti konsep perkalian, saya terus
mencoba agar mengerti dan kemudian naik kelas. Pada saart SD
permainan yang sering kami mainkan yaitu guli (gundu), kena jaga, bola,
dan bulu tanglkis tetapi yg paling sering kami mainkan yaitu kena jaga.
Hampir setiap istirahat sekolah kami bermain kena jaga dan ketika masuk
kelas semua laki-laki penuh dengan keringat, memori yang saya rindukan
waktu SD. Sangat disayangkan saya tidak menuntus kan pedidikan SD
saya di SD ST Antonius selama 6 tahun karna pada saat kelas 5 SD
keluarga saya harus pindah ke Jakarta karena ibu saya dipindahtugaskan.
Saya sangat sedih pada waktu itu karena harus meninggalkan teman-
teman saya yang sudah Bersama saya selama 5 tahun, namun tidak ada
yang bisa saya lakukan, hidup harus terus berjalan. Dari SD ST Antonius
Medan saya pindah ke SDN 1 Sumur Batu. Kota Jakarta sangan berbeda

6
dengan Kota Medan, dari segi Bahasa, budaya,
dan pergaulan. Saya sebagai anak pindahan dari
kota lain cukup disambut hangat oleh teman-
teman saya yang baru. Ketika saya baru masuk
dihari pertama teman-teman baru saya langsung
mengajak saya bermain bola, teman-teman baru
saya bernama ibnu, haydar, anggoro, rayhan dan
masih banyak lagi. Setelah sudah sering bermain
Bersama, kami menjadi akrab dan ternyata rumah kami tidak berjarak jauh
Saya berangkat kesekolah mengendarai sepeda, sesekali saya dan teman-
teman saya berangkat bersama mengendarai sepeda bersama-sama ke
sekolah. Saya berada di SDN 01 Sumur Batu hingga tamat SD.

Setelah lulus dari SD, saya melanjutkan


pendidikan saya ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama tepatnya di SMPN 228 Jakarta. SMP
saya tidak berjarak jauh dari SD saya yg
sebelumnya jadi SMP saya masih berada di
daerah Sumur Batu juga. Di SMP tersebut
ternyata banyak teman SD saya, mereka memilih SMP tersebut karena
jaraknya yang dekat dengan rumah mereka. SamaSeperti pada waktu SD,
saya berangkat ke sekolah menggunakan sepeda sesekali diantar oleh
orang tua namun konsekuensinya jika di antar oleh orangtua saya, pulang
sekolah dengan jalan kaki jadi saya lebih memilih berangkat menggunakan
sepeda. Di SMP saya lebih banyak mengikuti kegiatan ROHKRIS (Rohani
Kristen), di dalam Rohkris banyak kegiatan yang bisa diikuti seperti belajar
music, Kebaktian, Olahraga Bersama dan masih banyak lagi. Saya sendiri
lebih sering mengikuti kegiatan belajar musik. Dari kegiatan belajar musik
tersebut, saya belajar memainkan gitar, saya diajari oleh guru agama saya
bernama Bapak Bonaparte. Guru saya sangaat sabar mengajari saya, dari
awalnya saya tidak bisa bermain gitar sampai saya bisa mengiringi
kebaktian. Pada saat SMP kelas 2 rumah saya yang tadinya berada di dekat
sekolah pindah menjadi sangat jauh dari sekolah dari yang sebelumnya di

7
Jakarta Pusat pindah ke Bekasi tepatnya di perumahan Grand Galaxy City.
Jaraknya kurang lebih 18 – 20km dari rumah saya ke sekolah. Alasan
rumah saya pindah karena, rumah yang saya tempati sebelumnya itu
mengontrak, kemudian orangtua saya mendapat rezeki untuk membeli
rumah, Puji Tuhan sekarang keluarga saya punya rumah sendiri. Karna
jarak dari rumah saya ke sekolah sangat jauh, akhirnya saya diantar dan
dijemput oleh ayah saya selama smp. Di SMP kelas 3 saya berusaha
semaksimal mungkin untuk menghadapi Ujian Nasional agar Nilai saya
bagus dan masuk SMA unggulan mulai dari bimbel di luar sekolah dan di
dalam sekolah saya ikuti. Doa saya pada waktu itu adalah untuk dapat
diterima di SMA negeri unggulan di Jakarta. Setelah UN selesai keluarlah
hasilnya, disitu saya sangat kecewa dengan nilai saya karna dibawah rata-
rata untuk dapat masuk ke SMA unggulan, saya merasa sudah berusaha
dengan sangat baik tapi hasilnya tidak maksimal, tetapi Tuhan masih
memberi kesempatan kepada saya untuk dapat memasuki SMA negeri di
Jakarta.
Saya diterima di SMAN 72 Jakarta berada di
dalam komplek TNI AL KELAPA GADING,
meskipun bukan SMA unggulan tetapi saya
masih bersyukur karna masih dapan
melanjutkan Pendidikan. Di SMA, saya tidak
susah mencari teman karena lumayan banyak
teman SMP saya yang masuk ke SMA yang
sama. Saya satu kelas dengan teman SMP saya
bernama Gilber Givon Sitompul. Saya masuk
jurusan IPS saat berada di SMA jadi satu kelas saya juga berisi anak-anak
jurusan IPS, nama kelas saya pada kelas 10 adalah 10 IPS 1. Kelas saya
beranggokan 31 orang tediri dari 13 laki-laki dan 18 perempuan. Karena
jumlah anak laki-laki yang lebih sedikit dari anak peremuan kami jadi lebih
akrab, hampir setiap hari kami belajar dan bermain Bersama, dari pagi
hingga sore mereka lah yang selalu Bersama saya selama. Ternyata, kelas
10 SMA tidak jauh dengan SMP, ada tugas, mendengarkan guru

8
menjelaskan, dan ujian. Kami satu kelas berhasil melewati kelas 10 SMA,
Puji Tuhan saya mendapatkan ranking 10 besar di kelas. Pada saat naik
ke kelas 11 SMA , ternyata, kelas tidak di acak jadi kami yang kelas 10
kembali satu kelas di kelas 11 SMA. Karna satu kelas kembali dengan
jumah murid yang sama, 13 laki-laki dan 18 perempuan, kami 13 orang laki-
laki semakin akrab, rasanya sudah seperti saudara, saling membantu,
jalan-jalan Bersama, bermain dan belajar Bersama, dari hari senin – minggu
pasti kami Bersama, pasti selalu ada kegiatan yang kami lakukan Bersama.
Setiap hari dengan mereka pasti selalu ada hal lucu, mau itu di sekolah atau
di luar sekolah. Di kelas 2 SMA saya tidak diantar jemput lagi, saya sudah
membawa kendaraan sendiri, kendaraan saya adalah sepeda motor. Setiap
hari saya berangkat dari Bekasi menuju sekolah saya di Kelapa Gading,
bangun jam setengah 5 subuh berangkat jam 5 subuh. Saya selama di SMA
tidak pernah terlambat kesekolah karena saya selalu dating lebih awal,
karena jika saya telat berangkat dari rumah misalnya saya berangkat jam
setengah 6 saya akan terjebak kemacetan yang bisa menyebabkan saya
terlambat kesekolah. Pada kelas 11 SMA adalah masa yang sangat indah
karena kami lebih banyak bermainnya dari pada belajar, kami hampir tidak
pernah belajar pada kelas 11 SMA, jika ada guru di kelas kami tidur, jika
ada PR kami mengerjakan disekolah seterusnya begitu. Tibalah saat Ujian
kenaikan kelas kami laki-laki 13 orang menyontek satu sama lain karena
kami selalu bermain dan tidak pernah belajar, tetapi syukurlah kami naik
kelas semua. Pada saat naik ke kelas 12 SMA, saya dan teman-teman saya
sudah mendapatkan kabar kalau kelas akan diacak. Disitu kami sudah
sangat mengetahui maksud dari guru-guru tersebut, maksudnya agar kelas
kami IPS 1 yang dikenal sebagai sumber kegaduhan dan berisik ingin
diacak agar kegaduhan berkurang, alhasil kami laki-laki 13 orang diajak di
3 kelas yang berbeda. Disaat itu saya dan teman-teman juga berpikir, kita
sudah kelas 12 sudah saat nya kita fokus untuk mengejar tujuan kita
berikutnya, mari kira mengurangi bermain dan fokus belajar. Dari saat itu,
kami sudah jarang bermain dan Bersama dan lebih banyak belajar masing-
masing. Saya di kelas 12 SMA mengikuti les bimbel dari luar sekolah

9
bernama BTA yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan, disitu saya mencoba
fokus untuk mengejar cita cita saya untuk mendapat Perguruan Tinggi
negri. Saya bimbel setiap hari sabtu mulai dari jam 7 pagi hingga jam 2
siang jadi bisa dibilang seperti saya berskolah 6 hari dalam satu minggu.
Minggu demi minggu saya bimbel, jika ada kelas tambahan pada hari senin
sampai jumat saya selalu mengikuti. Hal yang paling membuat saya Lelah
adalah perjalanan dari rumah menuju sekolah dan tempat les. Ketiiga
tempat tersebut letaknya saat berjauhan, rumah saya di Bekasi, sekolah
saya di Kelapa Gading, dan tempat les saya berada di Jakarta Selatan
namun puji Tuhah semua bisa saya tempuh. Di bimbel, saya juga bukan
anak yang dikenal pintar nialai Try Out saya dari waktu ke waktu juga tidak
pernah naik selalu di bawah rata-rata namun saya mempunyai keingingan
kuat untuk terus belajar. Dari SBMPTN yang di undur karena corona saya
terus belajar hingga akhirnya SBMPTN tiba dan hasilnya keluar saya
diterima di Perguruan Tinggi Negerti Universitas Diponegoro jurusan
Hukum.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Saya sebagai seorang manusia pastinya tidak luput dari


kekurangan, karena kesempurnaan hanya dimiliki oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Saya sebagai mahasiswa baru mempunyai kekurangan –
kekurangan seperti saya malu bertanya kepada dosen, acuh tak acuh
terhadap penjelasan dosen, dan malu untuk memulai pembicaraan.
Saya sendiri kelahiran 2003 yang dimana seharusnya di akdemik
saya baru memasuki kelas 12 SMA. Saya memulai Pendidikan lebih
cepat satu tahun dari pada teman-teman saya , oleh karena saya
lebih muda dari teman teman saya kadang saya merasa kecil di
sekitar meraka, saya waktu sma sering di panggil anak kecil oleh
teman-teman saya karna lebih mudah dari mereka. Sebagai murid
dan Mahasiswa saya juga sering tidak fokus pada saat menghadiri
kelas, fokus saya seringkali teralih oleh hal-hal lain terutama pada

10
gawai. Saya sebagai milenial yang aktif menggunakan gawai
gampang sekali rasanya untuk menghilanglkan fokus, oleh karena itu
penggunaan gawai perlu dikurangi.
Sebagai mahluk sosial, saya senang sekali untuk bersosialisasi
mungkin itu bisa saya anggap menjadi kelebihan saya, memang saya
terkadang malu untuk menemui orang baru namun rasa untuk
bersosialisasi tersebut terus meronta-ronta dalam pikiran saya.
Dalam hidup, saya lebih banyak mempunyai teman yang lebih tua
dari saya, karena menurut saya mempunyai teman yang lebih tua
saya mendapat wawasan yang luas dan pemikiran yang lebih dewasa
tergantung kita menangkapnya bagaimana. Saya selalu mengambil
sisi positf dari setiap orang maka dari itu saya tidak terlalu memilih
untuk berteman. Tantangan baru adalah hal yang menarik untuk
saya, menjadi Mahasisawa termasuk tantangan untuk saya karena
saya belum pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi
Mahasiswa

D. Harapan dan CIta-cita


Sekarang saya sudah didalam tahap Pendidikan yang baru,
harapan saya semoga menjadi mahluk sosial yang berguna, disipilin,
taat peraturan, memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang buruk,
mampu membahagiakan kedua orang tua saya di perantauan.
Cita-cita saya semoga saya menjadi orang yang lebih baik
kedepanynya, bisa mendapat kan nilai bagus di Universitas
Diponegoro, bisa menjadi orang sukses dan taat kepada Tuhan Yang
Maha Esa

11

Anda mungkin juga menyukai