Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, maupun

hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal. Dengan perkataan lain, masyarakat diharapkan mampu berperan sebagi

pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan

kesehatan sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk menjamin tersedianya upaya

kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perseorangan

yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat .

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada upaya pencegahan

(preventif), peningkatan kesehatan (promotif) bagi segenap warga Negara Indonesia

tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan

(rehabilitative).

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup

penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus menigkat dari tahun ke

tahun.

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap

sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat maupun dalam pemerintah.

Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah

peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut. Ketergantungan lanjut usia

disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran karena secara

individu, pada usia 60 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan

menimbulkan masalah fisik, psikis (mental), sosial dan ekonomi.

Lanjut usia adalah tahapan perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap

individu yang mencapai Lanjut usia dan merupakan kenyataan yang tidak dapat

1
dihindari, lansia adalah masa dimana proses produktifitas berpikir, meningkat,

menangkap dan merespon sesuatu sudah mengalami penurunan secara berkala dan

adanya peruahan kemunduran fisik .

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah

merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua

bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan

keberadaannya.

Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut

ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa

jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia,

pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan

tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia adalah pos pelayanan

terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah

disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan

pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan

pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya

melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,

keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Program posyandu lansia ini diharapkan dapat terbentuk pelayanan kesehatan

yang sesuai dengan kebutuhan lansia dan mendekatkan pelayanan serta meningkatkan

peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping

meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Peran serta dokter sebagai

petugas kesehatan sangat diperlukan guna tercapainya tujuan Posyandu Lansia.

Oleh karena itu, kegiatan KIE Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan

Kesehatan Lansia penting untuk dikuasai seorang dokter.

2
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai

masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat

sesuai dengan keberadaannya

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya.

b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam

menghayati dan mengatasi kesehatan usia  lanjut

c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut

d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

C. SASARAN

1.     Sasaran Langsung

a. Kelompok Pra lansia (umur 45-59)

b. Kelompok usia lanjut (60-69)

c.  Kelompok usia lanjut resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia

lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

2.     Sasaran Tidak Langsung

a. Keluarga dimana usia lanjut berada

b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut berada

c. Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

d.  Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut

e. Masyarakat luas.

D. KEBIJAKAN

1. PMK No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

3
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07./MENKES/413/2020 tentang

Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease (Covid-19)

3. Permenkes No. 61 tahun 2016 tentang penanggulanganm Tuberkulosis

4. Modul, konseling

5. SK Kepala Puskesmas tentang jenis-jenis pelayanan yang ada di Puskesmas

Pusakanagara

E. STRATEGI

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan usia lanjut adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Diseminasi informasi pembinaan kesehatah usia lanjut kepada staf

puskesmas.

b. Membuat kesepakatan di antara staf puskesmas tentang penatalksaan

pembinaan kesehatan usia lanjut.

c. Melakukan bimbingan dan pelatihan pembinaan kesehatan usia lanjut

kepada staf puskesmas.

d. Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut dan

mengintegrasikannya dalam perencanaan tahunan puskesmas, antara lain:

 Pengumpulan data dasar berupa data epidemiologi maupun data

sumber daya yang dapat mendukung kegiatan pelayanan bagi usia

lanjut

 Membuat peta lokasi usia lanjut dan masalah yang dihadapinya.

 Membuat rencana kegiatan berdasarkan masalah yang ada.

e. Melakukan pendekatan lintas sektor tingkat kecamatan dan desa termasuk

lembaga swadaya masyarakat dan LKMD untuk menginformasikan dan

menjelaskan peranannya dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

4
f. Melakukan survey mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa

setempat untuk mengenal masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia

lanjut.

g. Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan

tentang upaya yang akan dilaksanakan.

h. Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia

lanjut.

i. Melakukan pembinaan teknis upaya kesehatan usia lanjut yang

diselenggarakan bersama sektor dan lembaga swadaya masyarakat terakait.

j. Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia

lanjut di masyarakat secara mandiri.

2. Kegiatan pelayanan kesehatan pada usia lanjut

a. Kegiatan promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para

lansia agar merasa tetap dihargai dan berguna baik bagi dirinya, keluarga

maupun masyarakat. Adapun kegiatan promotif antara lain :

 Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan

kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.

 Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi

seimbang.

 Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau

hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.

 Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan

kelompok sosial.

 Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,

alkohol, kopi, kelelahan fisik dan mental.

 Penanggulangan masalah kesehatannya secara benar.

5
b. Kegiatan preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan

terjadinya komplikasi dari penyakit-penyakit yang disebabkan proses

menua. Adapun kegiatan preventif antara lain :

 Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan

secara dini penyakit penyakit usia lanjut.

 Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan

dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan bugar.

 Penyuluhan tentang penggunaan bergagai alat bantu misalnya kaca

mata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan

karya dan tetap merasa berguna.

 Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya

kecelakaan pada usia lanjut.

 Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

c. Kegiatan Kuratif Yaitu Upaya pengobatan dan perawatan bagi usia lanjut

yang sakit dan dapat dilakukan melalui fasilitas pelayanan seperti

puskesmas, puskesmas pembantu, dokter praktek swasta. Adapun

kegiatannya antara lain :

 Pelayanan kesehatan dasar

 Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistim rujukan

d. Kegiatan Rehabilitatif yaitu upaya untuk memulihkan fungsi organ tubuh

yang telah menurun. Adapun kegiatannya antara lain :

 Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat

mental penderita.

 Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas

didalam maupun diluar rumah.

 Nasehat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.

 Perawatan fisioterapi.

6
e. Kegiatan rujukan adalah upaya dilakukan untuk mendapatkan pelayan

kuratif dan rehabilitatif yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan.

Upaya dapat dilakukan secara vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke

tingkat pelayanan spesialistik dirumah sakit, atau secara horizontal ke

sesama tingkat pelayanan yang mempunyai sarana lebih lengkap.

Kemajuan yang dicapai dalam pembinaan kesehatan usia lanjut

dapat diketahui dengan mengamati kegiatan pelayanan yang ada. Kegiatan

pelayanan untuk usia lanjut dapat dilakukan oleh petugas kesehatan,

petugas sektor terkait sesuai tanggung jawabnya, tokoh masyarakat,

lembaga swadaya masyarakat, keluarga usia lanjut ataupun usia lanjut

sendiri melalui kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan petugas puskesmas

 Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan

sesuai kebutuhan melalui berbagai media mengenai kesehatan usia

lanjut. Upaya ini dilakukan terhadap berbagai kelompok sasaran

yaitu usia lanjut sendiri, keluarga dan masyarakat dilingkungan

usia lanjut.

 Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan

berkala usia lanjut dan memberi petunjuk upaya pencegahan

penyakit, gangguan psikososial dan bahaya kecelakaan yang dapat

terjadi pada usia lanjut

 Melaksanakan diagnosa dini, pengobatan, perawatan dan

pelayanan rehabilitatif kepada usia lanjut yang membutuhkan dan

memberi petunjuk mengenai tindakan kuratif atau rehabilitatif

yang harus dijalani, baik kepada usia lanjut maupun keluarganya

 Melaksanakan rujukan medik ke fasilitas Rumah Sakit untuk

pengobatan, perawatan atau rehabilitatif bagi usia lanjut yang

membutuhkan termasuk mengusahakan kemudahan-

kemudahannya.

7
b. Kegiatan petugas sektor terkait, tokoh masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat

 Membantu kegiatan penyuluhan secara teratur dan

berkesinambungan mengenai pembinaan kesehatan usia lanjut

termasuk fungsi fasilitator dalam komukasi antara lain komunikasi

antar generasi

 Membantu kegiatan pengumpulan sumber daya, pemberian

bantuan dan kemudaha dalam menunjang upaya kesehatan usia

lanjut

c. Kegiatan keluarga usia lanjut

 Memberikan dukungan kepada usia lanjut didalam rumah maupun

diluar rumah dalam kegiatan hidup sehari-hari dan dukungan

dalam mencari pengobatan, perawatan

 Mengupayakan sumber dana untuk pemeriksaan kesehatan,

pengobatan, perawatan, pengadaan alat bantu atau alat ganti yang

diperlukan usia lanjut.

d. Kegiatan usia lanjut

 Berperan serta dalam kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan

usia lanjut, secara berkelompok maupun melalui media masa

 Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuai kemampuan,

secara perorangan maupun kelompok,ikut serta dalam kegiatan

rekreasi, keterampilan,pengembangan hobi, pertemuan

kekeluargaan, orientasi realitas, dll

 Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, mengisi catatan

kesehatan pribadi secara teratur, makan sesuai kebutuhan gizi,

berperilaku sehat

8
 Menjalani pengobatan, perawatan sesuai dengan nasehat petugas

kesehatan dan menggunakan alat bantu atau alat ganti yang

diperlukan

 Meningkatkan upaya kemandirian danpemenuhan kebutuhan

pribadi sehari-hari seperti makan, minum, tidur, merapikan diri,

dll.

F. KEGIATAN DI LUAR GEDUNG

1. Pelayanan di posyandu lansia.

a. Pemeriksaan

 Activity Of Daily Living

 Status mental

 Status gizi

 TD, Nadi

 Lab sederhana

b. Kegiatan

 Rujukan

 Penyuluhan

 Penyuluhan

 Kunjungan rumah

 PMT

 OR : Senam lansia, poco-poco

 Rekreasi

2. Pelayanan perawatan di rumah (Home Care) dan Long Term Care.

3. Pemberdayaan Lansia meliputi : penyuluhan kesehatan ibu, kesehatan anak, KB,

latihan kerajinan tangan dan pemanfaata

4. n potensi lainnya.

9
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. GEOGRAFI

UPTD Puskesmas Pusakanagara Kabupaten Subang terletak di Desa Pusakaratu dengan


wilayah kerjanya meliputi 7 desa binaan diantaranya :
1. Desa Pusakaratu.
2. Desa Gempol.
3. Desa Kalentambo.
4. Desa Rancadaka.
5. Desa Patimban.
6. Kotasari.
7. Mundusari.
Yang berbatasan langsung dengan :
1. Sebelah Utara : Laut Jawa.
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Pusakajaya dan Jalan Raya Pantura.
3. Sebelah Barat : Kecamatan Pamanukan.
4. Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Karang Anyar.
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pusakanagara adalah : 5142 km2

10
Terdiri dari :
- Luas Sawah : 2920 km2
- Luas Tanah Darat : 2222 km2
- Luas Daratan : 100 %
- Jumlah Dusun : 24 Dusun
- Jumlah RW : 39 RW
- Jumlah RT : 151 RT
- Jumlah Desa : 7 Desa
Secara administrasi Kecamatan Pusakanagara mempunyai wilayah kerja sebanyak 7

desa, dengan jumlah rukun tetangga (RT) 151 dan 39 rukun warga (RW). Secara umum

wilayah Kecamatan Pusakanagara beriklim tropis dengan curah hujan rata – rata 100 – 150

hari per tahun dengan demikian hasil pertaniannya yang paling utama adalah tanaman padi

dan sebagian palawija. Wilayah Kecamatan Pusakanagara adalah wilayah yang mudah

dijangkau karena terletak di jalur pantura yang dilalui oleh jalan provinsi baik dari Jakarta

maupun keluar Jawa barat. Walaupun dengan kondisi geografis seperti ini arah menuju ibu

kota kecamatan dari desa bisa dijangkau dengan roda 2 maupun roda 4. Sesuai Perda No 3

Tahun 2007, Tanggal 3 Juli 2007 Tentang Pamekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja

Kecamatan Pusakanagara di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang.

B. DEMOGRAFI
Di Wilayah Kerja Puskesmas

Jumlah Jarak ke Rata – rata Kondisi


No Desa Kategori Desa PKM dlm waktu Keterjangkauan
RT RW km tempuh Desa
1 2 3 4 5 6 7
1 Pusakaratu Swasembada 22 4 4 20 menit Terjangkau

2 Gempol Swasembada 16 5 5 30 menit Terjangkau

3 Kalentambo Swasembada 24 4 4 40 menit Terjangkau

4 Rancadaka Swd/IDT 29 7 7 45 menit Terjangkau

5 Patimban Swd/IDT 24 5 10 45 menit Terjangkau

6 Kotasari Swasembada 13 3 3 20 menit Terjangkau

7 Mundusari Swasembada 23 6 6 20 Menit Terjangkau

Jumlah 151 34 5.5 31 Menit Terjangkau

11
No Desa Jmh Pdd Jmh KK

1 2 3 4
1 Pusakaratu 9862 4675

2 Gempol 3365 1149

3 Kalentambo 5511 1839

4 Rancadaka 7154 2224

5 Patimban 8109 2575

6 Kotasari 4481 1206

7 Mundusari 6476 1969

Jumlah 44.958 15.740

12
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur tahun 2020
Jumlah Penduduk
No. Desa Jml Pddk Jml KK Laki-laki Per Golongan Umur Perempuan Per Golongan Umur
<1 1-5 5-6 7-21 22-44 45> Jumlah <1 1-5 5-6 7-21 22-44 45> Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pusakaratu 9880 4675 119 358 227 869 188 1485 4937 116 257 225 868 1887 1470 4923

2 Gempol 3362 1249 24 123 78 298 658 522 1693 22 122 77 296 656 499 1672

3 Kalentambo 5511 1839 67 201 126 487 1050 837 2758 66 199 124 485 1054 820 2748

4 Rancadaka 7154 2224 88 258 162 638 1360 1080 3576 87 259 164 639 1362 1059 3570

5 Patimban 8117 2578 99 297 185 117 1849 1224 3761 97 294 184 715 1847 1210 4347

6 Kotasari 4481 1206 53 163 101 398 783 678 2241 54 162 102 396 857 660 2231

7 Mundusari 6489 1969 77 238 147 575 1242 975 3244 78 235 146 571 782 959 3223

Jumlah 44994 15740 527 1638 1026 3382 8831 6797 22280 520 1528 1022 3970 8445 6715 22714

13
Jumlah Penduduk Kelompok Rentan
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun : 2020

Jumlah Anak Sekolah Usila


No Desa Bumil Bulin Neonatus Bayi Balita
Penduduk SD SLTP SLTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pusakaratu 9880 167 160 155 155 546 1181 376 247 1387

2 Gempol 3362 89 82 82 82 216 337 153 99 574

3 Kalentambo 5511 134 128 126 126 377 469 265 169 506

4 Rancadaka 7154 151 140 137 137 418 765 285 196 2450

5 Patimban 8117 137 132 128 128 343 842 239 159 1342

6 Kotasari 4481 109 102 86 86 275 585 195 132 837

7 Mundusari 6489 136 137 125 125 365 525 292 199 1346

JUMLAH 44.994 923 881 839 839 2.540 4.704 1.806 1.201 8.442
Sumber: data Laporan Disdik dan Puskesmas tahun 2020.

Adanya kenaikan jumlah penduduk sekolah dari SD s.d SLTA bila dibanding tahun 2020.

14
C. TINGKAT PENDIDIKAN
Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan.

N Tidak SD/ SLTP/ SLTA/ Perguruan


DESA Jumlah
O Sekolah Sederajat Sederajat Sederajat Tinggi

1 Pusakaratu 1.221 1.071 366 244 38 2.940

2 Gempol 517 317 142 95 12 1.083


Kalentamb
3 586 450 251 167 12 1.466
o
4 Rancadaka 851 740 278 185 16 2.070

5 Patimban 1041 825 228 152 8 2.254

6 Kotasari 490 565 182 121 36 1.394

7 Mundusari 970 505 290 194 21 1.980

Jumlah 5676 4.473 1.737 1.158 143 13.187

Masih tingginya penduduk yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah tidak tamat
SD s/d tamat SD yaitu 77 % , merupakan kendala yang harus mendapatkan penanganan
dan pengarahan guna merubah perilaku dalam rangka mengungkit IPM.

15
D. EKONOMI
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Jenis Pekerjaan Jumlah


No Desa
WIRA
PNS ABRI SWASTA PETANI BURUH DAGANG NELAYAN
SWASTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pusakaratu 109 19 395 268 2496 292 0 1348 4927

2 Gempol 20 2 15 511 669 17 0 130 1264

3 Kalentambo 33 7 111 637 1260 206 37 181 2472

4 Rancadaka 9 0 81 625 1007 81 12 985 2800

5 Patimban 10 3 55 1050 700 250 710 262 3040

6 Kotasari 25 3 52 126 3658 105 0 836 4805

7 Mundusari 20 4 205 232 2157 683 0 684 3985

Jumlah 226 38 914 3449 11947 1634 759 4326 23293


Sumber data Profil Kecamatan tahun 2020..

16
Jumlah Penduduk Miskin.di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2020.

Jumlah Jumlah
Jumlah
NO DESA KK Miskin Pdd Miskin Pdd Miskin
KK Seluruhnya
Jamkesmas/KIS Jamkesda
1 2 3 4 5 6

1 Pusakaratu 925 3368 4675 1.311

2 Gempol 484 1272 1091 543

3 Kalentambo 611 2009 1796 850

4 Rancadaka 688 2948 1973 852

5 Patimban 1887 3721 2282 992

6 Kotasari 1483 2012 2985 750

7 Mundusari 592 2037 2137 782

Jumlah 6.670 17.367 16.939 6.080


Sumber data Rek. Kecamatan dan Puskesmas Tahun 2020

Tercatat 56 % penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pusakanagara / 23.447 jiwa adalah

berpenduduk miskin dari 41.594 jiwa penduduk di Kecamatan Pusakanagara tergolong miskin

17
18

Anda mungkin juga menyukai