Tugas Morfologi Batang Pert 6
Tugas Morfologi Batang Pert 6
MORFOLOGI TUMBUHAN
Oleh:
KEMENTREIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN)
YOGYAKARTA MAGELANG
AGRIBISNIS HORTIKULTURA
2021
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528
LAPORAN PRAKTIKUM
I. Identitas
2.1 Batang
Tumbuhan terbentuk dari kelompok-kelompok sel dengan tipe serupa dan pola yang
terorganisir. Massa sel yang terorganisir dan berkesinambungan disebut jaringan. Suatu
jaringan dapat di pandang sebagai populasi sel, satu populasi dikelilingi oleh populasi-
populasi lain. Suatu populasi mempunyai hubungan-hubungan erat dan mutlak dengan
populasi yang berdekatan. Jaringan-jaringan tersebut bergabung menjadi bagian tubuh yang
melaksanakan satu atau beberapa fungsi untuk seluruh organismenya, bagian tubuh
tersebut misalnya, daun, batang, akar, yang disebut organ.
Batang dari berbagai jenis tumbuhan memiliki ciri yang berdeba-beda, maka akan
terlihat bahwa ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampak
tidak berbatang karena semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain. Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis
batang, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam
penentuan jenis-jenis batang tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk
itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk
menghindari terjadinya kesalahan.
A.Pengertian Batang
Batang merupakan salah satu bagian tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan
yang berada di atas permukaan tanah. Oleh karena itu untuk mempertahankan fungsinya,
batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan dimana tumbuhan tersebut
tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung kebutuhan dari tumbuhan
tersebut untuk itu solusi yang tepat yaitu dengan modifikasi batang, modifikasi batang
merupakan salah satu jalan tumbuhan untuk melakukan adaptasi.
Batang tumbuh dari batang lembaga dari dalam biji. Selanjutnya pertumbuhan
berasal dari titik tumbuh berupa meristem apical yang terdapat dalam batang. Mengingat
tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun yang
melekat padanya. Sebagian besar jenis tumbuhan memiliki batang yang terletak di atas
permukaan tanah, namun terdapat pula beberapa jenis tumbuhan yang memiliki batang
yang terletak di dalam tanah. Beberapa jenis tumbuhan juga memiliki morfologi batang yang
sangat pendek sehingga seolah-olah tumbuhan tersebut tidak memiliki batang. Tumbuhan
biji berkeping dua ( dicotyledonae ) pada umumnya menunjukan morfologi batang yang
besar pada pangkal dan semakin ke atas semakin mengecil ukuranya. Batang tanaman
dikotil dapat memiliki percabangan yang kompleks dan terdapat pula yang tidak memiliki
percabangan. Pada tanaman berbiji berkeping satu (Monocotyledonae) memiliki morfologi
batang yang dari pangkal hingga ujung berukuran kurang lebih sama.
B. Sifat-sifat Batang
Selain bentuk batang yang biasa dilihat pada pohon, semak atau tumbuhan basah,
masih ada bentuk-bentuk lain yang berbeda namun tetap melaksanakan fungsi asalnya atau
sedikit termodifikasi. Di bawah ini merupakan ciri ataupun sifat-sifat yang terdapat pada
sebuah batang :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf yaitu dapat dengan sejumlah
bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-
buku tersebut terdapat daun.
3. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari ( bersifat fototrop /
heliotrope)
4. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek seperti
rumput & pada waktu batang masih muda.
5. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
6. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
C. Peran dan Fungsi Batang
a. Mendukung bagian-bagian tubuh tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun,
bunga, dan buah
b. Batang dengan percabanganya berfungsi memperluas bidang asimilasi, dan
menempatkan bagian-bagian tubuh tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa,
hingga dari sisi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi
yang paling menguntungkan
c. Batang juga berperan sebagai jalan pengangukutan air dan zat makanan dari
bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari atas ke bawah
d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
Batang pada umunya terdiri dari sumbu tegak dengan daun-daun melekat padanya.
Dalam bentuk ini fungsi utama batang adalah sebagai berikut :
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu : bunga, daun,
dan buah.
2. Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan bagian-
bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan
tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
3. Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
4. Berlaku sebagai jalur translokasi air dan garam-garam mineral ke daun dan titik-titik
tumbuh, dan bahan organik dari tempat pembentukannya di daun ke semua bagian
dari tubuh.
5. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya sebagai tempat
penimbunan atau penyimpanan cadangan makanan
6. Sebagai organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan lintasan zat makanan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
7. Sebagai alat perkembangbiakan baik secara vegetatif dan generatif
8. Sebagi tranportasi penguapan.
9. Sebagai organ pembentuk dan penyangga daun
2.2 Batang Pada Tumbuhan
Secara umum tumbuhan tinggi mempunyai batang yang jelas yang tumbuh tegak,
rebah/menjalar, merambat, menggantung dan sebagainya, tetapi ada pula tumbuhan yang
terlihat tidak memiliki batang sama sekali. Berdasarkan keadaan tersebut, tumbuhan di
bedakan sebagai berikut :
a. Herbaceus
Herbaceus merupakan batang basah, yaitu batang yang lunak dan berair, ini
merupakan tumbuhan yang biasanya beradaptasi pada kondisi tanah yang lembab dan
tidak dapat tumbuh pada tanah yang kering.
Misalnya : Bayam ( Amaranthus spinosus ) dan Krokot ( Portulaca oleracea )
b. Lignosus
Lignosus merupakan batang berkayu yang keras dan kuat. Ini terdapat pada pohon-
pohon (abores) dan semak-semak (frutices). Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar
dan bercabang jauh dari permukaan tanah.
Contoh pohon : Mangga (Mangifera indica). Sedangkan semak adalah tumbuhan yang
tidak begitu besar dan bercabang dekat dengan permukaan tanah bahkan di dalam
tanah. Contoh semak : Sidaguri ( Sida rhombifolia)
c. Calmus
Calmus merupakan batang rumput, mempunyai batang yang tidak keras, mempunyai
ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga. Tumbuhan ini beradaptasi pada habitat
yang berair bahkan berlumpur.
Contoh : Padi ( Oryza sativa ) dan Rumput ( Gramineae ).
d. Calamus
Calamus merupakan batang mendong, seperti batang rumput tetapi mempunyai
ruas-ruas yang lebih panjang.
Contoh : Mendong ( Fimbristylis globulosa ) dan Teki ( Cyperus rotundus ).
C. Modifikasi Batang
Batang pada suatu tumbuhan dapat mengalami sutau modifikasi menjadi bentuk-bentuk lain
antara lain:
1. Rimpang (rhizoma).
Rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang berada di bawah
tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas
yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tanaman baru. Rimpang selain
sebagai alat perkembangbiakan juga merupakan tempat penimbunan zat-zat cadangan
makanan,
misalnya pada Bunga tasbih (Canna udulis Ker.) dan Kerut (Maranta arundinacae L).
7. Bonggol
Pangkal batang atau batang bulat pendek yang berada tepat di bawah permukaan
tanah. Bonggol yang memiliki fungsi tambahan sebagai tempat cadangan energi disebut
sebagai bonggol umbi (cormus).
Contoh tumbuhan yang memiliki : Pisang, Suweg.
D. Arah Tumbuh Batang
1. Tegak Lurus (erectus), arah tumbuhnya lurus ke atas. Misalnya pada Pepaya
(Carica papaya L).
2. Menggantung (dependens/pendulus), untuk tumbuhan yang tumbuh pada
lereng-lereng atau tepi jurang. Misalnya pada Zebrina pendula Schnitzl.
3. Berbaring (humifusus), batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujung
batang saja yang sedikit membengkok ke atas. Misalnya pada Semangka
(Citrullus vulgaris Schrad).
4. Menjalar/Merayap (repens), seperti pada batang berbaring, tetapi buku-buku
keluar akar-akar. Misalnya pada Ubi Jalar (Ipomoea batatas Poir).
5. Serong ke Atas/Condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak
berbaring, tetapi bagian lainnya membengkok ke atas. Misalnya pada Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L).
6. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujung batang
membengkok kembali ke bawah. Misalnya pada Bunga Matahari (Helianthus
annuus L).
7. Memanjat (scandens), batang tumbuh ke atas dengan penunjang (benda mati
atau tumbuhan lain) menggunakan :
Akar Pelekat, misalnya pada Sirih (Piper betle L).
Akar Pembelit (sulur dahan), misalnya pada Anggur (Vitis vinifera L).
Daun Pembelit (sulur daun), misalnya pada Kembang Sungsang
(Gloriosa superba L).
Tangkai Pembelit, misalnya pada Kapri (Pisum sativum L).
8. Membelit (volubilis), batang naik ke atas menggunakan penunjang seperti pada
batang yang memanjat, tetapi tidak menggunakan alat-alat khusus melainkan
batangnya sendiri naik dengan membelit penunjangnya. Arah pembelitannya
dibedakan menjadi :
Membelit ke Kiri (sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah
belitannya berlawanan dengan arah jarum jam. Sehingga jika jalannya
batang diikuti, maka penunjang akan selalu berada di sebelah kiri.
Misalnya pada Kembang Telang (Clitoria ternatea L).
Membelit ke Kanan (dextrorsum volubilis), jika arah belitan sama dengan
arah jarum jam. Sehingga jika jalannya batang diikuti, maka penunjang
akan selalu berada di sebelah kanan. Misalnya pada Gadung (Dioscorea
hispida Dennst)
E. Jenis-jenis Percabangan Batang
1. Cara percabangan monopodial, yaitu batang pokok selalu tampak jelas. Karena
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya
Misalnya Pohon cemara (Casuarina equisetifolia L).
2. Percabangan simopodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam
perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah
besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya
Misalnya pada Sawo manila (Achras zapota L).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang
setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya,
Misalnya Paku andam (Gleicenia linearis clarke)
Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga
arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi
selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi
(Coffea sp).
Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut
kurang lebih 45o, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut
sebesar kurang lebih 90oC, misalnya pada pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn).
Terkulai (decilinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu
melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea robusta Lindl.),
Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah, misalnya
cabang-cabang tertentu pada Salix.
III. Alat & Bahan
i. Alat
1. ATK
2. Laptop
3. Handphone
ii. Bahan
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia
5.2 Brotowali
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranunculales
Famili : Menispermaceae
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora Crispa L.
5.3 Pohon Beringin
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Species : Ficus benjamina
Bagian Batang
Cabang Batang
Ranting
Kingdom : Plantae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Divisi : Plumeriae
Genus : Alstonia
Spesies : Scholaris
5.5 Pohon Sukun
VI. Pembahasan
a. Deskripsi Tanaman
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat bagi tubuh ,
yaitu berupa asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen,
felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid),
damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C.
Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin
(hesperetin rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Hesperidin bermanfaat
untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis prostaglandin. Hesperidin juga
menghambat azoxymethane (AOM) yang menginduksi karsinogenesis pada colon kelinci,
dan juga menghambat, nitrosamin yang menginduksi karsinogenesis pada kandung kemih.
Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung citral, limonen,
fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya.
Buah jeruk nipis berkhasiat sebagai obat batuk, obat penurun panas, dan obat pegal
linu. Selain itu, buah jeruk nipis juga bermanfaat sebagai obat disentri, sembelit, ambeien,
haid tidak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing/vertigo, suara serak batuk, menambah nafsu
makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu/demam, menghentikan kebiasaan merokok,
amandel, penyakit anyang-anyangan, mimisan, radang hidung (getahnya), dan lain
sebagainya.
c. Bagian-bagian Batang
Batang yang tergolong dalam batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasanya
keras dan kuat, karena sebagian besar tergolong kayu
1. Struktur Batang
Pohon jeruk nipis merupakan jenis tanaman dikotil dimana memiliki struktur batang
dikotil dengan ciri-ciri jaringan didalamnya. Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil,
ialah sebagai berikut:
Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.
2. Bentuk Cabang
Sifat percabangan atau bentuk cabang yang dimiliki batang pohon jeruk nipis adalah
jenis batang monopodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas. Karena lebih besar dan
lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya
3. Variasi Permukaan
Pada permukaan batang jeruk nipis mempunyai ciri khusus yang hanya ada pada
tumbuhan ini yaitu terdapatnya duri pada permukaan batang dengan panjang kurang lebih
1-4 cm. Duri (spina) dari pohon ini memiliki ciri-ciri berupa ukuranya yang pendek, kaku dan
juga tajam, Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam
5. Pola Percabangan
Pola percabangan dari tumbuhan ini yaitu memiliki bentuk silindris dengan
percabangan dikotom dan batangnya cenderung berbentuk bulat (teres). Cabang dan
rantingnya lebat tetapi tidak beraturan dengan ukuran tinggi berkisar antara 1,5 sampai 5 m
pola percabangan yang ideal tanaman memiliki 1 batang utama 3 cabang utama/primer dan
9 cabang sekunder. Bagian cabang pada tumbuhan ini berpengaruh dalam berkembangnya
ranting karena cabang sebagai tempat menempelnya ranting, dengan adanya ranting
tumbuhan akan memiliki daun yang rimbun yang lebat, bukan hanya itu saja peran cabang
sangat berkaitan erat dengan ranting dimana diujung ranting atau bagian tubuh ranting akan
digunakan sebagai tempat menggantungnya buah.
2. Brotowali
a. Deskripsi Tanaman
Tanaman ini mengandung berbagai macam zat kimia, antara lain alkaloid, damar
lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid, berberin,
palmatin, kolumbin, dan kaokulin atau pikrotoksin. Hampir seluruh bagian tanaman brotowali
berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Batang brotowali berkhasiat untuk mengobati
sakit diare, demam, sakit pinggang, sakit kuning, dan cacingan. Sementara itu, air rebusan
daun dan batangnya berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis. Efek
farmakologis dari tanaman brotowali adalah sifat analgesik, sifat antipiretikum, dan sifat
antidiabetes. Sifat analgesik berarti tanaman brotowali dapat menghilangkan rasa sakit. Sifat
antipiretikum artinya brotowali berkhasiat untuk menurunkan panas atau demam. Sifat
diabetes berarti brotowali berkhasiat untuk mengatasi penyakit diabet.
Selain untuk pengobatan, brotowali juga bermanfaat sebagai pestisida alami atau pestisida
nabati. Pestisida nabati adalah jenis pestisida yang termasuk dalam pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin. Brotowali juga berguna untuk mengusir tikus yang
mengganggu tanaman padi di sawah dan pembasmi hama serangga pada tanaman cabai.
c. Bagian-bagian Batang
Jenis perdu pemanjat berkayu yang memiliki tinggi rata-rata sekitar 2,5 m dan bisa
mencapai 15 m. Batang tanamannya berduri semu lunak berukuran sebesar jari kelingking,
berbintil-bintil, dan memiliki rasa pahit. Batang tua tanaman brotowali memiliki ciri
permukaannya berbintil-bintil sampai bertotol-totol, sedangan batang muda tidak berambut.
1. Struktur Batang
Brotowali memiliki struktur tubuh yang merambat, tumbuhan ini memiliki kesamaan
dengan tumbuhan daun sirih. Dengan adanya persamaan fisik tersebut dapat dilihat bahwa
brotowali termasuk kedalam jenis tumbuhan dikotil yang memiliki struktur jaringan. Jaringan
penyusun batang tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut :
Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.
2. Bentuk Cabang
Pada tanaman brotowali memiliki bentuk cabang atau batang yang sangat unik yaitu
sedikit berduri dan terlihat semu lunak dengan batang yang kurang jelas (planta caulis)
berukuran sebesar jari kelingking, berbintil-bintil, dan memiliki rasa pahit.
3. Variasi Permukaan
Brotowali juga memiliki ciri khusus pada permukaan batangnya yang dapat
membedakanya dengan tumbuhan lainya. Ciri tersebut dapat dilihat pada bentuk-bentuk
batang tanaman tersebut yaitu, batang tua tanaman brotowali memiliki ciri permukaannya
berbintil-bintul sampai bertotol-totol, sedangan batang muda tidak berambut.
5. Pola Percabangan
Sistem percabangan brotowali terlihat semu karena fisik tubuh tumbuhan
yang merambat membuat cabang tidak terlalu mencolok, namun tetap memiliki peran dan
fungsi sebagai tempat bertumbuhnya daun . Cabang ini dapat ditemukan diantara tubuh
batang yang ditumbuhi daun-daun.
3. Pohon Beringin
a. Deskripsi Tanaman
c. Bagian-bagian Batang
1. Struktur Batang
Pohon sukun memiliki ciri batang yang keras, batang pohonya sama dengan batang
pohon tumbuhan lainya. Batang pohon sukun termasauk kedalam jenis batang dikotil.
Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut:
Epidermis: Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar batang
yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut biasanya
menutupi organ pada tumbuhan.
Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.
2. Bentuk Cabang
Bentuk batang atau sifat cabang pada pohon beringin memiliki bentuk seperti batang
pohon lainnya yang memiliki percabangan simpodial. Batang simpodial adalah jenis batang
dengan banyak percabangan serta tidak memiliki satu batang utama. Diameter batang
beringin dapat mencapai 2 meter.
3. Variasi Permukaan
Selain memiliki diameter yang cukup besar tanaman ini memiliki ciri permukaan yang
khas yaitu batangnya mempunyai tekstur yang cenderung kasar, kulit batang pohon beringin
memiliki warna putih keabu-abuan dan pada batangnya terdapat banyak akar napas yang
lebat dan panjang.
5. Pola Percabangan
Bentuk tajuk beringin membulat dan lebar, faktor ini pula yang menjadikan
pohon ini kerap di tanam di alun-alun atau persimpangan jalan sebagai naungan dan tempat
berteduh. Pertumbuhan pohon beringin dapat mencapai 15 meter hingga 25 meter, bahkan
di hutan alam juga terdapat beringin dengan tinggi lebih dari itu. Dari karakteristik yang
dimilikinya, beringin termasuk pohon berukuran besar
4. Pohon Pule
a. Deskripsi Tanaman
Pohon pule adalah salah satu tanaman yang sering dipilih untuk penghijauan.
Pasalnya, tanaman pule memiliki daun yang mengkilat, rimbun dan memiliki bentuk melebar
ke samping. Karakter ini yang membuatnya mampu memberikan kesejukan di tengah
teriknya panas matahari. Tidak hanya di Indonesia, pohon pule juga tumbuh fertile di daerah
hutan pantai barat India, Australia, Srilanka, hingga kepulauan Solomon. Tumbuhan pule
tersebar hampir di seluruh pelosok nusantara. Tak heran, jika pule atau pulai memiliki
banyak nama sesuai daerahnya masing-masing, seperti misalnya lame (Sunda), polay
(Madura), tewer (Banda), kita (Minahasa) dan lain sebagainya. Pule juga sering ditemukan
di banyak pekarangan dekat pagar atau sengaja ditanam menjadi pohon hias.
Tanaman yang termasuk jenis pohon dapat tumbuh mencapai diameter 60 cm,
berkayu, dan memiliki karakter percabangan menggarpu. Kulit batangnya mempunyai
karakteristik agak sedikit rapuh dengan getah berwarna putih dan rasa super pahit.
Sementara daunnya berupa daun tunggal yang tersusun melingkar sekitar 4 hingga 9 helai
dan bertangkai panjang antara 7,5 sampai 15 mm. Daun pule berbentuk oval yang agak
lonjong. Ada juga yang berbentuk layaknya telur dengan permukaan bagian atas lebih licin
ketimbang bagian bawahnya yang terkesan buram. Tepiannya rata dengan pertulangan
menyirip berona hijau. Panjang tiap helai daun ini sekitar 10 sampai 23 cm dan lebar 3
hingga 7,5 cm. Pule juga memiliki bunga bergagang panjang yang terlihat seakan keluar dari
ujung tangkai. Aromanya harum semerbak, berwarna hijau hingga putih kekuningan. Bunga
pule berambut halus yang cenderung rapat. Adapun yang berbentuk seperti butir bumbung
berbentuk pita dengan panjang sekitar 20 hingga 50 cm yang menggantung. Sementara biji
pule berukuran kecil, berambut di bagian tepi, dan berjambul pada ujungnya. Biasanya, biji
ini digunakan untuk membudidayakan pule selain menggunakan metode setek batang atau
cabangnya.
Pohon pule dikenal karena aroma bunganya yang khas. Bahkan, tak sedikit
orang yang mengidentikkan pohon ini sebagai pohon angker. Padahal, pohon satu ini
memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Tak hanya bermanfaat secara estetika, pohon
pule juga dikenal sebagai tanaman herbal untuk kesehatan. Hal ini tak lepas dari kandungan
yang terdapat di dalamnya. Sejak ratusan tahun silam, pohon pule ternyata sudah
dimanfaatkan untuk pengobatan Ayurveda, yaitu salah satu metode pengobatan tradisional
tertua di dunia yang berasal dari India. Tidak hanya daunnya, karena batang, getah, dan
bunga pohon ini pun dimanfaatkan dalam proses pengobatan herbal. Sebab, tanaman pule
diketahui mengandung alkaloid, saponin, steroid, dan flavonoid yang sangat bermanfaat
untuk tubuh. Tak hanya itu , berdasarkan penelitian, pohon pule juga mengandung senyawa
aktif seperti echitanine, echitamine, dan ditamine yang bisa digunakan sebagai alternatif dari
kina. Seperti yang diketahui, kina merupakan tanaman yang berperan sebagai bahan obat
malaria. Sementara kandungan senyawa lainnya yang bisa ditemukan dalam pohon pule
adalah pikrinin, tetrahidroalstonin, akuammidine (rhazine). Senyawa lainnya yang bisa
ditemukan dalam pohon pule adalah pikrinin, tetrahidroalstonin, akuammidine (rhazine).
Berbagai senyawa yang terkandung di dalam pohon pule menjadikannya sangat bermanfaat
untuk digunakan sebagai tanaman herbal. Tak hanya itu, pule juga memberi efek analgesik
atau pereda nyeri. Berikut ulasan selengkapnya:
c. Bagian-bagian Batang
Rata-rata ketinggian habitat atau kawasan tumbuh pohon pule berkisar antara 50
sampai 1500 mdpl.Pule juga sering ditemukan di banyak pekarangan dekat pagar atau
sengaja ditanam menjadi pohon hias. Tanaman yang termasuk jenis pohon dapat tumbuh
mencapai diameter 60 cm, berkayu, dan memiliki karakter percabangan menggarpu
1. Struktur Batang
Dapat dilihat dari bentuk fisik pohon pule dapat disimpulkan bahwa dari ciri yang
dimiliki tumbuhan ini masi termasuk jenis tumbuhan dikotil terutama pada batangnya.
Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut :
Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
Endodermis: Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.
2. Bentuk Cabang
Pohon pule sangat banayk ditemui dilingkungan sekitar tanpa kita sadari. Tumbuhan
ini mempunyai batang dengan bentuk cabang yang dimiliki ialah mempunyai karakter
percabangan menggarpu yaitu cara percabangan pada batang yang membagi menjadi dua
cabang yang sama besarnya. Pohon pule memiliki batang kayu yang sangat keras sehingga
banyak digunakan untuk kebutuhan industri,
3. Variasi Permukaan
Bila dilihat secara dekat dan diraba secara langsung pada permukaan batang
tumbuhan ini maka akan terbukti bahwa kulit batang mempunyai karakteristik yang
cenderung agak sedikit rapuh dengan kandungan getah yang berwarna putih didalamnya
dan rasanya super pahit. Kulit batang pohon pule berwarna coklat pucat, dengan tekstur
licin, dan sedikit bersisik.
5. Pola Percabangan
Sifat dan pola percabangan pada tumbuhan ini sangat unik dan berbeda,
cabang tumbuhan ini berada diposisi bawah atau disela bagain tubuh batang dapat diartikan
juga sebagai berbuncak batang dengan bekas-bekas dahan yang menebal. Cabang
tersebut semakin keatas akan membentuk ranting yang berfungsi sebagai tempat
menempelnya dahan atau tangkai daun serta bunga hingga dalam proses persilangan atau
penyerbukan ranting akan menambah peranya sebagai tempat bergantungnya buah pada
bagian ujung pangkalnya.
5. Pohon Sukun
a. Deskripsi Tanaman
Sebagian besar pohon sukun yang tumbuh dan dibudidayakan saat ini merupakan
varietas hibrida, yaitu hasil persilangan dari Artocarpus altitis dengan Artocarpus
mariannensis. Tumbuhan sukun memiliki kayu yang bersifat lunak dengan warna batang
hijau kecokelatan dan mengandung getah diseluruh bagiannya. Umumnya, pohon sukun
dapat tumbuh mencapai ketinggian 30 meter. Akan tetapi pada tanaman sukun hasil
budidaya, rata-rata tumbuh dengan ketinggian 8 hingga 15 meter. Setelah tumbuh mencapai
4 meter, tanaman sukun akan menghasilkan percabangan yang tumbuh secara horizontal
dengan tajuk luas dan rimbun sepanjang sekitar 4 meter. Secara alami, pohon sukun akan
mengeluarkan tunas pada akarnya. Buah sukun tidak menghasilkan biji, sehingga untuk
memperbanyaknya dilakukan dengan cara vegetatif. Teknik cangkok dan stek merupakan
teknik yang umum digunakan untuk budidaya sukun. Metode stek adalah cara paling efektif
untuk pembibitan secara masal. Selain itu, tanaman sukun juga bisa diperbanyak melalui
teknik kultur jaringan.
Batang sukun tumbuh ke atas dengan tekstur lunak dan mengandung getah yang
banyak. Pemanfaatan batang sukun sangat jarang sebab termasuk kayu yang tidak awet
dan tidak kuat. Daun pohon sukun adalah daun tunggal yang berbentuk oval hingga lonjong
dan ukurannya cukup besar. Ukurannya panjang berada pada rentang 20 cm hingga 60 cm
serta lebar 20 cm hingga 40 cm dengan panjang tangkai 3 cm hingga 7 cm. Bagian pangkal
daun sukun cenderung bulat meruncing dan tepi daun berlekuk menyirip dengan diselingi
percabangan. Permukaan daun sukun bagian atas berwarna hijau mengkilap dan jika diraba
terasa licin, sedangkan bagian bawah berwarna kusam dan teksturnya kasar.
Selain buahnya yang kaya akan nutrisi, daun, batang, dan akar buah sukun juga dapat
dimanfaatkan. Karena mengandung nutrisi yang cukup tinggi, sukun dianggap memiliki
berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti:
1. Menurunkan gula darah
Berdasarkan suatu penelitian pada hewan percobaan, diketahui bahwa buah sukun
atau ekstrak daun sukun dapat menurunkan kadar gula darah dan mencegahnya tetap
stabil. Penemuan ini menunjukkan bahwa buah sukun mungkin memiliki potensi sebagai
pengobatan bagi penderita diabetes.
Meski demikian, manfaat buah sukun sebagai pengobatan diabetes pada manusia belum
terkonfirmasi. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan
klaim tersebut.
2. Menurunkan tekanan darah
Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, diketahui bahwa ekstrak daun buah
sukun dapat menurunkan tekanan darah. Akan tetapi, penelitian tersebut juga masih
terbatas pada hewan, sehingga manfaat buah sukun dalam pengobatan tekanan darah
tinggi pada manusia masih belum dapat dibuktikan.
3. Mengurangi peradangan
Studi menunjukkan bahwa kandungan antioksidan pada buah sukun dapat
mengurangi aktivitas sel-sel tubuh yang berperan dalam proses peradangan. Penelitian lain
juga menunjukkan bahwa ekstrak daun buah sukun terlihat efektif mengurangi
pembengkakan yang terjadi akibat peradangan. Sekali lagi, ini pun masih pada hewan
percobaan.
4. Melindungi kesehatan jantung
Berdasarkan penelitian di laboratorium, diketahui bahwa sari buah sukun terlihat
memiliki efek yang dapat mencegah penyakit jantung. Diduga efek ini berkat kandungan
antioksidan pada buah sukun yang dapat mencegah pembentukan sumbatan atau
aterosklerosis pada pembuluh darah jantung, mengurangi kolesterol, dan membantu
menurunkan tekanan darah tinggi.
5. Mencegah pertumbuhan sel kanker
Kandungan nutrisi dan antioksidan di dalam buah sukun diketahui dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini mendukung klaim bahwa buah sukun
bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan kanker.
c. Bagian-bagian Batang
Batang sukun tumbuh ke atas dengan tekstur lunak dan mengandung getah yang
banyak. Pemanfaatan batang sukun sangat jarang sebab termasuk kayu yang tidak awet
dan tidak kuat.
1. Struktur Batang
Tanaman sukun mempunyai batang dikotil dengan jaringan penyusun batang
tumbuhan dikotil, ialah sebagai berikut:
Epidermis : Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar
batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut
biasanya menutupi organ pada tumbuhan.
Korteks : Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.
Endodermis : Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan
epidermis
Floem : Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat
floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada
tumbuhan.
Xylem : Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga
parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari
akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian
dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni
trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.
2. Bentuk Cabang
Pada tanaman sukun jika dilihat dengan saksama tumbuhan ini memiliki bentuk
cabang yang monodopial yaitu dapat diartikan bahwa salah satu bagian batang terutama
pada batang pokok selalu tampak jelas. Karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya yang terdapat dibagia sela-sela tubuh
batang tumbuhan tersebut.
3. Variasi Permukaan
Agar lebih mengetahui fisik batang dengan baik kita perlu mengamati dan melihat
langsung bagian permukaan pohon sukun. Pohon sukun memiliki kulit berwarna hijau
kecokelatan dengan tekstur kulit berserat dan kasar. Batang tumbuhan ini memiliki
segudang fungsi yang bermanfaat baik untuk penunjang bagian lainya maupun sebagai
bahan pembuatan produksi obat.
5. Pola Percabangan
Tanaman sukun tumbuh cukup tinggi hingga mencapai ketinggian sekitar 14 meter.
Batangnya besar dan kokoh, bertekstur lebih lunak, dan mengandung banyak getah. Batang
yang kokoh tersebut mempunyai dua cabang yang akan tumbuh ke atas sebagai pendukung
bertumbuhnya bagian pelengkap tanaman yaitu seperti daun, bunga, dan buah.
6.2. Jenis-jenis Tumbuhan Yang Memiliki Khasiat Pada Batang
Tanaman obat herbal atau jamu sudah dikenal dan digunakan sejak nenek moyang.
Bahkan beberapa jenis tanaman obat ini banyak dibudidayakan menjadi tanaman obat
keluarga.Sehingga, kini sudah banyak orang memiliki apotek hidup di rumah. Tanaman obat
sendiri ada banyak macamnya. Ada beberapa tanaman obat dari batang yang ternyata
memiliki banyak khasiat untuk tubuh manusia. Tidak hanya memiliki rasa pahit, ada juga
tanaman obat dari batang yang memiliki rasa dan aroma yang enak dan khas.
1. Brotowali
Tanaman brotowali atau akar ali-ali merupakan tanaman obat tradisional dari Indonesia.
Tanaman ini biasanya ditanam di area sekitar pekarangan atau banyak juga tanaman
brotowali yang tumbuh liar di hutan. Tumbuhan brotowali biasanya dapat mencapai tinggi
hingga 2,5 meter. Sedangkan, ukuran dari batangnya hanya sebesar jari kelingking orang
dewasa. batangnya yang memiliki rasa yang pahit ini, rupanya banyak khasiatnya untuk
tubuh. Manfaat jamu brotowali yang didapat dari rebusan batangnya antara lain sebagai
obat rematik, menurunkan panas, mengurangi risiko kencing manis, dan mengurangi kadar
gula pada darah
2. Pulosari
Tanaman batang obat dari batang selanjutnya yakni pulosari. Meski masih terdengar asing,
batang pulosari ini ternyata kerap dimanfaatkan sebagai bumbu kari dan masakan olahan
ikan. Batang tanaman pulosari ini memiliki aroma yang khas dan memberikan rasa hangat.
Diketahui batang pulosari mengandung minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, asam
betilanat,kumarin, alkaloid, zat samak, dan juga zat pahit. Beragam kandungan tersebut
memiliki khasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Seperti mengatasi pertu kembung,
menambah selera makan, dan menurunkan demam pada anak-anak. Sedangkan untuk para
wanita, pulosari dapat mengatasi masalah keputihan hingga masalah haid. Serta kandungan
minyak atsirinya mampu mengobati gatal-gatal.
Kayu manis merupakan salah satu rempah yang kerap digunakan sebagai bahan penyedap
rasa. Tak hanya ditambahkan pada makanan, namun juga dicampurkan pada beberapa
minuman. Biasanya tanaman kayu manis ini dimanfaatkan bagian batang kulitnya. Sebab,
mengandung antioksidan yang tinggi yang berguna untuk memperkuat sistem kekebalan
tubuh. Selain itu, kayu manis juga memiliki kandungan antiinflamasi, sehingga mampu
mengatasi peradangan atau nyeri pada sendi. Manfaat lainnya yakni dapat melancarkan
sirkulasi pembuluh darah arteri dan meningkatkan kinerja otot jantung.
4. Batang Secang
Kayu secang jadi salah satu bahan utama pembuatan wedang uwuh, sejenis minuman
herbal. Kayu secang kerap dikonsumsi sebagai obat herbal ataupun jamu tradisional.
Batang kayu secang, terlebih dahulu diserut dan dijemur agar dapat digunakan sebagai
bahan minuman. Umumnya, minuman berbahan kayu secang ini dinikmati dengan cara
diseduh menggunakan air hangat atau panas. Namun kini tersedia juga kayu secang dalam
bentuk suplemen atau ekstrak.Nah untuk manfaatnya sendiri sangat beragam, di antaranya
dimanfaatkan sebagai bahan antialergi yang efektif. Kandungan antioksidan di dalamnya
juga mampu melindungi tubuh dari berbagai bakteri dan penyakit. Khasiat yang lainnya
yakni dapat digunakan sebagai obat untuk mual, diare, dan juga muntah.
Pohon kina, merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat ditemukan di hutan hujan
tropis. Kandungan yang menjadi andalan tanaman herbal ini terletak pada kulit batang
pohon kina yang mengandung senyawa alkaloid penting, yaitu kinin, kinidin, sinkonin, dan
sinkonidin. Zat-zat inilah yang telah banyak dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Ekstrak
batang pohon kina dipercaya mampu mengatasi penyakit malaria. Beragam masalah perut,
seperti begah, kembung dan lainnya dapat disembuhkan dengan ekstrak ini.
6. Batang Sukun
Buah sukun sekilas hampir mirip dengan buah nangka, hanya saja bentuknya lebih bulat
serta hamus. Pohon dan buahnya mengeluarkan getah jika dilukai. Buah sukun memiliki
manfaat sebagai salah satu sumber karbohidrat yang dapat digunakan untuk camilan
pengganjal perut. Selain itu, sukun ternyata juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Mulai
dari akar, daun, buah, hingga batangnya.Kulit batang sukun bersifat antiradang sehingga
kerap digunakan untuk mengatasi luka lambung. Caranya, ambil kulit terluar batang sukun,
lalu keringkan selama 4 hari. Setelah kering, potong kecil-kecil. Rebus 15 gr potongan itu
dalam empat gelas air hingga tersisa dua gelas. Minum air rebusan itu dua kali pada pagi
dan sore hari.
VII. Kesimpulan
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang
berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh
tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Adapun fungsi batang
adalah mendukung bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah, dengan
percabanganya memperluas bidang asimilasi, sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat
makanan dari bawah ke atas dan sebagai jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas
ke bawah, menjadi tempat penimbunan zat-zat asimilasi makanan cadangan.
Pada umumnya batang terdiri dari buku-buku, ruas-ruas, tunas terminal dan tunas
aksilar. Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak bercabang. Cara
percabangan dibedakan menjadi tiga macam yaitu monopodial, simpodial dan dikotom.
Batang suatu tumbuhan dapat mengalami suatu modifikasi menjadi bentuk yang bermacam-
macam diantaranya, rimpang, umbi lapis, umbi batang, duri, cabang pembelit dan geragih.
Adanya tunas terminal dan tunas aksilar menentukan percabangan, bahkan keseluruhan
arsitektur tumbuhan. Dari pembahasan dan pengamatan yang dilakukan membuktikan
bahwa tidak semua tumbuhan memiliki ciri fisik batang yang sama dan jumlah cabang serta
bentuk cabang yang sama. Dengan adanya kegiatan pengamatan kita dapat melihat
perbedaan pada bagian dan struktur batang serta cabang, ranting dan bagian pendukung
pada tumbuhan lainya.
VIII. Daftar Pustaka
Nugroho, L.Hartanto dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya.
Jakarta