Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

PERMASALAHAN DAN PENANGANAN WABAH DAN


PANDEMI

OLEH
Kelompok 3 Kelas B13-B
Ni Ketut Sri Astuti 203221170
Ni Ketut Trisna Andyani 203221171
Rischa Avivah Zuhroh 203221172
Ni Made Dwi Artini 203221173
Ni Luh Yosin Supiawati 203221174
I Gusti Ayu Putu Anggreni Febrianti 203221175
Sang Ayu Riska Dwi Cahyadi 203221176
Ni Putu Yeni Armayanti 203221177
Kadek Ridwan Sanggra Wiguna 203221178
Ni Putu Yesika Elvianasari 203221179
I Nyoman Januariana 203221180
I Dewa Gede Fathu Rama 203221181
Ayu Laksmi Agustini 203221182
Ni Made Era Mahayani 203221183
I Gede Wahyu Putra Dinata 203221184
Putu Adhelina Iswara Devi 203221185
Ni Putu Indri Sismayanti 203221186
Ni Made Winda Nursanti 203221187
Ni Putu Novelia Treana 203221188

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2020
1
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah yangmerupakan salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Bencana dengan judul “Permasalahan dan Penanganan Wabah
Dan Pandemi” ini tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai
bantuan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga
semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bias
terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan
yang kami miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran
dan kritik yang dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.
Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Wabah........................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Wabah..............................................................................7
2.1.2 Bentuk Wabah....................................................................................8
2.2 Pandemi...................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Pandemi..........................................................................10
2.2.2 Perbandingan Pandemi dan Epidemi...............................................11
2.2.3 Penyebaran geografis.......................................................................11
2.2.4 Tingkat kejadian...............................................................................12
2.2.5 Ketentuan Penetapan Terjadinya Pandemi......................................12
2.3 Jenis Kasus Pandemic.............................................................................13
2.3.1 Virus Corona....................................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
3.1 Kesimpulan..............................................................................................22
3.2 Saran……………………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUA
N
1.1 Latar Belakang
Virus Corona atau COVID-19 adalah merupakan jenis virus yang
menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan atau dikenal dengan pneumonia
atau radang paru-paru, kasus ini pertama kali terdeteksi pada Desember 2019 di
Kota Wuhan Provinsi Hubei, Tiongkok. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar
hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk
yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar, berbagai jenis tikus dan
makanan laut lainnya.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan
MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut,
virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala
yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan
infeksi lebih parah dan gagal organ. Dari Kota Wuhan virus corona ini menyebar
ke seluruh penjuru China, kemudian ke berbagai wilayah di Eropa, ke Amerika,
Wilayah Asia dan termasuk Indonesia. Saat ini hingga sabtu (14/11/2020) pukul
12.00 wita tercatat 53.244.898 kasus positif, 1.301.137 diantaranya meninggal
dunia.
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa
yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu
di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan
kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas
surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau
terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang menyebar melalui populasi
manusia di kawasan yang luas, misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia.
Sebuah penyakit endemik luas yang stabil dalam hal berapa banyak orang yang
sakit dari itu tidak pandemi. Pakar dan ilmuan merasa mempunyai tantangan dan
kesempatan untuk terus menerus menggali dan menemukan ilmu pengetahuan
baru guna mengatasi masalah ini. Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang
tidak biasa, ketika dokter, perawat, bidan, atau petugas laboraturium yang
menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok
kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan
tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya kasus dapat melebihi
jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja jenis kasus penyeban wabah dan penetapan terjadinya pandemic?
b. Bagaimana data kejadian dan permasalahan penyebab wabah?
c. Bagaimana Karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan untuk
wabah yag terjadi

1.3 Tujuan Makalah


a. Untuk mengertahi jenis kasus penyebab wabah dan penetapan terjadinya
pandemik?
b. Untuk mengetahui data kejadian dan permasalahan penyebab wabah?
c. Untuk mengetahui Karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan
untuk wabah yag terjadi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Wabah
2.1.1 Pengertian Wabah
Secara umum wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari
normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenai
wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya:
a. Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat,
menyerang sejumlah besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989).
b. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit
(depkes RI, DirJen P2MPLP : 1981).
c. Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka ( UU RI No. 4 tahun 1984 ).
d. Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada
penduduk suatu daerah, yang nyata jelas melebihi jumlah biasa
(Benenson : 1985)
e. Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa
penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau
kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan yang jumlahnya lebih banyak
dari keadaan biasa (Last : 1981)
f. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (Peraturan Menteri Kesehatan
RI, Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1989)
2.1.2 Bentuk Wabah
1. Berdasarkan sifatnya
Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu:
a. Common Source Epidemic
Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang
dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif
singkat. Adapun common source epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa
pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan
satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya
dalam hitungan jam, tidak ada angka serangan kedua. Jika keterpaparan
kelompok serta penularan penyakit berlangsung sangat cepat dalam waktu yang
singkat (point source of epiemic), maka resultan dari semua kasus/ kejadian
berkembang hanya dalam satu masa tunas saja. Point source epidemic dapat pula
terjadi pada penyakit oleh faktor penyebab bukan infeksi yang menimbulkan
keterpaparan umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang beracun di
udara terbuka.
b. Propagated / Progresive Epidemic Bentuk epidemik dengan penularan dari orang
ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula.
Propagated / progresif epidemik terjadi karena adanya penularan dari orang ke
orang baik langsung maupun melalui vektor, relatif lama waktunya dan lama
masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota
masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi
cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu
sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih
memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus.
Masa tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu bulan sehingga tampak
bahwa masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita
dari waktu ke waktu sampai pada saat di mana jumlah masyarakat yang rentan
mencapai batas yang minimal. Contohnya, kejadian wabah demam berdarah di
suatu tempat yang dalam penyebarannya memerlukan waktu yang lama, dimana
wabah ini memerlukan masa inkubasi. Selain itu penularan wabah demam
berdarah ini, melalui vector yang berupa nyamuk Aides Aigepty.

2. Berdasarkan Cara Transmisinya


Menurut transmisinya, wabah dibedakan atas :
a. Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle
epidemics),yaitu:
1) Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis.
2) Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q (di
laboratorium).
3) Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya hepatitis
serum.
b. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu
(epidemics propagated by serial transfer from host to host), yaitu :
1) Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral
(shigellosis), rute genitalia (sifilis), dan sebagainya.
2) Penjalaran melalui debu.
3) Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda).
2.2 Pandemi
2.2.1 Pengertian Pandemi
Pandemi atau epidemi global atau wabah global adalah kondisi dimana
terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang
luas. Berasal dari bahasa Yunani “pan” yang artinya semua dan “demos” yang
artinya rakyat. Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang menyebar melalui
populasi manusia di kawasan yang luas, misalnya benua, atau bahkan di seluruh
dunia. Sebuah penyakit endemik luas yang stabil dalam hal berapa banyak orang
yang sakit dari itu tidak pandemic
2.2.2 Perbandingan Pandemi dan Epidemi
Epidemi Pandemi
Definisi Epidemi terjadi ketika tingkat Pandemiadalah epidemi
kejadian (yaitu kasus baru penyakit yang
pada populasi manusia menularyangmenyebar
tertentu, selama periode melalui populasi manusia
tertentu) dari penyakit tertentu di wilayah yang luas,
secara substansial melebihi seperti benua.
apa yang“dikira”berdasarkan
pengalamanterkini
Perbandingan Wabah penyakit yang Wabah penyakit yang
terpusat di areatertentu terjadi di wilayah
geografis yang luas dan
mempengaruhi
proporsipendudukyang
sangat tinggi.
Epidemic dan pandemic digunakan untuk menggambarkan wabah penyakit
yang meluas, namun ada perbedaan halus antara kedua kata tersebut. Berikut tabel
perbandingan epidemi dan pademi. Sederhananya, saat epidemi lepas kendali, ini
disebut pandemi. Ini memiliki dua nuansa, yaitu:

2.2.3 Penyebaran geografis


Epidemi yang tidak terlokalisir ke suatu kota atau wilayah geografis yang
lebih luas dapat disebut pandemi.
2.2.4 Tingkat kejadian
Epidemi dapat dilokalisasi ke wilayah kecil namun jumlah orang yang
terkena dampak mungkin sangat sangat besar dibandingkan dengan apa yang
“dikira”. Dalam kasus ini, bisa disebut pandemic meski penyebaran geografinya
tidak terlalu besar. sebagai contoh, mari kita katakan bahwa suatu penyakit
memiliki tingkat infeksi “yang dikira” 15%. Bila 40% populasi negara terinfeksi,
kita memiliki epidemi di tangan kita. Bila 75% populasi terinfeksi, maka jumlah
tersebut mencapai proporsi pandemi.
2.2.5 Ketentuan Penetapan Terjadinya Pandemi
Berdasarkan Peraturan menteri Kesehatan RI No
1501/Menkes/Per/X/2010,Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Adapun tujuh kriteria KLB yaitu:
1. Dikatakan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut
timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau
tidak dikenal pada suatu daerah,
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-meneurs selama 3 kurun waktu
dalam jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya,
3. Peningkatan kesakitan dua kali atau lebih dibandingan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis
penyakitnya,
4. Jumlah penderita baru dalam periode satu bulan menunjukan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan
dalam tahun sebelumnya,
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun
meunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya,
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (CFR) dalam satu kurun waktu
menunjukan kenaikan kenaikan 50 persen atau lebih dibandingkan
dengan CFR periode sebelumya dalam kurun waktu yang sama,
7. Angka proporsi penyakit (proportional rate) penderita baru pada satu
periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

2.3 Jenis Kasus Pandemic


2.3.1 Virus Corona
1. Pengertian
Dikutip dari situs LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
bentuk virus corona menyerupai mahkota seperti namanya. Corona bahasa
Latin yang artinya crown atau mahkota dalam bahasa Indonesia. Bentuk
mahkota berasal dari protein S atau spike protein yang mengelilingi
permukaan virus. Struktur virus biasanya hanya terdiri atas RNA atau
DNA saja termasuk untuk virus corona. Virus ini memiliki genom RNA
positif atau biasa disebut RNA saja. Panjang genom virus corona sekitar
27-32 kilobasa yang kemudian membentuk protein penyusun tubuh virus.
Misal fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E, protein S, dan
glikoprotein HE, serta enzim lain untuk perbanyakan virus. Adanya protein
S, yang mirip paku atau tanda panah di permukaan organisme, menjadikan
struktur virus corona lebih khas dibanding yang lain. Dikutip dari Live
Science, protein S ini menempel pada reseptor di sel pernapasan yang
disebut angiotensin- converting enzyme 2 atau ACE 2.
Sumber utama penularan infeksi adalah para pasien COVID-19.
Pembawa (carrier) nCoV-2019 yang asimptomatik juga berpotensi menjadi
sumber infeksi. Covid-19 umumnya ditularkan melalui kontak langsung
dan percikan (droplet). Penularan lewat udara mungkin terjadi pada orang
yang lama terpapar konsentrasi udara tinggi pada ruang tertutup.
Cara penularan virus corona melalui percikan terbagi atas dua yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Penularan virus corona secara
langsung terjadi apabila seseorang yang terpapar virus ini batuk, bersin,
atau berbicara dan percikannya langsung mengenai orang lain. Situasi ini
biasanya terjadi apabila pihak-pihak yang terlibat berinteraksi dalam jarak
satu meter. Itulah mengapa, sangat disarankan agar kita menjaga jarak
(physical distancing), setidaknya dua meter dengan orang lain. Dengan
begitu, kita bisa terhindar dari terkena percikan. Sangat disarankan pula,
saat terpaksa berada di kerumunan, untuk selalu mengenakan masker dan
membuang masker tersebut di tempat sampah setelah selesai digunakan
selama beberapa jam. Sedangkan penularan virus corona secara tidak
langsung, yakni apabila seseorang menyentuh permukaan atau benda apa
pun yang sudah terkena atau terkontaminasi percikan atau tetesan dari
seseorang yang terpapar COVID-19. Virus corona, seperti diketahui dapat
bertahan selama beberapa jam di berbagai permukaan, seperti kaca, plastik,
baja, tembaga, kertas, hingga kayu. Ketika tanpa diketahui menyentuh
benda yang sudah terkominasi virus corona tersebut, dan menyentuh wajah
seperti di bagian hidung, mulut, dan mata tanpa mencuci tangan terlebih
dulu kita berisiko tertular.
Gejala umum yang muncul dari infeksi virus corona ini adalah
demam, batuk kering, mudah lelah dan kesulitan bernapas atau sesak
napas. Beberapa pasien juga mengalami masalah pencernaan atau diare.
Akan tetapi pada beberapa kasus seseorang bisa terinfeksi atau membawa
virus corona tanpa menunjukkan gejala, dalam dunia kesehatan orang
seperti itu disebut sebagai ‘carrier’. Seorang carrier ini lah yang sangat
perlu dikhawatirkan karena tanpa diketahui orang tersebut memiliki
kemampuan membawa dan menyebarkan virus kepada orang lain.
2. Angka Tingkat Penyebaran
a. Indonesia Tingkat penyebaran virus corona di Indonesia mulai dari kasus
pertama kali muncul pada tanggal 2 Maret 2020 dengan 2 kasus positif
bertambah banyak setiap harinya hingga pada Jumat, 13 november 2020
telah mencapai 457.735 kasus positif covid-19. Dari 34 Propinsi yang ada
di Indonesia. Dengan angka kesembuhan mencapai 385.094 serta angka
kematian mencapai 15.037 kasus.
3 Global
Tingkat penyebaran virus corona di dunia mulai dari kasus pertama
kali muncul pada Jumat, 13 november 2020 telah mencapai 53.003.790
kasus positif covid-19. Dengan angka kesembuhan mencapai
36.922.736 orang serta angka kematian mencapai 1.297.476 kasus.
4. Penanggulangan Yang Telah Dilakukan
Pemerintah Indonesia saat ini bersama seluruh rakyat sedang berusaha
menangani serta menghentikan penyebaran covid-19. Pemerintah RI telah
menyusun protocol yang akan dijalankan sejumlah Kementrian sesuai
bidangnya masing-masing dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.
a. Bidang Kesehatan
Daftar Protokol Kesehatan Penanganan COVID-19
1) Jika Merasa Tak Sehat
Masyarakat yang merasa tidak sehat dan mengalami gejala seperti
demam, batuk/pilek, sakit tenggorokan, gangguan pernapasan,
diimbau untuk beristirahat atau bila keluhan berlanjut, maka segera
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Yang harus
dilakukan saat ke fanyankes yaitu: gunakan masker, ikuti etika
batuk/bersin yang benar serta tidak menggunakan transportasi
massal atau umum.
a) Tenaga Kesehatan di Fasyankes
Melakukan Screening Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
COVID-19 - Jika tidak memenuhi kriteria Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) COVID-19, maka akan dirawat inap atau
rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan. - Jika memenuhi kriteria Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19, maka akan dirujuk ke
salah satu rumah sakit rujukan yang siap untuk penanganan
didampingi oleh nakes yang menggunakan alat pelindung diri
(ADP).
b) Di RS Rujukan
Spesimen PDP Diambil untuk Pemeriksaan LAB dan Pasien
Berada di Ruang Isolasi Spesimen akan dikirim ke Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di
Jakarta. Hasil pemeriksaan pertama akan keluar dalam 24 jam.
Jika Negatif Jika hasilnya negatif, akan dirawat sesuai dengan
penyebab penyakit. Jika Positif - Dinyatakan sebagai penderita
COVID-19 - Sampel akan diambil setiap hari - Akan
dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan sampel 2 kali
berturut-turut hasilnya negatif.
c) Jika Anda Sehat
Namun - Memiliki riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke
negara dengan transmisi lokal COVID-19, maka lakukan self
monitoring. - Merasa pernah kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19, maka segera lapor ke petugas kesehatan dan
periksa ke fasyankes. Untuk informasi lebih lanjut hubungi
Hotline Center Corona 199 ext 9. Kemenkes RI juga
mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan,
sebagai berikut:
a. Sering cuci tangan pakai sabun
b. Gunakan masker bila batuk atau pilek
c. Konsumsi gizi seimbang, perbanyak sayur dan buah
d. Hati-hati kontak dengan hewan
e. Rajin olahraga dan istirahat cukup
f. Jangan konsumsi daging yang tidak dimasak
g. Bila batuk, pilek dan sesak napas segera ke fasilitas
kesehatan.
Dalam hal penyediaan sarana dan prasarana kesehatan pemerintah
menyiagakan 132 Rumah Sakit Infeksi dari 34 Propinsi. Penetapan tersebut
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu. Selain Rumah Sakit
yang sudah ada, Pemerintah juga menyiapkan Wisma Atlet menjadi Rumah
Sakit darurat untuk penanganan. Pasien covid-19. Untuk alat pelindung diri
(APD) bagi tenaga medis Pemerintah telah mentiapkan 170 ribu stock APD secara
nasional dan telah didistribusikan sebanyak 151 ribu APD ke setiap wilayah
Propinsi di Indonesia tergantung tingkat kebutuhan di tiap- tiap propinsi.
b. Bidang Sosial
Dalam penanganan covid-19 Pemerintah memaksimalkan penyebaran
virus dengan membatasi interaksi social. Kebijakan belajar, bekerja
dan beribadah dirumah terus digencarkan. Himbauan kepada
masyarakat untuk melakukan isolasi diri, menggunakan masker yang
benar, lakukan social distancing (jaga jarak), menerapkan pola hidup
bersih dan sehat serta berjemur dibawah sinar matahari pagi. Namun
kebijakan ini terutama bagi kalangan pekerja sangat sulit untuk
dilaksanakan karena mereka harus bekerja setiap hari untuk
mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari.
c. Bidang Pertahanan dan Keamanan
Penyebaran Covid 19 bukan hanya merupakan masalah dibidang
kesehatan tetapi Pemerintah telah menjadikan sebagai salah satu
ancaman keamanan nasional, dimana telah dilakukan tindakan diluar
batas-batas mobilisasi sumber daya antar Negara. Sejauh ini
Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah langkah untuk
mengantisipasi penyebaran covid-19 mulai dengan memasang
Thermo-scanner atau alat pengukur suhu di 135 pintu masuk Negara,
hingga mengisolasi sejumlah orang yang terduga terpapar covid-19
dirumah sakit. Peran TNI-POLRI dalam penanggulangan covid-19
sebagai anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sangat
besar antara lain
1) Memetakan wilayah yang rawan penyebaran virus sebagai
langkah preventif
2) Mengimbau masyarakat agar tetap jaga jarak dengan
melakukan patrol dan membubarkan kerumunan orang
3) Menindak oknum kejahatan yang menimbun bahan makanan
atau APD
4) Melakukan penindakan terkait berita hoaks
5) Membantu menyiapkan ruang isolasi untuk pasien yang
terinfeksi
6) Membantu ketersediaan dan distribusi APD bagi tenaga
kesehatan
7) Memberi pendampingan terhadap keluarga yang terduga
suspeck
8) Bekerja sama dengan tenaga kesehatan dimasing-masing
kab/kota dalam melakukan penyemprotan disenfektan
d. Bidang Keuangan
Pemerintah melakukan realokasi anggaran yaitu melakukan perubahan
anggaran kegiatan baik yang bersumber dari APBN, APBD, Anggaran
Kementrian maupun lembaga-lembaga pemerintah yang fokusnya
untuk menangani covid-19 dimana selama ini tidak dianggarkan atau
tidak ada dalam pos anggaran. Realokasi anggaran ini diprioritaskan
pada pengadaan alat Rapid test, pengadaan APD untuk tenaga medis,
pengadaan tempat tidur dan kamar rumah sakit, tambahan petugas
medis, obat-obatan, masker dan lain sebagainya.
BAB III
KESIMPULA
N

3.1 Kesimpulan
Pandemi adalah epidemi penyakit yang menular yang menyebar melalui
populasi manusia di wilayah yang luas, seperti benua. Sederhananya, saat
epidemi lepas kendali, ini disebut pandemi. Pandemi adalah epidemi penyakit
menular yang menyebar melalui populasi manusia di kawasan yang luas,
misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia. Sebuah penyakit endemik luas
yang stabil dalam hal berapa banyak orang yang sakit dari itu tidak pandemi. Ini
memiliki dua nuansa, yaitu penyebaran geografis dan tingkat kejadian.
Penanggulangan wabah biasa disebut dengan Sistem Kewaspadaan Dini
(SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan
wabah secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi wabah.
Kegiatan ini dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus
yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya
suatu perubahan status kesehatan masyarakat .

3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal
terkait dengan pengembangan mata kuliah Keperawatan Bencana. Dan penulis
menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan lebih lanjut
agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Demikianlah
makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
https://freyadefunk.wordpress.com/2012/12/19/wabah-epidemiologi/
Anonim. 2012. Bab5-Wabah. Tersedia dalam
(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab5
-wabah.pdf).
Wibowo, Trisna Agung. 2008. Investigasi wabah.
Wuryanto, Ari. Handout Materi Penyelidikan Wabah Fakultas Kesehatan
Masyarakat
PERMENKES No.949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini KLB

Anda mungkin juga menyukai