Anda di halaman 1dari 34

TUGAS PAKTIKUM

MORFOLOGI TUMBUHAN

Asih Farmia, SP, M.agr. Sc


Annisa Choiriyah, SP, M.Sc

Oleh:

Filaeily Ardhita Oktiana


03.05.21.0184

KEMENTREIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN)
YOGYAKARTA MAGELANG
AGRIBISNIS HORTIKULTURA
2021
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528

LAPORAN PRAKTIKUM

I. Identitas

Mata Kuliah : Morfologi


Acara Praktikum : Morfologi Batang
Tujuan : Mahasiswa mampu memahami morfologi batang tanaman
biofarmaka
Tempat : Gorongan Rt 02/03 Donohudan Ngemplak, Boyolali
Hari, Tanggal : Rabu, 3 November 2021
Nama Mahasiswa: Filaeily Ardhita Oktiana
Semester : 1 ( Tingkat Satu )
Dosen Pengampu: Asih Farmia, SP, M.agr. Sc
Asisten Dosen : Annisa Choiriyah, SP, M.Sc
PLP : Sevi Melati, , SP, M.Sc

II. Dasar Teori

2.1 Batang

Tumbuhan terbentuk dari kelompok-kelompok sel dengan tipe serupa dan pola yang
terorganisir. Massa sel yang terorganisir dan berkesinambungan disebut jaringan. Suatu
jaringan dapat di pandang sebagai populasi sel, satu populasi dikelilingi oleh populasi-
populasi lain. Suatu populasi mempunyai hubungan-hubungan erat dan mutlak dengan
populasi yang berdekatan. Jaringan-jaringan tersebut bergabung menjadi bagian tubuh yang
melaksanakan satu atau beberapa fungsi untuk seluruh organismenya, bagian tubuh
tersebut misalnya, daun, batang, akar, yang disebut organ.
Batang dari berbagai jenis tumbuhan memiliki ciri yang berdeba-beda, maka akan
terlihat bahwa ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampak
tidak berbatang karena semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain. Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis
batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam
penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk
itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk
menghindari terjadinya kesalahan.
A.Pengertian Batang

Batang merupakan salah satu bagian tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan
yang berada di atas permukaan tanah. Oleh karena itu untuk mempertahankan fungsinya,
batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan dimana tumbuhan tersebut
tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung kebutuhan dari tumbuhan
tersebut untuk itu solusi yang tepat yaitu dengan modifikasi batang, modifikasi batang
merupakan salah satu jalan tumbuhan untuk melakukan adaptasi.
Batang tumbuh dari batang lembaga dari dalam biji. Selanjutnya pertumbuhan
berasal dari titik tumbuh berupa meristem apical yang terdapat dalam batang. Mengingat
tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun yang
melekat padanya. Sebagian besar jenis tumbuhan memiliki batang yang terletak di atas
permukaan tanah, namun terdapat pula beberapa jenis tumbuhan yang memiliki batang
yang terletak di dalam tanah. Beberapa jenis tumbuhan juga memiliki morfologi batang yang
sangat pendek sehingga seolah-olah tumbuhan tersebut tidak memiliki batang. Tumbuhan
biji berkeping dua ( dicotyledonae ) pada umumnya menunjukan morfologi batang yang
besar pada pangkal dan semakin ke atas semakin mengecil ukuranya. Batang tanaman
dikotil dapat memiliki percabangan yang kompleks dan terdapat pula yang tidak memiliki
percabangan. Pada tanaman berbiji berkeping satu (Monocotyledonae) memiliki morfologi
batang yang dari pangkal hingga ujung berukuran kurang lebih sama.

B. Sifat-sifat Batang

Selain bentuk batang yang biasa dilihat pada pohon, semak atau tumbuhan basah,
masih ada bentuk-bentuk lain yang berbeda namun tetap melaksanakan fungsi asalnya atau
sedikit termodifikasi. Di bawah ini merupakan ciri ataupun sifat-sifat yang terdapat pada
sebuah batang :

1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf yaitu dapat dengan sejumlah
bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-
buku tersebut terdapat daun.
3. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari ( bersifat fototrop /
heliotrope)
4. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek seperti
rumput & pada waktu batang masih muda.
5. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
6. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
C. Peran dan Fungsi Batang

 Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1986), batang memiliki peranan sebagai berikut :

a. Mendukung bagian-bagian tubuh tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun,
bunga, dan buah
b. Batang dengan percabanganya berfungsi memperluas bidang asimilasi, dan
menempatkan bagian-bagian tubuh tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa,
hingga dari sisi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi
yang paling menguntungkan
c. Batang juga berperan sebagai jalan pengangukutan air dan zat makanan dari
bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari atas ke bawah
d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.

 Batang pada umunya terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun melekat padanya.
Dalam bentuk ini fungsi utama batang adalah sebagai berikut :

1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu : bunga, daun,
dan buah.
2. Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan bagian-
bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan
tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
3. Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
4. Berlaku sebagai jalur translokasi air dan garam-garam mineral ke daun dan titik-titik
tumbuh, dan bahan organik dari tempat pembentukannya di daun ke semua bagian
dari tubuh.
5. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya sebagai tempat
penimbunan atau penyimpanan cadangan makanan
6. Sebagai organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan lintasan zat makanan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
7. Sebagai alat perkembangbiakan baik secara vegetatif dan generatif
8. Sebagi tranportasi penguapan.
9. Sebagai organ pembentuk dan penyangga daun
2.2 Batang Pada Tumbuhan

A.Bentuk Batang Berdasarkan Keadaan

Secara umum tumbuhan tinggi mempunyai batang yang jelas yang tumbuh tegak,
rebah/menjalar, merambat, menggantung dan sebagainya, tetapi ada pula tumbuhan yang
terlihat tidak memiliki batang sama sekali. Berdasarkan keadaan tersebut, tumbuhan di
bedakan sebagai berikut :

1.Tumbuhan Tidak Berbatang


Tumbuhan yang tidak memiliki batang (acaulescent). Tumbuhan ini tidak memiliki
batang sama sekali. Karena seluruh nutrisi dan hasil metabolismenya sangat bergantung
pada tumbuhan inangnya.
Contoh : Rafflesia gadutensis

2.Tumbuhan Berbatang Kurang Jelas


Tumbuhan dengan batang yang kurang jelas (planta caulis). Batangnya kurang jelas
karena ruas (internodus) yang sangat pendek dibandingkan organ lainnya, semua daunnya
seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat sehingga batangnya tidak
tampak atau seolah olah tidak memiliki batang.
Contoh : Lobak sawi (Brassica juncea).

Bunga Raflesia ( Rafflesia gadutensis ) Lobak sawi (Brassica juncea).

3.Tumbuhan Berbatang Jelas


Tumbuhan yang mempunyai batang yang jelas (caulescent). Berdasarkan struktur
batangnya dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Herbaceus
Herbaceus merupakan batang basah, yaitu batang yang lunak dan berair, ini
merupakan tumbuhan yang biasanya beradaptasi pada kondisi tanah yang lembab dan
tidak dapat tumbuh pada tanah yang kering.
Misalnya : Bayam ( Amaranthus spinosus ) dan Krokot ( Portulaca oleracea )
b. Lignosus
Lignosus merupakan batang berkayu yang keras dan kuat. Ini terdapat pada pohon-
pohon (abores) dan semak-semak (frutices). Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar
dan bercabang jauh dari permukaan tanah.
Contoh pohon : Mangga (Mangifera indica). Sedangkan semak adalah tumbuhan yang
tidak begitu besar dan bercabang dekat dengan permukaan tanah bahkan di dalam
tanah. Contoh semak : Sidaguri ( Sida rhombifolia)
c. Calmus
Calmus merupakan batang rumput, mempunyai batang yang tidak keras, mempunyai
ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Tumbuhan ini beradaptasi pada habitat
yang berair bahkan berlumpur.
Contoh : Padi ( Oryza sativa ) dan Rumput ( Gramineae ).
d. Calamus
Calamus merupakan batang mendong, seperti batang rumput tetapi mempunyai
ruas-ruas yang lebih panjang.
Contoh : Mendong ( Fimbristylis globulosa ) dan Teki ( Cyperus rotundus ).

B. Bentuk Batang & Bentuk Permukaan Batang

 Bentuk-bentuk batang meliputi :

1. Bulat (teres), misalnya : Bambu (Bambusa ap)


2. Persegi (angularis), terdapat dua macam :
 Bangun segitiga (triangularis), misal Markisah (passaiflora quandrangularis)
 Bangun segi empat (quandrangularis), misal : Rumput teki (cyperius rotundus)
3. Pipih, terdapat dua sifat yaitu :
 Filoklaida, amat pipih dan tumbuhnya terbatas, misal : Jakang (muehlenbeckia
platyclada Meisesn)
 Kladodida, tumbuhnya terus dan mengadakan percabangan, misal : Kaktus
(Opuntia vulgaris Mill).
 Bentuk permukaan kulit batang :
 Licin, misal : Batang jagung (zea mays L).
 Berusuk (costatus), pada permukaan batang terdapat rigi - rigi membujur,
misalnya (coleus scuterllariodes benth).
 Beralur (sukcatus) jika membujur batang terdapat alur yang jelas, misal :
cereus peruvianus L.
 Bersayap (alatus), pada batang - batang persegi sudutnya mengadakan
pelebaran tipis, misal : Ubi (Dioscoren alata L).
 Berambut (pilgusus), misal : Tembakau (Nicotiana tabacum L).
 Berduri (spinosus), misal : Mawar

C. Modifikasi Batang

Batang pada suatu tumbuhan dapat mengalami sutau modifikasi menjadi bentuk-bentuk lain
antara lain:

1. Rimpang (rhizoma).
Rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang berada di bawah
tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas
yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tanaman baru. Rimpang selain
sebagai alat perkembangbiakan juga merupakan tempat penimbunan zat-zat cadangan
makanan,
misalnya pada Bunga tasbih (Canna udulis Ker.) dan Kerut (Maranta arundinacae L).

2. Umbi lapis (bulbus).


Juga umbi lapis ini jika ditinjau asalnya adalah penjelmaan batang berserta daunnya.
Umbi ini dinamakan umbi lapis, karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu
yang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan
bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan, sedang batangnya sendiri
merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu. Umbi ini terselubung oleh
lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput. Penutup yang juga dinamakan tunika
berperan sebagi pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanik terhadap umbi. Sisik
berdaging tersusun sebagai lapisan kontinu dan konsentris sehingga berstruktur padat.
Contoh : Bawang-bawangan ( Amaryllis )
3. Umbi batang
Umumnya tidak mempunyai sisa–sisa daun atau penjelmaannya, oleh sebab itu
seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruas-ruasnya tidak tampak
jelas. Karena tidak adanya sisa daun sering kali dinamakan umbi telanjang (tuber nodus),
seperti terdapat pada kentang (Solonum tuberosum L.) dan ketela rambat (Ipomoea batatas
Polr.). Bahwasanya umbi batang adalah penjelmaan batang masih terlihat dari terdapatnya
kuncup-kuncup (mata) pada umbi ini, yang jika waktunya telah tiba lalu dapat bertunas dan
menghasilkan tumbuhan baru. Umbi pada kentang putih adalah ujung rhizoma yang
membengkak dan dikhususkan untuk menyimpan makanan.

4. Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang)


Alat pembelit yang terjadi dari cabang atau tunas, yang biasanya terlihat dari
tempatnya, yaitu dalam ketiak daun atau berhadapan dengan daun, dan seringklali masih
mendukung daun-daun kecil
Misalnya pada Tumbuhan air mata pengantin (Antigonon leptatus Hook et Arn), Markisah
(Passiflora quadrangularis L).

5. Duri dahan (spina caulogenum)


Merupakan penjelmaan dahan atau cabang, misalnya pada bugenvil (Bougainvillae
spectabilis Willd.). Bagian tengah terdiri dari kayu yang bersambungan dengan bagian kayu
dalam batang.

6. Geragih (flagellum stolo)


Cabang yang panjang dan ramping yang berkembang dari tunas ketiak daun-daun di
bagian bawah batang. Geragih berbaring di atas tanah. Pada buku-bukunya kuncup ketiak
tumbuh menghasilkan daun-daun pada sumbu baru yang tegak, sedangkan di bagian
bawahnya dibentuk akar sehingga terjadilah tanaman yang baru. Jika bagian geragih
diantara dua buku itu dihancurkan dan mati akan terdapat tanaman-tanaman baru yang
saling berpisah.

7. Bonggol
Pangkal batang atau batang bulat pendek yang berada tepat di bawah permukaan
tanah. Bonggol yang memiliki fungsi tambahan sebagai tempat cadangan energi disebut
sebagai bonggol umbi (cormus).
Contoh tumbuhan yang memiliki : Pisang, Suweg.
D. Arah Tumbuh Batang

1. Tegak Lurus (erectus), arah tumbuhnya lurus ke atas. Misalnya pada Pepaya
(Carica papaya L).
2. Menggantung (dependens/pendulus), untuk tumbuhan yang tumbuh pada
lereng-lereng atau tepi jurang. Misalnya pada Zebrina pendula Schnitzl.
3. Berbaring (humifusus), batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujung
batang saja yang sedikit membengkok ke atas. Misalnya pada Semangka
(Citrullus vulgaris Schrad).
4. Menjalar/Merayap (repens), seperti pada batang berbaring, tetapi buku-buku
keluar akar-akar. Misalnya pada Ubi Jalar (Ipomoea batatas Poir).
5. Serong ke Atas/Condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak
berbaring, tetapi bagian lainnya membengkok ke atas. Misalnya pada Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L).
6. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujung batang
membengkok kembali ke bawah. Misalnya pada Bunga Matahari (Helianthus
annuus L).
7. Memanjat (scandens), batang tumbuh ke atas dengan penunjang (benda mati
atau tumbuhan lain) menggunakan :
 Akar Pelekat, misalnya pada Sirih (Piper betle L).
 Akar Pembelit (sulur dahan), misalnya pada Anggur (Vitis vinifera L).
 Daun Pembelit (sulur daun), misalnya pada Kembang Sungsang
(Gloriosa superba L).
 Tangkai Pembelit, misalnya pada Kapri (Pisum sativum L).
8. Membelit (volubilis), batang naik ke atas menggunakan penunjang seperti pada
batang yang memanjat, tetapi tidak menggunakan alat-alat khusus melainkan
batangnya sendiri naik dengan membelit penunjangnya. Arah pembelitannya
dibedakan menjadi :
 Membelit ke Kiri (sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah
belitannya berlawanan dengan arah jarum jam. Sehingga jika jalannya
batang diikuti, maka penunjang akan selalu berada di sebelah kiri.
Misalnya pada Kembang Telang (Clitoria ternatea L).
 Membelit ke Kanan (dextrorsum volubilis), jika arah belitan sama dengan
arah jarum jam. Sehingga jika jalannya batang diikuti, maka penunjang
akan selalu berada di sebelah kanan. Misalnya pada Gadung (Dioscorea
hispida Dennst)
E. Jenis-jenis Percabangan Batang

 Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara


percabangan, yaitu :

1. Cara percabangan monopodial, yaitu batang pokok selalu tampak jelas. Karena
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya
Misalnya Pohon cemara (Casuarina equisetifolia L).
2. Percabangan simopodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam
perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah
besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya
Misalnya pada Sawo manila (Achras zapota L).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang
setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya,
Misalnya Paku andam (Gleicenia linearis clarke)

 Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang tertentu


dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka arah
tumbuh cabang menjadi berlainan. Umumnya orang membedakan arah tumbuh
cabang seperti berikut :

 Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga
arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi
selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi
(Coffea sp).
 Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut
kurang lebih 45o, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
 Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut
sebesar kurang lebih 90oC, misalnya pada pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn).
 Terkulai (decilinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu
melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea robusta Lindl.),
 Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah, misalnya
cabang-cabang tertentu pada Salix.
III. Alat & Bahan

i. Alat

1. ATK
2. Laptop
3. Handphone

ii. Bahan

1. Mencari 5 jenis tumbuhan biofarmaka yang memiliki bentuk batang tertentu


dilingkungan sekitar rumah yaitu, Pohon Sukun, Pohon Nipis, Pohon Pule, Pohon
Beringin, Brotowali
2. Bukti foto open camera tumbuhan serta bentuk fisik batang tumbuhan biofarmaka
tersebut
3. Literatur atau sumber informasi yang berkaitan dengan pembahasan morfologi
modifikasi batang tanaman biofarmaka baik dari jurnal,e-book, maupun web.

IV. Cara Kerja

1. Mahasiswa mencari literatur dari berbagai sumber yang berkaitan dengan


penjelasan tentang morfologi batang tanaman biofarmaka mulai dari pengertian
dan literatur lainya dari buku/e-book, jurnal, internet.
2. Mahasiswa melakukan praktikum mandiri di lapangan pada kegiatan praktikum
pertemuan ke enam ini mahasiswa diharuskan mencari secara mandiri morfologi
bentuk-bentuk batang tanaman obat yang tersedia disekitar rumah.
3. Memilih 5 tanaman biofarmaka yang memiliki berbagai macam bentuk batang
yang berada di lingkungan sekitar tempat tinggal mahasiswa
4. Mengamati dan mengidentifikasi jenis batang pada tumbuhan
5. Mahasiswa mengambil gambar open camera terhadap tanaman yang diamati
6. Menuliskan data klasifikasi tanaman obat yang digunakan beserta kegunaanya
dalam biofarmaka
7. Mahasiswa membuat klasifikasi, deskripsi, kandungan dan khasiat dari tanaman
biofarmaka yang diamati
8. Mahasiswa melengkapi tabel pengamatan (terlampir)
9. Mahasiswa membuat gambaran skematis dan keterangan yang menunjukkan
adanya bentuk batang yang berbeda pada setiap tanaman tersebut
10. Mahasiswa membuat laporan praktikum dan menjawab pertanyaan (format
terlampir)
V. Hasil Pengamatan

5.1 Pohon Jeruk Nipis

1. Pohon Jeruk Nipis ( Citrus x aurantiifolia ) Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia

5.2 Brotowali

2.Brotowali ( Tinospora cordifolia ) Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranunculales
Famili : Menispermaceae
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora Crispa L.
5.3 Pohon Beringin

3.Pohon Beringin ( Ficus benjamina ) Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus benjamina

Bagian Batang

Cabang Batang

Ranting

5.4 Pohon Pule

4.Pohon Pule ( Alstonia scholaris ) Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Divisi : Plumeriae
Genus : Alstonia
Spesies : Scholaris
5.5 Pohon Sukun

5.Pohon Sukun ( Artocarpus altitis )


Klasifikasi

Kingdom : Kingdom Plantae


Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus J.R
Spesies : Artocarpus altitis

VI. Pembahasan

6.1 Penjelasan Terkait Tumbuhan Yang Diamati

1.Pohon Jeruk Nipis

a. Deskripsi Tanaman

Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm). Dikenal dengan nama Kelangsa (Aceh), di


pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel (Jawa). Jeruk nipis
termasuk salah satu jenis citrus jeruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang
banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu
ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya
majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit.
Panjang daunya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya
menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Bunganya berukuran
majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5
cm. kelopak bunga berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm
berwarna putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota
berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-
0,5 cm berwarna putih. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah.
Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit
luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah
jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-
tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. Batang yang dimiliki tanaman
jeruk nipis berbentuk bulat dan ditumbuhi mata tunas. Batang tanaman jeruk nipis ada yang
halus, namun ada juga yang kasar dan memiliki duri yang pendek dan kaku. Jeruk nipis
tentunya memiliki ukuran buah yang berbeda dari jeruk pada umumnya, ukurannya lebih
kecil dari buah jeruk yang biasa dikonsumsi langsung. Kualitas dari jeruk nipis sendiri bukan
dilihat dari besar kecil ukurannya, melainkan dinilai dari tekstur kulitnya, warna dan
kejernihannya. Semakin tipis kulit dari jeruk nipis ini, maka semakin banyak air yang
terkandung di dalamnya

b. Kandungan & Manfaat

Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat bagi tubuh ,
yaitu berupa asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen,
felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid),
damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C.
Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin
(hesperetin rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Hesperidin bermanfaat
untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis prostaglandin. Hesperidin juga
menghambat azoxymethane (AOM) yang menginduksi karsinogenesis pada colon kelinci,
dan juga menghambat, nitrosamin yang menginduksi karsinogenesis pada kandung kemih.
Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung citral, limonen,
fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya.
Buah jeruk nipis berkhasiat sebagai obat batuk, obat penurun panas, dan obat pegal
linu. Selain itu, buah jeruk nipis juga bermanfaat sebagai obat disentri, sembelit, ambeien,
haid tidak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing/vertigo, suara serak batuk, menambah nafsu
makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu/demam, menghentikan kebiasaan merokok,
amandel, penyakit anyang-anyangan, mimisan, radang hidung (getahnya), dan lain
sebagainya.

Manfaat jeruk nipis untuk kesehatan :


1. Meningkatkan imunitas
Banyak sekali kita temui suplemen tubuh yang menggunakan vitamin C. Nah, jeruk
nipis sendiri merupakan sumber alami dari vitamin C. Dengan rajin meminum air perasan
jeruk nipis, kandungan antioksidan berupa flavonoid akan membantu meningkatkan
imunitas, sehingga dalam kondisi apapun akan tetap bugar.
2. Mencegah kanker
Kandungan liminoid dalam jeruk nipis berperan sebagai penangkal radikal bebas
dalam tubuh sehingga dapat menurunkan risiko sebagian jenis kanker seperti leukimia,
kanker lambung, dan kanker usus besar.
3. Membantu mengurangi tekanan darah tinggi
Jeruk nipis juga kaya akan kalium yang bermanfaat untuk membantu mengurangi
tekanan darah tinggi.
4. Membantu mengobati asam urat
Asam sitrat pada jeruk nipis merupakan faktor penting yang berguna untuk
melarutkan asam urat secara alami. Minumlah segelas jeruk nipis setiap pagi.
5. Menurunkan kolesterol
Jeruk nipis kaya akan flavonoid. Flavonoid bertindak sebagai anti-oksidan kuat. Anti-
oksidan membantu melindungi tubuh dari bahaya radikal bebas, terutama molekul tidak
stabil yang dapat merusak sel-sel sehat.. Caranya : Belah 1 buah jeruk nipis dan peras
airnya. Tambahkan 1 gelas air hangatMinum di pagi hari saat baru bangun tidur dan malam
hari sebelum tidur. Lakukan secara rutin agar kadar kolesterol jahat pada tubuh anda segera
berkurang.
6. Menyehatkan ginjal
Asam sitrat dalam jeruk nipis dapat mencegah proses pengikatan mineral lain yang
dilakukan oleh kalsium. Dengan meminum air perasan jeruk nipis setiap hari maka akan
menyehatkan ginjal dan juga mencegah terjadi batu ginjal.
7. Mengobati sakit gigi dan gusi bengkak
Anti bakteri pada jeruk nipis akan membasmi kuman dan bakteri penyebab sakit gigi
atau gusi bengkak. Caranya adalah : Peras 2 buah jeruk nipis. Campurkan dengan segelas
air hangat. Lalu gunakan untuk berkumur

c. Bagian-bagian Batang

Batang yang tergolong dalam batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasanya
keras dan kuat, karena sebagian besar tergolong kayu

1. Struktur Batang
Pohon jeruk nipis merupakan jenis tanaman dikotil dimana memiliki struktur batang
dikotil dengan ciri-ciri jaringan didalamnya. Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil,
ialah sebagai berikut:

 Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
 Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
 Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
 Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
 Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.
2. Bentuk Cabang
Sifat percabangan atau bentuk cabang yang dimiliki batang pohon jeruk nipis adalah
jenis batang monopodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas. Karena lebih besar dan
lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya

3. Variasi Permukaan
Pada permukaan batang jeruk nipis mempunyai ciri khusus yang hanya ada pada
tumbuhan ini yaitu terdapatnya duri pada permukaan batang dengan panjang kurang lebih
1-4 cm. Duri (spina) dari pohon ini memiliki ciri-ciri berupa ukuranya yang pendek, kaku dan
juga tajam, Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam

4. Arah Tumbuh Cabang


Dalam proses pertumbuhunya pohon jeruk nipis akan cenderung berkembang
dengan arah tumbuh batang tegak lurus dengan arah tumbuh cabang condong ke
atas.batangnya dan tumbuh tegak lurus ke atas , namun ujungnya membengkok kembali ke
bawah

5. Pola Percabangan
Pola percabangan dari tumbuhan ini yaitu memiliki bentuk silindris dengan
percabangan dikotom dan batangnya cenderung berbentuk bulat (teres). Cabang dan
rantingnya lebat tetapi tidak beraturan dengan ukuran tinggi berkisar antara 1,5 sampai 5 m
pola percabangan yang ideal tanaman memiliki 1 batang utama 3 cabang utama/primer dan
9 cabang sekunder. Bagian cabang pada tumbuhan ini berpengaruh dalam berkembangnya
ranting karena cabang sebagai tempat menempelnya ranting, dengan adanya ranting
tumbuhan akan memiliki daun yang rimbun yang lebat, bukan hanya itu saja peran cabang
sangat berkaitan erat dengan ranting dimana diujung ranting atau bagian tubuh ranting akan
digunakan sebagai tempat menggantungnya buah.
2. Brotowali

a. Deskripsi Tanaman

Brotowali merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara. Daerah


persebarannya cukup luas, meliputi wilayah Indo Cina, Semenanjung Melayu, Filipina, dan
Indonesia. Di Indonesia sendiri, tanaman brotowali banyak ditemukan di daerah Pulau Jawa,
Bali, dan Ambon. Masyarakat Indonesia menyebutnya dengan berbagai nama, seperti
antawali (Sunda), brotowali (Jawa), kayu ular (Makasar), dan patarwali, akar sertin, atau
panamar gantung (Kalimantan Tengah). Di Cina, brotowali dikenal dengan nama Shen jin
teng. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai tempat asalkan memiliki ketinggian sekitar
1.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini bisa juga tumbuh di pekarangan rumah
yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman pagar. Tanaman ini tumbuh
secara merambat yang biasa hidup subur di daerah beriklim tropis. Selama tumbuh tanaman
ini lebih menyukai tempat yang terbuka, banyak sinar matahari karena tumbuhnya
memerlukan banyak sinar matahari. Tanaman brotowali dikenal dengan rasa yang khas
yaitu rasa pahitnya. Brotowali ini di manfaatkan oleh ibu rumah tangga untuk diminumkan
kepada anak mereka yang tidak memiliki nafsu makan. Biasanya masyarakat
memanfaatkannya untuk obat dengan cara dicampurkan dengan rempah lainnya seperti
kunyit dan jahe.
Setiap tanaman pasti tersudut dari berbagai komponen untuk bisa tumbuh dengan
baik, salah satunya tanaman brotowali yang bisa hidup dengan normal dengan adanya akar,
batang, daun, buah dan bunga. Salah satu bagan dari tanaman brotowali adalah akar. Akar
tanaman brotowali dapat menyerap nutrisi dalam tanah. Tanaman ini memiliki akar tunggang
untuk bertahan hidup. Bagian tanaman brotowali selanjutnya adalah batang. Batang ini mirip
dengan batang sirih, yaitu mengandung air, memiliki sifat lunak, tetapi memiliki rasa sangat
pahit. Batang brotowali dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 2,5 meter. Memiliki ukuran
sebesar kelingking jari. Setiap batang memiliki bintil – bintil rapat yang letaknya tidak
beraturan. Daun pada tanaman brotowali termasuk pada daun tunggal yang memiliki tangkai
panjang sekitar 16 meter. Bentuk daun tersebut seperti jantung atau berbentuk agak bulat
mirip telur. Ujung pada daun meruncing atau lancip dengan panjangnya sekitar 7 – 12 cm
dan lebar sekitar 5 – 10 cm.

b. Kandungan & Manfaat

Tanaman ini mengandung berbagai macam zat kimia, antara lain alkaloid, damar
lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid, berberin,
palmatin, kolumbin, dan kaokulin atau pikrotoksin. Hampir seluruh bagian tanaman brotowali
berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Batang brotowali berkhasiat untuk mengobati
sakit diare, demam, sakit pinggang, sakit kuning, dan cacingan. Sementara itu, air rebusan
daun dan batangnya berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis. Efek
farmakologis dari tanaman brotowali adalah sifat analgesik, sifat antipiretikum, dan sifat
antidiabetes. Sifat analgesik berarti tanaman brotowali dapat menghilangkan rasa sakit. Sifat
antipiretikum artinya brotowali berkhasiat untuk menurunkan panas atau demam. Sifat
diabetes berarti brotowali berkhasiat untuk mengatasi penyakit diabet.
Selain untuk pengobatan, brotowali juga bermanfaat sebagai pestisida alami atau pestisida
nabati. Pestisida nabati adalah jenis pestisida yang termasuk dalam pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin. Brotowali juga berguna untuk mengusir tikus yang
mengganggu tanaman padi di sawah dan pembasmi hama serangga pada tanaman cabai.

Brotowali untuk pengobatan :


 Antiseptik pada koreng, kudis, atau luka
Ambil batang brotowali sucukupnya, rebus bersama air. Gunakan air rebusan tersebut untuk
membersihkan bagian yang sakit. Cara yang lain adalah dengan menumbuk daun brotowali
hingga halus kemudian menempelkannya pada bagian tubuh yang terluka.
 Demam
Ambil 2 jari batang brotowali, rebus dengan dua gelas air hingga kira-kira menyisakan satu
gelas air. Minum air rebusan tersebut dengan menambahkan madu agar tidak terlalu pahit.
Minum ramuan ini setengah gelas 2x per hari.
 Penambah nafsu makan
Siapkan 3 helai daun brotowali, 30 gr batang brotowali, dan 2.000 cc air. Cuci bersih daun
dan batang brotowali kemudian rebus dengan air. Minum ramuannya satu gelas per hari.
 Mengobati diabetes militus
Siapkan beberapa batang brotowali yang sudah dipotong, daun sambiloto, dan kumis kucing
secukupnya. Cuci bersih ketiga bahan tersebut. Rebus dengan tiga gelas air hingga
mendidih, biarkan hingga tersisa kira-kira 1,5 gelas. Setelah dingin, saring dan minum1/2
gelas sebanyak 2x sehari.

c. Bagian-bagian Batang

Jenis perdu pemanjat berkayu yang memiliki tinggi rata-rata sekitar 2,5 m dan bisa
mencapai 15 m. Batang tanamannya berduri semu lunak berukuran sebesar jari kelingking,
berbintil-bintil, dan memiliki rasa pahit. Batang tua tanaman brotowali memiliki ciri
permukaannya berbintil-bintil sampai bertotol-totol, sedangan batang muda tidak berambut.

1. Struktur Batang
Brotowali memiliki struktur tubuh yang merambat, tumbuhan ini memiliki kesamaan
dengan tumbuhan daun sirih. Dengan adanya persamaan fisik tersebut dapat dilihat bahwa
brotowali termasuk kedalam jenis tumbuhan dikotil yang memiliki struktur jaringan. Jaringan
penyusun batang tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut :

 Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
 Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
 Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
 Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
 Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.

2. Bentuk Cabang
Pada tanaman brotowali memiliki bentuk cabang atau batang yang sangat unik yaitu
sedikit berduri dan terlihat semu lunak dengan batang yang kurang jelas (planta caulis)
berukuran sebesar jari kelingking, berbintil-bintil, dan memiliki rasa pahit.

3. Variasi Permukaan
Brotowali juga memiliki ciri khusus pada permukaan batangnya yang dapat
membedakanya dengan tumbuhan lainya. Ciri tersebut dapat dilihat pada bentuk-bentuk
batang tanaman tersebut yaitu, batang tua tanaman brotowali memiliki ciri permukaannya
berbintil-bintul sampai bertotol-totol, sedangan batang muda tidak berambut.

4. Arah Tumbuh Cabang


Pada proses pertumbuhanya tumbuhan ini sangat berbeda dengan tumbuhan
lainya namun secara fisik sangat mirip dengan tanaman sirih. Dimana tanaman ini ketika
dalam perkembanganya akan mengarah tumbuh ke atas dengan penunjang atau disebut
juga dengan memanjat. Dapat diartikan bahwa arah pertumbuhanya cenderung keatas
mengikuti dinding atau tempat panjatannya.

5. Pola Percabangan
Sistem percabangan brotowali terlihat semu karena fisik tubuh tumbuhan
yang merambat membuat cabang tidak terlalu mencolok, namun tetap memiliki peran dan
fungsi sebagai tempat bertumbuhnya daun . Cabang ini dapat ditemukan diantara tubuh
batang yang ditumbuhi daun-daun.
3. Pohon Beringin

a. Deskripsi Tanaman

Tanaman beringin yang dalam Bahasa Inggris bernama “Weeping fig”


ataupun “Benjamin’s fig” ialah tanaman asli dari daerah Asia serta Australia. Selain bisa
digunakan sebagai sebuah tanaman hias dalam pot ataupun pohon peneduh. Pohon
beringin atau dalam Bahasa Jawa disebut dengan waringin ialah salah satu spesies dari
keluarga Moracear dan masih berkerabat dengan pohon nangka. Pohon besar ini
bermanfaat bagi lingkungan, terutama karena kemampuannya dalam menyimpan air.
Bentuk batang beringin seperti batang pohon lainnya, berbentuk silindris, betekstur
kasar dan memiliki percabangan simpodial. Batang simpodial adalah jenis batang dengan
banyak percabangan serta tidak memiliki satu batang utama. Diameter batang beringin
dapat mencapai hiangga 2 meter. Daun beringin berbentuk oval dengan bagian ujung
meruncing dan pangkalnya tumpul. Pertumbuhan daunnya berseling dan tulang daunnya
menyirip. Daging daun pohon beringin ini bersifat perkamen, yaitu tipis tetapi cukup sedikit
kaku. Susunan dari pertulangan daun beringin ini yaitu menyirip dengan tulang yang paling
besar ataupun ibu tulang telah berada di tengah, lalu untuk ibu tulang kemudian akan
membentuk berbagai tulang cabang. Warna dari daun pohon beringin ini hijau tua.
Bentuk tajuk beringin membulat dan lebar, faktor ini pula yang menjadikan pohon ini
kerap di tanam di alun-alun atau persimpangan jalan sebagai naungan dan tempat berteduh.
Pertumbuhan pohon beringin dapat mencapai 15 meter hingga 25 meter, bahkan di hutan
alam juga terdapat beringin dengan tinggi lebih dari itu. Dari karakteristik yang dimilikinya,
beringin termasuk pohon berukuran besar. Umumnya pohon beringin banyak ditemukan di
kawasan hutan tropis pada ketinggian 600 mdpl. Namun pohon ini juga dapat tumbuh di
daerah hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi, serta daerah terbuka. Beringin
yang tumbuh liar biasanya berada disekitar sumber air, seperti danau, telaga, mata air,
sungai dan sebagainya

b. Kandungan & Manfaat

Buah beringin memiliki kandungan saponin, flavonoid dan polifenol. Berdasarkan


hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa ekstrak etanol akar gantung beringin memberikan
efek antiinflamasi dan antipiretik. Penelitian lainnya tentang Ficus benjamina L yang telah
diketahui dari daun yaitu mengandung cinnamic acid, narigenin, lactosa, quercetin, dan
cafffeic acid yang juga mempunyai aktivitas sitotoksik, sedangkan pada kulit batangnya
mengandung stigmasterol. Pada penelitian lainnya menyatakan bahwa ekstrak etanol, fraksi
heksan dan etil asetat akar gantung beringin memiliki efek analgetika. Agar obat tradisional
dengan bahan baku ekstrak etanol daun beringin ini dapat menjadi obat herbal terstandar,
maka perlu juga dilakukan uji praklinik berupa uji keamanan yang mencakup uji toksisitas.

 Daun beringin dimanfaatkan untuk mengobati sariawan. Caranya adalah dengan


mencuci daun beringin kemudian merebusnya. Selain itu, daunnya juga bermanfaat
untuk mengobati radang saluran nafas, flu, batuk rejan, radang usus, disentri dan
kejang akibat demam
 Memiliki khasiat untuk bisa mengatasi berbagai macam penyakit, seperti halnya
demam tinggi, rematik, disentri
 Mencegah Penyakit Bronkitis. Selain pohonnya yang memiliki manfaat, daun beringin
juga kaya manfaat untuk kesehatan. Untuk mencegah penyakit bronkitis, kamu bisa
merebus 75 gram daun beringin dan 18 gram kulit jeruk dengan tiga gelas air. Minum
selama tiga kali sehari, setiap pagi, siang, dan sore hari dan lakukan metode ini
secara teratur selama 10 hari. Daun ini mempunyai kandungan alami yang dapat
melindungi bronkiolus sehingga kamu tidak mudah terserang penyakit.
 Mengobati Peradangan Usus. Khasiat lainnya dari daun beringin adalah untuk
mengobati peradangan usus. Caranya membuatnya mudah, kamu hanya perlu
mencuci 500 gram daun bersama tiga gelas air dan biarkan menyusut hingga
sepertiganya. Kamu bisa mendinginkan dan menyaringnya sebelum diminum dua
kali sehari, setiap pagi dan sore hari.

c. Bagian-bagian Batang

Batang beringin berbentuk silindris, bertekstur kasar dan memiliki percabangan


sympodial. Batang sympodial adalah batang yang memiliki banyak percabangan tanpa
memiliki satu cabang utama. Diamater batang pohon beringin dapat mencapai hingga 2 m.
Tinggi pohon beringin dapat mencapai hingga 25 m

1. Struktur Batang
Pohon sukun memiliki ciri batang yang keras, batang pohonya sama dengan batang
pohon tumbuhan lainya. Batang pohon sukun termasauk kedalam jenis batang dikotil.
Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut:

 Epidermis: Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar batang
yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut biasanya
menutupi organ pada tumbuhan.
 Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
 Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
 Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
 Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.
2. Bentuk Cabang
Bentuk batang atau sifat cabang pada pohon beringin memiliki bentuk seperti batang
pohon lainnya yang memiliki percabangan simpodial. Batang simpodial adalah jenis batang
dengan banyak percabangan serta tidak memiliki satu batang utama. Diameter batang
beringin dapat mencapai 2 meter.

3. Variasi Permukaan
Selain memiliki diameter yang cukup besar tanaman ini memiliki ciri permukaan yang
khas yaitu batangnya mempunyai tekstur yang cenderung kasar, kulit batang pohon beringin
memiliki warna putih keabu-abuan dan pada batangnya terdapat banyak akar napas yang
lebat dan panjang.

4. Arah Tumbuh Cabang


Tumbuhan ini dalam pertumbuhanya untuk menjadi pohon yang kokoh dengan
batang yang besar dan kuat maka arah pertumbuhan dari tanaman ini akan tumbuh
condong ke atas yaitu pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya
membengkok ke atas. Dengan begitu tanaman ini akan memiliki fungsi yang maksimal
setelah menjadi besar dan tumbuh ke atas

5. Pola Percabangan
Bentuk tajuk beringin membulat dan lebar, faktor ini pula yang menjadikan
pohon ini kerap di tanam di alun-alun atau persimpangan jalan sebagai naungan dan tempat
berteduh. Pertumbuhan pohon beringin dapat mencapai 15 meter hingga 25 meter, bahkan
di hutan alam juga terdapat beringin dengan tinggi lebih dari itu. Dari karakteristik yang
dimilikinya, beringin termasuk pohon berukuran besar
4. Pohon Pule

a. Deskripsi Tanaman

Pohon pule adalah salah satu tanaman yang sering dipilih untuk penghijauan.
Pasalnya, tanaman pule memiliki daun yang mengkilat, rimbun dan memiliki bentuk melebar
ke samping. Karakter ini yang membuatnya mampu memberikan kesejukan di tengah
teriknya panas matahari. Tidak hanya di Indonesia, pohon pule juga tumbuh fertile di daerah
hutan pantai barat India, Australia, Srilanka, hingga kepulauan Solomon. Tumbuhan pule
tersebar hampir di seluruh pelosok nusantara. Tak heran, jika pule atau pulai memiliki
banyak nama sesuai daerahnya masing-masing, seperti misalnya lame (Sunda), polay
(Madura), tewer (Banda), kita (Minahasa) dan lain sebagainya. Pule juga sering ditemukan
di banyak pekarangan dekat pagar atau sengaja ditanam menjadi pohon hias.
Tanaman yang termasuk jenis pohon dapat tumbuh mencapai diameter 60 cm,
berkayu, dan memiliki karakter percabangan menggarpu. Kulit batangnya mempunyai
karakteristik agak sedikit rapuh dengan getah berwarna putih dan rasa super pahit.
Sementara daunnya berupa daun tunggal yang tersusun melingkar sekitar 4 hingga 9 helai
dan bertangkai panjang antara 7,5 sampai 15 mm. Daun pule berbentuk oval yang agak
lonjong. Ada juga yang berbentuk layaknya telur dengan permukaan bagian atas lebih licin
ketimbang bagian bawahnya yang terkesan buram. Tepiannya rata dengan pertulangan
menyirip berona hijau. Panjang tiap helai daun ini sekitar 10 sampai 23 cm dan lebar 3
hingga 7,5 cm. Pule juga memiliki bunga bergagang panjang yang terlihat seakan keluar dari
ujung tangkai. Aromanya harum semerbak, berwarna hijau hingga putih kekuningan. Bunga
pule berambut halus yang cenderung rapat. Adapun yang berbentuk seperti butir bumbung
berbentuk pita dengan panjang sekitar 20 hingga 50 cm yang menggantung. Sementara biji
pule berukuran kecil, berambut di bagian tepi, dan berjambul pada ujungnya. Biasanya, biji
ini digunakan untuk membudidayakan pule selain menggunakan metode setek batang atau
cabangnya.

b, Kandungan & Manfaat

Pohon pule dikenal karena aroma bunganya yang khas. Bahkan, tak sedikit
orang yang mengidentikkan pohon ini sebagai pohon angker. Padahal, pohon satu ini
memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Tak hanya bermanfaat secara estetika, pohon
pule juga dikenal sebagai tanaman herbal untuk kesehatan. Hal ini tak lepas dari kandungan
yang terdapat di dalamnya. Sejak ratusan tahun silam, pohon pule ternyata sudah
dimanfaatkan untuk pengobatan Ayurveda, yaitu salah satu metode pengobatan tradisional
tertua di dunia yang berasal dari India. Tidak hanya daunnya, karena batang, getah, dan
bunga pohon ini pun dimanfaatkan dalam proses pengobatan herbal. Sebab, tanaman pule
diketahui mengandung alkaloid, saponin, steroid, dan flavonoid yang sangat bermanfaat
untuk tubuh. Tak hanya itu , berdasarkan penelitian, pohon pule juga mengandung senyawa
aktif seperti echitanine, echitamine, dan ditamine yang bisa digunakan sebagai alternatif dari
kina. Seperti yang diketahui, kina merupakan tanaman yang berperan sebagai bahan obat
malaria. Sementara kandungan senyawa lainnya yang bisa ditemukan dalam pohon pule
adalah pikrinin, tetrahidroalstonin, akuammidine (rhazine). Senyawa lainnya yang bisa
ditemukan dalam pohon pule adalah pikrinin, tetrahidroalstonin, akuammidine (rhazine).
Berbagai senyawa yang terkandung di dalam pohon pule menjadikannya sangat bermanfaat
untuk digunakan sebagai tanaman herbal. Tak hanya itu, pule juga memberi efek analgesik
atau pereda nyeri. Berikut ulasan selengkapnya:

1. Menetralisir Kadar Gula Darah


Kadar gula di dalam darah yang melebihi kadar normal dan sering disebut sebagai
diabetes merupakan kondisi medis berupa gangguan metabolisme yang menyebabkan
hiperglikemia. Pohon pule mengandung botulin dan lupeol asetat yang ternyata bermanfaat
sebagai senyawa anti-diabetes. Sebab, kedua zat ini mampu menurunkan kandungan gula
darah sekaligus menjaga kesehatan pankreas.
2. Menekan Risiko Kanker
Kanker adalah salah satu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak
terkendali sehingga merusak metabolisme tubuh. Pohon pule ternyata memiliki senyawa
anti-kanker atau senyawa yang mampu menghambat atau mematikan sel kanker. Beberapa
kandungan yang berguna diantaranya adalah alkaloid dan triterpene yang memiliki aktivitas
apoptosis atau mematikan sel kanker dan bersifat meningkatkan pertahanan tubuh
(immunomodulatori).
3. Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Pada umumnya, infeksi bakteri pada manusia dapat menyebabkan timbulnya
berbagai jenis penyakit, seperti misalnya TBC, diare, ataupun penyakit kulit. Pohon pule
dikenal akan kandungan butanol yang cukup kuat pada kulit batangnya sehingga mampu
menghambat bakteri Strain M. Tuberculosis (TBC) yang sensitif dan resisten. Tak hanya itu,
pohon ini bahkan memiliki 70 jenis senyawa alkaloid yang sebagian besar terletak pada
daunnya. Senyawa ini berperan sebagai anti-bakteri yang dikatakan mampu menghambat
dan membunuh bermacam-macam bakteri yang membahayakan kesehatan.
4. Menangkal Radikal Bebas
Radikal bebas adalah senyawa yang mampu menyebabkan berbagai penyakit
degeneratif. Untuk menanggulangi semua risiko tersebutm diperlukan anti-oksidan yang
berperan dalam menangkal segala radikal bebas sehingga kesehatan sel terjaga dengan
baik. Daun pohon pule mengandung anti-oksiden yang berbentuk senyawa saponin,
terpenoid, alkaloid, fenolik, tanin, flavonoid, steroid, dan glikosida. Tak hanya itu, batang dan
getahnya pun terbukti efektif dalam menangkal radikal bebas yang merugikan tubuh.
Kandungan etanol yang tinggi juga jadi kunci dari sekian banyak manfaat pohon pule.
Ekstrak etanol ini banyak ditemukan pada bagian daunnya. Tak heran, jika daun pule sering
dijadikan minyak esensial, ramuan, tonik hingga pasta untuk kepentingan pengobatan

c. Bagian-bagian Batang

Rata-rata ketinggian habitat atau kawasan tumbuh pohon pule berkisar antara 50
sampai 1500 mdpl.Pule juga sering ditemukan di banyak pekarangan dekat pagar atau
sengaja ditanam menjadi pohon hias. Tanaman yang termasuk jenis pohon dapat tumbuh
mencapai diameter 60 cm, berkayu, dan memiliki karakter percabangan menggarpu

1. Struktur Batang
Dapat dilihat dari bentuk fisik pohon pule dapat disimpulkan bahwa dari ciri yang
dimiliki tumbuhan ini masi termasuk jenis tumbuhan dikotil terutama pada batangnya.
Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut :
 Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
 Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
 Endodermis: Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
 Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
 Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.

2. Bentuk Cabang
Pohon pule sangat banayk ditemui dilingkungan sekitar tanpa kita sadari. Tumbuhan
ini mempunyai batang dengan bentuk cabang yang dimiliki ialah mempunyai karakter
percabangan menggarpu yaitu cara percabangan pada batang yang membagi menjadi dua
cabang yang sama besarnya. Pohon pule memiliki batang kayu yang sangat keras sehingga
banyak digunakan untuk kebutuhan industri,

3. Variasi Permukaan
Bila dilihat secara dekat dan diraba secara langsung pada permukaan batang
tumbuhan ini maka akan terbukti bahwa kulit batang mempunyai karakteristik yang
cenderung agak sedikit rapuh dengan kandungan getah yang berwarna putih didalamnya
dan rasanya super pahit. Kulit batang pohon pule berwarna coklat pucat, dengan tekstur
licin, dan sedikit bersisik.

4. Arah Tumbuh Cabang


Dengan bentuk batang yang bulat dan karakteristik ukuran yang tidak terlalu
besar memberi pengaruh pada arah pertumbuhanya. Dimana dapat diamati bahwa tanaman
satu ini bertumbuh mengacu ke arah atas atau tumbuh condong ke atas yaitu dapat
diartikan bahwa pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya
membengkok ke atas

5. Pola Percabangan
Sifat dan pola percabangan pada tumbuhan ini sangat unik dan berbeda,
cabang tumbuhan ini berada diposisi bawah atau disela bagain tubuh batang dapat diartikan
juga sebagai berbuncak batang dengan bekas-bekas dahan yang menebal. Cabang
tersebut semakin keatas akan membentuk ranting yang berfungsi sebagai tempat
menempelnya dahan atau tangkai daun serta bunga hingga dalam proses persilangan atau
penyerbukan ranting akan menambah peranya sebagai tempat bergantungnya buah pada
bagian ujung pangkalnya.
5. Pohon Sukun

a. Deskripsi Tanaman

Sebagian besar pohon sukun yang tumbuh dan dibudidayakan saat ini merupakan
varietas hibrida, yaitu hasil persilangan dari Artocarpus altitis dengan Artocarpus
mariannensis. Tumbuhan sukun memiliki kayu yang bersifat lunak dengan warna batang
hijau kecokelatan dan mengandung getah diseluruh bagiannya. Umumnya, pohon sukun
dapat tumbuh mencapai ketinggian 30 meter. Akan tetapi pada tanaman sukun hasil
budidaya, rata-rata tumbuh dengan ketinggian 8 hingga 15 meter. Setelah tumbuh mencapai
4 meter, tanaman sukun akan menghasilkan percabangan yang tumbuh secara horizontal
dengan tajuk luas dan rimbun sepanjang sekitar 4 meter. Secara alami, pohon sukun akan
mengeluarkan tunas pada akarnya. Buah sukun tidak menghasilkan biji, sehingga untuk
memperbanyaknya dilakukan dengan cara vegetatif. Teknik cangkok dan stek merupakan
teknik yang umum digunakan untuk budidaya sukun. Metode stek adalah cara paling efektif
untuk pembibitan secara masal. Selain itu, tanaman sukun juga bisa diperbanyak melalui
teknik kultur jaringan.
Batang sukun tumbuh ke atas dengan tekstur lunak dan mengandung getah yang
banyak. Pemanfaatan batang sukun sangat jarang sebab termasuk kayu yang tidak awet
dan tidak kuat. Daun pohon sukun adalah daun tunggal yang berbentuk oval hingga lonjong
dan ukurannya cukup besar. Ukurannya panjang berada pada rentang 20 cm hingga 60 cm
serta lebar 20 cm hingga 40 cm dengan panjang tangkai 3 cm hingga 7 cm. Bagian pangkal
daun sukun cenderung bulat meruncing dan tepi daun berlekuk menyirip dengan diselingi
percabangan. Permukaan daun sukun bagian atas berwarna hijau mengkilap dan jika diraba
terasa licin, sedangkan bagian bawah berwarna kusam dan teksturnya kasar.

b. Kandungan & Manfaat

Di negara-negara Pasifik, buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Sebab


buah ini mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Buah sukun juga memilki kadar lemak
yang rendah, bebas kolesterol dan tidak mengandung gluten. Jika dibandingkan dengan
kentang, beras, sorgum dan gandum, buah sukun memiliki indeks glikemil yang lebih baik.
Indeks glikemik adalah kadar pengaruh makanan terhadap gula darah. Buah ini juga
mengandung zat karotenoid, seperti beta karoten dan lutein yang berfungsi sebagai
antioksidan dan pelindung diri dari radikal bebas. Buah sukun memiliki komposisi gizi yang
relatif tinggi yaitu, Karbohidrat kompleks, Protein, Serat, Air, Mineral ( kalium, zat besi,
kalsium, magnesium, zinc, dan fosfor ), Vitamin ( vitamin B, vitamin C, beta karoten, dan
vitamin E).

Selain buahnya yang kaya akan nutrisi, daun, batang, dan akar buah sukun juga dapat
dimanfaatkan. Karena mengandung nutrisi yang cukup tinggi, sukun dianggap memiliki
berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti:
1. Menurunkan gula darah
Berdasarkan suatu penelitian pada hewan percobaan, diketahui bahwa buah sukun
atau ekstrak daun sukun dapat menurunkan kadar gula darah dan mencegahnya tetap
stabil. Penemuan ini menunjukkan bahwa buah sukun mungkin memiliki potensi sebagai
pengobatan bagi penderita diabetes.
Meski demikian, manfaat buah sukun sebagai pengobatan diabetes pada manusia belum
terkonfirmasi. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan
klaim tersebut.
2. Menurunkan tekanan darah
Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, diketahui bahwa ekstrak daun buah
sukun dapat menurunkan tekanan darah. Akan tetapi, penelitian tersebut juga masih
terbatas pada hewan, sehingga manfaat buah sukun dalam pengobatan tekanan darah
tinggi pada manusia masih belum dapat dibuktikan.
3. Mengurangi peradangan
Studi menunjukkan bahwa kandungan antioksidan pada buah sukun dapat
mengurangi aktivitas sel-sel tubuh yang berperan dalam proses peradangan. Penelitian lain
juga menunjukkan bahwa ekstrak daun buah sukun terlihat efektif mengurangi
pembengkakan yang terjadi akibat peradangan. Sekali lagi, ini pun masih pada hewan
percobaan.
4. Melindungi kesehatan jantung
Berdasarkan penelitian di laboratorium, diketahui bahwa sari buah sukun terlihat
memiliki efek yang dapat mencegah penyakit jantung. Diduga efek ini berkat kandungan
antioksidan pada buah sukun yang dapat mencegah pembentukan sumbatan atau
aterosklerosis pada pembuluh darah jantung, mengurangi kolesterol, dan membantu
menurunkan tekanan darah tinggi.
5. Mencegah pertumbuhan sel kanker
Kandungan nutrisi dan antioksidan di dalam buah sukun diketahui dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini mendukung klaim bahwa buah sukun
bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan kanker.

c. Bagian-bagian Batang

Batang sukun tumbuh ke atas dengan tekstur lunak dan mengandung getah yang
banyak. Pemanfaatan batang sukun sangat jarang sebab termasuk kayu yang tidak awet
dan tidak kuat.

1. Struktur Batang
Tanaman sukun mempunyai batang dikotil dengan jaringan penyusun batang
tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut:

 Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
 Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
 Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
 Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
 Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.

2. Bentuk Cabang
Pada tanaman sukun jika dilihat dengan saksama tumbuhan ini memiliki bentuk
cabang yang monodopial yaitu dapat diartikan bahwa salah satu bagian batang terutama
pada batang pokok selalu tampak jelas. Karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya yang terdapat dibagia sela-sela tubuh
batang tumbuhan tersebut.

3. Variasi Permukaan
Agar lebih mengetahui fisik batang dengan baik kita perlu mengamati dan melihat
langsung bagian permukaan pohon sukun. Pohon sukun memiliki kulit berwarna hijau
kecokelatan dengan tekstur kulit berserat dan kasar. Batang tumbuhan ini memiliki
segudang fungsi yang bermanfaat baik untuk penunjang bagian lainya maupun sebagai
bahan pembuatan produksi obat.

4. Arah Tumbuh Cabang


Pada perkembanganya secara umum tanaman satu ini akan berkembang menurut
arah tumbuh cabang pohonnya yang akan terlihat tumbuh mejulur ke atas dengan posisi
tegak yaitu sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang
hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar
dengan batang pokoknya dengan jumlah cabang batang yang cukup banyak.

5. Pola Percabangan
Tanaman sukun tumbuh cukup tinggi hingga mencapai ketinggian sekitar 14 meter.
Batangnya besar dan kokoh, bertekstur lebih lunak, dan mengandung banyak getah. Batang
yang kokoh tersebut mempunyai dua cabang yang akan tumbuh ke atas sebagai pendukung
bertumbuhnya bagian pelengkap tanaman yaitu seperti daun, bunga, dan buah.
6.2. Jenis-jenis Tumbuhan Yang Memiliki Khasiat Pada Batang

Tanaman obat herbal atau jamu sudah dikenal dan digunakan sejak nenek moyang.
Bahkan beberapa jenis tanaman obat ini banyak dibudidayakan menjadi tanaman obat
keluarga.Sehingga, kini sudah banyak orang memiliki apotek hidup di rumah. Tanaman obat
sendiri ada banyak macamnya. Ada beberapa tanaman obat dari batang yang ternyata
memiliki banyak khasiat untuk tubuh manusia. Tidak hanya memiliki rasa pahit, ada juga
tanaman obat dari batang yang memiliki rasa dan aroma yang enak dan khas.

1. Brotowali

Tanaman brotowali atau akar ali-ali merupakan tanaman obat tradisional dari Indonesia.
Tanaman ini biasanya ditanam di area sekitar pekarangan atau banyak juga tanaman
brotowali yang tumbuh liar di hutan. Tumbuhan brotowali biasanya dapat mencapai tinggi
hingga 2,5 meter. Sedangkan, ukuran dari batangnya hanya sebesar jari kelingking orang
dewasa. batangnya yang memiliki rasa yang pahit ini, rupanya banyak khasiatnya untuk
tubuh. Manfaat jamu brotowali yang didapat dari rebusan batangnya antara lain sebagai
obat rematik, menurunkan panas, mengurangi risiko kencing manis, dan mengurangi kadar
gula pada darah

2. Pulosari

Tanaman batang obat dari batang selanjutnya yakni pulosari. Meski masih terdengar asing,
batang pulosari ini ternyata kerap dimanfaatkan sebagai bumbu kari dan masakan olahan
ikan. Batang tanaman pulosari ini memiliki aroma yang khas dan memberikan rasa hangat.
Diketahui batang pulosari mengandung minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, asam
betilanat,kumarin, alkaloid, zat samak, dan juga zat pahit. Beragam kandungan tersebut
memiliki khasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Seperti mengatasi pertu kembung,
menambah selera makan, dan menurunkan demam pada anak-anak. Sedangkan untuk para
wanita, pulosari dapat mengatasi masalah keputihan hingga masalah haid. Serta kandungan
minyak atsirinya mampu mengobati gatal-gatal.

3. Batang Kayu Manis

Kayu manis merupakan salah satu rempah yang kerap digunakan sebagai bahan penyedap
rasa. Tak hanya ditambahkan pada makanan, namun juga dicampurkan pada beberapa
minuman. Biasanya tanaman kayu manis ini dimanfaatkan bagian batang kulitnya. Sebab,
mengandung antioksidan yang tinggi yang berguna untuk memperkuat sistem kekebalan
tubuh. Selain itu, kayu manis juga memiliki kandungan antiinflamasi, sehingga mampu
mengatasi peradangan atau nyeri pada sendi. Manfaat lainnya yakni dapat melancarkan
sirkulasi pembuluh darah arteri dan meningkatkan kinerja otot jantung.

4. Batang Secang

Kayu secang jadi salah satu bahan utama pembuatan wedang uwuh, sejenis minuman
herbal. Kayu secang kerap dikonsumsi sebagai obat herbal ataupun jamu tradisional.
Batang kayu secang, terlebih dahulu diserut dan dijemur agar dapat digunakan sebagai
bahan minuman. Umumnya, minuman berbahan kayu secang ini dinikmati dengan cara
diseduh menggunakan air hangat atau panas. Namun kini tersedia juga kayu secang dalam
bentuk suplemen atau ekstrak.Nah untuk manfaatnya sendiri sangat beragam, di antaranya
dimanfaatkan sebagai bahan antialergi yang efektif. Kandungan antioksidan di dalamnya
juga mampu melindungi tubuh dari berbagai bakteri dan penyakit. Khasiat yang lainnya
yakni dapat digunakan sebagai obat untuk mual, diare, dan juga muntah.

5. Batang Pohon Kina

Pohon kina, merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat ditemukan di hutan hujan
tropis. Kandungan yang menjadi andalan tanaman herbal ini terletak pada kulit batang
pohon kina yang mengandung senyawa alkaloid penting, yaitu kinin, kinidin, sinkonin, dan
sinkonidin. Zat-zat inilah yang telah banyak dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Ekstrak
batang pohon kina dipercaya mampu mengatasi penyakit malaria. Beragam masalah perut,
seperti begah, kembung dan lainnya dapat disembuhkan dengan ekstrak ini.

6. Batang Sukun

Buah sukun sekilas hampir mirip dengan buah nangka, hanya saja bentuknya lebih bulat
serta hamus. Pohon dan buahnya mengeluarkan getah jika dilukai. Buah sukun memiliki
manfaat sebagai salah satu sumber karbohidrat yang dapat digunakan untuk camilan
pengganjal perut. Selain itu, sukun ternyata juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Mulai
dari akar, daun, buah, hingga batangnya.Kulit batang sukun bersifat antiradang sehingga
kerap digunakan untuk mengatasi luka lambung. Caranya, ambil kulit terluar batang sukun,
lalu keringkan selama 4 hari. Setelah kering, potong kecil-kecil. Rebus 15 gr potongan itu
dalam empat gelas air hingga tersisa dua gelas. Minum air rebusan itu dua kali pada pagi
dan sore hari.
VII. Kesimpulan

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang
berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh
tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Adapun fungsi batang
adalah mendukung bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah, dengan
percabanganya memperluas bidang asimilasi, sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat
makanan dari bawah ke atas dan sebagai jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas
ke bawah, menjadi tempat penimbunan zat-zat asimilasi makanan cadangan.
Pada umumnya batang terdiri dari buku-buku, ruas-ruas, tunas terminal dan tunas
aksilar. Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak bercabang. Cara
percabangan dibedakan menjadi tiga macam yaitu monopodial, simpodial dan dikotom.
Batang suatu tumbuhan dapat mengalami suatu modifikasi menjadi bentuk yang bermacam-
macam diantaranya, rimpang, umbi lapis, umbi batang, duri, cabang pembelit dan geragih.
Adanya tunas terminal dan tunas aksilar menentukan percabangan, bahkan keseluruhan
arsitektur tumbuhan. Dari pembahasan dan pengamatan yang dilakukan membuktikan
bahwa tidak semua tumbuhan memiliki ciri fisik batang yang sama dan jumlah cabang serta
bentuk cabang yang sama. Dengan adanya kegiatan pengamatan kita dapat melihat
perbedaan pada bagian dan struktur batang serta cabang, ranting dan bagian pendukung
pada tumbuhan lainya.
VIII. Daftar Pustaka

Tjitrospoepomo Gembong.1953 “Morfologi Tumbuhan ".Yogyakarta:Gadjah Mada University


Press

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University


Press

Syamsuardi, dan Nurainas. 2015. Morfologi Tumbuhan. Padang. Sukabina Press.

Hidajat, B. Estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Bandung.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi umbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Nugroho, L.Hartanto dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya.
Jakarta

Sumardi, I. Dan A. Pudjorianto. 1992. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta:


Fakultas Biologi-Universitas Gadjah Mada.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta

Disahkan di Yogyakarta tanggal, 3 November 2021

Asisten Dosen Praktikan

Annisa Khoiriyah, S.P., M.Sc. ( Filaeily Ardhita Oktiana )

Anda mungkin juga menyukai