Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN
A. Deskripsi

S
ikap dan tindakan untuk keselamatan kerja dengan jalan
mencegah terjadinya kecelakaan pada waktu bekerja
diruang kerja, di bengkel atau dilapangan kerja pada
umumnya merupakan suatu keharusan. Tidak seorangpun yang
menginginkan suatu kecelakaan menimpa dirinya, apalagi sampai
menyebabkan cidera. Kecelakaan merupakan gangguan yang
menghilangkan, setidak-tidaknya menghambat atau merugikan
investasi, rencana kerja, dan juga rencana hasil kerja.

Dalam industri modern dewasa ini yang rumit dan pelik


penyelenggaraannya, kecelakaan dalam perusahaan dan
penghindarannya tidak dapat diabaikan begitu saja. Program
penghindaran kecelakaan dapat berbeda menurut jenisnya ; misalnya
pada suatu tempat kerja tertentu harus ada alat pelindung pada mesin
dan instrumen, sedangkan ditempat lain harus ada penerangan,
ventilasi. Setiap program mempunyai unsur-unsur dasar yang harus
dilaksanakan.

Suatu perusahaan yang aman adalah perusahaan yang teratur dan


terpelihara baik, sehingga cepat menjadi terkenal sebagai tempat
bekerja yang baik. Dalam perusahaan yang demikian akan terjamin
adanya sikap dan perlakuan yang baik dari pimpinan terhadap
pekerjanya, dan akibatnya perusahaan ini akan dapat penilaian yang
baik dari masyarakat.

Suatu hal yang luar biasa ialah bahwa program keselamatan kerja yang
baik adalah sedemikian terpadu dengan pekerjaan sehari-hari (rutin)
dalam perusahaan, sehingga sukar untuk dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Hal ini sangat wajar, karena perusahaan yang bekerja efisien
adalah sama dengan bekerja dengan aman. Modul ini dimaksudkan
untuk memberi bimbingan kearah pencegahan kecelakaan pada waktu
kita bekerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan tata laksana
bengkel untuk program diklat Mekanik Otomotif, ditambah dengan
dengan peralatan listrik yang diperlukan.
2

B. Prasarat
Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat tidak/belum dapat
mempelajari modul-modul yang lain, sehingga modul ini harus dipelajari
dan dilaksanakan dengan baik sampai selesai dan dinyatakan telah
benar-benar berkompeten.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Petunjuk bagi siswa

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam


menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang
ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instuktur
pengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap formatif (soal latihan) untuk mengetahui
sebarapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatn belajar.
c. Modul ini membahas tentang materi prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja, sebagai salah satu persyaratan yang harus
dimiliki oleh calon mekanik yunior dalam program keahlian teknik
mekanik Otomotif . Setelah mempelajari modul ini diharapkan
peserta diklat dapat :
1). Mengetahui fungsi dan manfaat keselamatan kerja.
2). Mengikuti prosedur keselamatan tempat kerja.
3). Mengidentifikasi bahaya kerja.
4). Penghindaran bahaya pada kegiatan kerja.
5). Pengangkatan benda berat.
6). Melakukan prosedur keselamatan.
7). Menggunakan pakaian dan alat pengaman.
8). Memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran.
d. Jika belum menguasi level materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru
yang mengajar kegiatan belajar tersebut.

2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pemelajaran sistem modul, guru mempunyai


peran sbb:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas yang dijelaskan dalam
tahap belajar.

OPKR 10-016B 2
3

c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik


baru dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses
belajar.
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang diperlukan dalam belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok bila diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan.
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
h. Melaksanakan penilaian.
i. Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan
dan ketrampilan dari suatu kompetensi yang dibenahi dan
merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.

D. Perlengkapan PBM

Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus


disiapkan dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu
dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat
tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Perlengkapan Perlengkapan Bahan


Ruang kelas workshop
1. Over Head 1. Alat-alat tangan 1. Mobil
Projector/OHP 2. Katrol 2. Engine Stand
2. Papan tulis/white 3. Dongkrak
board 4. Kacamata pelindung
5. Pakaian pelindung
6. Alat Pemadam Kebakaran

E. Tujuan akhir hasil pelatihan


Setelah peserta diklat menyelesaikan modul ini diharapkan dapat
menerangkan pengertian, tujuan, syarat K3 dan jenis bahaya serta cara
menghindarinya. Selain itu peserta diklat juga dapat melakukan
pengangkatan benda berat, prosedur keselamatan dan penggunaan
pakaian dan alat pengaman kebakaran , sehingga setelah mempelajari
modul ini peserta diklat dapat trampil melaksanakan prosedur K3 pada
tempat kerja dan mengidentifikasi bahaya kebakaran serta cara
menghindarinya.

OPKR 10-016B 3
4

F. Prosedur sertifikasi
Setelah melalui proses pemelajaran dengan menggunakan sistem
modul, maka pada akhir kegiatan dilaksanakan evaluasi oleh guru
program studi untuk mendapatkan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan peserta diklat. Sedangkan untuk mendapatkan sertifikasi
kompetensi yang diakui oleh industri/ asosiasi pada program keahlian
teknik mekanik otomotif, maka peserta diklat harus melaksanakan suatu
uji sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh badan/ lembaga yang
ditunjuk oleh Ikatan Teknisi Otomotif Indonesia melalui test centre yang
ada di daerah.

OPKR 10-016B 4
E. KOMPETENSI
Modul OPKR 10-016B Membentuk kompetensi Mengikuti Prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja. Uraian Kompetensi
dan subkompetensi ini dijabarkan seperti dibawah ini.
KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja
KODE : OPKR – 10 – 016B
DURASI PEMELAJARAN : 60 Jam @ 45 menit

SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN


KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
KOMPETENSI SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Mengikuti prosedur   Un  Mematuhi prosedur  Undang-undang tentang K 3  Melaksanakan
pada tempat kerja area kerja dan dang-undang K3 ke-selamatan pada (Keselamatan dan Kese-hatan prosedur
untuk melakukan tindakan  Pen tempat kerja Kerja). keselamatan kerja
mengidentifikasi pengontrolan yang genalan bahaya pada area  Identifikasi bahaya dan pada tempat kerja
bahaya dan tepat. kerja dan tindakan pencegahan dalam tempat  Menggunakan
penghin-darannya  pengontrolan yang tepat. kerja. pakaian pengaman
syah pada tempat kerja  Pen  Teknik pengangkatan/ pe-  Melaksanakan
dan prosedur ggunaan pakaian mindahan secara manual pengang-katan/
pengontrolan resiko. pengaman  Prosedur penanganan pemindahan benda
  Tek secara manual. kerja
peringatan. nik pengangkatan/  Syarat keselamatan diri
 pemindahan secara
 Simbol-simbol bahaya.
penga-manan sesuai manual.
SI. (Standard
Intenational).

pengangkatan/peminda
han secara manual
yang tepat.
2. Pemeliharaan  Perlen  Pemilihan alat-  Tel   M
kebersihan perleng- gkapan dipilah sebe- alat, bahan dan iti dalam penyim- Memahami cara pemilihan elaksanakan
kapan dan area lum melakukan perlengkapan kebersihan panan alat- alat, alat-alat, bahan dan per- pemilihan alat-
kerja. pembersihan dan  Pemeliharan bahan dan lengkapan kebersihan alat, bahan dan
perawatan secara rutin. alat-alat kebersihan dan perlengkapan ke-  perlengkapan
 Pengg perlengkapannya bersihan Undang-undang tentang K3 kebersihan
unaan metode yang  Prosedur dan   M
aman dan benar untuk metode kebersihan Memahami prosedur dan elaksanakan
pem-bersihan dan kebersihan yang
metode kebersihan
pemeliharaan aman dan benar
7

SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN


KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
KOMPETENSI SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
perlengkapan.
 Peralat
an dan area kerja
dibersihkan/dipelihara
sesuai dengan
keamanan, jadwal
pemeliharaan berkala,
tempat penerapan dan
spesifikasi pabrik.

3. Penempatan dan  Pengid  Jenis-jenis alat  Pen  Memahami jenis-jenis  M


pengidentifikasian entifikasian pema- pemadam kebakaran empatan alat pema- keba-karan dan elaksanakan
jenis pemadam daman kebakaran yang  Penempatan dam kebakaran penanganannya penggu-naan
kebakaran, penggu- sesuai pada tipe yang alat pemadam kebakaran yang aman dan  Memahami jenis-jenis berbagai jenis
naan dan prosedur tepat untuk lingkungan  Prosedur strategis alat pemadam kebakaran alat pemadam
pengoperasian tempat kerja. pengopersian alat pemadam  Tel  Memahami prosedur dan kebakaran
ditempat kerja.  Seluru kebakaran iti dalam metode penggunaan alat
h kegiatan penerapan penggunaan alat pemadam kebakaran
pemadaman kebakaran pemadam
dan prosedur kerja kebakaran
diidentifika-sikan
berdasarkan SOP
(Standard Operation
Procedures), undang-
undang K 3
(Keselamatan dan
Kese-hatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan
prosedur/ kebijakan
perusa-haan.

4. Pelaksanaan  Mengi  Prosedur  Me  Memahami prosedur per-  Melaksanakan


prosedur darurat. kuti prosedur perlin- pelindungan mesin lindungi bagian- lindungan mesin prosedur
dungan mesin pada saat  Prosedur bagian mesin yang  Memahami prosedur perlindungan
tanda bahaya muncul. alarm/peringatan berbahaya alarm/ peringatan, tanda mesin
 Mengi  Prosedur  Me atau simbol  Melaksanakan
kuti prosedur alarm/ penanganan gawat darurat ngikuti prosedur  Memahami pelayanan prosedur
peringatan/ evakuasi  Pelayanan alarm/peringatan gawat darurat penanganan
di tempat kerja. gawat darurat yang  Me gawat darurat
profesional mperhatikan pela-

OPKR 10-016B 7
8

SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN


KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
KOMPETENSI SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
 Mengi yanan gawat
kuti prosedur gawat darurat
darurat secara
profesional yang tepat
untuk melindungi
mesin pada saat
keadaan tanda bahaya
muncul.
 Pelaya
nan darurat yang
profesional dan tepat
untuk memanggil
pertolongan dengan
segera dilakukan oleh
orang yang berkuasa
untuk melakukan hal
tersebut.

5. Menjalankan dasar-  Kebija  Undang-  Me  Memahami  M


dasar prosedur kan/prosedur keaman- undang K3 matuhi undang- peraturan/ undang- enerapkan
keamanan.. an dijalankan  Prosedur undang K3 dan undang K3 peraturan/
berdasarkan pelatihan keamanan tempat kerja prosedur keamanan  Memahami undang-undang
perusahaan dan tempat kerja dasar-dasar prosedur K3
undang-undang yang keamanan tempat kerja  M
ber-laku. elaksanakan
 Seluru prosedur keaman
h keamanan yang tempat kerja
ber-hubungan
dengan kejadian
dicatat/ dilaporkan
pada formulir yang
sesuai.
 Seluru
h staf disarankan
menggunakan prosedur
keamanan perusahaan
dan metode yang tepat
dalam penerapannya.
6. Pelaksanaan  Seluru  Prosedur P3K  Me  Memahami  M
prosedur h kegiatan pertolong-an dan Cardio-Pulmonary- matuhi Prosedur Prosedur P3K dan enerapkan

OPKR 10-016B 8
9

SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN


KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
KOMPETENSI SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
penyelamatan pertama yang Resusciation ( CPR ) P3K dan Cardio- Cardio-Pulmonary- Prosedur P3K
pertama dan dilakukan dicatat/ Pulmonary- Resusciation ( CPR ) dan Cardio-
Cardio-Pulmonary- dilaporkan berda- Resusciation ( CPR Pulmonary-
Resusciation (CPR) sarkan SOP (Standard ) Resusciation
Operation ( CPR )
Procedures), undang-
undang K 3 (Kesela-
matan dan Kesehatan
Kerja), peraturan
perundang-undangan
dan prosedur/
kebijakan perusa-haan.

OPKR 10-016B 9
BAB II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah


ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari
setiap kegiatan.

Tanda
Tempat Alasan
Jenis kegiatan tangan
Tanggal Waktu belajar Perubahan
guru
Mengetahui
Pengertian K3
Mengetahui Syarat
K3
Mengetahui jenis
bahaya dan cara
menghindarinya
Teknik
Pengangkatan /
pemindahanSecara
manual
Menggunakan
pakaian dan alat
pengaman
Menggunakan
Perlengkapan
pemadam
kebakaran

B. KEGIATAN BELAJAR SISWA

1. Kegiata Belajar 1 : Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan


Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1). Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.


2). Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.
3). Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.
4). Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan
secara manual.
11

b. Uraian Materi 1

UNDANG-UNDANG K3

1). Pengertian Kesehatan Kerja

Safe adalah aman atau selamat.


Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman
atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan.
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan
menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu
tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan
dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia
serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.

2). Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja

Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah :


a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian,
pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,
instalasi dan lain sebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga
kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan
sumber-sumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan
aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan
semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi
industri serta pembangunan.

OPKR 10-016B 11
12

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi


a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan
tumbuh-tumbuhan)

3). Syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja

Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3


syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan
peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan
penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-
orang, binatang, tanaman atau barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.

PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA

Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja


diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan

OPKR 10-016B 12
13

terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan


disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:

1). Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri


(unsafe act)

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan


pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2). Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe


condition).

a) Mesin-mesin yang rusak , tidak diberi pengamanan,


kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang
kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek
atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau
suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/
kebersihan dan lain-lain).

Apakah kecelakaan dapat dicegah ?

Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan


itu dapat dicegah?, pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat
diusahakan untuk dicegah karena :

a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.


b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan
maka kecelakaan dapat dicegah.

Bagaimana kecelakaan dapat dicegah

Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk


menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja
serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung
factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).

Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman

OPKR 10-016B 13
14

a) Karena tidak serius/disiplin.


b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang
tidak aman

a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak


aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya,
misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi
diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya
bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi
tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan
kerja.
c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan
secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-
bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

3). Keselamatan kerja di perbengkelan otomotif.

a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena


kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api
atau zat-zat yang merugikan.
b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam
kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja
yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda
tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama
terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya
melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala
yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila
rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut
mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu.
d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya
hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada
kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan
pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai
dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang
tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi
kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari
kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor

OPKR 10-016B 14
15

item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang


terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung
telinga, respirator, sarung tangan dan apron.

f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan


gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar
debu atau material tidak dapat masuk ke mata.
g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis
ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain
krep atau bahan penutup untuk berbaring karena
berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak
kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.

PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN

1). Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan.

a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap


bahaya yang mungkin ada.
b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga
ketidaknyamanannya harus yang paling minim.
c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain,
misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas
yang sangat mungkin termakan mesin.
e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang
dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-
partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian.
g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan
di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling
banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan
dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas
dengan berhenti menghilangkan bahaya.

2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan


pakaian kerja

OPKR 10-016B 15
16

a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat,


dan berkancingkan.
b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun
baju bawah.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran
mesin.
d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.

3). Alat-alat pelindung anggota badan

Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus


terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat
pelindung bagian adalah sbb:

a) Alat pelindung mata,


Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan
dan juga dari debu.

Gb. Kacamata debu Gb. Kacamata las listrik

b) Alat pelindung kepala,


Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja
pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu
sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit
oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.

OPKR 10-016B 16
17

Gb. Alat Pelindung Kepala

c) Alat pelindung telinga,


Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang
sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.

Gb. Alat Pelindung Telinga

d) Alat pelindung hidung,


Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan
terhisapnya gas-gas beracun.

Gb. Alat Pelindung Hidung

e) Alat pelindung tangan, alat ini terbuat dari berbagai


macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara
lain :

OPKR 10-016B 17
18

 Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat


pegangan supaya tidak meleset.

 Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk


melindungin tangan terhadap bahaya panas.
 Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi
tangan dari benda-benda tajam pada saat
mengangkat suatu barang.

 Sarung tangan karet, digunakan pada waktu


pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel,
vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari
bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.

Gb. Macam-macam Sarung Tangan

f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan


benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua
jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti
halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi
dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak
permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset
dan jatuh.

OPKR 10-016B 18
19

Gb. Alata Pelindung Kaki (Sepatu)

g) Alat pelindung badan, alat ini terbuat dari kulit sehingga


memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari
percikan api, terutama pada waktu menempa dan
mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan
baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api.

Gb. Alat Pelindung Badan

TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL

1). Pengangkatan/ pemindahan benda berat,


pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak
garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban
seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan
sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan

OPKR 10-016B 19
20

keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan


benda yang berat.

2). Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang


Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa
jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan,
tergantung pada kapasitas pengangkatannya.

3). Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat
guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.
Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau
penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil
dapat menyebabkan kecelakaan besar.

OPKR 10-016B 20
21

4). Lokasi dongkrak dan penyangga


Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan
penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta

c. Rangkuman 1
1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.

OPKR 10-016B 21
22

2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya


yang telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.
3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
(unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe
condition)
4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan
kerja dan disesuai dengan bidang pekerjaannya.
5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya
memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat
pengangkatannya,

d. Tugas 1

Setelah anda mempelajari moduk K3, cobalah anda mengerjakan


latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat menjelaskan
materi ini

1. Jelaskan pengertian K3 ?
2. Sebutkan tujuan K3 ?
3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan ?

Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci
jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil
latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal
yang berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi,
bawalah hal tersebut kedalam pertemuan tutorial.

a. Test formatif 1

1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan


tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)
2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan ?
3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja ?
4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin ?
5. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?

OPKR 10-016B 22
23

f. Kunci jawaban formatif 1


1. Penyebab kecelakaan
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan
pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2. Keselamatan ditujukan pada


a) Manusia (pekerja dan masyarakat).
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll).
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan
tumbuh-tumbuhan.

3. Alat Keselamatan kerja terdiri dari


a) Alat pelindung Kepala.
b) Alat pelindung tangan.
c) Alat pelindung telinga.
d) Alat pelindung badan.
e) Alat pelindung kaki.

4. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat


kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut
mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik
sehingga menyebabkan kebakaran.

OPKR 10-016B 23
24

5. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna


mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.

b. Lembar Kerja 1

CARA MENDONGKRAK KENDARAAN

1) Alat dan Bahan


a) 1 unit mobil lengkap
b) 1 unit engine stand
c) Dongkrak buaya 2 ton
d) Mesin katrol
e) Rantai/tali
f) Jack Stand
g) Kayu untuk pengganjal
h) Lap / majun

2) Keselamatan Kerja
a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika
dilakukan dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang
terlalu berat oleh seseorang dapat menyebabkan
kecelakaan meskipun diangkat dengan cara yang benar.
Perhatikan peraturan tentang beban maksimum yang
diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang aman
b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah
penempatannya sudah tepat

3) Langkah Kerja

OPKR 10-016B 24
25

a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar


dan terang
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan
guru/instruktur
c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan
katrol atau dongkrak
d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti
petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi
e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas
f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan seperti keadaan semulan serta
bersihkan tempat kerja !

4). Tugas
a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas
b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan 1

2. Kegiatan belajar 2
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN ,PERLENGKAPAN DAN AREA
KERJA

a. Tujuan Kegiatan Belajar 2


1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat , bahan dan
perlengkapan kebersihan
2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan
3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang
4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat
Kerja

b. Uraian Materi 2

ALAT-ALAT KEBERSIHAN

Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya


bengkel otomotif terdiri dari :
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa
kotoran sampah kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari
sampah-sampak kering.

OPKR 10-016B 25
26

3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari
lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran
yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain
pel,misalnya ; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik
pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang
diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli
atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

Metode Pembersihan

Gambar . Menjaga kebersihan lingkungan kerja


Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk
menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari
dan fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena
dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya
dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat
menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari
bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat
mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner
yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang
sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal
yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan
sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk
digunakan oleh para pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak
diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan
mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas
lantai.
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara
periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang
direkomendasikan/dianjurkan.

OPKR 10-016B 26
27

Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak
cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada
beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-
rak peralatan dan material.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem
penyimpanan barang :
1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada
tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih
berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai


3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar
atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam
bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS
recommendations.
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang
sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk
dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-
ujungnya atau di dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat
dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang
berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja

OPKR 10-016B 27
28

Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja


yang baik :
1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk
memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan
atau mesin-mesin.

Gambar . Sebuah kotak alat pekerja

2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk


dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi
beben kerjanya.
6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada
diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi
cairan?
7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang
dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam
container.
9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form
atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum
terbiasa dengan asembling/perakitan.
10) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu
oleh pergerakan atau jalan masuk.
11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam
lainnya.
12) Gunakan penutup debu jika diperlukan.
13) Gantikan bagian/parts yang rusak.
14) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak.
15) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.

OPKR 10-016B 28
29

16) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai .

Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja

1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan


dan pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan
simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap
akhir jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.

Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja


anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja
anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda,
simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai
sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan
produk-produk bahan bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan
gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

OPKR 10-016B 29
30

Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin


(Mesin pengangkat, mesin bubut dll)

a) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk


menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat
sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di
tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada
ketinggian yang sesuai.
b) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada
saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
c) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku
petunjuk dari pabrik pembuatnya.
d) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
e) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga
bulan.
f) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan
dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.
g) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil
langkah untuk menhentikan penyebabnya.
h) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-
masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam
kerja.
i) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan.
Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada
menunggu bencana terjadi

c. Rangkuman 2
1) Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat
untuk menjaga kondisi tempat kerja bebas dari
debu,kotoran dan minyak.
2) Metode penyimpanan hendaknya material harus
direncanakan terlebih dahulu. Barang-barang yang sering
digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat
dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada
ketinggian yang sesuai.
3) Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa
yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.
Putuskan dari segala sumber listrik.
Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak
terkena kotoran.
Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai
melebihi beben kerjanya.

OPKR 10-016B 30
31

d. Tugas 2
Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan
,perlengkapan dan area Kerja ini cobalah anda melakukan
kegiatan Pembersih dan penataan ruang praktek, setelah
selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang
hasil kerja anda !

e. Test Formatif 2
1) Deskripsikan Deskripsikan alasan mengapa angin
kompressor tidak boleh digunakan sebagai suatu metode
pembersihan
2) Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam
merencanakan suatu sistem penyimpanan
3) Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk
pekerja yang sedang menggunakan kotak alat untuk
memperbaiki kendaraan/mesin-mesin yang lain.
4) Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk
pekerja yang bekerja di bangku kerja
5) Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk
pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat,
mesin bubut, dll)

f. Kunci Jawaban formatif 2

1) Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak


bolehdigunakan sebagai suatu metode pembersihan
Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu,
sehingga dapat terhirup atau mengenai mata.
2) Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan
suatu sistem penyimpanan
 Penyimpanan material harus direncanakan terlebih
dahulu.
 Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan
pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang
yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
 Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol,
peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci,
kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.
 Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
 Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas
hambatan
 Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah
terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus

OPKR 10-016B 31
32

disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus


mematuhi MSDS recommendations.
 Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik
yang sesuai.
 Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus
ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip
pada ujung-ujungnya atau di dalam rak.
 Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika
diangkat dengan tangan, harus ditangani secara
mekanik.
 Material yang mudah terbakar (seperti kain yang
berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan
yang tinggi.

3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja


yang sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki
kendaraan/mesin-mesin yang lain.
 Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk
dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
 Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak
terkena kotoran.
 Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
 Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai
melebihi beben kerjanya.
 Sebelum membuka tabung, container atau pipa,
tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-
benda tersebut berisi cairan?
 Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang
dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
 Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke
dalam container.
 Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu
form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda
belum terbiasa dengan asembling/perakitan.
 Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang
terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk.
 Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian
tajam lainnya.
 Gunakan penutup debu jika diperlukan.
 Gantikan bagian/parts yang rusak.
 Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan
bersihkan/perbaiki cat yang rusak

OPKR 10-016B 32
33

 Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki


cat kendaraan yang rusak.
 Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah
tidak terpakai lagi.

4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja


yang bekerja di bangku kerja

 Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan


peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. Simpan
barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan
simpan barang yang berat dalam ketinggian yang
sesuai.
 Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan
dan setiap akhir jam kerja.
 Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan
pada tempat penyimpanannya.
 Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda
kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja
anda.
 Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah
kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan
almari anda, simpan kembali atau buang barang yang
sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat
pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan
bakar.
 Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb
dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk


pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat,
mesin bubut, dll)
 Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan
alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-
sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di
tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada
ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada
saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam
kerja.
 Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk
dari pabrik pembuatnya.
 Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
 Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.

OPKR 10-016B 33
34

 Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan


hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.
 Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil
langkah untuk menhentikan penyebabnya.
 Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing
pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam
kerja.
 Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan.
Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada
menunggu bencana terjadi.

3. Kegiatan Belajar 3
PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN

a. Tujuan Kegiatan Belajar 3

1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api


2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api
3) Siswa dapat memahami klasifikasi api
4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran
5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat
pemadam kebakaran

b. Uraian Materi 3

Sifat api
Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

OPKR 10-016B 34
35

Gambar 1.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair
maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda
yang mudah menyala dan terbakar dengan cepat.
Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung
rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.
Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi
kimia.

Mencegah api
Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara:
1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti
sampah dan limbah.
2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar
dengan hati-hati.

Gambar 2.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api.


Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara:
1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.
2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.
Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara
mendinginkan bahan bakar yang sedang terbakar untuk
menghilangkan panas.

OPKR 10-016B 35
36

Gambar 3.
Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak
berhubungan dengan oksigen.
Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya
sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

Gambar 4.

Api tidak dapat muncul tanpa panas.

Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.


1) Berhati-hati dengan listrik.
2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap
dalam keadaan baik.

Gambar 5.
3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.
4) Jangan membebani kabel berlebihan.

OPKR 10-016B 36
37

5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik


fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.

Gambar 6.

6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa


perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar
bahan-bahan yang dapat terbakar.

Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.


1) Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat
menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan
peralatan potong oksigen.
2) Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak
jatuh pada bahan yang dapat terbakar.
3) Gunakan hanya pemanas yang disarankan.
4) Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.
5) Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang
dapat terbakar lainnya.
6) Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,
bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan
panas lainnya.
7) Patuhi tanda “dilarang merokok”.
8) Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.
9) Buang puntung rokok pada tempat yang aman.

Gambar 7.

Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas


dapat muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran

OPKR 10-016B 37
38

yang tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap


tersebut.
1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.
2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam
locker.

Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua


bahan-bahan yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera
mungkin.
1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.

Gambar 8.

2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.


3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat
sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.

Gambar 9.

Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG,


dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak
tanah, cairan pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang
mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan
jauh dari sumber panas.

OPKR 10-016B 38
39

Gambar 10.

1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap


dalam kondisi baik.
2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan
percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat
terbakar.
3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit
mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah
logam yang tertutup.
4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat
terbakar.
5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada
pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera
informasikan kepada supervisor anda.
6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk
menyalakan api.

Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu


sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan
udara.
1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja
dengan peralatan listrik.

OPKR 10-016B 39
40

Gambar 11.

2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.


3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.
4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.

Klasifikasi api

Api kelas A.
Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,
pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.

Gambar 12.

Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling


efektif untuk mematikan api kelas A.
Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk
mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan
sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes
jauh ke dalam sumber api.

OPKR 10-016B 40
41

Gambar 13.

1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan


api kelas A.

Gambar 14.

2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam


kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi
tidak seefektif air.

Catatan:
Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan
oleh jenis air-udara di sejumlah negara bagian.

Api kelas B
Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti
bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent.

OPKR 10-016B 41
42

Gambar 15.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara
yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.
Peringatan:
Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B,
air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.
Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon
dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 16.
Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang
terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas
untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.

Gambar 17.
Api kelas C
Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,
generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.

OPKR 10-016B 42
43

Gambar 18.

Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara


yang paling efektif untuk memadamkan api kelas C.

Gambar 19.
Peringatan
Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk
menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali
menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk
mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat
hati-hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.

d. Alat-alat Pemadam Kebakaran


Alat pemadam api portable

OPKR 10-016B 43
44

Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.


Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan
pada masing-masing jenisnya.
Pada bagian sisi alat pemadam biasanya dilengkapi dengan label
instruksi.

Gambar 20.

Label ini memberikan rincian bagaimana menggunakan pemadam api,


juga dijelaskan untuk api jenis apa digunakan.
Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam
api….,

1) Pemadam kebakaran yang berisi air


Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk
memadamkan api kelas A.
Pemadam ini dicat merah. Rentang semprotannya berkisar 10m.
Digunakan sesuai petunjuknya.
Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong.

Gambar 21.

Jenis pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu


dan dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

OPKR 10-016B 44
45

Gambar 22,

2) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)


Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai
tekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk
memadamkan api kelas B dan kelas C.
Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran
kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang
berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

Gambar 23.

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat


digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah
karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi
gas. Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme
pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar
nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan
plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk.
Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran
oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan
area sangat penting.

Contohnya adalah:

OPKR 10-016B 45
46

a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan


laboratorium.
b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat
terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan
horizontal.

Gambar 24.
Prosedur penggunaan.
a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.
b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber
api.
c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.
d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api
mati.

Peringatan:
Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang
berisi Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati
lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka
semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas
karbondioksida.

3). Pemadam Kebakaran Busa

Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada


pemadam kebakaran busa cocok digunakan untuk
memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A.
Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya
berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.

OPKR 10-016B 46
47

Gambar 25.
Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan
memadam api.
Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif
untuk memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada
dalam wadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat
terbakar sendiri bila bersinggungan dengan oksigen.

Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya


cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar
sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat
terbakar sendiri.

Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini


biasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.
Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan
semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan . Hal
ini akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di
atas permukaan cairan.

Gambar 26.

OPKR 10-016B 47
48

4. Pemadam Kebakaran Tepung Kering


Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung
kering yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan
tekanan udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas
B dan C.
Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan
lingkaran PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas.
Rentang semprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan
yang berukuran besar samapai 6 meter. Operasikan
berdasarkan petunjuk pemakaian.

Gambar 27
Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai
reaksi pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia
kering ini cenderung melindungi orang yang memadamkan api
dari panas.
Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif
untuk memadamkan cairan yang terbakar pada area yang
luas, khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas.
Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya
dengan menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.
Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang
berbentuk pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan
dengan cepat. Hal ini membuat alat ini efektif memadamkan
semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil
yang sulit dijangkau.
Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak
digunakan untuk memadamkan api yang besar dan dalam

OPKR 10-016B 48
49

Gambar 28.

Menyelamatkan diri dari Api


Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan
pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.

Gambar 29.

Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang
berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana
menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka.
Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu
memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan
untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang
lowong dan aman untuk jalan ke luar.
Selalulah berada diantara api dan jalan keluar.

OPKR 10-016B 49
50

Tinggalkan tempat kebakaran sesegera mungkin bila:

1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.


2. Api telah menguasai jalan ke luar.
3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar.
4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu
dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu
masuk ruangan.
5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara
menghembus api.
6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.
7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan
merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat
mungkin dengan lantai

Gambar 30.
8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur
atau berhenti.
9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.
10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.

Selalu siap memadamkan api.


Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:
1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat
kerja anda.
2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.

Gambar 31.

OPKR 10-016B 50
51

3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.


4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman
api dengan pasti.
6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar
mudah dijangkau.

Gambar 32.
7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.
8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.
9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga
belum dibangun.
10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga
tertutup, tetapi tidak terkunci.

Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat


menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang
dingin sekali.
2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah
digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi
ulang.
3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti
dengan yang baru

Memadamkan Api/Kebakaran.

Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat


memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.

OPKR 10-016B 51
52

Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan


berikut:
1. Hidupkan segera alarm.

Gambar 33.

2. Beritahu regu pemadam kebakaran.

Gambar 34.

3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.

Gambar 35.

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

OPKR 10-016B 52
53

Gambar 36.
5. Bila dipandang perlu segera keluar.

Gambar 37
6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar

Gambar 38

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal


berikut:

1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah


penting segera di tanggulangi.

2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil
sehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi
besar sehingga sulit ditanggulangi.

3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat


mengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus
menunda.

4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan


peralatan yang tepat,

5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi


bangunan dapat meregut nyawa seseorang.

6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun


sumber api dan panasnya jauh.

7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda
tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan

OPKR 10-016B 53
54

nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan


peralatan yang ada di sekitarnya.

8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

c. Rangkuman 3
1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan
api.
2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran,
telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah
dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat
meningkatkan bahaya kebakaran.
5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan
peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi
bahaya dan meminimalisasi kerusakan.

d. Tugas 3

Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM


KEBAKARAN ini buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran
dan penggunaannya, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran
pada instruktur tentang hasil kerja anda !

e. Test Formatif 3
1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran
2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan ?
3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman
nyala api ?
a. Starvation
b. Smothering
c. Cooling
4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api ?
5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api ?
6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api ?
7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api ?
8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik ?
9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang
disebabkan bahan bakar cair seperti bensin ?
10)Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran
akibat bahan bakar dengan gas atau listrik ?

OPKR 10-016B 54
55

11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan


nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.
alat Nyala api yang
Warna alat Jenis
sesuai untuk
pemadam pemadam
dipadamkan

Merah
Biru
Tanda Merah dengan
Putih
Tanda Merah dengan
Hitam

12)Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran


13)Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah
digunakan untuk memadamkan nyala api ?
14)Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
berikut ini
a. Nyala api pada mesin
b. Nyala api pada kain lap oli.
c. Kertas terbakar didalam tong sampah
d. Ban terbakar
e. Kebakaran pada panel listrik
15)Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam
kebakaran ?
16)Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan
ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila
selang tidak digunakan ?
17)Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana
menggunakannya ?

Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah


pada pelatih untuk memeriksanya.

OPKR 10-016B 55
56

f. Kunci Jawaban 3

1) Tiga unsure penyebab kebakaran


 Bahan bakar
 Panas
 Oxigen
2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan
adalah Nyala api tidak akan lama akan menjadi padam.

3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan


pemadaman nyala api adalah
 Starvation : Mengandung arti membuang/mencabut bahan
bakar dari nyala api sehingga menjadi padam.
 Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari
nyala api sehingga menjadi padam.
 CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api

4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan


mendinginkan bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi
penyalaan kembali.

5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia


disemprotkan dari alat pemadam dengan gas atau udara
bertekanan dan dapat dengan cepat menutup untuk
memadamkan nyala api.

6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon


dioksid akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan,
seperti pada pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang
keluar dari alat pemadam kebakaran adalah bentuk cairan
karbon dioksid yang dengan cepat menjadi gas dan kondisi
sangat dingin. Kondisi inilah yang menyebabkan nyala api
menjadi padam.

7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi


nyala api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada
permukaan dengan waktu yang cukup lama sehingga akan
menjadi dingin dibagian bawah sehingga tidak terjadi penyalaan
kembali.

8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala


api karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran
listrik. Bahan pemadam untuk kebakaran karena listrik harus
dari bahan yang tidak dapat dialiri arus listrik untuk mencegah

OPKR 10-016B 56
57

meluasnya kebakaran dan tidak terjadi kejutan dan meledak


peralatan dan menjadi rusak.

9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan


bahan bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan
menyebarkan nyala api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat
bahan bakar cair menimbulkan panas yang sangat tinggi
sehingga air tidak efektip untuk menurunkan temperatur
tersebut. Bahan bakar cair kemungkinan masih cukup panas
apabila mendapat udara akan terbakar kembali,

10) Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat


bahan bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup
sumber gas atau listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari
nyala api. Cara lain nyala api dapat dipadamkan dengan alat
pemadam yang sesuai.
11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.
Warna Jenis alat Nyala api yang sesuai
alat Pemadam untuk dipadamkan
Pemadam
Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,
Kertas, dll
Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api
akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik
dengan Putih (juga untuk kelas A dan B)
Tanda Merah Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik dan
dengan Hitam cairan yang dapat terbakar.

12) Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam
kebakaran.
a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.
b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat
tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau
dirusak karena alat pemadam sudah dioperasikan. Jika
pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini
menandakan alat pemadam masih berisi penuh.
c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi
penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa.

13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah
digunakan untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya

OPKR 10-016B 57
58

dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam


yang telah digunakan segera diisi kembali.

14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk
kering
b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk
Kering dan Busa
c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air
d) Ban terbakar adalah busa
e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid

15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran


adalah dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang
terletak pada pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik
gulungan selang dan arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa
jalan keluar tidak ada yang menghalangi.Memutar nozel dan
mengarahkan air langsung pada sumber nyala api.

16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus “OFF” dan


ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila
selang tidak digunakan adaalah Untuk menjamin apabila selang
digunakan digunakan kembali, operator dapat memutar katup
utama tanpa menimbulkan selang melibas dan air tersembur
kesegala arah hal ini akan menyebabkan pemadaman
kebakaran akan terlambat.

17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana


menggunakannya
Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil
dan bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut
api dapat dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut
setelah itu biarkan selimut api hingga menjadi dingin
selanjutnya selimut api barulah diambil. Didalam masalah ada
seseorang yang pakaiannya terbakar, maka selimut api
dibungkuskan pada tubuh korban dan rebahkan kelantai
selanjutnya gulingkan tubuh korban untuk meyakinkan nyala
api telah tertutup dan padam.

OPKR 10-016B 58
59

BAB III
EVALUASI

A. PERTANYAAN
Jawablah pertanyaan –pertanyaan di bawah ini dengan singkat,
jelas dan benar.

1. Jelaskan pengertian keselamatan kerja !


2. Sebutkan tujuan diadakannya kesehatan dan keselamatan kerja ?
3. Jelaskan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja menurut
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3 !
4. Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya !
5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman ?
6. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan ?
7. Bagaimanakah syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan
yang baik ?
8. Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar !
9. Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi
peristiwa kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah
disebabkan oleh asam !
10.Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.

alat Nyala api yang


Warna alat Jenis
sesuai untuk
pemadam pemadam
dipadamkan

Merah

Biru

Tanda Merah dengan


Putih
Tanda Merah dengan
Hitam

11.Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran


12.Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api ?

OPKR 10-016B 59
60

13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut
ini
a. Nyala api pada mesin
b. Nyala api pada kain lap oli.
c. Kertas terbakar didalam tong sampah
d. Ban terbakar
e. Kebakaran pada panel listrik

OPKR 10-016B 60
61

B. Kunci jawaban

1. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan , keutuhan dan


kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil
karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan manusia pada khususnya.

2. Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja :


 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
 Mencegah timbulnya kecelakan akibat suatu pekerjaan.
 Mencegah/mengurangi kematian.
 Mencegah/mengurangi cacat tetap.
 Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain
sebagainya.
 Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produktifnya.
 Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-
sumber produksi lainnya.
 Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
 Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri
serta pembangunan.

3. Syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja menurut Undang-


undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3 :
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan.
 Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan gelora.
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
 Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.

OPKR 10-016B 61
62

 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,


binatang, tanaman atau barang.
 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat ,
perlakuan dan penyimpanan barang.
 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

4. Faktor-faktor penyebab keadaan bahaya :


 Tindakan yang tidak aman dari manusia itu sendiri
1. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
4. Berkelakar/ bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
 Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja
1. Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, konstruksi
kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan
rusak.
2. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau
licin, ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara
keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-
lain).

5. Cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman :


 Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman
tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat
yang rusak diganti atau diperbaiki.
 Dieliminir/ diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi
agar tiadak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian
yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau
menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
 Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara
teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana
tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.

6. Alat-alat pelindung badan :


 Alat pelindung mata, berguna untuk melindungi mata dari panas,
sinar yang menyilaukan, debu, percikan api dan bahaya lainnya
yang bisa merusak mata. Contohnya : kacamata debu, kacamata
las listrik.
 Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dan
rambut dari bahaya yang mungkin. Contohnya : topi, helm
pelindung.

OPKR 10-016B 62
63

 Alat pelindung telinga, berguna untuk melindungi telinga dari


bahaya suara yang berlebihan.
 Alat pelindung hidung, berguna untuk melindungi hidung dari
kemungkinan terhisapnya gas-gas berbahaya, juga dari material
lembut yang berbahaya.
 Alat pelindung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari
berbagai bahaya yang mungkin, misalnya panas. Berupa :
1. Sarung tangan kain, berguna untuk memperkuat pegangan
supaya tidak meleset pada peremukaan.
2. Sarung tangan asbes, berguna untuk melindungi tangan
terhadap bahaya pembakaran api.
3. Sarung tangan kulit, berguna untuk melindungi tangan dari
ketajaman benda-benda atau peralatan bila peralatan itu
dipegang atau diangkat.
4. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan
logam, agar tangan terhindar dari bahaya pembakaran asam
atau kepedasan cairan.
5. Alat pelindung kaki, berguna untuk melindungi kaki dari bahaya
seperti panas, zat kimia, api, tusukan benda tajam, dsb.
Terdapat dua jenis sepatu, yaitu yang berujung baja dan sepatu
karet.
6. Alat pelindung badan, berguna untuk melindungi badan,
misalnya dari percikan api.
7. Pelindung hidung dan mulut, berguna untuk melindungi
pernafasan dari bahaya seprti gas-gas berbahaya, debu atau
material lembut yang berbahaya.

7. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik :


a. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya
yang mungkin ada.
b. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga
ketidaknyamanannya harus yang paling minim.
c. Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
d. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya
lengan yang terlalu lepas atu ada kain yang lepas yang sangat
mungkin termakan mesin.
e. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang
dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-
partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip
di lipatan-lipatan pakaian.

OPKR 10-016B 63
64

g. Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di


atas dan karenanya overall katun adalah yang paling luas
digunakan sebagai pakaian kerja.
h. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika apara pekerja tetap memakainya. Jam tangn
dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas
dengan berhenti menghilangkan bahaya.

8. Teknik pengangkatan yang aman dan benar :


a. Sebelum mengadakan pemindahan barang-barang periksa
lebih dulu rute jalan yang harus dilalui. Pastikan tidak ada
yang dapat mengakibatkan Anda tergelincir.
b. Periksa letak daerah penempatan beban. Jika alat
pendorong digunakan maka periksa bahwa ia cukup kuat
dan ditempatkan secara benar untuk menopang beban.
c. Perkirakan berat beban untuk memastikan bagaimana beban
harus diangkat dan cari bantuan jika perlu.
d. Periksa beban apakah permukaannya kasar atau licin.
Gunakan sarung tangan jika perlu apabila benda tersebut
dapat pecah atau bergerigi.
e. Bersihkan kotoran, lemak atau air yang membuat beban sulit
dipegang.
f. Lakukan posisi pengangkatan yang benar dan pegang beban
dengan bagian-bagian yang Anda yakini tidak akan lepas
ketika diangkat.
g. Tempatkan beban di atas bangku/permukaan yang rata.
Letakkan beban di depan ujung bangku dan geser ke
tempatnya, geser dengan badan.
h. Ketika menempatkan benda ke atas lantai, gunakan teknik
penurunan punggung dengan lurus secara benar. Posisikan
satu sudut bawah pertama untuk menghindari jari-jari kaki
yang terjepit.
i. Periksa benda yang berat tidak akan menggelinding/miring.
Ganjal jika perlu.

9. Pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa


kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan
oleh asam :
a. Gunakan soda bikarbonat atau larutan baking powder ke
seluruh daerah yang terbakar.
b. Buang pakaian yang terkontaminasi.

OPKR 10-016B 64
65

c. Lebih baik letakkan korban di bawah shower, jika mungkin


empat detik setelah terjadi semprot dia dengan air.
d. Panggil bantuan medis atau atur korban untuk segera
mendapatkan pertolongan.

10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi


jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya.
Seperti table dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Warna Jenis alat Nyala api yang sesuai


alat Pemadam untuk dipadamkan
Pemadam
Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,
Kertas, dll
Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api
akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik
dengan Putih (juga untuk kelas A dan B)
Tanda Merah Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik dan
dengan Hitam cairan yang dapat terbakar.

11.Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam


kebakaran.
a. Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian
atas silinder.
b. Memeriksa dan melihat pertanda yang
diberikan pada alat tersebut masih utuh atau sudah
terlepas, terpotong, atau dirusak karena alat pemadam
sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih pada
tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih
berisi penuh.
c. Membandingkan berat alat pemadam yang
anda yakin berisi penuh dengan alat pemadam yang
akan diperiksa.

12.Yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah


digunakan untuk memadamkan nyala api adalah
Menggantikannya dengan alat pemadam yang berisi penuh
dan alat pemadam yang telah digunakan segera diisi
kembali.
13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada
kejadian
a. Nyala api pada mesin adalah karbon
Dioksid dan bubuk kering

OPKR 10-016B 65
66

b. Nyala api pada kain lap oli.adalah


Karbon dioksid,Bubuk Kering dan Busa
c. Kertas terbakar didalam tong
sampah adalah air
d. Ban terbakar adalah busa
e. Kebakaran pada panel listrik Karbon
Dioksid

C. KRITERIA KELULUSAN

Skor
Aspek Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Aspek Sikap:
1. Kebersihan alat dan perlengkapan 5
2. Keselamatan dan kesehatan kerja 10
3. Ketepatan perencanaan 5
penyelesaian modul
Aspek Kogntif:
Syarat lulus,
1. Kemampuan menjawab soal latihan 5
siswa minimal
2. Kemampuan menjawab soal 10
mencapai nilai
evaluasi
70 dengan
3. Kemampuan membuat kesimpulan 5
skor setiap
Aspek Psikomotor: aspek minimal
1. Kemampuan mnggunakan manual 10 7
2. Kemampuan melakukan 20
penggunaan peralatan
3. Kemampuan menganalisis perma- 20
salahan
4. Kemampuan membuat laporan 10
Jumlah 100

Kriteria Kelulusan :

70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan


80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

OPKR 10-016B 66
67

BAB IV
PENUTUP

ada pemelajaran kompetensi prosedur kesehatan dan keselamatan kerja


ini, menitikberatkan pada pemahaman K3, penggunaan alat dan pakaian
pengaman serta bagaimana prosedur pemindahan/pengangkatan benda
berat juga pemahaman penggunaan perlengkapan pemadam kebakaran.

Modul ini mendasari semua pemelajaran kompetensi pada modul-


modul lain, baik pada tahun pertama, kedua dan tahun ketiga sesuai diagram
pencapaian kompetensi kurikulum edisi 2004.

Setelah peserta diklat menguasai beberapa kompetensi, selanjutnya


peserta diklat bisa menempuh uji kompetensi yang dilaksanakan oleh
lembaga sertifikasi profesi ditempat uji kompetensi/ test centre yang telah
ditunjuk untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi.

OPKR 10-016B 67
68

DAFTAR PUSTAKA

Astra International,tt, Basic Mechanic Training, Astra International,


Jakarta.

Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK edisi 2004, Depdiknas, Jakarta.

Harun Tia Setiawan, 1980, Keselamatan kerja dan tatalaksana


bengkel, Depdikbud, Jakarta.

Imam Permana dan Joel Tedjo, 1992, Pedoman penyelenggaraan


bengkel otomotif, PPPG Teknologi Bandung, Bandung.

PT Toyota Astra Motor, 1997, Teknik-teknik servis dasar, PT toyota Astra


Motor, Jakarta

OPKR 10-016B 68
69

OPKR 10-016B 69
70

OPKR 10-016B 70

Anda mungkin juga menyukai