Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ZIARAH KUBUR DALAM PERSPEKTIF MASNYARAKAT SASAK

Dosen Pengampu:

PROF.DR.H.FAHRURROZI DAHLAN.M.A

Di Susun Oleh

Wulan Sukria Ismi (180301109)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhitung
jumlahnya, seperti yang telah di sebutkan dalam kitab suci al Qur’an dalam surah Ar-Rahman
yang artinya “ Maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua ( jin dan
manusia ) dustakan?” solawat dan salam selalau tercurahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW yeng telah menjadi suritauladan ummatnya.

Saya mengangkat tema yang yang berjudul “ Ziarah Kubur Dalam Perspektif Sasak “
tentunya bukan karna alasan dan tujuan melainkan untuk menyelesaikan tugas kuliah yang di
ajarkan oleh Dosen kami “ PROF.DR.H.FAHRURROZI DAHLAN.M.A “

Penyusun menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan. Oleh karna itu kritik dan saran yang bersifat membangun sang
penulis harapkan demi kesempurnaan untuk membuta maklah selanjutnya.

Mataram, 27 maret 2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3

A. Latar belakang................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................5
C. Tujuan dan manfaat .......................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................7

A. Persepsi ziarah kubur......................................................................................8


B. Motif-motif orang melakukan ziarah kubur...................................................9
C. Tata ziarah kubur..........................................................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

BAB 1
PENDAHULUAN

Kebudayaan yang terdapat di masnyarakat sangat beragam, diantaranya berupa


kepercayaan adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya yang mengikat dalam masnyarakat,
juga terdapat nilai-nilai kepercayaan, nilai religi yang merupakan tradisi atau warisan leluhur.
Budaya spiritual, adat istiadat dan nilai kepercayaan yang sudah menjadi tradisi leluhur dan
nenek moyang yang merupakan bentuk perilaku yang di lakukan secara terus menerus dan
akhirnya dilakukan juga oleh masnyarakat atau generasi berikutnya.

Ziarah kubur sebagai hal yang pernah dilakukan oleh umat islam pada zaman dahulu
dan memiliki kecendrungan yang masih di lakukan sampai saat ini oleh golongan umat islam
yang masih meyakini tentang wasilah atau perantara orang-orang suci. Umumnya umat islam
yang mempercayai hal itu dalam waktu tertentu berkunjung ke pemakaman tertentu yang di
anggap sebagai orang suci semasa hidupnya. Seperti halnya makam Rasulullah, Kerabat
beliau dan Waliyullah.

Mitos memang tidak akan pernah hilang dalam kehidupan umat manusia dimanapun
berada, apalagi masnyarakat yang masih menjaga nilai-nilai tradisional. Selain itu, mitos juga
dijadikan sebagai landasan terbentuknya suatu kebudayaan, lalu peradaban. Dan pada
akhirnya mitos tersebut dipelihara dan terus dipercaya samapi era modern saat ini.

Hal ini pula yang berlaku bagi masnyarakat Suku Sasak Lombok, khususnya bagi
masnyarakat yang masih kental dengan aroma tradisional. Beberapa mitos diantaranya sangat
mengikat pada masnyarakat sasak sampai saat ini adalah salah satu menziarahi makam
keramat. Masnyarakat suku sasak akan menjadikan makam keramat sebagai tujuan pertama
dalam perjalanan wisatanya.

 RUMUSAN MASALAH
1. Uuntuk mengetahui pengertian ziarah kubur dan pandangan dari masnyarakat sasak
2. Untuk mengetahui motif-motif ziarah kubur masnyarakat sasak
3. Dan mengetahui bagaimana tata ziarah kubur dengan benar
 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuannya ialah bagaimana kita bersikap kepada penziarah dan makam yang sedang kita
kunjungi, mengetahui beberapa informasi dari ziarah kubur yang belum kamu ketahui.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Persepsi Ziarah Kubur

islam adalah nama ad-din yang diturunkan oleh Allah SWT melalui perutusan para Nabi
atau Rasul-Nya untuk selanjutnya disampaikan kepada umat manusia dan dijadikan petunjuk
bagi manusia. Beberapa ajaran islam memiliki sifat yang mendasar dan univrsal adalah
absolut. Sementara kebudayaan adalah keseluruhan hasil dinamika manusia, baik yang
ditujukkan oleh perseorangan maupun kelompok masnyarakat dalam interaksinya dengan
berbagai bentuk kehidupan. Karena kedatangan dan dinamikanya dari manusia, kebenarannya
bersifat tentatif ( suatu saat dapat benar dan pada saat yang lain dapat salah ).1

Tradisi ziarah kubur masnyarakat sasak ialah yakni pekerjaan seseorang mengunjungi
kuburan dalam rangka mendoakan orang yang telah meninggal serta mengambil hikmah yang
terjadi ketika kita ditanah kubur seperti mengingatkan kita akan nasib kita dikemudian hari,
karena kita semua akan mengalami yang namanya kematian. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Al-quran surah an-Nisaa’ ayat 78, yang berbunyi

“ dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan, ‘ini adalah dari sisi Allah,’ dan kalau mereka ditimpa bencana mereka
mengatakan, ‘ini datangnya dari sisi kamu ( muhamad ). ‘ katakanlah, semuanya datang dari
sisi Allah, maka mengapa orang-orang itu ( orang munafik ) hampir-hampir tidak
memahami pe,bicaran sedikitpun?”

Dari ayat diatas, kita menyadari bahwa kematian adalah suatu yang sakral atau pasti akan
terjadi. Oleh krena itu, kematian itu tidak seharusnya ditakuti dan kita jauhi. Akan tetapi
harus kita persiapkan diri kita.

Atau dengan kata lain bahwa ziarah kubur adlah kegiatan mendatangi kuburan,
mendoa’kan si ahli kubur, dengan harapan mendapatkan barokah dengan tujuan ibadah yaitu
untuk mengingat kematian dan wasilah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Motif-motif orang melakukan Ziarah Kubur

1
Dr. Abd. Majid, M.A, Tantangan dan harapan umat islam di era globalisasi. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1412),
hlm. 206
Yang menjadi motif para penziarah masnyarakat sasak pada dasarnya tidak jauh berbeda
adalah dalam rangka mengingatkan sesungguhnya kita semua akan mengalami hal yang sama
yaitu kematian. Berikut ini ada beberapa motif masnyarakat sasak dalam menziarahi kubur.

a. Mengunjungi makam

Masnyarakat sasak ( lombok ), khususnya yang rutin ziarah kubur dengan pekerjaan
mengunjungi tempat pemakaman seseorang yang sudah meninggal. Persepsi tentang ziarah
kubur masnyarakat sasak, yang pertama mengandung unsur mendatangi, mengunjungi tempat
pemakaman atau kuburan tertentu, baik makam orang yang masih terkait dengan hubungan
keluarga, sanak famili ataupun orang lain yang dianggap memiliki kelebihan tertentu seperti
wali.

b. Berdoa

Selanjutnya didapati persepsi masnyarakat sasak tentang ziarah kubur masnyarakat sasak.
Kegiatan berdo’a bahwa kegiatan yang di maksudkan dalam ziarah kubur ialah selain
mendoakan siahli kubur juga berdo’a untuk si penziarah.

c. Mengharap mendapatkan berkah atau barokah

Masnyarakat sasak memandang kegiatan ziarah kubur adalah kegiatan yang di dalamnya
terdapat pengharapan untuk mendapatkan berkah atau barokah.

d. Mengingat akan kematian

Sebenarnya bnyak pendapat tentang mengartikan ziarah kubur tapi menurut saya pribadi
ziarah kubur adlah mengingatkan kita pada kematian .

e. Wasilah mendekatkan diri kepada Allah

Esensi dari kegiatan ziarah kubur adalah menurut masnyarakat sasak ( lombok ) adalah
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ziarah kubur adalah kegiatan mendatangi
kuburan, mendo’akan si ahli kubur, dengan harapan mendapatkan barokah dengan tujuan
ibadah yaitu untuk mengingat kematian dan wasilah mendekatkan diri kepda Allah SWT.

f. Untuk meminta suatu hajatan

Sebagian besar masnyarakat sasak sangat mempercayai bahwa makam syekh gus
Abdurrazak dapat memberiakn pertolongan atau permintaan. Hal ini bisa kita lihat bahwa di
pohon beringin sangat banyak bekas-bekas ikatan di pohon yang dibuat oleh penziarah.
Kapan mulainya ikatan-ikatan itu dibuat orang,sulit ditelusuri kepastiannya. Karena sudah
menjadi kepercayaan sebagai penziarah, salah satu ritualnya adalah setiap penziarah yang
mempunyaihajat tertntu membuat ikatandi pohon itu baik dari plastik, benang, rafia, sobekan
kain ataaupn lainnya, sambil berjanji bila hajatnya suatu kali telah terkabul mereka akan
berziarah ke makam ini lagi dan melepas ikatan tali yang pernah diikatnya tersebut. Jumlah
ikatan yang dibuat oleh para penziarah tidak bisa dihitung jumlahnya, sebegitu banyak
sehingga mengganggu kebersihan loaksi dan keindahan pohon.

g. Motivasi orang melakukan ziarah kubur

Dalam melakukan sesuatu, tentu manusia selalu berdasarkan pada manfaat yang ia
peroleh dari apa yang ia kerjakan. Asas manfaat inilah yang seringkali menjadi motivasi
seseorang dalam melakukan aktivitasnya. Begitupun dengan perilaku menziarahi kubur,
setiap orang yang pergi untuk menziarahi kuburan sudah pasti memiliki motif-motif yang
tentunya memiliki nilai manfaat.

C. Tata cara ziarah kubur

Pada saat berziarah ke kuburan sebaiknya mengikuti tata cara yang baik agar
mendatangkan hikmah bagi yang penziarah maupun yang di ziarahi karena mengerjakan
sesuatu tanpa tahu bagaimana kita bekerja mulai dari memulainya hingga akhirnya, maka
tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan. Contoh tata cara ziarah kubur yang dilakukan
oleh penziarah misalnya, mengucapkan salam terlebih dahulu ketika hendak memasuki area
kuburan dan tentunya kita harus memiliki wudhu terlebih dahulu.2

Seperti halnya diungkapkan oleh Godam tentang adab dalam berziarah kubur yang sesuai
menurut islam harus berprilaku sopan dan ramah ketika mendatangi area pemakaman. Hal ini
sesuai dengan sabdanya Nabi Muhammad SAW:
“ dan janganlah mengatakan perkataan yang membuat Allah murka” ( HR. Ahmad )

Hadist ini memberikan isnyarat bahwaketika menziarahi kubur hendaknya kita


mengatakan perkataan yang layak, tidak membicarakan urusan dunia ketika menziarahi
kubur, karena hal yang demikian dapat mendatangkan murkanya Allah SWT. Masnyarakat
sasak pada umumnya dan para penziarah pada khususnya menghormati dan meyakini sebagai

2
Rosada, “tradisi ziarah kubur masnyarakat sasak”, (vol. 2. No. 1. Thn. 2017), hlm. 36.
seorang waliyullah atau tokoh yang menyebarkan agama islam dilombok, begitu pula
makam-makam yang dianggap keramat oleh masnyarakat atau anggota yang biasa ziarah
kubur.

KESIMPULAN
Mitos memang tidak akan pernah hilang dalam kehidupan umat manusia dimanapun
berada, apalagi masnyarakat yang masih menjaga nilai-nilai tradisional. Selain itu, mitos juga
dijadikan sebagai landasan terbentuknya suatu kebudayaan, lalu peradaban. Dan pada
akhirnya mitos tersebut dipelihara dan terus dipercaya samapi era modern saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Rosada, “tradisi ziarah kubur masnyarakat sasak”, (vol. 2. No. 1. Thn. 2017).

Dr. Abd. Majid, M.A, Tantangan dan harapan umat islam di era globalisasi. (Bandung: CV
Pustaka Setia, 1412).

Anda mungkin juga menyukai