Anda di halaman 1dari 19

Nama : MOCH TRIFANI SALSABILAH

Nim : 2011011017
Kelas : 1A
Prodi :S1 Ilmu Keperawatan

Review Anatomi Fisiologi


Keseimbangan cairan Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa
1. review anafis terkait pada pengaturan keseimbangan cairan eektrolit dan
keseimbangan asam basa
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting,
yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas
cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan
mengatur.Keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan.
Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru
dengan mengekskresi ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam
cairan tubuh
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting,
yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas
cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut.

2.Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H
bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan
darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45
dikatakan alkalosis. Ion H,terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh.
Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber,
yaitu:
1. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
bikarbonat
2. katabolisme zat organik
3. disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
melepaskan ion H.
2. pengertian cairan,elektrolit, asam dan basa darah (PH, asam dan basa ,PO2, PCO2,
dan SaO2, HCO3, HsCO3, Persamaan keseimbangan asam basa disertai dengan hasil
pemeriksaan normal dari analis gas darah)
a. Pengertian cairan
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan
suspensisel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang
memiliki fungsifisiologis tertentu.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairanekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di
seluruh tubuh,sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tigakelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler. Cairanintravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairanyang terletak diantara sel, sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler,
dan sekresi saluran cerna
https://www.academia.edu/37624768/CAIRAN_TUBUH
b. pengertian elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yangdisebut ion jika berada dalam larutan.
https://www.academia.edu/6626883/CAIRAN_TUBUH
c. pengertian asam dan basa darah
asam dalah zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut sebagai donor
proton ) sedangkan basa adalah zat yang apat menerima ion H+dari zat lain (disebut
sebagai akseptor proton)
https://www.academia.edu/12624800/BAB_I_KESEIMBANGAN_ASAM_DAN_B
ASA
PEMERIKSAAANNNNNNNN

3. Fungsi cairan dan elektrolit


Fungsi Cairan dalam Tubuh

A.Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2


fungsiutama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin dan
mineral pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.
B.Selain itu,air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk
samping hasil metabolism juga dapat dikatakan berperan dalam proses metabolisme
seperti karbon dioksida(CO ) dan juga senyawa nitrat.
C.Sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas
dalam cairan sendi 02 Sports Science Brief tubuh.
D.katalisator reaksi biologik sel.
E.Pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.
F.Selain itu sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada
kondisi ideal yaitu ± 37C.

Fungsi Elektrolit dalam Tubuh

A.Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan di luar sel
terutama dengan adanya natrrium. Apabila jumlah natrium dalam CES meningkat
maka sejumlah cairan akan berpindah menuju CES untuk keseimbangan cairan.
B.Mengatur keseimbangan asam basa dan menentukan pH darah dengan adanya
sistem bufer.
C.Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan terjadi
perpindahan yang menghasilkan implus – implus saraf dan mengakibatkan terjadinya
kontraksi otot.
https://www.academia.edu/37710728/MAKALAH_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT

4. jenis cairan dan elektolit

A. Cairan tubuh
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler.Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalahcairan di dalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkancairan traseluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna
https://www.academia.edu/6626883/CAIRAN_TUBUH

B. Elektrolit

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik


yang disebut ion "ika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan
tubuh. Cairantubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti
karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah
menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl.
Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapatmengahantarkan arus litrik.
Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yangterdapat pada cairan.
Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent(mEq). Satu
milliequivalent adalah aktivitas secara kimia dari 1mg dari hidrogen. Ion-ion positif
disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium
ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.

a. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit
akanmempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada
fungsi sel.Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi
asam basa,memfasilitasi reaksi en!im dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2
elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel
yaitu natrium dan kalium.

1.Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)


Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan
dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. ion natrium
didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam
cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal,
pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium
dilakukan oleh ginJal, Jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan
mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika
terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan
ADH sehingga ginjal akan menahan air. jumlah normal 135-148 mEq/Lt.

2.Keseimbangan kalium/potassium (K+)


Nalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada
pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Nalium dapat diperoleh
melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5
mEq/Lt.

3.Keseimbangan Kalsium (Ca+)


Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan
FosFor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari
reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui
keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan
hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika
kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi
peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar
kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang.
Jumlah normal 4-5mEq/Lt.

4.Keseimbangan Magnesium (Mg2+)


Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam
metabolism sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung.
Sumbernya didapat darimakanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium
Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh Vitamin D dan
hormon paratiroid.
5.Keseimbangan Fosfor (PO4-)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel,
tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi
kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan
karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi kadar
kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan daging,
ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan konsentrasi Fosfor
oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadarkalsium. jika kadar kalsium
meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. jumlah normal sekitar
2,5-4,5/Lt.

6.Keseimbangan Klorida (Cl-)


Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam
pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam
basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah
merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh
hormon aldosteron. kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-
108mEq/Lt.

7.Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan Fungsi
utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal.
Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam
untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt`
https://www.academia.edu/32928273/KETIDAKSEIMBANGAN_CAIRAN_ELEKT
ROLIT_DAN_ELIMINASI

5. distribusi cairan tubuh


Distribusi cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.
A.Cairan Ekstrasal
,tediri dari cairan interstisial (CIS) dan & cairan intravaskular. Cairan interstisial
mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan Menyusun
sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan tubuh
interstisial. Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang
mengandung air tidak berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit,
dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
B.Cairan Intrasel
adalah cairan di dalam membran sel yang berisi subtansi terlarut atau solutyang
penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan
intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak
solute yang sama dengan cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi
subtansi-subtansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam
cairan intrasel daripadadalam cairan ekstasel.
6. Perpindahan cairan tubuh
a. Difusi
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat
secarabebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel
membran. Dalamtubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain terjadi melalui
membran kapiler yangpermeabel. Kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung
pada faktor ukuran molekul,konsentrasi cairan, dan temperatur cairan.Zat dengan
molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul kecil. Molekulakan
lebih mudah berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan
dengankonsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan
mempercepat pergerakanmolekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.
b. Osmosis
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran semipermeabel biasanya
terjadi darilarutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan
konsentrasi lebih pekat.Solut adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air
merupakan solven, sedanggaram adalah solut. Proses osmosis penting dalam
mengatur keseimbangan cairan ekstra danintra sel.Osmolaritas adalah cara untuk
mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuanmol. Natrium dalam NaCl
berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila
terdapat tiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan didaiamnya
dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan sama yang
akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonik
karenalarutan NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam
sistem vaskular.Larutan isotonik merupakan larutan yang mempunyai kepekatan
sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih
rendah dibanding larutan intrasel.Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari
larutan dengan kepekatan rendah kelarutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui
membran semipermeabel, sehingga larutanyang berkonsentrasi rendah volumenya
akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasilebih tinggi akan bertambah
volumenya.
c. Transpor Aktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transpor aktif.
Transporaktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis.
Prosespenting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel
https://dokumen.tips/documents/cara-perpindahan-cairan-tubuh-56b07a43da6ff.html

7.Regulasi keseimbangan dan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dan


faktor resiko.
1) Keseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basa terkait dengan pengaturan-pengaturan konsentrasi
ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4 pH darah arteri
7,45 dan darah Vena 7,35. Jika pH darah <7,35 dikatakan asidosis, dan jika
pH darah >7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas
metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambah
kecairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
1. Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi
ion H dan bikarbonat.
2. Katabolisme zat organic
3. Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya pada
metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini
akan berdisosiasi melepaskan ion H.
Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal
sel, antara lain:
1. Perubahan eksitabilitas saraf dan otot pada asidosis terjadi depresi
susunan saraf pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.
2. Mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh
3. Mempengaruhi konsentrasi ion K
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha
mempertahankan ion H seperti nilai semula dengan cara:
1. Mengaktifkan sistem dapar kimia
2. Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernafasan
3. Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan
Ada 4 sistem dapar kimia, yaitu:
1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel teutama
untuk perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat.
2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan
intrasel.
3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk
perubahan asam karbonat.
4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan
cairan intrasel. Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan
asam-basa sementera. Jika dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki
ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru
yang berespons secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah
akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernapasan, kemudian
mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan
tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat
dengan mensekresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam
darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia.
2) Ketidak seimbangan asam basa
Ada 4 kategori keseimbangan asam basa
1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi.
Pembentukan H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan
konsentrasi ion H.
2. Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang
berlebihan akibat hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga
pembentukan ion H menurun.
3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan
ventilasi paru. Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan
asidosis uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar
bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.
4. Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma
karena defisiensi asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat
meningkat. Hal ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-muntah
dan minum obat-obat alkalis. Hilangnya ion H akan menyebabkan
berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga kadar
bikarbonat plasma meningkat.
Untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan asam-basa tersebut, fungsi
pernafasan dan ginjal sangat penting.
8. Nilai hasil pemeriksaan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa

8.Regulasi Keseimbangan dan Ketidakseimbangan Asam dan Basa dan Faktor


yang Mempengaruhi
Regulasi Keseimbangan Asam Basa
Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama
dengan pengaturan ion-ion lain dalam tubuh.5Sebagai contoh, untuk
mencapai homeostatis. Harus ada keseimbangan antara asupan atau
produksi ion hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Dan
seperti pada ion-ion lain, ginjal memainkan peranan kunci dalam
pengaturan-pengaturan ion hidrogen. Akan tetapi, pengaturan konsentrasi
ion hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat melibatkan jauh lebih banyak
daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal. Terdapat juga
banyak mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel,
dan paru-paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion hidrogen
normal dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Dalam hal ini berbagai mekanisme yang turut membantu mengatur
konsentrasi ion hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol sekresi
ion hidrogen ginjal dan reabsorpsi, produksi, dan ekskresi ion –ion
bikarbonat oleh ginjal, yaitu salah satu komponen kunci sistem kontrol
asam basa dalam berbagai cairan tubuh.
Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan
yang terjadi pada asidosis dan alkalosis. Konsentrasi ion hidrogen darah
secara normal dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal sekitar
0,00004 mEq/liter ( 40 nEq/liter ). Variasi normal hanya sekitar 3 sampai
5mEq/liter, tetapi dalam kondisi yang ekstrim, konsentrasi ion hidrogen
yang bervariasi dari serendah 10 nEq/liter sampai setinggi 160 nEq/liter
tanpa menyebabkan kematian.
Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan dalam
jumlah yang kecilini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen
disebutkan dalam skala logaritma, dengan menggunakan satuan pH. pH
berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen.
pHnormal darah arteri adalah 7,4, sedangkan pH darah vena dan cairan
interstetial sekitar 7,35 akibatjumlah ekstra karbondioksida (CO2) yang
dibebaskan dari jaringan untuk membentuk H2CO3. Karena pH normal
darah arteri 7,4 seseorang diperkirakan mengalami asidosis saat pH turun
dibawah nilai ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4.
Batas rendah pH dimana seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam
adalah sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0.
pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH plasma
karena metabolisme sel menghasilkan asam, terutama H2CO3.
Bergantung pada jenis sel, pH cairan intraseluler diperkirakan berkisar
antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia jaringandan aliran darah yang buruk ke
jaringan dapat menyebabkan pengumpulan asam dan itu dapat
menurunkan pH intraseluler.
pH urin dapat berkisar dari4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam
basa cairan ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang
bersifat asam adalah HClyang diekskresikankedalam lambung oleh
oksintik ( sel-sel parietal ) dari mukosa lambung.

Regulasi Ketidakseimbangan Asam Basa


Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukan
H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H
menurun.
Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru.
Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia akibat
gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H
bebas meningkat.
Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defisiensi
asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi
karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis.
Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir
bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.

Faktor yang Mempengaruhi


Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui
koordinasi dari 3 sistem:
Sistem Buffer
Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang
dengan segera bergabung dengan asam atau basa untuk
mencegahperubahan konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan. Sistem
buffer ini menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer dan
tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah
mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed
dan asam organic pada cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini
memiliki keterbatasan yaitu:
Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena
peningkatan CO2.
Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusatpengendali sistem
pernafasan bekerja normal
Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion
bikarbonat.

Ada empat sistem buffer :


Buffer bikarbonat merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk
perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat
Buffer protein merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
Buffer hemoglobin merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat
Buffer fosfat merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.

Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-


basa sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki
ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh
paru-paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion
Hdalam darah akinat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat
pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal
menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu
meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan
menskresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam
darah karena memiliki dapar fosfat dan amonia.
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru
dan ginjal dalam menunjang kinerja sistem buffer adalah dengan
mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hidrogendan bikarbonat
serta membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia). Untuk jangka
panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan
paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan
pH dengan sistem buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk
mempertahankan pH darah antara 7,35-7,45.
Sistem Paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan
karbondioksida, dan karena itu juga mengendalikan kandungan asam
karbonik dari cairan ekstraseluler. Paru-parumelakukan hal ini dengan
menyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap jumlah karbon
dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida
dalam darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk
respirasi. Tentu saja, tekanan parsialkarbondioksida dalam darah arteri
(PaCO2) juga mempengaruhi respirasi. Meskipun demikian, efeknya
tidak sejelas efek yang dihasilkan oleh PaCO2.
Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat
sehingga menyebabkan eliminasi karbon dioksidayang lebih besar
(untuk mengurangi kelebihan asam). Pada keadaan alkalosis
metabolik, frekuensi pernapasan diturunkan, dan menyebabkan
penahanan karbondioksida (untuk meningkatkan beban asam).
Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus
mengeluarkan anion asam non volatile dan mengganti HCO3. Ginjal
mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion
hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal
ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan
pembentukan ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3diekskresi ke
dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh
mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses
tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk
dapat berfungsi kembali. Tubulus proksimal adalah tempat utama
reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion
bermuatan negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar
yang sangat rendahpun, ion hidrogenmempunyai efek yang besar pada
sistem biologi. Ion hidrogenberinteraksi dengan berbagai molekul
biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim
dan ekstabilitas membrane. Ion hidrogensangat penting pada fungsi
normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses
fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus
meneru1s di dalam tubuh. Perolehan dan pengeluaran ion
hidrogensangat bervariasi tergantung diet, aktivitas dan status
kesehatan. Ion hidrogendi dalam tubuh berasal dari makanan,
minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen
terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak,
glikolisis anaerobik atau ketogenesis.
9.Nilai Hasil Pemeriksaan Cairan Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa
Nilai Hasil Pemeriksaan Cairan Elektrolit

Elektrolit Nilai Normal (adults)

Venus boold

Sodium 135-145 mEq/L

Potassium 3.5-5.0 mEq/L

Chloride 95-105 mEq/L

Calcium 4.0-5.5 mEq/L

Magnesium 1.5-2.5 meq/L

Phospate 1.8-2.6 mEq/L

Serum Osmolality mOsm/kg water


Nilai Hasil Pemeriksaan Keseimbangan Asam Basa

INTERPRETASI tanpa ELEKTROLIT

Contoh Hasil Pemeriksaan :

pH = 7,22 (N: 7,35-7,45)

pCO2 = 15 mmHg (N: 35-45 mmHg)

HCO3- = 6mmol/l (N: 22-26 mmol/l)

Interpretasi

pH ↓ ---------> Asidosis/Asidemia

pCO ↓ --------> Alkalosis Respiratorik (sekunder)

HCO3- ↓ --------> Asidosis Metabolik (primer)

STATUS ASAM-BASA :

ASIDOSIS METABOLIK DENGAN KOMPENSASI ALKALOSIS


RESPIRATORIK

10.Dampak Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit dan Ketidakseimbangan


Asam Basa
Dampak Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit
Overdehidrasi
Kelebihan atau intoksikasi cairan dalam tubuh, sering terjadi akibat
adanya kekeliruan dalam tindakan terapi cairan. Kejadian tersebut
seharusnya tidak perlu sampai terjadi. Penyebab overhidrasi meliputi,
adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal (gagal ginjal akut), masukan
air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada
tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam.Gejala
overhidrasi meliputi, sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena
jugular, edema paru akut dan gagal jantung. Dari pemeriksaan lab
dijumpai hiponatremi dalam plasma.

Dehidrasi
Merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan
yang kurang atau keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa
terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air hilang bersama garam,
contoh: GE akut, overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis besar
terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang
hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen
intravaskular berpindah ke ekstravaskular, sehingga
menyebabkanpenurunan volume intravaskular), hipertonik (Secara
garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan
natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen
ekstravaskular berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga
penurunan volume intravaskularminimal).
Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium
dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma
yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah, dan diare. Hal tersebut
menimbulkan rasa haus yang berlebihan, denyut nadi cepat, hipotensi,
konvulsi, dan membran mukosa kering. Sesuai dengan penjelasan
sebelumnya, maka hiponatremia ini dapat disebabkan oleh kekurangan
cairan yang berlebihan seperti kondisi diare yang berkepanjangan.
Hipernatremia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium
dalam plasma tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering,
oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak,
kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan
naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L. Kondisi
demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan air yang
berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.

Hipokalemia
Hipokalemia suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada
pasien yang mengalami diare berkepanjangan. Kondisi hipokalemia
ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak
nafsu makan dan muntah-muntah, perutnya kembung, lemah dan
lunaknya otot, denyut jantungnya tidak beraturan (aritmia), penurunan
bising usus, serta kadar kalium plasmanya menurun hingga kurang dari
3,5 mEq/L.
Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium
dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar,
penyakit ginjal, asidosis metabolik, pemberian kalium yang berlebihan
melalui intravena. Hiperkalemia ditandai dengan adanya mual,
hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine
sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan iritabilitas (peka rangsang),
serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
Hipokalsemia
Hipokalsemia merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma
darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan kram perut,
kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L,
serta kesemutan pada jari dan sekitar mulut. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau
kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium
dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan
kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan.
Hiperkalsemia dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu
ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari
4,3 mEq/L.
Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam
darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram
pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi,
serta kadar magnesium dalam darah kurang 1,3 mEq/L.
Hipermagnesia
Hipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium
dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan
pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Dampak ketidakseimbangan Asam Basa
Asidosis respiratorik
Asidosi respiratorik merupakan suatu keadaan yang disebabkan
oleh karena kegagalan sistem pernapasan dalam membuang
karbondioksida dari cairan tubuh. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada pernapasan, peningkatan PCO2 arteri di atas
45 mmHg, dan penurunan pada pH yakni kurang dari 7,35. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma kepala,
perdarahan, dan lain-lain.
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik merupakan suatu keadaan kehilangan basa
atau terjadi penumpukan asam. Keadaan ini ditandai dengan adanya
penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22 mEq/L.
Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru
yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35
mmHg, pH lebih dari 7,45. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena
adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru, dan lain-lain.
Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau
penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan
bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45.
Referensi.

Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.Management of Patients with Fluid and
Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology
5thed. New York: Mc-Graw Hill. 2013

Waterhouse BR, Famery AD. The Organization and Composition of Body Fluids.
Anaesthesia & Intensive Care Medicine. 2012

Mangku G, Senapathi TGA.Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku Ajar


Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.

Abramowitz M. Acid-Base Balance and Physical Function. Clinical Journal of


the American Society of Nephrology. 2014;9(12):2030 2032.

Hamm L, Nakhoul N, Hering-Smith K. Acid-Base Homeostasis. Clinical Journal


ofthe American Society of Nephrology. 2015;10(12):2232 2242.

Sacks G. The ABC's of Acid-Base Balance. The Journal of Pediatric


Pharmacology and Therapeutics. 2004;9(4):235-242.

Seifter JL. Integration of acid–base and electrolyte disorders.N Engl J Med.


2014;371(19):1821–1831.

Anda mungkin juga menyukai