BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit gastritis di negara maju sebagian besar mengenai usia tua. Hal ini
berbeda dengan di negara berkembang yang banyak mengenai usia remaja.
Menurut Zhaoshen L dkk (2010), kasus gastritis umumnya terjadi pada
penduduk yang berusia lebih dari 60tahun. Menurut penelitian, Murjayanah
1
2
(2010), dari 64 responden yaitu penderita gastritis berusia <40 tahun (76,2%),
57 orang (60,7%) berjenis kelamin laki-laki dan faktor-faktor yang
menyebabkan gastritis antara lain konsumsi makanan yang merangsang
peningkatan asam lambung (57,1%), faktor stress (54,8%), konsumsi obat
yang mengiritasi lambung sebanyak (58,3%).
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh Pasien. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak
teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas
(tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk
mengatur pola makannya dan malas untuk makan. Pola makan terdiri dari
frekuensi makan, jenis makanan. Dengan menu seimbang perlu dimulai dan
dikenal dengan baik sehingga akan terbentuk kebiasaan makan makanan
seimbang. Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari
penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam
mencegah kekambuhan gastritis. Penyembuhan gastritis membutuhkan
pengaturan makanan sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi pencernaan,
disamping itu gastritis juga dapat disebabkan oleh stress (Fahrul, 2009).
3
Selain itu gastritis juga dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan
perilaku untuk mencegah terjadinya gastritis. Pengetahuan adalah hal yang
sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku merupakan totalitas
penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama berbagai
faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Perilaku kesehatan merupakan
respon seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan
(Abdullah, 2012).
sebanyak 4281 kasus yang terdiri dari Laki-Laki sebnyak 1640 kasus dan
Perempuan sebanyak 2641 kasus, yang terdiri dari gastritis akut dan kronis
(Medical Record RS Bhayangkara Tk I R Said Soekanto, 2017). Pola makan
yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan
juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis.
Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya
untuk memperbaiki kondisi pencernaan, disamping itu gastritis juga dapat
disebabkan oleh stress. Selain itu gastritis juga dapat terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan perilaku untuk mencegah terjadinya gastritis. Pengetahuan
adalah hal yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti 8 dari 10 pasien
memiliki pola makan yang kurang sehat seperti telat makan, suka
mengkomsumsi makan-makanan pedas dan goreng-gorengan yang dapat
menyebabkan gastritis dan 6 dari 10 menderita gastritis.Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat merumuskan masalah
“Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan
terhadap Kejadian Gastritis di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I.R.Sais
Soekanto?”